Share

39. Dua kartu As

Author: Sindi Aulia
last update Last Updated: 2024-03-12 12:54:10

Kecipak-kecipak.

Pantulan rembulan di dalam kolam renang seketika bergoyang saat Ara mengayunkan kedua kakinya. Semilir angin malam ikut berhembus pelan membawa ketenangan. Kendati demikian, itu tak cukup untuk mendamaikan pikiran Ara. Ucapan Fella pagi tadi terus terngiang mengacaukan suasana hatinya. Memaksa Ara untuk kembali mengingat kejadian enam tahun silam di mana ia mengalami kecelakaan tunggal.

Kala itu, Zelin bercerita kalau dirinya pernah kesulitan mencari donor darah untuk Ara yang mengalami luka cukup parah. Dari sana, Ara menyimpulkan kalau golongan darahnya tak sama dengan sang mama. Penasaran, Ara juga mengecek catatan medis milik Dany dan menemukan kalau golongan darahnya juga berbeda dengan pria itu. Yang jadi pertanyaan, bagaimana bisa Dany yang A dan Zelin yang AB bisa menghasilkan Ara yang bergolongan darah O negatif? Itu benar-benar menyimpang.

Ara masih sangat ingat ekspresi wajah Zelin yang langsung memucat saat dirinya menanyakan masalah ini. Wanita itu hanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    40. Basecamp

    "Apa kamu sudah lebih baik?"Ara berjalan mendekati Carol yang sedang menata beberapa baju ke dalam lemari. Tanpa permisi, wanita itu duduk di tepian ranjang yang tidak terlalu besar. "Saya sudah lebih baik, Nyonya." sahut Carol tersenyum kecil.Ara mengangguk-anggukkan kepalanya. Wanita itu mengedarkan pandangan memperhatikan kamar milik Carol. Kamar berukuran 3 x 4 meter itu tertata sangat rapih. Hanya ada satu tempat tidur, satu lemari, dan satu set meja kecil dengan kursi. Di atas meja tersebut juga tidak ada barang lain selain tiga buah buku dan sebuah jam beker. Dari tatanan kamar ini, Ara menjadi sedikit tahu tentang karakter Carol. Orang pemilik kamar minimalis, biasanya lebih pendiam dan cenderung sulit mengekspresikan emosinya. Namun di beberapa kondisi, ia tak akan ragu menyampaikan pendapatnya secara langsung kepada yang bersangkutan. Warna netral yang dipilih untuk kamar ini juga menggambarkan kalau Carol lebih fokus pada diri sendiri dan selalu memperhatikan keseimbang

    Last Updated : 2024-03-19
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    41. Wejangan dari Mas Ghazi

    "Apa yang membuatmu datang kemari?" Jeni mendongak menatap resah punggung wanita di depannya. Detak jantungnya bertalu dengan kedua tangan saling meremas antara takut dan ragu. Haruskah ia mengatakan semuanya? "Apa aku pernah mengizinkanmu memiliki rasa takut Jen?" Suara si wanita kembali mengalun rendah menyadarkan Jeni dari keraguan. Wanita paruh baya itu pun memberanikan diri mendekat seraya berkata, "Seminggu yang lalu, saya tak sengaja melihat keberadaan Laksmi." Gerakan tangan si wanita yang tengah memberi makan sekumpulan ikan piranha seketika terhenti. Raut wajahnya berubah keruh dengan tatapan dingin yang begitu menusuk. "Apa yang dia lakukan?""Saya melihatnya sedang membeli makanan bersama seorang perawat. Saat saya mencoba mengejarnya, dia menghilang begitu saja. Dan tiga hari yang lalu, mayatnya ditemukan terbakar di sebuah rumah kosong." jelas Jeni.Sudut bibir si wanita terangkat dengan pandangan yang mulai melunak. Tangannya kembali bergerak ringan menabur potonga

    Last Updated : 2024-03-23
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    42. Pemilik pin rubah

