Share

Bab 6

Author: Jalita Haira
Wanita itu berbalik untuk menghadapnya. Begitu melihat dengan jelas wajahnya, wajah tampan Leon seketika menjadi sangat muram.

Punggung wanita itu memang mirip dengan Violet, tetapi wajahnya sama sekali berbeda.

Penampilannya biasa saja, jauh dari kecantikan luar biasa yang dimiliki Violet.

Ketika menyadari bahwa dirinya sempat menganggap Violet cantik, wajah Leon menjadi makin muram.

"Tampan, caramu mendekati orang unik sekali. Kamu punya gaya sendiri, aku suka."

Wanita itu menyandarkan dirinya ke arah Leon, lalu melanjutkan, "Rumahku ada di dekat sini, bagaimana kalau kita ...."

"Salah orang."

Saat Leon mundur, wanita itu hampir terjatuh. Namun, dia tidak terlihat kesal, malah kembali mendekat sambil berujar, "Jangan malu-malu. Kita berdua ini sudah dewasa, nggak perlu sungkan."

Sebuah tatapan dingin diarahkan pada Joshua yang mengikuti dari belakang.

Joshua segera maju untuk mengatasi situasi tersebut.

Setelah keduanya pergi dengan mobil, Violet naik ke mobil Sheva, lalu dengan perlahan melepas topeng kulit manusia yang dikenakannya.

Tadi dia pikir semua itu hanya kebetulan. Ternyata Leon memang sengaja mencarinya.

Hanya saja, yang membuatnya bingung adalah, apa yang diinginkan Leon darinya hingga perlu membuat keributan sebesar ini?

Violet sudah dengan sukarela menyerahkan posisinya. Apa lagi yang masih membuatnya merasa tidak puas?

Sheva juga merasa bingung. Terlalu banyak pertanyaan yang akhirnya tak bisa dia tahan. "Bos, aku baru saja mendengar kabar kalau Leon bukan mencari Elang Merah, tapi istrinya yang hilang ...."

"Ya, aku itu istrinya!"

Setelah sampai sejauh ini, tidak perlu lagi ada yang ditutup-tutupi.

"Kamu sudah menikah?" tanya Sheva yang tampak terkejut.

"Sudah. Tapi sekarang sudah cerai," jawab Violet.

"Apa karena Mia?"

Leon rela mengeluarkan dana 20 triliun hanya untuk Mia. Ini menunjukkan hubungan mereka yang tidak biasa.

Tak bisa menahan diri, Sheva langsung mengumpat dengan keras, "Buah memang nggak jatuh jauh dari pohonnya. Dia sama persis dengan ibunya."

Violet langsung menangkap maksud dari perkataan itu. "Kamu dan Keluarga Lenova ...."

"Aku dan Keluarga Lenova nggak ada hubungan apa-apa," ujar Sheva sambil menggenggam erat kemudi.

Itu adalah luka yang tidak ingin dia bicarakan. Jadi Sheva tidak pernah menceritakannya pada Violet, karena dia berniat membalaskan dendamnya sendiri.

Lagi pula, Violet juga punya dendamnya sendiri yang belum terbalaskan.

Ibu Mia adalah sepupu dari ibunya.

Karena sebuah kecelakaan, Ibu Mia menjadi yatim piatu. Nenek Sheva yang melihat ini merasa kasihan dan mengasuhnya.

Siapa sangka, dia malah mengasuh seekor serigala berbulu domba.

Di permukaan, Ibu Mia tampak lembut dan baik hati. Namun, kenyataannya dia berhati kejam.

Di usianya yang masih delapan tahun, Sheva menyaksikan sendiri ayahnya, Boni Lenova, berselingkuh di tempat tidur ibunya ketika sang Ibu sedang dalam perjalanan bisnis.

Kemudian, mereka memaksa ibunya hingga mati, bahkan mencoba membakarnya hidup-hidup.

