Beranda / Romansa / Sebuah Penyesalan / Cemetery Beijing

Share

Cemetery Beijing

Tiba-tiba, dua mobil Hummer hitam datang persis di depan kuburan dengan membawa pasukan berseragam hitam putih yang berjumlah sepuluh orang termasuk orang kepercayaan Jibs, yaitu Alex. Salah satu dari mereka melangkah dengan cepat menghampiri Steven, lalu menodongkan pistol di punggungnya. Sementara Steven sedang menendang-nendang Paula. Mengetahui dirinya sedang tidak aman Steven bergeming sejenak dan berhenti menendang. Sementara dua orang lainnya juga Alex segera menyelamatkan Paula yang sudah hampir sekarat dan berdarah-darah.

Kekuatan Steven pun tiba-tiba menjadi semakin kuat, badannya berbalik lalu mendorong pria yang menodongnya dengan kencang. Membuat pria tersebut terhampas jauh ke belakang kurang lebih berjarak sepuluh meter.

Melihat itu, mereka segera menembakan pistolnya pada Steven berkali-kali. Akan tetapi itu tidak sama sekali berpengaruh pada tubuhnya, bahkan peluru pun tidak bisa menembus kulitnya. Membuat segerombolan pria itu behamburan, lalu masuk ke dalam mobil sambil membopong tubuh Paula yang tidak berdaya. Begitu pula pria yang terhempas tadi, dia pun tertatih-tatih menyelamatkan diri, kemudian masuk ke dalam mobil.

Kekuatan Steven memang seperti kerasukan oleh super power yang kuat. Akan tetapi setelah kepergian mereka dia pun kembali normal, bahkan tubuhnya sekarang tidak bertenaga kemudian ambruk tepat di dekat nisan Lyn.

Setelah beberapa saat beristirahat untuk mengumpulkan tenaga, Steven pun mencoba beranjak dan berdiri.  Tetapi kekuatannya masih belum bisa menopang tubuhnya, dia pun akhirnya terjatuh tidak sadarkan diri.

Sementara di dalam mobil Paula meringis ngilu, “A-aduh, badanku….”

“Cepat! Bawa dia ke Mr. Jibs Chaudry!” ujar Alex sambil menepuk bahu temannya yang sedang mengemudi. Karena begitu banyak cedera Paula pun tidak sadarkan diri, pria-pria yang berseragam itu segera membawa Paula ke rumah sakit milik pribadi ayahnya.

-Beberapa jam yang lalu-

Sepeninggalnya Paula dari Sky Night Club, para bodyguardnya kebingungan karena yang dikawal menghilang begitu saja, sedangkan mobil Paula terparkir aman di parkiran.

Kemudian Alex segera menelpon Paula. Akan tetapi Paula tidak mengangkatnya, kendati demikian Alex mengetahui keberadaanya dari hasil melacak gps yang aktif pada handphonenya. Hingga akhirnya Paula ditemukan.

***

Alex memarkirkan mobilnya di depan rumah yang mewah ini. Kemudian dia pun bergegas masuk ke dalam ruang kerja pemilik rumah yaitu, Jibs ayah dari Paula Cristian.

“Tuan...Tuan, Nona Paula ada di rumah sakit dan sudah mendapatkan perawat,” lapor Alex pada Jibs.

“Siapa yang menganiaya anakku?” tanya Jibs sangat marah.

Alex menghampiri lalu berbisik. Seketika wajah chaudry marah. “Teman kencan Paula?” Jibs terkejut.

“Menurut penyelidikan, dia bernama Steven Alessio!” jawab Alex.

“Dia itu pembisnis dunia dari segala penjuru, asetnya di mana-mana. Paula bertemu dengannya di kala ada meeting di Karachi. Dan, Paula putrimu sangat menyukainya!”

Jibs mendadak mendelik, matanya yang bulat membuat wajahnya semakin sangar dan tidak bersahabat. “Apa hubungan antara putriku dengannya, Alex?” tanya Jibs penasaran.

“Putrimu bukan hanya sekedar menyukai, tetapi dia juga terlibat atas pembunuhan istri dari Steven. Itulah yang membuat Steven sangat marah padanya!” jelas Alex tegas.

Mendengar penjelasan dari Alex, Jibs yang sudah mengetahui siapa putrinya dia hanya tersenyum dingin. “Paula memang selalu membawa masalah. Tapi karena dia putriku, lenyapkan Steven dan aku tidak ingin Paula menemuinya lagi!” titah Jibs garang.

“Tapi Tuan, Steven sudah ada di bawah naungan Agent Penyelidik dari Karachi, kami tidak bisa gegabah untuk melakukannya. Sedangkan team mereka sudah mengantongi semua riwayat Non Paula!” Alex menjelaskan semua kejadian.