    "Mama Papa, ini aku Biru. Ayo cepat buka pintunya!"Kedatangan Biru mengakhiri percakapan Ara dengan Ghazi maupun Willy. Biru yang katanya rewel, terpaksa diantarkan ke rumah kelurga Addaith oleh ibu panti. Dan sini lah anak kecil itu, duduk bersilah dengan tumpukan lego yang belum terbentuk."Kapal selam dalam lima belas menit, apa kamu siap?" Kedua mata Biru sontak melebar. "Papa bercanda?" serunya. Pipi yang sudah berlumur cairan hitam akibat kalah dalam menyusun lego di babak sebelumnya, membuat anak itu terlihat sangat lucu. "Papa serius, gimana? Apa kamu siap?" Biru nampak terdiam ragu. Kekalahan yang beberapa saat lalu ia dapatkan berhasil mengikis sedikit keberaniannya. Namun mobil Jeep kecil yang Ghazi janjikan jikalau ia menang, membuat semangat anak itu kembali berkobar."Oke ayo mulai!"Ara tersenyum hangat menyaksikan kedekatan Ghazi dengan Biru. Ia bersyukur karena akhirnya sang suami bisa lebih santai tanpa memikirkan pekerjaan. Kehadiran Biru juga sedikit mengobati

    Last Updated : 2024-03-25
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    43. Camping

    "Apa Nenek mau ikut?" tanya Biru menelengkan kepala. Anak kecil itu sudah rapi dengan balutan seragam olahraga. Ia duduk berdua bersama Giana menyantap sepotong roti dan segelas susu. Giana tersenyum lembut. Tangan wanita itu bergerak mengolesi roti lain dengan selai coklat sebelum meletakkannya ke atas piring milik Biru. "Kalau nenek ikut, nanti nenek tidurnya di mana? Kan tendanya cuma satu." Giana, sudah mengenal Biru. Mendengar kisah hidup anak itu, Giana ikut prihatin. Ia yang biasanya sangat selektif dalam memberi izin seseorang untuk masuk ke dalam keluarga Addaith pun memberi kelonggaran untuk Biru. Bahkan, wanita itu bersikap layaknya seorang nenek yang sangat menyayangi cucunya."Nggak Nek, kata Bu guru, tendanya itu ada banyak." ucap Biru mengangkat sepuluh jarinya. Mulut yang masih penuh dengan roti, membuat pipi anak itu mengembang dua kali lipat, mengundang tawa Giana."Tapi itu kan buat teman-teman kamu, kalau dipakai sama nenek, terus mereka gimana?" Biru terdiam n

    Last Updated : 2024-03-28
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    44. Karma

    "Ma-maaf Bu, aku benar-benar nggak sengaja." "Maaf-maaf, memangnya kata maaf kamu bisa membuat tas saya kembali bersih? Nggak! Ini tuh mahal tahu!"Biru semakin menunduk dalam. Kedua tangannya saling meremas ketakutan. "Na-nanti biar Pa-Papa aku yang ganti tas Ibu."Si wanita mendengus. "Papa siapa maksud kamu? Kamu kan yatim piatu, kamu itu nggak punya orang tua!"Ara yang baru saja sampai seketika meradang melihat Biru yang sedang di caci maki oleh seorang wanita. Berlari menerobos kerumunan, Ara pun langsung memeluk tubuh anak itu. "Sayang, kamu nggak apa-apa?"Biru mendongak menatap Ara dengan linangan air mata. "A-aku takut Ma," cicitnya.Hati Ara tercubit mendengar suara Biru yang bergetar. Ia pun kembali memeluk erat anak itu memberi perlindungan. "Tenang ya Sayang, ada Mama di sini." ucapnya mengelus pelan punggung Biru. "Oh, jadi kamu yang bertanggung jawab atas anak ini? Ayo cepat ganti rugi!" Ara melirik tajam wanita di depannya. Ia bangkit menggendong Biru kemudian meny

    Last Updated : 2024-03-28
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    45. Aku anak siapa?