Tubuh Sheva menderita luka bakar parah. Jika saat pelariannya dia tidak diselamatkan oleh Violet, mungkin Sheva sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Violet merawatnya, membantunya memulai hidup baru, membuatnya menjadi seperti sekarang ini. Meskipun dia berdiri di depan Boni, Sheva tidak akan dikenali.

Violet bisa tahu dengan sekali pandang bahwa Sheva tidak berbohong.

Karena dia tidak ingin membahasnya, Violet tidak bertanya lebih lanjut.

Setiap orang memiliki rahasia masing-masing.

Dia mengalihkan topik, "Apa tugas yang aku berikan padamu sebelum pergi sudah selesai?"

Sheva membuka laci di depan kursi penumpang, mengeluarkan sebuah map biru, lalu berkata, "Hasil investigasi menunjukkan Keluarga Wijaya nggak punya hubungan atau dendam apa pun dengan Keluarga Ananta, baik dulu ataupun tiga tahun lalu. Selain itu, Keluarga Wijaya juga nggak mungkin tahu identitas aslimu."

Dia sebenarnya adalah putri dari Keluarga Ananta, keluarga terkaya di kota.

Beberapa tahun yang lalu, terjadi serangan pembunuhan. Hanya dalam satu malam, semua anggota Keluarga Ananta, termasuk para pelayan, dengan total tiga puluh nyawa, semuanya tewas.

Pelakunya sangat kejam, tak terbayangkan kejinya.

Semua orang mengira Keluarga Ananta sudah musnah tanpa tersisa. Namun, mereka tidak tahu ada seseorang yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Violet.

Selama bertahun-tahun ini, dia menyembunyikan identitasnya. Selain Sheva, Noah, Bertha, serta beberapa orang lainnya, tidak ada yang tahu siapa Violet sebenarnya.

Mereka yang tahu identitas Violet tidak akan pernah mengkhianatinya.

Violet membuka dokumen, lalu membaliknya satu per satu.

Memang semuanya terlihat normal.

Namun, tiga tahun yang lalu dia pernah mendengar para penjahat menyebut-nyebut tentang Keluarga Wijaya.

Setelah menutup dokumen itu, dia melemparkannya begitu saja. "Bisa lolos kali ini, tapi pasti akan terungkap lain waktu."

"Benar. Kalau memang ini ada kaitan dengan Keluarga Wijaya, sebesar apa pun kekuatan mereka, harga yang harus dibayar nggak akan terlewat sedikit pun." Sheva menambahkan, "Lalu bagaimana dengan Adis?"

Violet bersandar di sandaran kursi, memejamkan mata dengan santai, lalu menanggapi, "Dia pulang lebih awal, jadi aku nggak bertemu dengannya."

"Kalau begitu, apakah kita akan pergi ke Keluarga Hardi sekarang?"

"Nanti saja kita bicarakan lagi!"

Setelah berkeliling, Violet merasa cukup lelah. Lebih baik dia pulang dan tidur dulu.

Jika menghitung waktunya, malam ini adalah saat di mana Mia akan mengalami reaksi racun untuk yang kedua kalinya. Setelah istirahat dengan baik, Violet akan bersiap untuk menonton drama.

**

Malam itu, di rumah sakit.

Sejak makan malam, Mia terus merasa kehausan.

Meski sudah minum banyak air, tetap saja rasa hausnya tak kunjung hilang, justru makin terasa.

Dia tahu bahwa waktu efek serangan kedua racun telah tiba.

Jadi, dia buru-buru menelepon Leon.

"Paman, kamu di mana? Aku merasa sangat nggak nyaman ...."

Begitu panggilannya tersambung, dia langsung mengeluh dengan nada menggoda tanpa menunggu jawaban. Namun, ternyata yang menjawabnya adalah Loren Jiwono.

"Kalau kamu merasa nggak nyaman, panggil dokter. Apa gunanya menelepon kakakku?"

Loren sangat tidak menyukai Mia. "Selain itu, ini adalah peringatan terakhirku untukmu. Kakakku sudah menikah."

"Baik aku maupun Nenek, kami hanya akan mengakui Violet dalam hidup ini. Jadi sebaiknya kamu menjauh dari kakakku."

