Share

Bab 4

Author: Jalita Haira
last update Last Updated: 2024-11-08 11:51:39
"Dua puluh triliun?"

Leon tanpa ragu berkata, "Oke!"

Tiga tahun lalu, setelah dirinya dijebak dan diberi obat, ada seorang gadis yang tetap menyelamatkan nyawanya meski dia sendiri terluka parah.

Setelah semalaman mereka bersama, gadis itu sudah menghilang tanpa jejak setelah pagi datang.

Malam itu begitu gelap sehingga Leon tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia hanya bisa mencium aroma obat yang samar, mirip dengan aroma obat tradisional tertentu.

Setelah kejadian itu, dia menyelidiki, hingga akhirnya menemukan Keluarga Lenova.

Mia yang sejak kecil lemah dan sering sakit, sudah terbiasa mengonsumsi obat tradisional.

Menurut penuturan langsung dari Mia, pada hari insiden itu terjadi, dia sedang diculik. Ketika akhirnya berhasil melarikan diri, dia bertemu dengan Leon.

Tanpa memedulikan keselamatannya sendiri, Mia dengan tubuh penuh luka menyerahkan kesuciannya untuk menyelamatkan Leon.

Saat itu, Mia baru berusia delapan belas tahun.

Karena telah menyelamatkan nyawanya, Leon berjanji akan menikahinya. Meski neneknya tidak setuju, Leon bersikeras untuk tetap bersamanya. Namun, tiba-tiba muncul Violet yang asal-usulnya tidak jelas.

Violet mengatur sebuah skenario untuk tampil sebagai pahlawan, hingga berhasil memenangkan hati neneknya, lalu perlahan mendorong neneknya untuk memaksa Leon menikahinya.

Setelah tujuannya tercapai, Violet memandang Mia sebagai duri dalam daging, selalu mencari masalah dengannya. Belakangan ini, dia bahkan bertindak makin kelewatan. Pertama dia menculik, lalu meracuni Mia.

Jangankan lagi 20 triliun, meski dokter sakti itu meminta lebih banyak lagi, Leon bersedia membayarnya. Karena dia merasa terlalu banyak berutang pada Mia.

**

Di sisi lain, begitu Sheva menerima balasan, dia segera memberi tahu Violet, "Bos, mereka setuju."

Setuju ....

Bohong jika Violet mengatakan tidak merasakan apa-apa di hatinya. Setelah mencintai pria itu begitu lama, dia tak bisa menahan diri untuk bertanya-tanya. Apakah jika dia yang diracuni, Leon juga akan melakukan hal yang sama?

Tidak, tentu saja itu tidak akan terjadi!

Leon pasti berharap dia cepat mati, agar tak ada lagi yang menghalanginya bersatu dengan Mia.

Violet mengepalkan tangannya, menahan rasa sakit yang menghantui hatinya, lalu berujar, "Setuju!"

Ini uang 20 triliun. Jika memang Leon begitu kaya dan bodoh, mengapa tidak dia manfaatkan?

Namun ....

Siapa sebenarnya yang meracuni Mia?

Apa tujuan mereka?

Selain itu, masih ada masalah penculikan sebelumnya, yang hingga kini belum terpecahkan meski telah diselidiki secara diam-diam.

Tentu semua ini ada kaitannya.

Sepertinya malam ini Violet perlu pergi ke rumah sakit untuk memeriksa jenis racun yang menginfeksi Mia agar dapat menemukan petunjuk lebih lanjut.

Malam itu, ketika suasana sunyi menyelimuti.

Violet mengenakan seragam perawat yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh Sheva, lalu menyelinap masuk ke kamar tempat Mia dirawat.

Gadis yang terbaring di ranjang tampak sangat pucat, dengan napas yang lemah.

Melihat kondisinya, sepertinya Leon pasti sangat khawatir.

Katanya, Mia pernah menyelamatkan Leon. Oleh karena itu, pria itu begitu peduli padanya.

