Om Duda!

Om Duda!

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-09
Oleh:  AnaaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
37 Peringkat. 37 Ulasan-ulasan
55Bab
69.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"Mommy!" seorang bocah laki-laki menghampiri Disya yang sedang duduk menikmati es krim bersama dengan ketiga sahabatnya di salah satu caffe. Disya tentu saja membelalakkan matanya, yang benar saja bocah laki-laki di depannya memanggil Disya dengan sebutan 'Mommy' padahal Disya masih duduk di bangku kuliah semester tujuh, dan lagipula Disya belum menikah, bagaimana mungkin dia sudah mempunyai anak? Kailash, nama bocah laki-laki itu. Rupanya dia salah mengira Disya Mommynya. Hingga akhirnya seorang lelaki menghampiri meja mereka. Disya sampai membelalakkan matanya, mulutnya menganga ketika melihat lelaki tampan itu. Devan, lelaki yang dipanggil 'Daddy' oleh Kai. Baru pertama kali bertemu saja, rasanya Disya langsung jatuh cinta. Memejamkan kedua matanya, sedikit membenarkan posisi duduknya, lalu menengadahkan kedua tangannya di depan dada. "Ya Tuhan... jodohkanlah hamba dengan Pak Devan, kalo Pak Devan masih ada istri, ambil saja istrinya!" "Astaga, Disya omogan kamu ih!" pekik ketiga sahabatnya berbarengan. Mereka tentu saja syok mendengar ucapan sembarangan yang diucapkan Disya beberapa detik yang lalu. "Sejak kapan kamu suka sama om-om hah?!" "Sejak hari ini!" Berbeda dengan Disya yang langsung terpikat, Devan malah melihat Disya dengan tatapan tidak suka. Namun, Disya akan tetap bertekad, dia harus mendapatkan hati Devan. Setelah menjadi detektif dadakan untuk mengamati Devan. Sebuah fakta yang berhasil membuat Disya merasa sangat senang. Devan hanya tinggal berdua dengan Kai, yang artinya Devan adalah seorang duda bukan? Benar! Tentunya itu adalah kesempatan besar untuk Disya mendapatkan hati Devan. Tidak perlu mengambil hati Kai—bocah itu sudah menyukai Disya sejak pertemuan pertamanya. Tugas Disya hanya mencari cara untuk mengambil hati Devan. Akankah Disya berhasil? "Otw jadi Mommy Kai." — Nadisya Queensa Fatyavia. "Ck! Gadis kecil!" — Devano Zayn Ganendra. ***

Lihat lebih banyak

Bab 1

Chapter 1: Mommy?

"Mommy!"

Seorang bocah laki-laki tiba-tiba saja sudah menarik-narik celana kulot yang dipakai oleh seorang gadis yang sedang sibuk memakan es krim miliknya.

Gadis yang masih berusia 20 tahun, dan duduk di bangku kuliah semester tujuh itu membelalakkan matanya menatap bocah itu, sedangkan tiga sahabatnya saling menatap lalu tertawa karena gadis tiba-tiba saja dipanngil 'Mommy' oleh bocah laki-laki yang sama sekali tidak dikenalnya.

"Hey, aku bukan Mommy kamu."

"Mommy, es krim!" ucapnya memandang berbinar ke arah tangan gadis itu yang sedang memegang es krim.

"Hn? Anak siapa nih?!" Gadis cantik yang memiliki tubuh kecil, netra berwarna coklat, bibir juga hidung mungil, serta kulit putih itu terlihat gelagapan. Karena tiba-tiba ada bocah laki-laki yang menghampirinya, bahkan memanggilnya 'Mommy'

"Anak kamu lah! Wayo Sya, anak sama siapa?"

"Astaga! Emang aku keliatan udah ibu-ibu apa?"

"Mommy!”

Rengekannya kembali terdengar, kali ini mata bocah itu sudah berkaca-kaca, menampilkan puppy eyesnya.

