Share

Bab 6

Author: Jalita Haira
last update Last Updated: 2024-11-08 11:51:39
Wanita itu berbalik untuk menghadapnya. Begitu melihat dengan jelas wajahnya, wajah tampan Leon seketika menjadi sangat muram.

Punggung wanita itu memang mirip dengan Violet, tetapi wajahnya sama sekali berbeda.

Penampilannya biasa saja, jauh dari kecantikan luar biasa yang dimiliki Violet.

Ketika menyadari bahwa dirinya sempat menganggap Violet cantik, wajah Leon menjadi makin muram.

"Tampan, caramu mendekati orang unik sekali. Kamu punya gaya sendiri, aku suka."

Wanita itu menyandarkan dirinya ke arah Leon, lalu melanjutkan, "Rumahku ada di dekat sini, bagaimana kalau kita ...."

"Salah orang."

Saat Leon mundur, wanita itu hampir terjatuh. Namun, dia tidak terlihat kesal, malah kembali mendekat sambil berujar, "Jangan malu-malu. Kita berdua ini sudah dewasa, nggak perlu sungkan."

Sebuah tatapan dingin diarahkan pada Joshua yang mengikuti dari belakang.

Joshua segera maju untuk mengatasi situasi tersebut.

Setelah keduanya pergi dengan mobil, Violet naik ke mobil Sheva, lalu dengan perlahan melepas topeng kulit manusia yang dikenakannya.

Tadi dia pikir semua itu hanya kebetulan. Ternyata Leon memang sengaja mencarinya.

Hanya saja, yang membuatnya bingung adalah, apa yang diinginkan Leon darinya hingga perlu membuat keributan sebesar ini?

Violet sudah dengan sukarela menyerahkan posisinya. Apa lagi yang masih membuatnya merasa tidak puas?

Sheva juga merasa bingung. Terlalu banyak pertanyaan yang akhirnya tak bisa dia tahan. "Bos, aku baru saja mendengar kabar kalau Leon bukan mencari Elang Merah, tapi istrinya yang hilang ...."

"Ya, aku itu istrinya!"

Setelah sampai sejauh ini, tidak perlu lagi ada yang ditutup-tutupi.

"Kamu sudah menikah?" tanya Sheva yang tampak terkejut.

"Sudah. Tapi sekarang sudah cerai," jawab Violet.

"Apa karena Mia?"

Leon rela mengeluarkan dana 20 triliun hanya untuk Mia. Ini menunjukkan hubungan mereka yang tidak biasa.

Tak bisa menahan diri, Sheva langsung mengumpat dengan keras, "Buah memang nggak jatuh jauh dari pohonnya. Dia sama persis dengan ibunya."

Violet langsung menangkap maksud dari perkataan itu. "Kamu dan Keluarga Lenova ...."

"Aku dan Keluarga Lenova nggak ada hubungan apa-apa," ujar Sheva sambil menggenggam erat kemudi.

Itu adalah luka yang tidak ingin dia bicarakan. Jadi Sheva tidak pernah menceritakannya pada Violet, karena dia berniat membalaskan dendamnya sendiri.

Lagi pula, Violet juga punya dendamnya sendiri yang belum terbalaskan.

Ibu Mia adalah sepupu dari ibunya.

Karena sebuah kecelakaan, Ibu Mia menjadi yatim piatu. Nenek Sheva yang melihat ini merasa kasihan dan mengasuhnya.

Siapa sangka, dia malah mengasuh seekor serigala berbulu domba.

Di permukaan, Ibu Mia tampak lembut dan baik hati. Namun, kenyataannya dia berhati kejam.

Di usianya yang masih delapan tahun, Sheva menyaksikan sendiri ayahnya, Boni Lenova, berselingkuh di tempat tidur ibunya ketika sang Ibu sedang dalam perjalanan bisnis.

Kemudian, mereka memaksa ibunya hingga mati, bahkan mencoba membakarnya hidup-hidup.

Tubuh Sheva menderita luka bakar parah. Jika saat pelariannya dia tidak diselamatkan oleh Violet, mungkin Sheva sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Violet merawatnya, membantunya memulai hidup baru, membuatnya menjadi seperti sekarang ini. Meskipun dia berdiri di depan Boni, Sheva tidak akan dikenali.