Jika dipikir-pikir, sebenarnya mereka berdua cukup mirip. Leon juga masuk ke hatinya sejak malam saat Violet menyelamatkannya.

Violet tersenyum sinis pada dirinya sendiri.

Dulu dia berusaha keras menikah dengannya karena mengira Leon masih lajang.

Lagi pula, rumor mengatakan bahwa Leon tidak tertarik pada perempuan, hanya fokus pada pekerjaan, sampai neneknya sendiri mencurigainya sebagai seorang penyuka sesama jenis!

Baru setelah menikah, Violet tahu bahwa ternyata Leon memiliki seorang gadis yang disukainya. Hanya saja, neneknya tidak menyetujui gadis itu, sehingga tidak pernah menyebutkan Mia di hadapannya.

Tiga tahun yang lalu, saat Violet memanfaatkan neneknya, sebenarnya neneknya juga memanfaatkannya.

Mengingat wanita tua yang cerdik itu, Violet tersenyum simpul, lalu berpikir, "Ternyata memang benar, makin tua makin ahli!"

Tanpa membuang waktu, Violet meraih pergelangan tangan Mia untuk memeriksa nadinya.

Keningnya langsung berkerut. Pola denyut nadi ini sangat mirip dengan ....

Benar!

Tatapannya berubah seketika.

Kemudian, Violet mengeluarkan tabung vakum untuk pengambilan sampel darah dari sakunya, mengarahkan jarum pada salah satu pembuluh darah di lengan kiri Mia. Ketika hendak menusukkan jarum, tangannya tiba-tiba ditangkap seseorang.

Dengan seluruh kekuatannya, Mia mencengkeram pergelangan tangan Violet, lalu bertanya, "Siapa yang mengirimmu?"

Petugas medis yang keluar masuk kamar ini semua sudah ditentukan. Dia juga mengenal mereka dengan baik. Jadi dalam sekali pandang, Mia tahu orang di depannya ini sangat mencurigakan!

Menyadari Mia sudah sadar, Violet tidak terlalu peduli. Dia melepaskan cengkeraman tangan Mia, lalu melanjutkan tindakannya.

Ketika melihat ujung jarum yang tajam hampir menembus lengannya, Mia segera mendorong Violet, cepat-cepat duduk dari tempat tidurnya, lalu meraih tombol panggilan di kepala ranjang.

Namun, sebelum sempat menyentuhnya, lengannya ditekan ke dinding.

Meski wajah Violet sebagian besar tertutup masker, sorot mata yang dingin dan tajam itu bagai pedang yang menyiratkan niat membunuh.

Mia jadi makin panik. "Aku adalah wanita yang paling dicintai oleh Leon! Kalau kamu berani menyakitiku, dia pasti nggak akan melepaskanmu ...."

"Plak!"

Violet menampar wajah Mia, mencengkeram dagunya dengan keras, lalu berkata, "Kalau nggak mau mati, diamlah!"

Wajah Mia terasa perih akibat tamparan itu, sementara dagunya hampir remuk dalam genggaman Violet. Namun, dari ucapannya, sepertinya wanita ini tidak berniat membunuhnya.

Sedikit demi sedikit, rasa takut di hati Mia mereda. Dia pun berhenti melawan.

Begitu Mia tidak lagi memberontak, Violet melepaskan cengkeraman di dagunya.

Kemudian, dia memasukkan jarum, mengambil sampel darah, lalu segera mencabut jarumnya tanpa memedulikan luka yang masih mengeluarkan darah.

Setelah mengalami penghinaan sebesar ini, mana mungkin Mia tinggal diam? Dia dengan cepat menekan tombol panggilan. "Seseorang ingin membunuhku ...."

Baru saja hendak berbicara, leher Mia langsung dicekik.

Kecepatan wanita itu begitu cepat, hingga membuat Mia terkejut.

"Awalnya aku nggak berniat membunuhmu ...." Sambil berbicara, jari-jari Violet makin kencang mencengkeram. Dia melanjutkan, "Tapi kalau kamu sudah bosan hidup, aku akan mengabulkannya!"