"Sstt, eum iya ini—" Disya memangku bocah kecil itu, lalu dia memberikan es krim yang sedang dipegangnya. Disya merasa kasihan ketika bocah itu merengek—dan wajah lucunya—ah mana mungkin Disya setega itu untuk tidak memberikan es krim miliknya?

"Makasih Mom," ucapnya mencium pipi kanan Disya. Gadis itu langsung membelalakkan matanya, begitu juga dengan ketiga sahabatnya.

"Astaga! Beneran anak kamu Sya?" pekik Alya, salah satu sahabat Disya yang sedang duduk di sampingnya.

Disya menggeleng cepat. Sahabatnya dan ia celingukan menatap sekeliling caffe. Namun, sepertinya tidak ada yang kehilangan anaknya, semuanya terlihat biasa. Ada yang mengobrol, fokus dengan laptop, atau ponselnya. Di antara mereka tidak ada yang berekspresi seperti kehilangan anaknya.

"Kai, Daddy mencarimu kemana-mana. Daddy sudah bilang 'kan tunggu Daddy," seorang lelaki menghampiri meja mereka dengan gurat khawatir tampak jelas di wajahnya menatap bocah laki-laki yang ada dipangkuan Disya.

Disya yang melihat lelaki di depannya langsung menatapnya tanpa berkedip, saking Disya terpesona dengan lelaki itu, mulutnya sampai sedikit menganga. Lelaki di depannya sangat tampan, hidung mancung, halis tebal, bola mata berwarna hazel, rahang tegas, juga kulit putihnya.

Semuanya terlihat sempurna!

"Sya, mulut kamu!" bisik Alya, menyikut lengan Disya untuk kembali menyadarkan gadis disampingnya.

Disya menggeleng pelan, mengatupkan bibirnya segera, lalu berdehem kecil untuk kembali bersikap normal.

"Dan kenapa kamu memakan es krim? Daddy melarangnya bukan?" Lelaki itu mengalihkan pandangannya ke arah Disya, lalu menatapnya dengan tatapan tajam.

"Kamu yang kasih?" ketusnya.

"Hah?" Disya cengo.

Yang benar saja? Bocah laki-laki ini yang tiba-tiba datang dan memanggil Disya dengan sebutan 'Mommy' dan dia juga yang meminta es krimnya, Disya tidak bisa menolaknya bukan? Bisa saja dia menangis nanti, lalu apa kata orang-orang? Bukankan orang-orang akan menatapnya sinis karena membuat seorang bocah menangis yang bisa saja tangisannya akan membuat para pengunjung merasa terganggu?

Kenapa juga lelaki itu seperti memarahi Disya?

Mengambil es krim yang sedang dipegang bocah laki-laki yang di ketahui bernama Kai, lalu menyimpannya kembali di atas meja. "Ayo kita pulang!" ajak lelaki jangkung yang masih berdiri di dekat meja Disya.

Kai memanyunkan bibirnya lalu dia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Dia malah melingkarkan lengannya di leher Disya, memeluknya erat.

"Ayo Kai!" Lelaki itu masih mencoba membujuk Kai.

"Mommy," rengek Kai menelusupkan wajahnya di dada Disya. Tangan Disya dengan refleks mengusap kepala bocah laki-laki itu lembut.

"Tidak Kai, dia bukan Mommy." Lelaki tampan itu mencoba memangku Kai dari pangkuan Disya, namun Kai tetap tidak mau melepaskan pelukannya.

Semua pengunjung caffe kini menatap ke arah meja mereka, seolah ingin tau apa yang sedang terjadi. Jelas saja beberapa pengunjung yang rasa ingin tahunya tinggi itu memperhatikan mereka. Tidak ada yang bisa ketiga sahabat Disya lakukan selain ikut menonton memperhatikan.

"Dadd—eum... maksudnya Pak, biarin aja Kai di sini sama saya, ngga papa kok."

"Tidak! kami harus pulang!"