Violet bisa tahu dengan sekali pandang bahwa Sheva tidak berbohong.

Karena dia tidak ingin membahasnya, Violet tidak bertanya lebih lanjut.

Setiap orang memiliki rahasia masing-masing.

Dia mengalihkan topik, "Apa tugas yang aku berikan padamu sebelum pergi sudah selesai?"

Sheva membuka laci di depan kursi penumpang, mengeluarkan sebuah map biru, lalu berkata, "Hasil investigasi menunjukkan Keluarga Wijaya nggak punya hubungan atau dendam apa pun dengan Keluarga Ananta, baik dulu ataupun tiga tahun lalu. Selain itu, Keluarga Wijaya juga nggak mungkin tahu identitas aslimu."

Dia sebenarnya adalah putri dari Keluarga Ananta, keluarga terkaya di kota.

Beberapa tahun yang lalu, terjadi serangan pembunuhan. Hanya dalam satu malam, semua anggota Keluarga Ananta, termasuk para pelayan, dengan total tiga puluh nyawa, semuanya tewas.

Pelakunya sangat kejam, tak terbayangkan kejinya.

Semua orang mengira Keluarga Ananta sudah musnah tanpa tersisa. Namun, mereka tidak tahu ada seseorang yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Violet.

Selama bertahun-tahun ini, dia menyembunyikan identitasnya. Selain Sheva, Noah, Bertha, serta beberapa orang lainnya, tidak ada yang tahu siapa Violet sebenarnya.

Mereka yang tahu identitas Violet tidak akan pernah mengkhianatinya.

Violet membuka dokumen, lalu membaliknya satu per satu.

Memang semuanya terlihat normal.

Namun, tiga tahun yang lalu dia pernah mendengar para penjahat menyebut-nyebut tentang Keluarga Wijaya.

Setelah menutup dokumen itu, dia melemparkannya begitu saja. "Bisa lolos kali ini, tapi pasti akan terungkap lain waktu."

"Benar. Kalau memang ini ada kaitan dengan Keluarga Wijaya, sebesar apa pun kekuatan mereka, harga yang harus dibayar nggak akan terlewat sedikit pun." Sheva menambahkan, "Lalu bagaimana dengan Adis?"

Violet bersandar di sandaran kursi, memejamkan mata dengan santai, lalu menanggapi, "Dia pulang lebih awal, jadi aku nggak bertemu dengannya."

"Kalau begitu, apakah kita akan pergi ke Keluarga Hardi sekarang?"

"Nanti saja kita bicarakan lagi!"

Setelah berkeliling, Violet merasa cukup lelah. Lebih baik dia pulang dan tidur dulu.

Jika menghitung waktunya, malam ini adalah saat di mana Mia akan mengalami reaksi racun untuk yang kedua kalinya. Setelah istirahat dengan baik, Violet akan bersiap untuk menonton drama.

**

Malam itu, di rumah sakit.

Sejak makan malam, Mia terus merasa kehausan.

Meski sudah minum banyak air, tetap saja rasa hausnya tak kunjung hilang, justru makin terasa.

Dia tahu bahwa waktu efek serangan kedua racun telah tiba.

Jadi, dia buru-buru menelepon Leon.

"Paman, kamu di mana? Aku merasa sangat nggak nyaman ...."

Begitu panggilannya tersambung, dia langsung mengeluh dengan nada menggoda tanpa menunggu jawaban. Namun, ternyata yang menjawabnya adalah Loren Jiwono.

"Kalau kamu merasa nggak nyaman, panggil dokter. Apa gunanya menelepon kakakku?"

Loren sangat tidak menyukai Mia. "Selain itu, ini adalah peringatan terakhirku untukmu. Kakakku sudah menikah."

"Baik aku maupun Nenek, kami hanya akan mengakui Violet dalam hidup ini. Jadi sebaiknya kamu menjauh dari kakakku."

Mia juga tak menyukai Loren. Dia langsung membalas, "Benarkah? Kamu belum tahu kalau mereka sudah bercerai, 'kan?"

"Selain itu, yang mengajukan cerai terlebih dulu adalah Violet."