Mia juga tak menyukai Loren. Dia langsung membalas, "Benarkah? Kamu belum tahu kalau mereka sudah bercerai, 'kan?"

"Selain itu, yang mengajukan cerai terlebih dulu adalah Violet."

"Kamu bicara omong kosong!" Loren tak memercayainya sama sekali. Dia melanjutkan, "Kakak iparku begitu mencintai kakakku, mana mungkin dia yang meminta cerai?"

"Kalau kamu nggak percaya, tanyakan saja pada kakakmu. Selain itu, kakak iparmu itu kabur dengan pria lain entah ke mana. Sampai sekarang dia masih belum ada kabarnya!"

"Perempuan jalang! Kalau kamu berani menghina kakak iparku lagi, lihat saja, aku akan merobek mulutmu ...."

Saat sedang mengumpat dengan penuh amarah, ponselnya direbut oleh sebuah tangan kokoh dengan jari-jari panjang.

Loren mendongak, lalu berujar, "Kakak, Mia si perempuan jalang ini bilang kalau Kakak Ipar menceraikanmu."

Leon menatapnya dengan tatapan dingin, lalu berkata, "Jaga sikapmu."

"Sikap sopanku lebih baik aku berikan pada anjing daripada untuk dia. Jawab saja, apa benar Kakak Ipar mau menceraikanmu?"

"Ini bukan urusanmu." Mata hitam Leon menjadi lebih gelap. Dia menambahkan, "Yang seharusnya kamu perhatikan adalah ujianmu besok pagi."

Setelah berkata demikian, dia berbalik.

Loren mengejarnya, terus bertanya, "Bagaimana mungkin ini bukan urusanku? Kakak Ipar adalah penyelamat Nenek. Kalau bukan karena dia menyelamatkan Nenek dulu, kita berdua sudah jadi yatim piatu sekarang."

"Jangan menjadi orang yang nggak tahu balas budi ...."

Tak peduli apa pun yang dikatakannya, Leon tidak berhenti sedikit pun.

Loren yang merasa kesal, mengentakkan kaki dengan penuh amarah. "Aku akan menelepon Nenek!"

Leon tahu bahwa Loren pasti akan mengadu pada Nenek mereka.

Entah mantra apa yang sudah diberikan oleh Violet pada nenek dan adik perempuannya ini hingga mereka begitu menyukainya.

Alasan Leon tidak berusaha secara terbuka mencari Violet adalah agar tidak membuat neneknya yang sedang beristirahat di pegunungan terganggu. Namun, sepertinya kali ini Leon tidak bisa menyembunyikannya lagi.

Ketika memikirkan itu, dia kembali menelepon Mia, ingin menanyakan dari mana dia tahu soal Violet yang menceraikannya.

"Paman, Paman ...."

Begitu panggilan tersambung, terdengar suara Mia yang sangat kesakitan. "Ada apa?" tanya Leon.

"Aku benar-benar merasa sangat nggak nyaman. Aku merasa hampir mati. Cepat datang dan selamatkan aku!"

"Kamu tenang dulu. Aku akan segera ke sana," ucap Leon.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
NOORULLHUDA BT MAT RIPIN KPM-Guru
Interesting
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 7

    Di rumah sakit.Begitu Leon masuk, Mia langsung memeluknya dengan erat.Wanita itu seperti seekor ular tanpa tulang, menggeliat di dalam pelukannya sambil berkata, "Paman, aku merasa nggak nyaman .... Benar-benar nggak nyaman ....""Di mana yang terasa nggak nyaman?" Leon mengulurkan tangan, mencoba mendorongnya, tetapi ini malah membuat Mia makin erat memeluknya."Di seluruh tubuhku ...." kata Mia sambil menggenggam tangan Leon, lalu menempelkannya ke dadanya. Dia melanjutkan, "Terutama di sini, seperti ada banyak semut yang merayap. Rasanya gatal dan sangat nggak nyaman.""Paman, tolong aku ... selamatkan aku!"Keadaan Mia ini jelas tidak normal. "Aku akan memanggil dokter untukmu," ucap Leon."Nggak, aku nggak mau dokter, aku hanya mau kamu." Mia memeluk Leon erat-erat seperti tumbuhan merambat yang melilit, bahkan mulai membuka kancing bajunya. Mia berkata, "Paman, tolong aku. Cepatlah, aku benar-benar merasa nggak nyaman .... Kalau kamu nggak menolongku, aku benar-benar akan mati