Jibs menoleh pada Alex. Dia pun berbicara sangat kasar, “Untuk apa aku bayar kalian, kalau tidak bisa menyelesaikan itu?”

Alex menunduk. Dia mengerti Jibs adalah seorang yang tidak peduli dengan hal apa pun dan bisa dikatakan kalau dirinya adalah pembunuh berdarah dingin tanpa rasa takut terjerat hukum. Kemudian Alex menoleh kepada bawahannya yang ada di sampingnya,  dia pun berbisik, "Cari tahu keberadaan Steven dan pantau Paula!"  Setelah itu bawahannya langsung pergi meninggalkan Alex dan Jibs.

Alex hendak melangkah, namun Jibs menghentikannya, “Alex, aku tidak ingin Paula pergi ke mana-mana setelah dia sembuh. Perhatikan gerak-geriknya! Tidak boleh lengah!”

Alex hanya mengangguk, dia pun segera ke luar dari ruangan.

-Cemetery Beijing-

Steven masih tertidur di atas kuburan Lyn, hingga penjaga kuburan membangunkannya, “Tuan...Tuan...kamu baik-baik saja?”

Steven menggercapkan kedua matanya dengan pelan, lalu dia pun duduk agak sedikit menyender pada batu nisan Lyn. Badannya masih sangat lemas, sedangkan matanya menyisir ke sekeliling kuburan. Dia pun bingung dan bertanya, “Pak, Bapak penjaga kuburan?”

Bapak tua mencoba membantu membangunkan badan Steven, dia pun memapahnya ke tempat duduk yang ada di pendopo tempat berteduh untuk para peziarah. Mereka pun duduk berdampingan.

“Betul, Bapak adalah penjaga kuburan di sini dan sudah lama, nama Bapak, Chen.” Jawab Bapak tua yang mengaku bernama Chen ini.

Seketika pikiran Steven pada Bapak yang mengaku bahwa dirinya adalah penjaga kuburan, dia pun berusaha sangat keras untuk mengingat namanya.

“Bapak kenal dengan nama...nama....."

"...A-apa ya?" ungkap Steven yang masih berusaha mengingatnya.

"Yeah, An Toan!" ucap Steven dengan yakin.

Chen terkejut mendengar nama itu, “Bagaimana kamu bisa tahu nama dia?” tanyanya sangat heran.

Steven balik bertanya, “Bapak tahu dia? Katanya dia adalah penjaga kuburan, Bapak kenal dia?”

Chen menatap wajah Steven penuh arti namun tidak diungkapkan, dia pun beranjak dari tempat duduknya lalu dengan cepat pergi meninggalkan Steven yang masih kebingungan serta penasaran akan jati diri An Toan. Melihat Chen pergi begitu saja dia pun mencoba berdiri dan hendak mengejarnya, tetapi Chen berjalan begitu cepat, sedangkan kaki Steven masih sangat lemah. Akhirnya dia hanya memandang Chen dengan isi kepala penuh pertanyaan. Siapa An Toan ini? Siapa dia? Kenapa aku mendadak seperti memiliki kekuatan yang sangat luar biasa? Apa yang sebenar telah terjadi?

Steven pun berusaha berjalan. Lalu, melangkah menuju ke mobilnya yang tiba-tiba sudah terparkir di depan pintu masuk kuburan. Padalah semalam tidaklah demikian, mobilnya berhenti persis di depan kuburan Lyn. Itu semua membuat Steven semakin dibuat gila karenanya. Kendati masih bingung, tangannya meraih gagang pintu BWM 6i, lalu langsung duduk di atas jok dan menstarter mobilnya. Akan tetapi tidak segera melajukannya, dia menyender sejenak, sementara tangannya meraba saku kemejanya dan mengambil kayu yang panjangnya berukuran 3 Inch dengan lebar 1 inch ini. Sejenak matanya memperhatikan dengan seksama tulisan yang tertera, sayangnya Steven tidak mengerti apa pun yang tertulis. Dia pun segera memasukannya kembali ke dalam saku, lalu segera melajukan mobilnya untuk pergi ke apartemennya.

***

Seminggu telah berlalu dari kejadian menakutkan itu. Paula pun sudah berangsur pulih dan mulai kembali beraktivitas seperti biasanya.  Akan tetapi ketika dia hendak pergi ke luar dari rumah penjaga mencegahnya, “Nona tidak boleh ke luar dulu!”

Paula menepisnya, “Jangan halangi aku, atau aku tabrak pintu itu!” gertaknya sambil menstarter dan menancap gas mustangnya dengan cepat.

BRAK!

Paula menabrak pintu gerbang hingga menjadi beberapa bagian.

“Pak Alex! Nona Paula kabur!” lapor penjaga pada talkie walkie yang ada di tangannya.

Di ujung talkie walkie Alex menjawab, "Cepat kejar dia!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status