"Kamu bicara omong kosong!" Loren tak memercayainya sama sekali. Dia melanjutkan, "Kakak iparku begitu mencintai kakakku, mana mungkin dia yang meminta cerai?"

"Kalau kamu nggak percaya, tanyakan saja pada kakakmu. Selain itu, kakak iparmu itu kabur dengan pria lain entah ke mana. Sampai sekarang dia masih belum ada kabarnya!"

"Perempuan jalang! Kalau kamu berani menghina kakak iparku lagi, lihat saja, aku akan merobek mulutmu ...."

Saat sedang mengumpat dengan penuh amarah, ponselnya direbut oleh sebuah tangan kokoh dengan jari-jari panjang.

Loren mendongak, lalu berujar, "Kakak, Mia si perempuan jalang ini bilang kalau Kakak Ipar menceraikanmu."

Leon menatapnya dengan tatapan dingin, lalu berkata, "Jaga sikapmu."

"Sikap sopanku lebih baik aku berikan pada anjing daripada untuk dia. Jawab saja, apa benar Kakak Ipar mau menceraikanmu?"

"Ini bukan urusanmu." Mata hitam Leon menjadi lebih gelap. Dia menambahkan, "Yang seharusnya kamu perhatikan adalah ujianmu besok pagi."

Setelah berkata demikian, dia berbalik.

Loren mengejarnya, terus bertanya, "Bagaimana mungkin ini bukan urusanku? Kakak Ipar adalah penyelamat Nenek. Kalau bukan karena dia menyelamatkan Nenek dulu, kita berdua sudah jadi yatim piatu sekarang."

"Jangan menjadi orang yang nggak tahu balas budi ...."

Tak peduli apa pun yang dikatakannya, Leon tidak berhenti sedikit pun.

Loren yang merasa kesal, mengentakkan kaki dengan penuh amarah. "Aku akan menelepon Nenek!"

Leon tahu bahwa Loren pasti akan mengadu pada Nenek mereka.

Entah mantra apa yang sudah diberikan oleh Violet pada nenek dan adik perempuannya ini hingga mereka begitu menyukainya.

Alasan Leon tidak berusaha secara terbuka mencari Violet adalah agar tidak membuat neneknya yang sedang beristirahat di pegunungan terganggu. Namun, sepertinya kali ini Leon tidak bisa menyembunyikannya lagi.

Ketika memikirkan itu, dia kembali menelepon Mia, ingin menanyakan dari mana dia tahu soal Violet yang menceraikannya.

"Paman, Paman ...."

Begitu panggilan tersambung, terdengar suara Mia yang sangat kesakitan. "Ada apa?" tanya Leon.

"Aku benar-benar merasa sangat nggak nyaman. Aku merasa hampir mati. Cepat datang dan selamatkan aku!"

"Kamu tenang dulu. Aku akan segera ke sana," ucap Leon.

Related chapters

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 7

    Di rumah sakit.Begitu Leon masuk, Mia langsung memeluknya dengan erat.Wanita itu seperti seekor ular tanpa tulang, menggeliat di dalam pelukannya sambil berkata, "Paman, aku merasa nggak nyaman .... Benar-benar nggak nyaman ....""Di mana yang terasa nggak nyaman?" Leon mengulurkan tangan, mencoba mendorongnya, tetapi ini malah membuat Mia makin erat memeluknya."Di seluruh tubuhku ...." kata Mia sambil menggenggam tangan Leon, lalu menempelkannya ke dadanya. Dia melanjutkan, "Terutama di sini, seperti ada banyak semut yang merayap. Rasanya gatal dan sangat nggak nyaman.""Paman, tolong aku ... selamatkan aku!"Keadaan Mia ini jelas tidak normal. "Aku akan memanggil dokter untukmu," ucap Leon."Nggak, aku nggak mau dokter, aku hanya mau kamu." Mia memeluk Leon erat-erat seperti tumbuhan merambat yang melilit, bahkan mulai membuka kancing bajunya. Mia berkata, "Paman, tolong aku. Cepatlah, aku benar-benar merasa nggak nyaman .... Kalau kamu nggak menolongku, aku benar-benar akan mati