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 8

    Saat masker itu hampir saja ditarik, Violet dengan cepat mencabut jarum perak dari pinggangnya, lalu langsung menusukkannya ke telapak tangan Leon."Hiss ...."Rasa sakit tajam menyebar di telapak tangannya, memaksa Leon menarik kembali tangannya. Violet memanfaatkan kesempatan itu untuk melompat langsung dari balkon.Melihat wanita itu mendarat dengan stabil dari ketinggian lantai 11, mata hitam pekat Leon menyiratkan kekaguman sekaligus sorotan yang tajam.Dia mengeluarkan ponselnya, membuka halaman yang menunjukkan titik merah kecil.Sebenarnya, dia sudah menyadari bahwa di dalam kamar rawat ada orang lain selain dirinya dan Mia.Tepat ketika Mia bersiap melepaskan pakaian, ada suara dari dalam lemari.Meski suara itu sangat pelan dan hanya sekejap, Leon tetap menyadarinya.Tadi dia sengaja keluar untuk memancing musuh keluar dari persembunyian.Melihat titik merah di pelacak, mata hitam Leon menyipit. "Violet, sebaiknya bukan kamu dalang dibalik semuanya. Kalau nggak ...."**Viole

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 9

    Untuk undangan biasa, Leon mungkin tidak akan hadir secara pribadi, tetapi untuk Keluarga Hardi ....Leon harus memberikan sedikit penghormatan.Siapa sangka, begitu masuk ke rumah Keluarga Hardi, dia akan melihat sosok yang sangat mirip dengan Violet.Hampir secara naluriah, dia langsung mengejarnya.Wanita itu memiliki kewaspadaan tinggi. Hanya dalam waktu singkat, Leon sudah kehilangan jejaknya.Ini tidak seperti Violet. Wanita itu tidak secerdik ini, bahkan terkadang agak kikuk.Apakah dia salah mengenali orang lagi?Benar juga. Wanita itu hanyalah anak yatim piatu tanpa keluarga. Bagaimana mungkin dia punya hubungan dengan Keluarga Hardi?Orang tadi jelas sudah sangat familiar dengan rumah Keluarga Hardi.Tampaknya dia memang salah mengenali orang lagi.Sama seperti saat di pintu bandara waktu itu.Sudah dua kali hal ini terjadi. Mengapa ada begitu banyak orang yang terlihat mirip dengan Violet dari belakang? Bahkan Elang Merah itu pun juga. Atau mungkin semua wanita memang terlih

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 10

    Taman Bangau.Ini adalah sebuah resor bergaya paviliun yang menggabungkan restoran, tempat rekreasi, serta tempat hiburan.Waktu pengobatan dijadwalkan pada hari Senin, jadi Violet datang sehari sebelumnya untuk melakukan persiapan.Sebenarnya, dia cukup melakukan ini dengan menelepon saja. Namun, dia sengaja datang karena di tempat ini ada seseorang yang ingin dia temui. Orang itu juga ingin menemuinya.Begitu memasuki aula, Violet melambaikan tangan memanggil seorang pelayan muda yang mengenakan pakaian tradisional, "Aku mau pesan ruang VIP nomor satu.""Maaf, ruang VIP nomor satu nggak bisa dipesan oleh tamu umum."Violet berpura-pura bertanya, "Kenapa?"Pelayan pria itu menjelaskan, "Ruangan VIP ini adalah ruang eksklusif yang disediakan oleh pemilik kami untuk tamu istimewa. Sejak resor ini dibuka, ruangan ini nggak pernah dipesan oleh orang luar. Kalau kamu ingin memesan ruang VIP, silakan pilih salah satu ruangan lain selain ruang nomor satu ini."Violet mengangkat alis sambil b