"Ayo!" Disya menganguk semangat, lalu dia berdiri dari duduknya. Lagi-lagi ketiga sahabatnya melongo melihat tingkah Disya, begitu juga dengan lelaki itu. "Saya sama Kai, bukan saya, Kai, sama kamu!" ketusnya dengan nada tidak bersahabat sama sekali, tatapan tajam yang sedari tadi tertuju pada Disya bahkan tidak luntur juga sampai detik ini. Seolah lelaki itu memang tidak suka dengan Disya.

"Devan!"

Lelaki tampan itu menoleh, seoarang perempuan paruh baya berjalan dengan langkah cepat menghampiri meja mereka.

"Oma!"

"Mommy." Kai memeluk leher Disya erat, seolah ia memberi tahu kepada perempuan paruh baya yang sudah berdiri di samping lelaki jangkung itu, bahwa Disya adalah Mommynya.

"Hah?" Maya—nama perempuan paruh baya itu terlihat melebarkan matanya mendengar ucapan Kai. Menatap Disya lalu menggeleng pelan. "Tidak, Kai. Ini bukan Mommy," lanjutnya kembali menatap Kai.

Maya akhirnya membujuk Kai untuk turun dari gendongan Disya, ia juga meminta maaf kepada Disya karena ulah Kai yang mengira ia Mommynya. Setelah sekian lama dibujuk, akhirnya Kai mau melepaskan diri dari Disya. Walaupun harus dibohongi jika nanti mereka akan bertemu lagi.

Disya berjinjit mendekatkan wajahnya ke telinga Devan. "Daddy," bisik Disya lalu menampilkan senyumnya.

"Ck! Gadis kecil!" cibirnya menatap Disya tajam, lalu dia berjalan menyusul Maya juga Kai yang sudah keluar dari caffe.

Disya langsung terduduk kembali di kursinya lalu dia memegang dadanya.

"Ganteng banget!" pekik Disya heboh.

"Aku siap jadi Mommy kamu Kai," ucap Disya lagi.

"Fix! Aku harus ketemu lagi sama Kai, kalo perlu aku culik dia. Biar Daddynya jadi suami aku!"

"Setres! Kalo dia udah punya istri gimana?" tanya Fani yang membuat Disya langsung terdiam untuk sesaat. Sedikit menyadarkan Disya juga tentang ucapan dan niatnya yang akan menjadikan Devan suaminya.

Disya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, lalu memejamkan kedua matanya, sedikit membenarkan posisi duduknya, lalu menengadahkan kedua tangannya di depan dada. "Ya Tuhan! Jodohkanlah hamba dengan Pak Devan, kalo Pak Devan masih ada istri, bunuh saja istrinya!"

"Astaga, Disya omongan kamu ih!" pekik ketiga sahabatnya berbarengan. Mereka tentu saja syok mendengar ucapan sembarangan yang diucapkan Disya beberapa detik yang lalu.

"Sejak kapan kamu jadi suka sama om-om hah?!" tanya Yumna, mengernyitkan keningnya melirik Disya. Tidak salah 'kan ucapannya yang mengatakan lelaki bernama Devan yang baru beberapa menit yang lalu meninggalkan caffe itu disebut om-om? Usianya jelas pasti sangat jauh dengan mereka.

"Sejak hari ini!"