Dia tidak berusaha menakut-nakuti Mia, karena Violet benar-benar memiliki niat membunuh.

Sebenarnya, Mia bukanlah orang yang baik. Dia sangat ahli dalam berpura-pura.

Selama tiga tahun terakhir, dia telah berulang kali melakukan tipuan.

Violet selalu menahan diri hanya karena Mia adalah wanita kesayangan Leon. Namun, sekarang ....

Dia tidak peduli!

Lagi pula, ini adalah balasan yang harus diterima Mia.

Di hadapan para penculik, kalau bukan karena Violet melindunginya, Mia tidak akan bisa bertahan sampai Leon datang menyelamatkannya.

Melihat Mia yang wajahnya memerah karena sulit bernapas, serta pembuluh darah di dahinya satu per satu menonjol keluar, tatapan membunuh di mata Violet makin jelas.

Hanya dengan sedikit kekuatan lagi, nyawa Mia akan berakhir!

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki.

Jaraknya tidak dekat, orang biasa tidak akan bisa mendengarnya, tetapi Violet yang memiliki pendengaran tajam mendengar semuanya dengan jelas.

Leon!

Dia merasa sedikit muak saat menyadari betapa dia mengenal Leon dengan sangat baik.

Langkah kaki itu terdengar makin dekat. Matanya yang bagaikan air danau tiba-tiba menjadi gelap, lalu dia memukul Mia hingga pingsan.

Bagaimanapun juga, Mia bernilai 20 triliun. Violet tidak perlu menyia-nyiakan uang ini!

Setelah menggerakkan pandangan matanya, Violet membuka pintu balkon, lalu menyelinap ke kamar mandi.

Detik berikutnya, pintu pun terbuka.

Leon melangkah masuk. Matanya yang hitam tertuju pada pintu geser balkon yang terbuka.

Keningnya berkerut, lalu dia memberi perintah pada Joshua yang mengikutinya, "Tutup pintunya ...."

Namun, sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya, terdengar suara jeritan.

"Ah ...."

Mia yang merasa dirinya pasti akan mati, tiba-tiba membuka matanya. Dia menatap kosong ke langit-langit dengan wajah penuh ketakutan, terengah-engah dengan napas berat.

"Apa aku membangunkanmu? Beberapa hari ini aku terlalu sibuk, jadi belum sempat menjengukmu. Bagaimana keadaanmu?"

Leon berjalan ke sisi tempat tidur. Ketika melihat wajah Mia yang tampak tidak baik, dia bertanya, "Mimpi buruk?"

Saat menoleh dan melihat Leon, Mia langsung memeluknya, menunjukkan bekas cekikan di lehernya serta bekas suntikan di lengannya. Dia berujar, "Paman, barusan ada seorang wanita yang menyamar jadi perawat. Dia mengambil darahku, lalu berusaha mencekikku sampai mati."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
sarifah nur
ceritanya bagus.... endingnya susah d tebak....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 5

    Tatapan tajam Leon kembali mengarah ke balkon, memberi Joshua isyarat dengan pandangan matanya.Joshua memeriksa sekeliling, "Pak, nggak ada siapa-siapa di sini!""Panggil dokter." Mata Leon berubah menjadi dingin. Dia menambahkan, "Beri tahu pihak rumah sakit untuk menutup semua pintu keluar. Hanya boleh ada masuk, nggak boleh ada yang keluar!""Baik!"Setelah diperiksa oleh dokter dan dipastikan bahwa orang itu hanya mengambil darahnya tanpa melakukan hal lain, hati Mia yang semula waspada akhirnya merasa sedikit tenang.Orang yang datang tidak diketahui asal-usulnya. Mengingat kondisinya yang rentan, tentu saja dia merasa takut.Namun, dia tidak mengerti, kenapa orang itu bersusah payah mengambil darahnya?Namun ....Air mata Mia mengalir begitu dia menoleh menatap Leon. Dia berkata, "Paman, sebenarnya ada beberapa hal yang seharusnya nggak aku katakan. Tapi dia benar-benar sudah keterlaluan."Ini adalah kesempatan yang bagus untuk menimpakan segalanya pada Violet, jadi dia tidak ak

