"Kenapa" Florence mengernyit.Theo menatap Florence dan Alaric bergantian. "Pak Alaric, masalah Keluarga Etta sangat rumit. Sebaiknya Bapak jangan ikut campur dalam masalah ini."Ucapan Theo jelas mengandung makna tersirat. Jika Alaric ingin membantu, dia mungkin akan terlibat masalah.Siapakah orang itu sehingga Theo merasa bahwa Alaric saja tidak bisa menyinggungnya? Florence bertanya dengan penasaran, "Pak Theo, sebenarnya siapa yang telah Keluarga Etta singgung?"Theo memandang Florence, lalu Alaric. Ekspresinya agak serius. "Nggak banyak juga yang saya tahu, tapi ini adalah pesan dari yang di atas. Masalah Keluarga Etta agak serius. Sebaiknya kalian jangan ikut campur."Pupil Florence mengecil. Dia tidak mengetahui masalah Keluarga Etta, tetapi dilihat dari sikap Theo, seharusnya masalah ini tidak bercanda.Yang di atas yang Theo maksud adalah atasannya. Artinya, masalah Keluarga Etta melibatkan kekuatan politik.Jika status orang itu tak sebanding dengan Alaric, Theo pasti akan m
Florence tidak punya pengalaman dalam menyanjung pria. Lupakan ... dia bahkan sudah menerima kesepakatan seperti itu. Apalah artinya menyanjung Alaric.Florence memberanikan diri, kemudian memejamkan mata sebelum mencium bibir Alaric.Meskipun sudah memberanikan diri, ketika dia benar-benar melakukannya, Florence tetap saja gugup. Tangannya refleks mencengkeram lengan Alaric. Tubuhnya menegang.Bibir merah muda dan tubuh wangi Florence mendekat.Alaric memperhatikan wanita ini. Dia jelas-jelas sangat malu hingga ciuman saja harus memejamkan mata. Namun, Alaric tetap tergoda.Jarak antara mereka makin terhapus. Florence mengecup pipi Alaric, kemudian menjauhkan diri.Bu Florence, kamu nggak berpikir kalau ciumanmu bernilai enam puluh miliar, 'kan?Tatapan Alaric tampak tajam.Dia jelas tidak puas dengan tingkat sanjungan seperti itu.Florence agak canggung. "Kalau begitu kamu ingin bagaimana?"Tatapan Alaric menggelap. Dia mengangkat dagu Florence, menunduk, kemudian melumat bibir wanit
Pagi kedua setelah kepergian Alaric, Florence menjenguk Phoebe di rumah sakit.Florence baru pertama kali melihat putri dari Keluarga Etta itu.Wajah Phoebe tampak cantik, tipe wanita cantik yang lembut.Dia sangat kurus, wajahnya juga pucat. Karena mengidap penyakit jantung, bibirnya berwarna keunguan sehingga tampak kasihan. Pakaian pasien terlihat sangat kebesaran di tubuhnya. Dia tampak sangat lemah.Florence, Phoebe ingin melihatmu, jadi aku memintamu kemari.Silvia tersenyum. Dia terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya, sikapnya terhadap Florence juga membaik.Kamu adalah Kak Florence, 'kan? Aku pernah mendengar ibuku menyebutmu. Astaga, kamu benar-benar cantik. Kenapa kamu nggak menjadi artis? Phoebe tidak bersikap canggung. Dia menatap Florence dengan penasaran.Florence tersenyum. "Kamu terlalu memuji. Aku nggak secantik itu."Phoebe menggeleng. "Aku serius. Kamu lebih cantik dari primadona di sekolahku. Aku mendengar kalau kamu adalah mahasiswa teladan Universitas Brost. Nil
Benua Eleazer yang terletak di belahan dunia lain ini memiliki iklim lembap dan pemandangan yang menyenangkan di musim panas.Di lapangan golf yang indah nan hijau, Alaric mengenakan pakaian olahraga berwarna putih serta memakai kacamata hitam.Wajahnya tertutup sebagian, tangannya memegang stik golf. Jemarinya yang kuat sangat indah. Dia melihat lubang yang berada jauh darinya.Memiringkan tubuh, lalu mengayunkan stik.Bola pun masuk ke dalam lubang.Bagus!Terdengar suara tepuk tangan meriah dari sekeliling. Seorang lelaki tua berambut pirang, Charles, berkata sambil tersenyum. "Pak Alaric, keterampilanmu meningkat lagi dibandingkan dua tahun lalu. Bagaimana aku bisa menjadi lawanmu?"Alaric menunjukkan ekspresi datar. Dia memberikan stik golf kepada Jordan, kemudian melepaskan sarung tangannya.Charles melihatnya sekilas, kemudian tersenyum sambil berkata, "Pak Alaric, lihatlah kerja sama pengembangan ladang minyak dan gas ini. Tolong beri aku kesempatan. Kita juga mitra lama. Kamu
