Semua yang ada di dalam ruangan mengarah ke arah Jibs dengan terheran-heran.Tidak untuk Dexe juga Mawar yang memang masih ada di dalam rumah, mereka dengan cepat memberitahukan kepada atasannya akan keberadaan Jibs di sini. "Bagaimana bisa lelaki ini ada di sini?" Dexe bergumam dan hampir bersamaan dengan Mawar. Jibs berjalan ke arah sofa, kemudian dengan santainya duduk disertai dengan menopang kaki. Matanya pada Amie, kemudian pada Jhon. Lama sekali pandangan mengarah pada lelaki bertubuh kurus itu. "Akhirnya, Kamu menghirup udara bebas juga setelah berpuluh tahun lamanya menjadi budakku!" Ucapan terlontar begitu saja dari mulut Jibs. "Pacarmu, aku rampas kehormatannya. Kepintaranmu pun, Aku yang dikenal banyak orang. Aku sudah puas menikmati semua milikmu. Jadi, tidak apa-apa jika sekarang giliran Kamu yang menikmatinya." tambahnya lantang. Jhon mengepalkan kedua tangannya, dia sangat marah begitu mendengar kejujuran dari Jibs. Namun, Steven mengelus halus pundaknya, memberikann
Pesawat China Airlines landing dengan tepat waktu. Wanita berwajah jelita, berkulit putih dengan tinggi semampai berjalan ke luar dari gedung airport negara 'Seribu Cahaya' lalu mengarah ke pintu arrival. “Welcome to Karachi!!” sapa seorang sopir yang menjemputnya.Wanita cantik dengan perkiraan usianya baru menginjak 25 tahun ini menyimpulkan senyuman terpaksa, “Thank you!” jawabnya dingin. Sepertinya ia tidak begitu suka kalau sopir mewakili suaminya.Gapah, ia pun masuk ke dalam mobil. Setelah duduk, kedua matanya menyorot pada kaca spion. “Pak, memangnya Steven lagi dimana?” tanyanya.“Nyonya Lyn, saya kurang tahu, Tuan lagi dimana, hanya saja beliau menyuruh untuk menjemput!” jawab sopir sambil mengarahkan pandangannya sehingga kedua mata mereka menyatu pada kaca spion.***Lyn Lyana adalah istri keempat dari Steven Aless
"Mister..." Perawat menepuk pundak Steven.Sedangkan pikiran Steven pada dua tahun silam.“Lyn, aku berjanji apa pun yang terjadi kelak, aku tak akan meninggalkanmu,” janji Steven sambil merengkuh wanita yang baru dinikahi.Sedangkan Lyn, dengan mesra melabuhkan satu ciuman di pipi Steven. Lyn sangat paham, lelaki yang dinikahinya ini bukan hanya untuk dirinya saja. Akan tetapi ia menerima itu karena sudah terlanjur mencintai dan terlebih lagi sudah ternodai. Sementara Steven menikahi Lyn karena besarnya nafsu yang tak bisa dikendalikan. Walaupun pada awalnya hanya ingin hubungan one night stand. Namun, setelahnya, Lyn terus mengejar ke mana pun Steven berada. Juga besarnya pengorbanan Lyn yang membuat lelaki ini menikahinya.Posisi Lyn sebagai anak yatim piatu membuatnya tak banyak tuntutan dari keluarga. Sehingga Lyn tak dapat nasehat atau pun dukungan. Namun, setelah sebulan menikah Lyn baru merasakan rasa bersalah pada dirinya. Ia pun mula
Baru saja Lyn hendak meraih gagang pintu, Steven dengan cepat menangkap tubuh Lyn. “Kamu mau ke mana?” tanyanya bernada genit.“Biarkan aku pulang,” Lyn memelas.Mendengar itu, Steven membujuk, “Jangan takut, aku akan menjagamu.” Tangan Steven meremas jemari Lyn sambil meraih badannya sangat kencang hingga membuatnya jatuh ke dalam pelukannya.-Flashback off-“Tuan, cepat ikut aku!” gertak Nurse yang berdiri di depan pintu.Dengan malas Steven pun beranjak dari duduknya. Lalu, ke luar dari kamar dan berjalan mengikuti kru ambulans yang sudah pergi terlebih dahulu.Sesampainya di rumah sakit, suasana menjadi sangat riuh karena polisi sudah berjaga di sana. Ternyata setelah ambulans datang petugas rumah sakit bergegas memanggil polisi. Steven pun akhirnya dijaga ketat karena dialah satu-satunya orang terdekat Lyn juga saksi akan kematiannya.Hampir lebih dari dua belas jam jenazah Lyn dipe