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 6

    Wanita itu berbalik untuk menghadapnya. Begitu melihat dengan jelas wajahnya, wajah tampan Leon seketika menjadi sangat muram.Punggung wanita itu memang mirip dengan Violet, tetapi wajahnya sama sekali berbeda.Penampilannya biasa saja, jauh dari kecantikan luar biasa yang dimiliki Violet.Ketika menyadari bahwa dirinya sempat menganggap Violet cantik, wajah Leon menjadi makin muram."Tampan, caramu mendekati orang unik sekali. Kamu punya gaya sendiri, aku suka."Wanita itu menyandarkan dirinya ke arah Leon, lalu melanjutkan, "Rumahku ada di dekat sini, bagaimana kalau kita ....""Salah orang."Saat Leon mundur, wanita itu hampir terjatuh. Namun, dia tidak terlihat kesal, malah kembali mendekat sambil berujar, "Jangan malu-malu. Kita berdua ini sudah dewasa, nggak perlu sungkan."Sebuah tatapan dingin diarahkan pada Joshua yang mengikuti dari belakang.Joshua segera maju untuk mengatasi situasi tersebut.Setelah keduanya pergi dengan mobil, Violet naik ke mobil Sheva, lalu dengan perl

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 7

    Di rumah sakit.Begitu Leon masuk, Mia langsung memeluknya dengan erat.Wanita itu seperti seekor ular tanpa tulang, menggeliat di dalam pelukannya sambil berkata, "Paman, aku merasa nggak nyaman .... Benar-benar nggak nyaman ....""Di mana yang terasa nggak nyaman?" Leon mengulurkan tangan, mencoba mendorongnya, tetapi ini malah membuat Mia makin erat memeluknya."Di seluruh tubuhku ...." kata Mia sambil menggenggam tangan Leon, lalu menempelkannya ke dadanya. Dia melanjutkan, "Terutama di sini, seperti ada banyak semut yang merayap. Rasanya gatal dan sangat nggak nyaman.""Paman, tolong aku ... selamatkan aku!"Keadaan Mia ini jelas tidak normal. "Aku akan memanggil dokter untukmu," ucap Leon."Nggak, aku nggak mau dokter, aku hanya mau kamu." Mia memeluk Leon erat-erat seperti tumbuhan merambat yang melilit, bahkan mulai membuka kancing bajunya. Mia berkata, "Paman, tolong aku. Cepatlah, aku benar-benar merasa nggak nyaman .... Kalau kamu nggak menolongku, aku benar-benar akan mati

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 8

    Saat masker itu hampir saja ditarik, Violet dengan cepat mencabut jarum perak dari pinggangnya, lalu langsung menusukkannya ke telapak tangan Leon."Hiss ...."Rasa sakit tajam menyebar di telapak tangannya, memaksa Leon menarik kembali tangannya. Violet memanfaatkan kesempatan itu untuk melompat langsung dari balkon.Melihat wanita itu mendarat dengan stabil dari ketinggian lantai 11, mata hitam pekat Leon menyiratkan kekaguman sekaligus sorotan yang tajam.Dia mengeluarkan ponselnya, membuka halaman yang menunjukkan titik merah kecil.Sebenarnya, dia sudah menyadari bahwa di dalam kamar rawat ada orang lain selain dirinya dan Mia.Tepat ketika Mia bersiap melepaskan pakaian, ada suara dari dalam lemari.Meski suara itu sangat pelan dan hanya sekejap, Leon tetap menyadarinya.Tadi dia sengaja keluar untuk memancing musuh keluar dari persembunyian.Melihat titik merah di pelacak, mata hitam Leon menyipit. "Violet, sebaiknya bukan kamu dalang dibalik semuanya. Kalau nggak ...."**Viole