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 8

    Saat masker itu hampir saja ditarik, Violet dengan cepat mencabut jarum perak dari pinggangnya, lalu langsung menusukkannya ke telapak tangan Leon."Hiss ...."Rasa sakit tajam menyebar di telapak tangannya, memaksa Leon menarik kembali tangannya. Violet memanfaatkan kesempatan itu untuk melompat langsung dari balkon.Melihat wanita itu mendarat dengan stabil dari ketinggian lantai 11, mata hitam pekat Leon menyiratkan kekaguman sekaligus sorotan yang tajam.Dia mengeluarkan ponselnya, membuka halaman yang menunjukkan titik merah kecil.Sebenarnya, dia sudah menyadari bahwa di dalam kamar rawat ada orang lain selain dirinya dan Mia.Tepat ketika Mia bersiap melepaskan pakaian, ada suara dari dalam lemari.Meski suara itu sangat pelan dan hanya sekejap, Leon tetap menyadarinya.Tadi dia sengaja keluar untuk memancing musuh keluar dari persembunyian.Melihat titik merah di pelacak, mata hitam Leon menyipit. "Violet, sebaiknya bukan kamu dalang dibalik semuanya. Kalau nggak ...."**Viole

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 9

    Untuk undangan biasa, Leon mungkin tidak akan hadir secara pribadi, tetapi untuk Keluarga Hardi ....Leon harus memberikan sedikit penghormatan.Siapa sangka, begitu masuk ke rumah Keluarga Hardi, dia akan melihat sosok yang sangat mirip dengan Violet.Hampir secara naluriah, dia langsung mengejarnya.Wanita itu memiliki kewaspadaan tinggi. Hanya dalam waktu singkat, Leon sudah kehilangan jejaknya.Ini tidak seperti Violet. Wanita itu tidak secerdik ini, bahkan terkadang agak kikuk.Apakah dia salah mengenali orang lagi?Benar juga. Wanita itu hanyalah anak yatim piatu tanpa keluarga. Bagaimana mungkin dia punya hubungan dengan Keluarga Hardi?Orang tadi jelas sudah sangat familiar dengan rumah Keluarga Hardi.Tampaknya dia memang salah mengenali orang lagi.Sama seperti saat di pintu bandara waktu itu.Sudah dua kali hal ini terjadi. Mengapa ada begitu banyak orang yang terlihat mirip dengan Violet dari belakang? Bahkan Elang Merah itu pun juga. Atau mungkin semua wanita memang terlih

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 10

    Taman Bangau.Ini adalah sebuah resor bergaya paviliun yang menggabungkan restoran, tempat rekreasi, serta tempat hiburan.Waktu pengobatan dijadwalkan pada hari Senin, jadi Violet datang sehari sebelumnya untuk melakukan persiapan.Sebenarnya, dia cukup melakukan ini dengan menelepon saja. Namun, dia sengaja datang karena di tempat ini ada seseorang yang ingin dia temui. Orang itu juga ingin menemuinya.Begitu memasuki aula, Violet melambaikan tangan memanggil seorang pelayan muda yang mengenakan pakaian tradisional, "Aku mau pesan ruang VIP nomor satu.""Maaf, ruang VIP nomor satu nggak bisa dipesan oleh tamu umum."Violet berpura-pura bertanya, "Kenapa?"Pelayan pria itu menjelaskan, "Ruangan VIP ini adalah ruang eksklusif yang disediakan oleh pemilik kami untuk tamu istimewa. Sejak resor ini dibuka, ruangan ini nggak pernah dipesan oleh orang luar. Kalau kamu ingin memesan ruang VIP, silakan pilih salah satu ruangan lain selain ruang nomor satu ini."Violet mengangkat alis sambil b

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 11

    "Kak Violet?"Loren mengusap matanya seraya berseru, "Ternyata itu benar kamu!"Karena sudah tertangkap basah, jadi tidak bisa melarikan diri.Jejak kekesalan melintas di mata Violet.Karena berpikir sedang ada di wilayah sendiri dan tidak perlu berpura-pura. Siapa yang tahu bahwa secara kebetulan, Violet justru bertemu dengan mantan saudara iparnya sendiri.Nasib antara mereka berdua dan takdir Violet benar-benar membuat wanita itu tidak bisa berkata-kata.Setelah menenangkan diri, Violet mengerucutkan bibirnya pelan sambil menyahut, "Loren, kebetulan sekali.""Benar, kebetulan sekali!" seru Loren sambil berlari ke arah Violet. Wanita itu meraih tangannya dan berkata, "Kak Violet, aku sudah mencarimu selama berhari-hari. Aku nggak menyangka akan bertemu denganmu di sini."Saat melihat Violet, Loren terkejut dan juga bahagia. Wanita itu tidak bisa menahan kegembiraannya.Alasan mengapa Loren ada di sini hari ini adalah karena seorang temannya melihatnya dalam suasana hati yang buruk, l