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 11

    "Kak Violet?"Loren mengusap matanya seraya berseru, "Ternyata itu benar kamu!"Karena sudah tertangkap basah, jadi tidak bisa melarikan diri.Jejak kekesalan melintas di mata Violet.Karena berpikir sedang ada di wilayah sendiri dan tidak perlu berpura-pura. Siapa yang tahu bahwa secara kebetulan, Violet justru bertemu dengan mantan saudara iparnya sendiri.Nasib antara mereka berdua dan takdir Violet benar-benar membuat wanita itu tidak bisa berkata-kata.Setelah menenangkan diri, Violet mengerucutkan bibirnya pelan sambil menyahut, "Loren, kebetulan sekali.""Benar, kebetulan sekali!" seru Loren sambil berlari ke arah Violet. Wanita itu meraih tangannya dan berkata, "Kak Violet, aku sudah mencarimu selama berhari-hari. Aku nggak menyangka akan bertemu denganmu di sini."Saat melihat Violet, Loren terkejut dan juga bahagia. Wanita itu tidak bisa menahan kegembiraannya.Alasan mengapa Loren ada di sini hari ini adalah karena seorang temannya melihatnya dalam suasana hati yang buruk, l

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 12

    Saat melihat teko teh yang terbang ke arahnya, mata hitam Leon langsung menjadi gelap.Awalnya tidak sulit bagi Leon untuk menghindar. Akan tetapi, begitu kejadian itu terjadi, Leon mendorong Loren untuk menjauh darinya, jadi dia melewatkan waktu terbaik untuk menghindar.Loren yang sudah didorong, sontak memanggil dengan cemas, "Kak ...."Bertha tampak terlihat bersalah, tetapi di dalam hatinya dia sangat menantikannya.Tehnya baru saja dibuat dan hari ini wajah Leon tidak akan bisa diselamatkan.Jika bukan karena khawatir, bosnya akan tetap menyimpan bajingan ini di dalam hatinya. Ini semua tidak hanya akan merusak wajah Leon, tetapi juga mengakhiri hidupnya sebagai bajingan.Tepat ketika semua orang, termasuk Leon sendiri, mengira sedang dalam bahaya. Teko yang hanya berjarak beberapa meter dari wajah Leon itu, tiba-tiba ditangkap oleh sepasang tangan.Tangannya ramping, seputih batu permata dan langsung menangkap teko itu dengan kuat.Leon menatap pada wanita yang sudah menghalangi

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 13

    Meskipun emosi Violet sudah disembunyikan dengan baik, Sheva masih menyadari ada yang tidak beres ketika dia kembali.Diam-diam dia menelepon Bertha dan mengetahui bahwa semua karena Leon. Sheva juga memiliki niat membunuh terhadap pria itu.Mantan suami atau apa pun itu, cuma akan memengaruhi suasana hati.Tentu saja, membunuh Leon tidaklah mudah. ​​Lebih baik mencari cara untuk membuat bosnya merasa lebih baik terlebih dahulu.Untuk makan siang, Sheva memasak banyak makanan lezat.Saat melihat meja yang penuh dengan hidangan, suasana hati Violet langsung membaik dan dia bahkan menambah semangkuk nasi.Melihat suasana hatinya membaik, Sheva berkata, "Sebaiknya besok pergi berobat denganku."Violet tidak akan berada dalam suasana hati yang buruk jika dia tidak melakukan kontak dengan orang-orang itu."Bertha sudah memberitahumu?" tanya Violet. Sheva diam-diam menelepon Bertha tadi dan Violet melihatnya."Bos, kalau kamu masih nggak bisa melepaskan Leon, cepat rebut dia kembali. Kalau c