    Seminggu telah berlalu sejak Ara mengikuti acara camping di sekolah Biru. Selama itu pula, anak kecil itu tinggal di rumah Addaith dan saat ini sedang asik bermain bersama Sugar glider milik Ara di halaman belakang. "Apa kamu sudah memutuskan kapan akan mengadopsi Biru, Sayang?"Ara menggeleng pelan mendengar pertanyaan Giana. Hal ini lah yang sedang ia pertimbangkan sejak lama. "Aku bingung Tan. Di satu sisi aku ingin mengangkatnya sebagai anak, tapi menurut Mas Ghazi itu terlalu beresiko. Para musuh yang selalu mengincar keluarga ini, bisa mengancam keselamatan Biru. Mas Ghazi bilang, tunggu sampai kasus kematian Papa Arion selesai, baru mungkin kami akan mengadopsi anak itu."Giana terdiam. Wanita itu nampak mengedip beberapa kali sebelum menyentuh hidungnya sekilas. Dan semua gerak-gerik itu tak luput dari pandangan Ara. Kenapa Giana terlihat seperti ... gugup?"Apa Tante baik-baik saja?" Wanita itu terkesiap. Bibirnya reflek melengkung membentuk senyuman. "Tante baik-baik saja,

    Last Updated : 2024-03-29
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    46. Dimanja

    "Gimana kondisi istri saya, Dok?"Seorang dokter wanita melepas stetoskop dari kedua telinganya. Membereskan beberapa peralatan medis lain, kemudian kembali menyimpannya ke dalam sebuah tas."Istri Anda baik-baik saja, Tuan Addaith. Ia hanya kelelahan dan tekanan darahnya cukup rendah. Sebaiknya istri Anda istirahat dan jangan terlalu memikirkan banyak hal. Saya akan membuatkan resep obat serta vitamin untuknya." Ghazi menghela napas lega. Ara yang tak sadarkan diri dalam waktu yang cukup lama, membuat Ghazi kelimpungan. Pria itu sampai memanggil dokter kepercayaan keluarga Addaith untuk memeriksanya."Terimakasih ya, Dok."Sang dokter mengangguk. "Sama-sama Tuan Addaith. Kalau begitu, saya permisi.""Mari Dok, saya antar." ucap Giana yang sedari tadi juga berada di sana.Ghazi mendekati Ara yang saat ini sedang tertidur. Rona di wajah wanita itu memudar nampak pucat. Sebenarnya apa yang terjadi? Pertanyaan itu terus muncul dalam benak Ghazi. Ia sudah menanyakan hal ini pada Carol, n

    Last Updated : 2024-03-30
  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    47. Penjelasan

    "Kamu berbohong padaku Jen?"Tulang punggung Jeni melemas tak mampu menopang kepalanya yang kini terus menunduk. Tubuhnya terasa kaku hanya karena ditatap dingin oleh wanita di depannya. "Ma-maaf."Si wanita mendengus. Raut wajahnya keruh dengan sorot mata tajam penuh ancaman. "Kamu tahu kan, resiko apa yang akan kamu dapatkan jika jejakmu sampai terendus?" Jeni diam membisu. Wanita itu tentu mengingat isi perjanjiannya. Di sana tertulis, jika Jeni melakukan kesalahan yang bisa menggiring mereka dalam bahaya, maka wanita itu yang harus bertanggung jawab tanpa menyeret pihak lain. "Hanya ada dua pilihan. Mengorbankan orang lain, atau pergi jauh dari sini." Jeni memejamkan matanya erat. Dua pilihan itu terdengar seperti jalan buntu baginya. Jika Jeni mengorbankan orang lain lagi, mungkin ia akan selamat, namun hidupnya tak akan tenang. Ia akan selalu dihantui rasa bersalah yang begitu menyesakkan. Dan jika Jeni memilih pergi, itu sama saja seperti mengundang semua orang untuk menghak