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 9

    Untuk undangan biasa, Leon mungkin tidak akan hadir secara pribadi, tetapi untuk Keluarga Hardi ....Leon harus memberikan sedikit penghormatan.Siapa sangka, begitu masuk ke rumah Keluarga Hardi, dia akan melihat sosok yang sangat mirip dengan Violet.Hampir secara naluriah, dia langsung mengejarnya.Wanita itu memiliki kewaspadaan tinggi. Hanya dalam waktu singkat, Leon sudah kehilangan jejaknya.Ini tidak seperti Violet. Wanita itu tidak secerdik ini, bahkan terkadang agak kikuk.Apakah dia salah mengenali orang lagi?Benar juga. Wanita itu hanyalah anak yatim piatu tanpa keluarga. Bagaimana mungkin dia punya hubungan dengan Keluarga Hardi?Orang tadi jelas sudah sangat familiar dengan rumah Keluarga Hardi.Tampaknya dia memang salah mengenali orang lagi.Sama seperti saat di pintu bandara waktu itu.Sudah dua kali hal ini terjadi. Mengapa ada begitu banyak orang yang terlihat mirip dengan Violet dari belakang? Bahkan Elang Merah itu pun juga. Atau mungkin semua wanita memang terlih

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 10

    Taman Bangau.Ini adalah sebuah resor bergaya paviliun yang menggabungkan restoran, tempat rekreasi, serta tempat hiburan.Waktu pengobatan dijadwalkan pada hari Senin, jadi Violet datang sehari sebelumnya untuk melakukan persiapan.Sebenarnya, dia cukup melakukan ini dengan menelepon saja. Namun, dia sengaja datang karena di tempat ini ada seseorang yang ingin dia temui. Orang itu juga ingin menemuinya.Begitu memasuki aula, Violet melambaikan tangan memanggil seorang pelayan muda yang mengenakan pakaian tradisional, "Aku mau pesan ruang VIP nomor satu.""Maaf, ruang VIP nomor satu nggak bisa dipesan oleh tamu umum."Violet berpura-pura bertanya, "Kenapa?"Pelayan pria itu menjelaskan, "Ruangan VIP ini adalah ruang eksklusif yang disediakan oleh pemilik kami untuk tamu istimewa. Sejak resor ini dibuka, ruangan ini nggak pernah dipesan oleh orang luar. Kalau kamu ingin memesan ruang VIP, silakan pilih salah satu ruangan lain selain ruang nomor satu ini."Violet mengangkat alis sambil b

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 11

    "Kak Violet?"Loren mengusap matanya seraya berseru, "Ternyata itu benar kamu!"Karena sudah tertangkap basah, jadi tidak bisa melarikan diri.Jejak kekesalan melintas di mata Violet.Karena berpikir sedang ada di wilayah sendiri dan tidak perlu berpura-pura. Siapa yang tahu bahwa secara kebetulan, Violet justru bertemu dengan mantan saudara iparnya sendiri.Nasib antara mereka berdua dan takdir Violet benar-benar membuat wanita itu tidak bisa berkata-kata.Setelah menenangkan diri, Violet mengerucutkan bibirnya pelan sambil menyahut, "Loren, kebetulan sekali.""Benar, kebetulan sekali!" seru Loren sambil berlari ke arah Violet. Wanita itu meraih tangannya dan berkata, "Kak Violet, aku sudah mencarimu selama berhari-hari. Aku nggak menyangka akan bertemu denganmu di sini."Saat melihat Violet, Loren terkejut dan juga bahagia. Wanita itu tidak bisa menahan kegembiraannya.Alasan mengapa Loren ada di sini hari ini adalah karena seorang temannya melihatnya dalam suasana hati yang buruk, l

