Share

38. Tante jelek

"Sudah."

Suara itu terdengar ketika Ara telah selesai memasangkan dasi milik Ghazi. Ia menatap kagum wajah sang suami yang kini mulai berisi. Janggut tipis serta rambut panjang pria itu juga sudah hilang dari pandangan.

"Hari ini saya izin keluar ya Mas?"

Ghazi yang tengah memperhatikan pantulan dirinya di kaca pun seketika mengalihkan fokusnya pada sang istri. "Kamu mau ke mana?"

"Bertemu Biru." Sebelum Ghazi menolaknya, Ara lebih dulu merapatkan tubuhnya dan menatap pria itu penuh harap. "Please ... kasih saya izin Mas."

Ghazi mengerjap pelan. Kalau istrinya sudah memohon seperti ini, ia bisa apa? "Saya kasih izin tapi kamu harus pergi dengan para pengawal." putusnya. Jujur saja Ghazi sedikit was-was melepas Ara pergi tanpa dirinya. Perjalanan jauh menuju panti asuhan tentu membuka peluang besar bagi para musuh untuk mendekati wanita itu.

"Oke saya setuju. Kalau begitu, ayo sekarang kamu berangkat ke--"

"Saya nggak mau kerja kalau belum dikasih jatah."

Uhuk. Ara terbatuk menden
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status