    Last Updated : 2024-04-01

Latest chapter

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    68. Liontin Rubah

    Ghazi berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Dokumen yang tertukar, mengharuskannya kembali untuk mengambil yang benar."Di mana dokumen itu?"Ghazi terus mencari. Ia memilah-milah tumpukan kertas yang ada di ruang kerjanya dan prang! Sikunya tak sengaja menyenggol foto Ara yang ada di atas meja. Merunduk, Ghazi membersihkan foto tersebut dari serpihan kaca.Ketika sedang memandangi wajah Ara, dada Ghazi tiba-tiba berdenyut sakit. Perasaannya mendadak tak enak dan bayang-bayang sang istri terus muncul dalam benaknya. Ada apa ini?Baru saja ingin mencoba menghubungi Ara untuk menanyakan kabar wanita itu, Willy lebih dulu menelponnya membuat Ghazi mau tak mau segera kembali ke kantor mengesampingkan kekhawatirannya terhadap sang istri.Waktu terus berlalu, pekerjaan Ghazi akhirnya selesai juga. Pria itu baru sampai di rumah sekitar pukul tujuh malam. Ghazi berharap disambut oleh Ara, namun ternyata hanya ada Biru yang menunggu kedatangannya."Mama ke mana sih Pa? Kok mama nggak pulang-pula

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    67. Tumbang

    Hujan rintik-rintik mengiringi acara pemakaman Carol. Semua orang di keluarga Addaith ikut hadir termasuk Zelin dan Roan. Dari sekian banyaknya orang, yang paling terpukul atas kematian Carol adalah Ara. Sedari tadi, wanita itu hanya diam dipelukan Ghazi dengan tatapan kosong. Satu persatu, orang-orang mulai meninggalkan pemakaman menyisahkan Ara dan Ghazi serta Giana yang berdiri tak jauh dari mereka. "Amour, ayo kita pulang." Ara menggeleng. "Saya masih mau di sini, Mas. Kamu pulanglah lebih dulu,"Ghazi diam merasa bimbang. Ia tidak mungkin meninggalkan Ara seorang diri dalam keadaan terpuruk seperti ini, namun meeting penting yang harus Ghazi hadiri juga tidak bisa diabaikan begitu saja."Pergilah Zi, kamu ada meeting kan hari ini? Biar Ara tante yang menemani." ucap Giana tersenyum lembut. Melihat sang istri yang hanya diam, Ghazi pun menganggap kalau wanita itu tidak keberatan kalau dirinya pergi. Sedikit menunduk, Ghazi pun berucap, "Amour, saya pergi dulu sebentar ya? Di si

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    66. Gugurnya sang penjaga

    Ara melangkah ke sana kemari mencari keberadaan Carol yang tak kunjung ia temukan. Sejak pulang dari rumah Zelin sampai menjelang sore, batang hidung wanita itu tidak terlihat di mana pun. "Kamu di mana sih Carol?" keluh Ara mencoba menghubungi wanita itu. Merasa lelah, Ara yang tengah berada di dalam kamar Carol pun mendudukan diri di tepian ranjang milik wanita itu.Seperti biasa, kamar Carol selalu rapi. Ara terus menelisik sampai matanya melihat secarik kertas di antara tumpukan buku, ia pun meraihnya. [Nyonya, Anda adalah wanita terbaik yang pernah saya temui setelah ibu saya. Saya pamit ya, Nyonya?]Ara tertegun membaca sederet kata yang tertuang di dalam surat tersebut. Jadi ... Carol pergi meninggalkannya? Tetapi kenapa? Ara segera bangkit membuka lemari milik wanita itu. Tak menemukan apa pun di dalam sana, Ara mulai dirundung panik. Wanita itu berlari ke luar sembari memanggil-manggil nama Carol. "Amour, apa yang kamu cari?"Ara berjengit ketika suara Ghazi tiba-tiba terd

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    65. Ibuku, Pembunuh?