Alaric mengabaikan Charles, lalu bertanya kepada Jordan, "Apa yang sedang Florence lakukan?"Jordan tertegun sebelum menjawab cepat, "Saya juga nggak tahu, Pak Alaric. Saya akan segera bertanya."Hm, tanyalah.Jordan menelepon, kemudian dia segera mendapat kabar Florence.Setelah Alaric pergi, Florence langsung keluar dari rumah sakit. Beberapa hari terakhir, dia menjenguk Phoebe, sisanya waktunya dia bekerja di perusahaan dan kelab.Bekerja.Alaric memicingkan matanya. Wanita itu sangat rajin juga.Saat ini, seekor anjing Dalmatian berlari mendekat, kemudian dia menggoyangkan ekornya kepada Alaric.Alaric melihat anjing Dalmatian yang berada di samping kakinya itu. Tatapannya menggelap. "Dari mana ini?"Charles hendak menyuruh seseorang membawa anjingnya pergi. Mendengar pertanyaan Alaric, dia segera menjawab, "Pak Alaric, ia ini anjing Dalmatian yang baru saja aku pelihara. Ia penakut dan nggak bisa ditinggal, jadi aku membawanya kemari. Nggak disangka ia lari ke sini. Aku akan seger
Salah kirim 'kan ini?Florence mengabaikannya, kemudian meneruskan pekerjaannya.Sesaat kemudian, ponselnya bergetar lagi. Florence melihat. Masih pesan dari nomor itu.Kamu berani nggak balas?Florence mengernyit. Awalnya dia ingin mengabaikannya, tetapi setelah berpikir, dia memutuskan untuk mengatakannya kepada Alaric. Dia mengetik sederet kalimat.Kamu salah kirim.Begitu mau mengirim pesannya, Florence kepikiran sesuatu. Dia melihat pesan di layarnya dengan curiga.Florence melihat ponselnya dengan tak bisa berkata-kata. Apa maksudnya Alaric mengirim foto anjing, lalu bilang mirip Florence? Apakah Florence menyinggungnya? Kenapa dia tiba-tiba mengatai Florence?Apakah anjing ini mirip dengan saat kamu dirawat inap?Alaric mengirim pesan lain.Florence melihat foto anjing Dalmatian itu selama beberapa detik, kemudian dia baru sadar. Alaric menertawai lukanya yang diolesi obat mirip dengan anjing Dalmatian.Florence memutar bola matanya. Anjing Dalmatian berwarna hitam dan putih. Ap
"Hm?"Pertanyaan mendadak itu membingungkan Alaric.Florence, "Kamu membantuku membebaskan Nona Phoebe. Apakah ada yang mencari masalah denganmu?"Meskipun menolong Phoebe adalah perjanjian bisnis mereka, Florence tetap tidak ingin Alaric terlibat masalah karenanya. Hal itu akan membuat Florence merasa berutang budi pada Alaric.Kamu masih belum bisa disebut masalah.Alaric terkekeh.Nada Alaric terdengar santai, seolah tidak menganggapnya sebagai masalah. Seharusnya tidak ada orang yang mencari masalah dengan Florence.Oh ya, Pak Alaric, terima kasih untuk rumah sakit dan dokter yang kamu atur untuk Nona Phoebe.Tunggu aku pulang baru terima kasih kepadaku. Alaric lalu bertanya, "Kamu sudah sembuh?"Hm, sudah hampir sembuh total.Bagus ....Alaric terkekeh.Meskipun hanya satu kata, suara pria itu terdengar jenaka....Butuh beberapa saat bagi Florence untuk mengerti. Wajahnya sontak merona, dia menggigit bibirnya.Dia pikir Alaric sedang memperhatikan kondisi lukanya sehingga dia men
Selama dua hari ke depan, Florence sibuk menjalankan kehidupannya seperti biasa.Hari Kamis sore, setelah Florence pulang kerja, ponselnya berdering. Panggilan dari Jordan.Florence segera mengangkatnya. "Ada apa, Pak Jordan?"Bu Florence, setengah jam kemudian pesawat Pak Alaric akan mendarat di Bandara Internasional. Tolong jemput dia di bandara.Pak Alaric sudah pulang? Florence tertegun. "Kenapa harus aku yang jemput?"Jordan bertanya balik dengan heran, "Mengingat apa hubungan kalian, bukankah sudah seharusnya kamu yang menjemputnya?"Mata Florence berkedip rumit. Dia pun berkata, "Aku mengerti."Sebelumnya Florence terluka sehingga Alaric tidak menyentuhnya. Kini lukanya sudah sembuh dan Alaric sudah pulang dinas, sudah saatnya Florence mewujudkan janjinya.Tidak ada kendaraan umum menuju bandara dari tempat dia berada, Florence hanya bisa menghentikan taksi, lalu memberi tahu sopir untuk membawanya ke bandara.Ponselnya tiba-tiba bergetar.Florence mengeluarkannya, lalu melihat