~✧✧✧~

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
89%(33)
9
3%(1)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
3%(1)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
5%(2)
1
0%(0)
9.8 / 10.0
37 Peringkat · 37 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Iwan Susy 13
mau baca....tapi baca komen sad ending, auto balik kanan. lebih suka cerita happy ending
2024-09-24 12:57:02
1
user avatar
evi sirait
berharap ada kelanjutan kisahnya, sambung lagi dong ...
2023-04-04 23:55:48
1
user avatar
Bunda Widi
Sad ending. berharap ada extra partnya .... padahal bagus ceritanya ....
2023-03-25 18:12:58
1
user avatar
Michael Sanjaya
sumpah deh...baru x ini baca novel tentang keluarga dan perceraian tp ujung"nya ttp hrs berpisah jg. hahahaha.... uda gt kasian keluarga si cowok yg boleh di blg hancur, si cowok mo rujuk berujung ggal sedangkan adik tnpa pengetahuan kluarga atau si kakaknya hdupnya jg hancur. mantap, ceritanya unik
2023-03-24 20:05:40
1
user avatar
aloha
ceritanya mirip sm novel lain, judul nya pun mirip, duda anak 1, dosen, kaya, mantan istri si dosen model, calon istri mahasiswi, dan anak si dosen yg ngedeketin duluan si mahasiswi. tp tetep aja dibaca juga dua2nya
2023-02-12 14:32:46
1
user avatar
Adelio Osh
aku suka endingnya...makasih udh kasih ending seapik ini kak dah gk usah season 2 wkwk ngarep tpi extrapart boleh lah hhhe.aku mau disya bahagia tanpa devan.ganjaran setimpal buat suami selingkuh smpe istri keguguran ya ditinggal dan dapat yg lebih dri si suami.jdi biar gk anggep enteng selingkuh
2023-02-12 07:54:38
2
user avatar
Anaa
Hai! Temen-temen. Gimana kabarnya semoga sehat selalu ya. Terima kasih banyak buat temen-temen yang masih nyimpen cerita ini di perpustakaan. Ada kabar baik buat kalian yang mau tahu kelanjutan kisah cinta Devan dan Disya. Awal bulan februari 2023, aku bakal up season 2 nya lho! Hehe.. ditunggu yaa
2023-01-13 10:57:06
5
user avatar
Eva Syifa
bagus cerita nya tapi kok sad ending sih ....
2022-03-23 10:46:07
4
default avatar
DinaIsmaya_J
thor up nya banyakin sih :(
2022-01-25 09:30:28
2
user avatar
Angelina Mananoma
belum up juga thor?
2022-01-05 16:31:15
3
default avatar
DinaIsmaya_J
udh 2 minggu gk up2
2021-12-28 20:50:02
3
user avatar
Zaid Ahmad
gk up2 thor :(
2021-12-18 13:04:34
4
user avatar
Alea Imut
lama bgt thor update nya..udah lama nungguin nih
2021-12-18 11:19:57
3
default avatar
HerniPurwanti14
di lihat dr sisi perempuan... author gak berperasaan bgt sumpah.... haruse kan suami setia sm istri... masa lalu di lupakan bukan malah di pakai buat menjadikan rumah tangga spt di neraka
2021-12-13 03:20:13
2
default avatar
hernipurwanti044
terlalu lah ceritanya.... gak berperasaan... sebenernya mau ke disya apa devan sm selingkuhannya... kok author mah bikin gedek... haruse devan sudah sm disya ya gak selingkuh lagi dong
2021-12-12 19:16:42
2
  • 1
  • 2
  • 3
55 Bab
Chapter 1: Mommy?
"Mommy!" Seorang bocah laki-laki tiba-tiba saja sudah menarik-narik celana kulot yang dipakai oleh seorang gadis yang sedang sibuk memakan es krim miliknya. Gadis yang masih berusia 20 tahun, dan duduk di bangku kuliah semester tujuh itu membelalakkan matanya menatap bocah itu, sedangkan tiga sahabatnya saling menatap lalu tertawa karena gadis tiba-tiba saja dipanngil 'Mommy' oleh bocah laki-laki yang sama sekali tidak dikenalnya. "Hey, aku bukan Mommy kamu." "Mommy, es krim!" ucapnya memandang berbinar ke arah tangan gadis itu yang sedang memegang es krim. "Hn? Anak siapa nih?!" Gadis cantik yang memiliki tubuh kecil, netra berwarna coklat, bibir juga hidung mungil, serta kulit putih itu terlihat gelagapan. Karena tiba-tiba ada bocah laki-laki yang menghampirinya, bahkan memanggilnya 'Mommy' "Anak kamu lah! Wayo Sya, anak sama siapa?" "Astaga! Emang aku keliatan udah ibu-ibu apa?" "Mommy!” Rengekannya kembali terdengar, kali ini mata bocah itu sudah berkaca-kaca, menampilkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-11