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 12

    Saat melihat teko teh yang terbang ke arahnya, mata hitam Leon langsung menjadi gelap.Awalnya tidak sulit bagi Leon untuk menghindar. Akan tetapi, begitu kejadian itu terjadi, Leon mendorong Loren untuk menjauh darinya, jadi dia melewatkan waktu terbaik untuk menghindar.Loren yang sudah didorong, sontak memanggil dengan cemas, "Kak ...."Bertha tampak terlihat bersalah, tetapi di dalam hatinya dia sangat menantikannya.Tehnya baru saja dibuat dan hari ini wajah Leon tidak akan bisa diselamatkan.Jika bukan karena khawatir, bosnya akan tetap menyimpan bajingan ini di dalam hatinya. Ini semua tidak hanya akan merusak wajah Leon, tetapi juga mengakhiri hidupnya sebagai bajingan.Tepat ketika semua orang, termasuk Leon sendiri, mengira sedang dalam bahaya. Teko yang hanya berjarak beberapa meter dari wajah Leon itu, tiba-tiba ditangkap oleh sepasang tangan.Tangannya ramping, seputih batu permata dan langsung menangkap teko itu dengan kuat.Leon menatap pada wanita yang sudah menghalangi

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 13

    Meskipun emosi Violet sudah disembunyikan dengan baik, Sheva masih menyadari ada yang tidak beres ketika dia kembali.Diam-diam dia menelepon Bertha dan mengetahui bahwa semua karena Leon. Sheva juga memiliki niat membunuh terhadap pria itu.Mantan suami atau apa pun itu, cuma akan memengaruhi suasana hati.Tentu saja, membunuh Leon tidaklah mudah. ​​Lebih baik mencari cara untuk membuat bosnya merasa lebih baik terlebih dahulu.Untuk makan siang, Sheva memasak banyak makanan lezat.Saat melihat meja yang penuh dengan hidangan, suasana hati Violet langsung membaik dan dia bahkan menambah semangkuk nasi.Melihat suasana hatinya membaik, Sheva berkata, "Sebaiknya besok pergi berobat denganku."Violet tidak akan berada dalam suasana hati yang buruk jika dia tidak melakukan kontak dengan orang-orang itu."Bertha sudah memberitahumu?" tanya Violet. Sheva diam-diam menelepon Bertha tadi dan Violet melihatnya."Bos, kalau kamu masih nggak bisa melepaskan Leon, cepat rebut dia kembali. Kalau c

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 14

    Saat melihat Mia yang sedang menatap penuh harap, Violet mengeluarkan satu set jarum perak dari kotak obat sambil berkata, "Perawatannya akan dibagi menjadi empat tahap. Hari ini kita akan mulai dengan tahap pertama, akupunktur dan menguras darah."Mia tidak menyangka bahwa Violet akan menolaknya, meskipun dia sudah mengatakan semuanya.Kebencian yang samar langsung melintas di matanya. Akan tetapi, dia masih berpura-pura terlihat menyedihkan di permukaan seraya berkata, "Dokter Sakti, aku tahu permintaanku mungkin akan menyulitkanmu. Tapi aku benar-benar sudah nggak punya pilihan lain, jadi aku sudah nggak punya rasa malu dan datang meminta bantuanmu.""Kami sudah sangat mencintai satu sama lain, tapi mungkin ada kesenjangan besar dalam status keluarga, jadi neneknya selalu meremehkanku.""Kalau neneknya nggak setuju, kami nggak akan pernah bisa bersama.""Aku nggak berani menanyakan tentang status, aku cuma ingin menjadi wanitanya.""Jadi, Dokter Sakti. Aku mohon, kali ini bantu aku.