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 12

    Saat melihat teko teh yang terbang ke arahnya, mata hitam Leon langsung menjadi gelap.Awalnya tidak sulit bagi Leon untuk menghindar. Akan tetapi, begitu kejadian itu terjadi, Leon mendorong Loren untuk menjauh darinya, jadi dia melewatkan waktu terbaik untuk menghindar.Loren yang sudah didorong, sontak memanggil dengan cemas, "Kak ...."Bertha tampak terlihat bersalah, tetapi di dalam hatinya dia sangat menantikannya.Tehnya baru saja dibuat dan hari ini wajah Leon tidak akan bisa diselamatkan.Jika bukan karena khawatir, bosnya akan tetap menyimpan bajingan ini di dalam hatinya. Ini semua tidak hanya akan merusak wajah Leon, tetapi juga mengakhiri hidupnya sebagai bajingan.Tepat ketika semua orang, termasuk Leon sendiri, mengira sedang dalam bahaya. Teko yang hanya berjarak beberapa meter dari wajah Leon itu, tiba-tiba ditangkap oleh sepasang tangan.Tangannya ramping, seputih batu permata dan langsung menangkap teko itu dengan kuat.Leon menatap pada wanita yang sudah menghalangi

    Last Updated : 2024-11-08

Latest chapter

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 188

    Melihat Violet agak marah, Leon melembutkan sikapnya dan berkata, "Nggak peduli apa yang benar atau salah di masa lalu, kelak aku pasti akan menebusnya untukmu.""Nggak perlu!" Violet langsung menolak, "Aku nggak perlu kamu menebusnya untukku dan nggak mengharapkan rasa sukamu."Tidak mengharapkan ....Hati Leon tiba-tiba sakit dan dia langsung menahannya lagi, "Aku harus bagaimana baru kamu bisa tenang?"Bukan hal yang aneh, itu hanya ungkapan marah.Violet mengerutkan kening setelah mendengar ini, "Kamu pikir aku marah?""Heh!""Leon, siapa yang memberimu kepercayaan diri untuk berpikir aku akan mencintaimu selamanya!?"Menatap lurus sepasang mata Leon, Violet mengangkat sudut bibirnya, "Leon, pakai telingamu dan dengarkan dengan jelas!""Aku sudah lama mengakhiri perasaanku padamu. Bagiku, kamu nggak berbeda dengan orang asing yang kutemui di jalanan!"Leon sama sekali tidak percaya, "Karena kamu nggak mencintaiku lagi, kenapa kamu masih peduli dengan hidup dan matiku?"Kalau memang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 187

    "Karena aku menyukaimu!"Sejujurnya, ucapan Leon cukup mengejutkan Violet.Dalam tiga tahun terakhir, kebenciannya terhadap wanita itu masih tergambar jelas di benaknya. Sekarang mereka baru bercerai beberapa hari dan sikapnya tiba-tiba berubah?Bahkan Sheva yang sudah lama menebak niat Leon juga tercengang dengan pernyataan perasaan mendadaknya.Meskipun sudah lama melihat beberapa petunjuk, rasanya masih berbeda saat pria itu langsung mengakuinya sendiri.Sheva tidak tahan lagi dan melihat ke arah Violet.Meski berbeda dari wanita biasa, Leon adalah satu-satunya pria yang pernah dia cintai.Dalam tiga tahun terakhir, Violet telah memberikan segalanya untuk Leon dan sekarang ucapan itu bisa dikatakan harapannya telah tercapai.Meskipun bilang tidak akan kembali, itu karena dia tidak tahu Leon akan berubah pikiran.Sekarang situasinya telah berubah, takutnya dia akan ...."Terus?"Setelah tertegun beberapa saat, Violet langsung menenangkan diri sambil menepis tangan Leon dan berkata de

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 186

    Violet sangat ingin mengetahui berita apa yang diketahui Sheva, jadi dia sangat muak dengan Leon yang masih tidak ingin pergi, "Apa hubungannya denganmu?"Sheva menjawab dari samping, "Bos benar. Kamu pikir kamu ini siapa? Apa aku harus melaporkan hubunganku dengan bos padamu?"Melihat sikap bosnya, sepertinya tadi bos tidak ingin rujuk dengannya, melainkan Leon yang sengaja melecehkannya.Karena ini masalahnya, tidak perlu bersikap sopan pada pria ini.Leon malah tersenyum alih-alih marah, "Karena kamu nggak tahu siapa aku, biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Leon dan aku ...."Violet menjadi lebih kesal lagi, "Nggak perlu perkenalkan diri, dia tahu siapa kamu.""..."Pria ini benar-benar mengenalnya?Jadi pria ini sangat penting bagi Violet. Kalau tidak, mana mungkin dia akan memberitahukan identitasnya?Satu Adis dan satu Sheva tidaklah cukup, sekarang muncul lagi pria tampan lainnya.Dilihat dari keduanya, ini bukanlah pertama kali mereka bersama.Melihat wajah Leon yang sangat