Baca selengkapnya
Chapter 2: Pertemuan Ke-2
Disya merenggangkan tangannya, rasanya duduk beberapa jam dengan soal quiz di depannya membuat gadis itu sangat lelah. "Langsung pulang, atau kantin dulu?" tanya Yumna. "Caffe E-go," tutur Disya cemberut. "Ah elah, kesana mulu tiap hari, udah berjam-jam kita di sana cuman nunguin om-om itu doang, mana gak datang-datang pula!" cibir Fani. "Namanya juga usaha, kalian tuh jahat banget sih sama aku," rengek Disya. Fani memutar bola matanya jengah, namun dia akhirnya menuruti ucapan Disya. Mereka keluar dari kelas berjalan menyusuri lorong-lorong kampus, sesekali mereka membicarakan beberepa hal, lebih tepatnya Disya membicarakan soal kejadian saat di caffe E-go beberapa hari yang lalu. Ya... kejadian di mana Disya di panggil 'Mommy' oleh Kai. Bukan Kai, namun Devan yang menjadi topik pembicaraan. Saking ingin bertemu lagi dengan Devan. Disya selalu datang lagi ke caffe E-go berharap dia akan bertemu lagi dengan Devan ataupun Kai. Namun nihil, mereka hanya membuang-buang waktu di sana
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-13
Baca selengkapnya
Chapter 3: Restu Nikah Sama Duda
'Pak Devan mungkin kenalan rektor atau dekan di kampus.' 'Ah... tapi bisa jadi Pak Devan dosen baru yang bakalan ngajar di kampus.' Disya sedang duduk di depan meja belajarnya sambil menopang dagu, tangan satunya memainkan bolpoint berwarna biru muda. Dirinya terus memikirkan kenapa Devan bisa ada di kampusnya tadi. Seketika bibirnya ditarik menampilkan sebuah senyuman. "Atau Pak Devan sengaja cari tahu tentang aku, makannya dia ke kampus buat nemuin aku?" ucap Disya bermonolog—untuk pemikirannya kali ini. Disya benar-benar sangat percaya diri sekali, sih. Mana mungkin Devan ke kampus hanya untuk mencari tahu tentang dirinya ataupun menemuinya? "Ah... Pak Devan so sweet banget!" Disya menangkup kedua pipinya yang memerah, dia benar-benar seperti orang tidak waras berbicara sendiri, dan senyum-senyum sendiri karena pemikirannya yang berlebihan itu! "Disya!" "Eh!" Disya terperanjat kaget, kala seseorang sudah menepuk pundaknya. "Bunda." "Bunda sudah panggil kamu dari tadi lho
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-17
Baca selengkapnya
Chapter 4: Dosen Baru
"Permisi!" teriak Disya melewati beberapa orang yang sedang berjalan di lorong koridor, tak sedikit orang-orang yang Disya tabrak karena ia berlari. "Maaf!" Walaupun tidak sopan meminta maaf dengan berteriak seperti itu, setidaknya Disya meminta maaf kepada orang-orang yang ditabraknya bukan? Disya sejenak berhenti berlari, mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Hanya beberapa detik kakinya kembali berlari. "Mas Fino?" tanya Disya kepada seorang laki-laki yang dari tadi sibuk berjalan mondar-mandir gelisah di depan sebuah ruangan. "Iya." "Ini!" Disya menyerahkan skripsi kepada laki-laki di depannya. "Ibu saya kemana?" tanyanya. "Sudah aku suruh pulang tadi," jawab Disya. Laki-laki di depan Disya mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Disya. Saat Disya sampai di gerbang kampus, ia bertemu dengan seorang wanita yang katanya sedang mengantar skripsi anaknya. Hari ini anaknya akan sidang namun Ibu itu tidak tahu fakultas MIPA ada di mana. Maka dari itu Disya men