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 14

    Saat melihat Mia yang sedang menatap penuh harap, Violet mengeluarkan satu set jarum perak dari kotak obat sambil berkata, "Perawatannya akan dibagi menjadi empat tahap. Hari ini kita akan mulai dengan tahap pertama, akupunktur dan menguras darah."Mia tidak menyangka bahwa Violet akan menolaknya, meskipun dia sudah mengatakan semuanya.Kebencian yang samar langsung melintas di matanya. Akan tetapi, dia masih berpura-pura terlihat menyedihkan di permukaan seraya berkata, "Dokter Sakti, aku tahu permintaanku mungkin akan menyulitkanmu. Tapi aku benar-benar sudah nggak punya pilihan lain, jadi aku sudah nggak punya rasa malu dan datang meminta bantuanmu.""Kami sudah sangat mencintai satu sama lain, tapi mungkin ada kesenjangan besar dalam status keluarga, jadi neneknya selalu meremehkanku.""Kalau neneknya nggak setuju, kami nggak akan pernah bisa bersama.""Aku nggak berani menanyakan tentang status, aku cuma ingin menjadi wanitanya.""Jadi, Dokter Sakti. Aku mohon, kali ini bantu aku.

Latest chapter

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 302

    Bagaimana jika seseorang dengan sengaja menjebaknya?Orang itu malah mengakui dengan terbuka, "Tentu saja, kamu tahu segalanya! Tapi aku bukan Leony, tapi pacarnya, karena Leony sudah meninggal!""Meninggal?" Hasil penyelidikan tidak menunjukkan bahwa Leony meninggal, tapi mengatakan bahwa Leony pindah ke sekolah di luar negeri."Ya, dia sudah meninggal kemarin. Dia minum sebotol penuh pil tidur. Saat ditemukan, sudah nggak bernyawa lagi!"Orang itu berkata dengan sedih, "Ini semua disebabkan oleh ayah Fenty!""Dia tampak seperti pria yang sederhana, tapi sesungguhnya adalah serigala berbulu domba!""Suatu malam, Leony sedang mengerjakan pekerjaan rumah di kelas. Saat nggak ada orang lain, dia mengancamnya, kalau membocorkannya, akan melarangnya untuk sekolah lagi dan akan membunuh semua anggota keluarganya!"Fenty membalas, "Omong kosong. Ayahku sama sekali bukan orang seperti itu. Dia sangat mencintai ibuku dan nggak akan pernah menyentuh wanita lain.""Haha ...." Orang itu tertawa,

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 301

    Violet tidak bisa mengabaikan begitu saja nyawa Fenty, jadi pergi tanpa keraguan sedikit pun.Pada saat yang sama, Violet juga tahu bahwa pihak lain pasti sudah melakukan persiapan yang cukup, jika tidak, mustahil untuk mengajukan permintaan seperti itu.Tapi kenapa? Violet sudah melewati semua tempat yang penuh dengan bahaya, jadi kenapa harus takut pada orang-orang ini?Ini kesempatan bagus untuk mendapatkan kembali jasad Bibi, lalu membalas dendam!Tempat pertemuannya adalah di kapal pesiar.Harus diakui bahwa orang itu benar-benar profesional, bahkan mulai menggeledah sebelum naik ke kapal.Violet telah menduga hal ini dan tidak membawa apa pun.Pria bertopeng yang menggeledah aku tidak menemukan apa pun dan sedikit terkejut, "Kamu nggak membawa apa pun?"Violet bertanya balik, "Kalau aku membawanya, apa kamu akan membiarkanku begitu saja?""Tentu saja nggak!"Violet tersenyum sambil berkata, "Aku nggak melakukan hal yang nggak pergi, jadi kalian nggak perlu repot-repot!"Pria yang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 300