    "Selamat pagi, Tan." sapa Ara tersenyum ke arah Giana yang sudah duduk di salah satu kursi meja makan. Dengan santai, ia mengecup pipi sang tante membuat wanita itu mendelik tak terima. Menekan rasa kesalnya, Giana memilih berteriak memanggil salah satu pelayan agar membawakan secangkir kopi untuknya. Tetapi bukannya mendapatkan kopi, Giana malah diberi segelas air putih. "Maaf Bu, mengingat umur Anda yang tidak lagi muda, air putih lebih baik untuk kesehatan Anda."Ara nyaris menyemburkan tawanya mendengar perkataan Carol. Entah bagaimana ceritanya wanita itu bisa memegang bagian dapur, yang jelas, Ara cukup terhibur melihat wajah Giana yang kini berubah masam. "Saya tidak memanggil kamu, Carol. Saya memanggil Mira!""Sstt ... jangan marah-marah, Tan. Ini masih pagi loh, Tante mau wajah Tante semakin keriput?" "Kamu," desis Giana hampir melayangkan sendok di tangannya ke arah Ara kalau saja Ghazi tidak berjalan mendekati mereka. "Selamat pagi semua,""Selamat pagi, Mas." sahut A

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    64. Berdamai

    "Ayo jelaskan semuanya sekarang juga, Carol." desak Ara menancapkan sebilah pisau ke sebuah apel sebelum mencincangnya dengan brutal. Kesabarannya mulai menipis menunggu Carol yang sengaja menyibukkan diri.Carol meringis. Menyadari kalau sang nyonya mulai kesal, ia pun mengalah. Bergerak menaruh sapu di tangannya, kemudian beranjak duduk di samping wanita itu."Apa Anda melihat sebuah villa yang berada di sisi barat hutan, Nyonya? Itu adalah villa milik Giana. Saya bertemu dengannya di sana dan kami bertengkar. Tidak terima karena saya memintanya untuk mengakui semua kesalahannya, dia mendorong saya dari lantai atas. Saya jatuh ke sungai dan seperti yang Anda lihat, saya berhasil selamat."Ara tercengang sampai menjatuhkan pisau di tangannya. Cerita Carol, terdengar seperti kisah thriller yang sangat mengerikan. Kalau memang Giana terbukti melakukan itu semua, Ara bersumpah akan menjaga jarak dengan wanita itu. "Tapi kenapa? Kenapa hanya karena masalah sepele seperti itu dia tega me

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    63. Mencari bukti

    "Tetap di sana dan jangan mendekat."Ghazi benar-benar kesal dengan Olivia yang terus menyambanginya. Sejak mendengar dirinya sakit, wanita itu memang selalu mengekorinya seperti anak kucing. Ini semua gara-gara Giana! Wanita tua itu sengaja meminta Olivia untuk menemani Ghazi dengan alasan agar sang ponakan tidak merasa kesepian."Ayolah Zi, aku kan hanya ingin lebih dekat denganmu, masa nggak boleh?" Ghazi meremas pulpen di tangannya. Kenapa Olivia tidak paham juga kalau dirinya tidak mau diganggu? "Dengar Oliv, saya tidak suka melihat kamu di sini. Sebaiknya kamu pergi seka--""Sayang, jangan terlalu kasar pada Olivia. Bukankah beberapa hari ini dia telah merawatmu? Berterimakasihlah padanya dengan bersikap baik." ujar Giana menepuk pelan pundak Ghazi. Wanita itu mengambil duduk tak jauh dari mereka sembari menikmati secangkir teh. "Dengar Zi? Kamu harus bersikap baik padaku. Berhubung hari ini kondisi kamu sudah jauh lebih baik, gimana kalau kita jalan-jalan ke luar?"Ghazi sont