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-17
Baca selengkapnya
Chapter 5: Perkataan Menyakitkan
Kaki Disya bergerak mondar-mandir di depan ruangan dosennya. Ini sudah jam empat sore namun dosennya tidak kunjung datang. "Aish! Katanya jam satu, ini sudah jam empat kenapa calon suami aku belum datang juga sih?" dumel Disya. "Kamu lagi apa ya?!" tanya seorang dosen wanita menghampiri Disya. "Emm... ini Bu, saya mau ketemu sama Pak Devan." Dosen wanita di hadapan Disya itu menatap Disya dengan tatapan seolah-olah tidak suka dengan Disya. "Oh!" Dosen itu sudah akan melenggang pergi, tetapi Disya buru-buru menghentikannya. "Bu Selly, boleh minta tolong hubungin Pak Devan. Handphone saya ketinggalan di rumah," ucap Disya menatap salah satu dosen itu dengan tatapan memelas. Ini terkesan tidak sopan sih, tapi mau bagaimana lagi? Karena keteledoran dirinya sendiri hingga ia lupa membawa handphonenya. "Ya nanti saya hubungi Pak Devan!" ucapnya ketus lalu melenggang pergi meninggalkan Disya. "Terimakasih ya Bu." Disya mendengus kesal karena dosen wanita itu mengabaikan ucapan Disya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-01
Baca selengkapnya
Chapter 6: Perempuan Di London
Ada rasa bersalah saat Devan melihat Disya sekilas tadi. Wajahnya yang selalu ceria berubah drastis kala Devan mengatakan hal itu kepadanya. Devan tidak bermaksud membuatnya menangis dan sakit hati. Hanya saja Devan benar-benar malas menanggapi tingkahnya. Kalo bukan untuk uang lalu apa? Mana ada gadis yang masih berumur sekitar dua puluhan menyukai laki-laki seperti Devan yang umurnya saja sudah menginjak kepala tiga, sudah mempunyai anak satu pula. Di jaman sekarang tidak sedikit perempuan yang masih muda menjadi simpanan para pejabat, pengusaha dan laki-laki mapan yang bisa memberikannya uang hanya untuk sekedar foya-foya. Tidak peduli dia sudah tua, sudah mempunyai istri bahkan anak. Semua itu tidak masalah yang terpenting uang selalu mengalir ke rekeningnya, dibelikan mobil mewah, liburan ke luar negeri, diberikan hadiah-hadiah mahal, dibelikan apartemen, bahkan mungkin ada yang langsung dibelikan rumah. Devan memijat pelipisnya, baru saja dia sampai di rumah dan selesai membe
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-01
Baca selengkapnya
Chapter 7: Batal Mundur
“Astaga, siapa tuh?” pekik Gio saat memasuki kelas, ia melihat Disya sedang duduk manis di salah satu kursi. Beberapa orang yang akan memasuki ruangan juga menatap Disya dengan tatapan heran, bahkan mereka dengan kompak menghentikan langkahnya di depan pintu. Disya yang ditatap hanya menampilkan wajah polosnya balas menatap mereka. “Ini pasti penunggu ruangan ini yang lagi menjelma jadi Disya ya ‘kan?" Alif berjalan menghampiri meja yang sedag ditempati Disya dengan wajah penuh curiga. Alif memberanikan diri untuk mencubit lengan Disya hingga suara jeritan terdengar dari mulut Disya. Mata perempuan itu melotot menatap Alif horor. “Sorry Sya, gue kira lo hantu hahaha ….” Alif mengakhiri ucapannya dengan tertawa kencang diikuti oleh semua orang yang ada di ruanga ini, mereka kembali melangkah untuk menduduki kursinya masing-masing. “Suatu hal yang sangat menakjubkan seorang Disya datang ke kampus ngga telat,” ucap Yumna. “Biasanya juga ngga telat,’’ protes Disya. “Hey bercanda nih