    Pihak lain tidak mengatakan apa-apa lagi dan menutup telepon. Sekitar setengah jam kemudian, Fenty mengambil sebuah paket dan mengetuk pintu ruang belajar."Kak, ada paket untukmu. Aku khawatir itu adalah sesuatu yang penting, jadi aku segera membawanya untukmu."Sebelumnya tidak membeli apa pun, juga tidak suka belanja online, jadi paket ini ....Begitu menyadari apa yang ada di dalamnya, Violet segera mengambilnya dan berkata pada Fenty, "Kamu keluar dulu."Fenty bertanya dengan cemas karena sikap Violet terlihat aneh. "Ada apa, Kak?""Nggak apa-apa, hanya dokumen pekerjaan." Ada beberapa hal yang sebaiknya tidak usah diceritakan pada Fenty.Baru saat itulah Fenty merasa lega lalu segera pergi.Setelah mengunci pintu ruang belajar, Violet membuka paket itu. Meskipun sudah siap secara mental, napasnya menjadi tidak teratur ketika melihat apa yang ada di dalamnya.Di dalam paket itu ada sebuah tangan.Hanya sekilas, Violet mengenalinya. Itu tangan Bibi Carmelia!Ada bekas luka di pungg

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 299

    Makam itu ditutupi lagi dengan sangat baik. Jika bukan karena orang seperti Violet yang punya pengamatan yang cermat, pasti tidak akan menemukannya sama sekali.Siapa yang tega mengganggu kuburan orang?Apa dia pembunuh seluruh keluarganya?Karena ingin melihat apa yang sudah dilakukan pihak lain terhadap kuburan itu, Violet menyuruh orang untuk membuka peti mati. Namun, yang tidak diduganya adalah mayat Carmelia hilang!Peti matinya kosong!Jika Leon tidak memberitahunya, Violet mungkin tidak akan menemukannya ....Saat memikirkan hal ini, Violet menatap Leon dengan curiga. "Leon, aku ingat hari kematian orang tuamu bukan kemarin."Leon mengerutkan kening. "Jadi kamu pikir aku yang melakukannya?""Entah benar atau nggak, kamu tahu sendiri." Violet mencibir, "Kamu punya alasan untuk membenci bibiku."Lagi pula, untuk mencegah mereka berdua bersama, Bibi melakukan banyak hal yang tidak menguntungkan Leon. Bahkan di saat-saat terakhir hidupnya, Bibi masih berkata di depan Leon bahwa diri

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 298

    "Jelas-jelas mereka berdua adalah orang baik, nggak akan pernah menyinggung siapa pun. Kenapa mereka berakhir seperti itu?"Tangisan gadis itu menyayat hati Violet, mengingatkannya pada dirinya saat keluarganya baru saja mengalami musibah.Saat itu, Violet menanyakan pertanyaan yang sama pada bibinya.Jelas kedua orang tuanya adalah orang baik, kenapa mereka dibunuh dengan kejam?Sebenarnya, Fenty bahkan lebih menyedihkan daripada Violet. Setidaknya Violet masih punya Bibi, tapi Fenty tidak punya saudara sama sekali.Hal ini membuat Violet merasa makin kasihan padanya, terutama karena wajahnya terlihat seperti ....Bibi yang baru saja meninggal.Sebenarnya, ketika mereka bertemu pertama kalinya, Violet merasa Fenty agak mirip Carmelia, terutama di antara alis dan matanya.Hampir persis sama.Jika tidak menyelidiki Fenty, Violet bahkan akan curiga bahwa Fenty adalah anak haram bibinya.Sambil menepuk bahunya, Violet menghiburnya dengan lembut, "Jangan khawatir, Kakak akan membantumu men

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 297

    Nama gadis itu Fenty Jayadi, begitu patuh dan pekerja keras.Sejak pindah ke Vila Magnolia, setiap kali Violet ada, Fenty akan menyajikan teh dan air seperti seorang pelayan.Begitu Violet pulang kerja, Fenty segera keluar dapur sambil berkata, "Kak, kamu sudah pulang kerja. Hari ini, aku membuat ikan asam manis. Aku belajar cara membuatnya dari ibuku. Mungkin rasanya nggak seenak buatan ibuku. Cobalah dulu."Sambil berbicara, Fenty membantu Violet melepas jaketnya lalu mengambil tas laptopnya.Meskipun masih muda, banyak hal yang bisa dilakukan olehnya.Bisa membersihkan rumah, memasak dan bermain piano dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa orang tuanya sudah mendidiknya dengan baik.Violet sudah mengirim orang untuk menyelidiki identitasnya.Walaupun merasa kasihan padanya, tidak bisa begitu saja mempercayai apa pun yang dikatakannya.Jadi, Violet diam-diam mengirim seseorang untuk menyelidikinya.Tidak ada yang aneh, orang tuanya memang baru saja dibunuh belum lama ini.Karena puny