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 185

    Pertanyaan ini jelas sudah terjawab sebelumnya dan alasan mengapa Violet mengungkitnya lagi pasti karena dia tidak puas dengan jawaban sebelumnya.Bukan tanpa alasan, pasti ada sesuatu yang menudingnya lagi.Melihat Leon tidak berbicara, mata Violet menyipit dengan penuh ancaman, "Kenapa diam saja? Terakhir kali kamu sudah menjawabnya, seharusnya nggak sulit bagimu!""Jawabanku tetap sama, tapi apakah kamu akan percaya kalau aku mengatakannya?" Leon langsung melihat ke arahnya, "Kalau kamu nggak percaya, untuk apa aku repot-repot bicara terlalu banyak!?"Violet tidak mengatakan apa-apa. Dia menyalakan ponselnya dan memutar video pertemuan Leon dan Lewis di tengah malam, "Kalau nggak ada hubungan dengannya, untuk apa bertemu dengannya di tengah malam?"Melihat adegan dalam video pertemuan dirinya dan Lewis di tengah malam, Leon ragu sejenak sebelum memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya, "Bagaimana kalau kubilang aku ingin membantumu menyelidiki kebenaran saat itu?""Membantuku men

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 184

    "Nggak cuma itu, juga benar-benar besar kepala!"Ternyata hal-hal yang nggak ada hubungannya juga bisa disatukan. Benar-benar mengagumkan!Melihat Leon akan berbicara lagi, Violet melepaskan tangannya dari cengkeraman pria itu dan memberi isyarat untuk berhenti, "Diam kalau mau ganti balutan!"Setelah mengatakan itu, dia menunjuk ke sofa di tengah ruangan dan berkata, "Duduklah di sana."Sadar akan emosinya saat ini, Leon tidak berkata apa-apa dan berjalan menuju sofa sesuai apa yang Violet katakan.Violet pergi mengambil kotak obat dan berdiri di belakang Leon untuk membantunya melepas jahitan serta mengganti balutan.Setelah melepas kain kasa dan melihat luka bernanah, Violet langsung mengerutkan kening dan berkata, "Apa yang telah kamu lakukan dalam dua hari ini?"Kalimat ini hanyalah pertanyaan biasa dari seorang dokter.Jangankan Leon. Kalau ada orang lain yang lukanya menjadi seperti ini, Violet sebagai dokter pasti akan mengatakan sesuatu."Aku nggak melakukan apa pun." Mata Leo

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 183

    Violet hanya membutuhkan waktu lima menit untuk berhasil meretas situs web yang dienkripsi ganda.Meskipun isi di dalamnya bersifat rahasia, tidak begitu berguna untuknya karena yang Violet cari adalah pemimpin pasukan.Mengenai identitasnya, Violet sama sekali tidak menemukan petunjuk setelah mengutak-atik situs web.Violet tidak menyerah. Dia kembali ke rumah Keluarga Hardi sepulang kerja dan memeriksa situs web luar serta dalam, tetapi tetap tidak mengubah apa pun.Siapa itu, begitu misterius?Violet mencoba memulai dari aspek lain, seperti Keluarga Wijaya.Kalau Pasukan Yeager memang terkait dengan Keluarga Wijaya, mustahil tidak ada hubungan di antara mereka.Akan tetapi, tidaklah mudah untuk mendapatkan sesuatu dari mulut Lewis.Tidak hanya tegas dalam ucapan, dia juga waspada dalam setiap tindakan yang dia lakukan.Setelah mengutus orang untuk mengikutinya secara diam-diam begitu lama, Lewis tidak melakukan kontak rahasia dengan siapa pun kecuali Leon.Leon ....Setelah memikirk