Pandangan Steven pada para agen penyidik yang seperti sering dlihatnya di televisi, mereka duduk dengan laptop di depannya satu persatu. Karena Steven tidak megetahui wajah Hamid Khan, dia pun terpaku seperti boneka mematung.Hamid yang sudah mengantongi identitas Steven, dia pun bergegas menghampiri sambil mengulurkan tangannya, “Aku Hamid, ayo ikut aku!”Steven meraih jabatan tangan Hamid kemudian mengikutinya.“Silahkan duduk!” titah Hamid sambil memberikan satu botol coke dingin. Steven yang sudah dahaga dari tadi segera membuka lalu meminumnya.Hamid menyenderkan badannya sejenak. “Lyn istrimu yang keempat? Istrimu seorang yatim piatu. Sedangkan kamu rajanya b*rahi?” investigasi cepat disertai seringai tawa di bibir Hamid.Tangan Hamid membuka laptop yang ada di depannya, “Siapa wanita ini?” tanya Hamid menujuk pada video yang direkam dari ruangan CCTV hotel.Mata biru Steven menyeli
-Sky Night Club – Beijing-Meskipun lelah dari perjalanannya, Steven tetap semangat demi misi yang harus cepat dituntaskan. Tangannya membuka kaca spion untuk meyakinkan kalau wajahnya tidak terlihat letih, setelahnya mengambil parfume yang ada di laci sebelah kanan lalu menyemprotkannya. Sudah merasa percaya diri, dia pun ke luar mobil dan berjalan mengarah ke pintu masuk night club. Begitu sudah suara musik hip hop terdengar meramaikan suasana, kemudian dia pun duduk di tempat yang paling menarik perhatian serta persis di dekat bartender, “Vodka!” pinta Steven.Bartender memberikan gelas kecil dan menuangkan minuman sesuai pesanan, “Selamat menikmati.” Tangan Steven pun langsung mengambil gelas itu, lalu Steven meneguk hingga tidak tersisa.Sedangkan di kursi tinggi yang terletak di sudut, Paula sudah mengetahui keberadaan Steven, merasa dirinya memiliki kekuatan dan tidak takut masuk penjara. Paula pun melancarkan aksinya d
Tiba-tiba, dua mobil Hummer hitam datang persis di depan kuburan dengan membawa pasukan berseragam hitam putih yang berjumlah sepuluh orang termasuk orang kepercayaan Jibs, yaitu Alex. Salah satu dari mereka melangkah dengan cepat menghampiri Steven, lalu menodongkan pistol di punggungnya. Sementara Steven sedang menendang-nendang Paula. Mengetahui dirinya sedang tidak aman Steven bergeming sejenak dan berhenti menendang. Sementara dua orang lainnya juga Alex segera menyelamatkan Paula yang sudah hampir sekarat dan berdarah-darah.Kekuatan Steven pun tiba-tiba menjadi semakin kuat, badannya berbalik lalu mendorong pria yang menodongnya dengan kencang. Membuat pria tersebut terhampas jauh ke belakang kurang lebih berjarak sepuluh meter.Melihat itu, mereka segera menembakan pistolnya pada Steven berkali-kali. Akan tetapi itu tidak sama sekali berpengaruh pada tubuhnya, bahkan peluru pun tidak bisa menembus kulitnya. Membuat segerombolan pria itu behamburan, lalu masuk k
Cepat sekali Paula melajukan mustang merahnya, dia seperti sedang balapan serta dirinya tidak kapok untuk bertemu kembali dengan Steven. Jelasnya seperti dihipnotis oleh daya tarik Steven. Padahal Steven kini sedang menuju ke bandara untuk kembali mengerjakan perojectnya yang ada di Karachi.Mustang berhenti di depan rumah mewah dengan ornamen asli chinese dengan ciri khas pohon bambu yang mengelilingi halaman dan pintu masuk. Inilah rumah Steven yang ada di China dan ditempati Lyn semasa hidupnya. Paula ke luar dari mobil, lalu berjalan ke arah pintu dan mengetuknya berkali-kali. Dari dalam asisten rumah tangga yang menjaga rumah membuka pintu. "Iya, ada apa?" tanyanya sangat sopan sambil tersenyum."Aku mau bertemu Steven!" Jawab Paula sambil menerobos masuk dan mendorong paksa badan ART ini."T-tuan, akan kembali ke Karachi, baru saja beliau pergi ke bandara!" tutur ART agak sedikit kelagapan.Mendengar itu, Paula dengan setengah berlari ke luar dari r