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 296

    "..."Entah kenapa hati Sheva terasa tidak nyaman saat mendengar Bertha berkata jika dia bukanlah pria pertamanya, seolah-olah terdapat amarah di dalam hatinya."Kamu terus bilang kalau kamu menyukaiku, tapi malah kasih tubuhmu pada pria lain. Cintamu benar-benar sangat unik!"Bertha mendengus, "Apakah aku harus menjaga diriku kalau menyukaimu? Setelah dipikir-pikir, aku mungkin nggak benar-benar menyukaimu. Kalau nggak aku nggak mungkin kasih kesucianku pada pria lain!""..."Seolah-olah tidak melihat ekspresi buruk Sheva, Bertha kembali berkata, "Kamu nggak menikahiku, kebetulan aku juga nggak mau menikah. Aku bisa menganggap aku sehabis digigit oleh setan.""Siapa yang kamu bilang setan?""Siapa saja yang merasa!"Mereka berdua mulai bertengkar, yang membuat kepala Violet terasa sangat sakit.Dia sama sekali tidak bisa menyelesaikan hal ini!Lupakan saja, dia tidak akan ikut campur dalam hal ini!Violet kelelahan mental dan fisik selama beberapa hari ini, jadi dia berencana menaiki

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 295

    Violet merasa kesal saat melihat mereka berdua, "Apakah kalian kira aku akan pilih salah satu dari kalian setelah menghancurkan pertunanganku?"Violet menunjuk Falcon dan berkata, "Aku sudah bilang kalau kita nggak mungkin bersama dalam kehidupan ini!"Kemudian Violet menunjuk Leon, "Aku nggak akan kembali bersama mantan suamiku. Kalian semua keluar dari sini!""Violet ....""Adik seperguruan ....""Keluar dari sini!"Leon dan Falcon saling bertatapan saat melihat Violet marah, mereka tidak berani mengatakan apa pun dan segera pergi.Di luar Vila Magnolia.Kedua pria berdiri di luar dengan ekspresi yang buruk.Falcon menghela napas, lalu berkata, "Nggak peduli apakah itu kamu atau aku, kita sama sekali nggak punya peluang untuk menang.""Aku sama sekali nggak ngerti. Kamu pernah melukai Violet, tapi aku nggak. Tapi kenapa dia membenciku?"Jelas-jelas Violet sangat dekat dengan Adis, kenapa Violet malah membencinya?"Apa yang terjadi di antara kami berdua hanyalah salah paham!" Kalau ti

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 294

    Meskipun Sheva tidak melihat siapa orang yang menutup pintu, Sheva bisa mengetahui bahwa Violet mendatangi rumahnya saat mencium aroma obat yang tertinggal di udara.Sialan, Sheva tidak menyadarinya karena kemarin malam tubuh Bertha dipenuhi dengan bau alkohol!Mendengar Violet sudah datang ke sini, Bertha mengerutkan keningnya, "Jadi kamu curiga aku sengaja melakukannya?""Kalau nggak?" Sheva berkata dengan ekspresi sinis, "Bertha, apakah kamu kira aku akan memilihmu setelah kamu menghancurkan pertunanganku dengan Bos?""Meskipun aku menikah dengan orang asing, aku nggak akan punya hubungan dengan orang kejam sepertimu!""Orang yang kejam?"Bertha sama sekali tidak ingin merasa sedih, tapi hatinya terasa sangat sakit seperti ditusuk dengan pisau. Rasa sakit ini membuat Bertha hampir menangis, tapi Bertha berusaha menahan air matanya, "Benar, aku adalah orang yang kejam. Aku sengaja melakukan hal itu kemarin malam. Bahkan aku juga berbohong saat bilang kamu nggak perlu tanggung jawab p

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status