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 182

    Dia melambaikan tangan. Bawahannya maju selangkah dan membisikkan sesuatu di telinganya .......Mengikuti petunjuk itu, Sheva menyelidikinya selama hampir dua hari sebelum akhirnya mendapatkan beberapa petunjuk.Hasil penyelidikan diletakkan di meja Violet, "Bos, rangkaian nomor itu sudah ditemukan."Violet meletakkan pena tanda tangan di tangannya dan membuka dokumen itu. Ketika dia melihat Pasukan Yeager tertulis di atasnya, matanya menyipit dengan penuh ancaman, "Sudah dikonfirmasi kebenarannya?""Aku sudah memeriksanya dua kali dan yakin kabarnya benar!" Sheva juga tidak menyangka inilah hasilnya, "Pasukan Yeager milik negara dan nggak ada hubungannya dengan Falcon."Awalnya, Sheva juga curiga itu adalah Falcon.Meski berbagai hasil investigasi belakangan ini menunjukkan tidak ada hubungan antara Falcon dan pembunuh lebih dari 20 tahun lalu, Sheva selalu merasa Falcon bukanlah orang biasa.Apalagi setelah mengetahui dia dan Adis adalah saudara kembar.Secara keseluruhan, pria itu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 181

    "Aku nggak pernah menyentuh Mia!"Yang terjadi tiga tahun yang lalu tidak masuk hitungan.Itu juga terjadi tanpa sepengetahuannya, jadi Leon tidak berbohong.Leon merasa sudah waktunya untuk memberi tahu Violet, "Violet, aku nggak cuma nggak pernah menyentuh Mia, perasaanku padanya juga nggak ....""Kak ...."Suara ketakutan Loren di luar pintu menyela ucapan Leon yang belum selesai.Mendengar Loren sudah bangun, Violet buru-buru keluar tanpa memedulikan hal lainnya.Leon, "..."Dia hanya ingin mengungkapkan perasaannya kepada Violet, tetapi mengapa dia selalu disela?Sepasang alisnya berkerut, dia juga keluar dari kamar sambil menahan rasa sakit.Bagaimanapun, dia akan berada di sini dalam beberapa hari ke depan, jadi lebih baik cari waktu lain.Akan tetapi, Violet sama sekali tidak memberinya waktu. Setengah jam kemudian, dia siap naik helikopter yang datang menjemputnya.Melihat Loren yang tidak peduli dengan kepergiannya, Leon berjalan mendekat dan berkata dengan suara rendah, "Kam

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 180

    Membiarkannya berbaring di atas kasur dan bersiap untuk melakukan operasi sederhana padanya.Hanya ada beberapa obat tradisional yang bisa membantu Loren menghilangkan bekas luka di sini, tetapi sama sekali bukan obat penghilang rasa sakit atau anestesi.Tadi dia juga menyuruh Leon untuk menahannya saat mengeluarkan selongsong peluru untuknya, jadi kali ini juga sama.Harus dikatakan daya tahan Leon cukup baik dan tidak bersuara selama seluruh proses. Kalau bukan karena butiran keringat yang jatuh di dahinya, Violet curiga pria ini sama sekali tidak merasakan sakit.Akhirnya pendarahan berhenti setelah menyambung kembali pembuluh darah yang pecah. Setelah dibalut kembali, Violet hendak berbalik dan mengemasi barang-barangnya sebelum tubuhnya diputar dan ditekan oleh Leon."Kenapa, mengira hidupmu terlalu panjang?" Kali ini Violet tidak menunjukkan reaksi yang terlalu berlebihan, tetapi suaranya sangat dingin."Diam!""..." Kalau bukan suaranya yang terlalu lama, Violet menjamin akan me

DMCA.com Protection Status