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-04
Baca selengkapnya
Chapter 8: Candaan Berujung Fatal
Perlahan tangan Devan membuka kenop pintu kamar Kai. Saat pintu sudah terbuka dia langsung mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar, ada banyak sekali mainan Kai yang berserakan di lantai. Bola matanya kini menatap kearah kasur, terlihat Kai sedang tidur sambil memeluk perempuan yang ada di sampingnya. Devan melangkah masuk, saat sudah ada ditepi kasur dia mencondongkan tubuhnya untuk mencium kening putranya cukup lama, setelahnya menatap perempuan yang ada di samping Kai, lalu menghela napasnya jengah. “Masih belum kapok juga?” Devan berbicara sangat lirih. Devan terus memperhatikan wajah Disya yang masih tenang terlelap tidur. Cukup lama dia memperhatikan wajah Disya akhirnya dia kembali menegakkan tubuhnya, mengambil buku dongeng yang ada di tangan Disya, dan menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. Setelah menyimpan buku dongeng di rak buku, Devan mematikan lampu kamar, menyalakan lampu tidur. Setelahnya dia berjalan untuk keluar kamar. “Pak Devan.” Baru saja Dev
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-09
Baca selengkapnya
Chapter 9: Kebohongan
Devan keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, juga handuk putih yang melilit pinggangnya. Kakinya berjalan masuk kedalam walk-in closet untuk memakai pakaiannya. Tadi saat Devan baru masuk kedalam rumah dia menayakan keberadaan Kai kepada ART-nya. Siti memberi tahu jika Kai sudah tidur. Memberi tahu jika siang tadi Maya membawa Disya ke rumah, mereka bermain dengan Kai, membuat makanan kesukaan Kai. Hingga akhirnya Maya harus pulang karena katanya ada urusan, dan Maya meminta Disya untuk tetap menemani Kai hingga Devan datang. “Baru begitu saja sudah gemeteran, gimana kalo saya benar-benar melakukannya,” ucap Devan bermonolog sambil menyisir rambutnya, dia kembali teringat dengan wajah pucat dan ketakutan Disya, tadi. Devan hanya bermain-main tadi, dia hanya ingin memberi pelajaran kepada Disya. Mendengar Disya yang terus mengoceh membuat telinganya sakit. Devan kira kejadian kemarin membuat Disya membencinya, membuat Disya marah, dan membuat Disya akan berhenti menyukainya, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-11
Baca selengkapnya
Chapter 10: Married
“Daddy!” Kai menaiki tubuh Devan yang masih bergelung dengan selimutnya. Ia mencubit-cubit pipi Devan gemas dengan tujuan agar Devan bangun. Namun, Devan hanya melengguh tanpa membuka matanya. “Wake up Dad!” Devan menyentuh jari jemari Kai yang sedang mencubit pipinya lalu dia membawa Kai kedalam pelukannya. “Daddy masih ngantuk Kai,” lirih Devan. “Mommy kemana, tadi malam kan aku tidur sama mommy?” Devan langsung membuka matanya, pagi-pagi Kai sudah membahas Disya. “Pulang ke rumahnya.” “Hari ini kita ke rumah mommy ayo, aku pengen main lagi sama mommy, Dad.” “Tidak! Daddy sudah bilang kalo dia bukan mommy Kai!” Devan menatap wajah Kai, nadanya agak meninggi. Kai mengerucutkan bibirnya, dia melepaskan pelukan Devan dan langsung menuruni kasur, berjalan keluar dari kamar. Devan menghela napasnya pelan, dia tidak bermaksud berbicara dengan nada tinggi kepada anaknya. Hanya saja dia sangat malas jika harus membicarakan Disya. Kai juga tidak pernah mengerti jika Disya bukan mommyn
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-17
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status