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    62. Saling menikam

    "Apa yang membuatmu datang kemari, Darling?"Carol menatap dingin Giana yang kini duduk di sebuah sofa tunggal. Beberapa saat yang lalu, ia sengaja menghubungi wanita itu untuk bisa bertemu. Dan di sini lah mereka berada, di sebuah Villa yang dikelilingi hutan belantara. "Kenapa Anda mengusirnya?"Giana tersenyum geli mendengar pertanyaan Carol yang terasa menggelitik. "Saya hanya menjalankan ide yang kamu cetuskan, ingat?"Wajah Carol seketika berubah keruh. Tampaknya, Giana memang selalu mengartikan semua hal secara berlebihan. Carol memang memberi saran kepada wanita itu untuk menyerang sikis Ara, tetapi tidak dengan cara kotor seperti ini. "Apa Anda sadar? Cara yang Anda gunakan itu lebih busuk dari pada sebuah bangkai."Giana tertawa sumbang. Lagi-lagi, perkataan Carol terdengar seperti lelucon dikedua telinganya. "Jangan terlalu naif, Darling. Bukankah kamu sendiri terbiasa menggunakan cara seperti itu? Menikam tuanmu sendiri dari belakang, apa itu masih bisa dianggap bersih?"

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    61. Retak

    "Kita mau ke mana Nyonya?" tanya Carol melirik Ara yang duduk di kursi belakang.Saat ini, mereka masih berada di pelataran rumah sakit tempat Ara dirawat semalam. Minuman keras dosis tinggi yang Ara cicipi, membuat lambung wanita itu sedikit bermasalah dan mengharuskannya menetap di sana."Ayo kembali ke rumah, Carol. Kata dokter Mas Ghazi sudah pulang." ucap Ara penuh binar kebahagian. Beberapa saat yang lalu, Ara mencoba menghubungi Luisa dan Giana untuk menanyakan kabar sang suami. Tak kunjung mendapat balasan, Ara pun memilih menelpon pihak rumah sakit dan mereka bilang kalau Ghazi sudah dipulangkan sejak pagi tadi. "Ayo jalan sekarang, Carol."Dua puluh menit, akhirnya Ara sampai di kediaman keluarga Addaith. Wanita itu buru-buru turun kemudian melangkah masuk. Hatinya seketika berbunga-bunga saat melihat Ghazi yang kini duduk bersandar di salah satu sofa ruang keluarga. "Mas Ghazi ka--""Tetap di sana."Pergerakan Ara yang hendak berlari ke arah Ghazi seketika terhenti. Nad

  • Sejuta Rahasia Suami Kaya Raya    60. Fitnah

    "Silahkan dinikmati, Nona."Ara mengangguk sopan. Deretan makanan serta minuman di depannya sangatlah beragam dan sedikit asing bagi Ara. Apalagi cairan yang ada di gelas-gelas bening itu, Ara tak pernah mencobanya. "Ada apa Nona? Apa Anda tidak menyukai makanannya? Kalau begitu biar sa--""Ah tidak-tidak, ini hanya terlalu banyak. Saya sampai bingung ingin mencoba yang mana." gurau Ara. "Kalau begitu cobalah yang ini, Nona. Ini sangat enak." tawar si wanita meneguk segelas minuman. Tangannya bergerak meraih gelas lain kemudian memberikannya kepada Ara. "Cobalah,"Tak ingin menyinggung perasaan si wanita, Ara pun meraihnya. Ia menatap ragu minuman tersebut. Hati kecilnya berkata kalau Ara sebaiknya mengabaikan. Namun si wanita yang terus menatapnya, membuat Ara mau tak mau mulai mencobanya.Begitu cairan itu masuk ke dalam kerongkongan, rasa panas langsung menjalar ke seluruh tubuh Ara. Kepalanya mulai pening dan matanya berkunang-kunang sebelum semuanya menjadi gelap. Ara jatuh pin

DMCA.com Protection Status