    Last Updated : 2024-11-08

Latest chapter

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 188

    Melihat Violet agak marah, Leon melembutkan sikapnya dan berkata, "Nggak peduli apa yang benar atau salah di masa lalu, kelak aku pasti akan menebusnya untukmu.""Nggak perlu!" Violet langsung menolak, "Aku nggak perlu kamu menebusnya untukku dan nggak mengharapkan rasa sukamu."Tidak mengharapkan ....Hati Leon tiba-tiba sakit dan dia langsung menahannya lagi, "Aku harus bagaimana baru kamu bisa tenang?"Bukan hal yang aneh, itu hanya ungkapan marah.Violet mengerutkan kening setelah mendengar ini, "Kamu pikir aku marah?""Heh!""Leon, siapa yang memberimu kepercayaan diri untuk berpikir aku akan mencintaimu selamanya!?"Menatap lurus sepasang mata Leon, Violet mengangkat sudut bibirnya, "Leon, pakai telingamu dan dengarkan dengan jelas!""Aku sudah lama mengakhiri perasaanku padamu. Bagiku, kamu nggak berbeda dengan orang asing yang kutemui di jalanan!"Leon sama sekali tidak percaya, "Karena kamu nggak mencintaiku lagi, kenapa kamu masih peduli dengan hidup dan matiku?"Kalau memang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 187

    "Karena aku menyukaimu!"Sejujurnya, ucapan Leon cukup mengejutkan Violet.Dalam tiga tahun terakhir, kebenciannya terhadap wanita itu masih tergambar jelas di benaknya. Sekarang mereka baru bercerai beberapa hari dan sikapnya tiba-tiba berubah?Bahkan Sheva yang sudah lama menebak niat Leon juga tercengang dengan pernyataan perasaan mendadaknya.Meskipun sudah lama melihat beberapa petunjuk, rasanya masih berbeda saat pria itu langsung mengakuinya sendiri.Sheva tidak tahan lagi dan melihat ke arah Violet.Meski berbeda dari wanita biasa, Leon adalah satu-satunya pria yang pernah dia cintai.Dalam tiga tahun terakhir, Violet telah memberikan segalanya untuk Leon dan sekarang ucapan itu bisa dikatakan harapannya telah tercapai.Meskipun bilang tidak akan kembali, itu karena dia tidak tahu Leon akan berubah pikiran.Sekarang situasinya telah berubah, takutnya dia akan ...."Terus?"Setelah tertegun beberapa saat, Violet langsung menenangkan diri sambil menepis tangan Leon dan berkata de

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 186

    Violet sangat ingin mengetahui berita apa yang diketahui Sheva, jadi dia sangat muak dengan Leon yang masih tidak ingin pergi, "Apa hubungannya denganmu?"Sheva menjawab dari samping, "Bos benar. Kamu pikir kamu ini siapa? Apa aku harus melaporkan hubunganku dengan bos padamu?"Melihat sikap bosnya, sepertinya tadi bos tidak ingin rujuk dengannya, melainkan Leon yang sengaja melecehkannya.Karena ini masalahnya, tidak perlu bersikap sopan pada pria ini.Leon malah tersenyum alih-alih marah, "Karena kamu nggak tahu siapa aku, biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Leon dan aku ...."Violet menjadi lebih kesal lagi, "Nggak perlu perkenalkan diri, dia tahu siapa kamu.""..."Pria ini benar-benar mengenalnya?Jadi pria ini sangat penting bagi Violet. Kalau tidak, mana mungkin dia akan memberitahukan identitasnya?Satu Adis dan satu Sheva tidaklah cukup, sekarang muncul lagi pria tampan lainnya.Dilihat dari keduanya, ini bukanlah pertama kali mereka bersama.Melihat wajah Leon yang sangat

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 185

    Pertanyaan ini jelas sudah terjawab sebelumnya dan alasan mengapa Violet mengungkitnya lagi pasti karena dia tidak puas dengan jawaban sebelumnya.Bukan tanpa alasan, pasti ada sesuatu yang menudingnya lagi.Melihat Leon tidak berbicara, mata Violet menyipit dengan penuh ancaman, "Kenapa diam saja? Terakhir kali kamu sudah menjawabnya, seharusnya nggak sulit bagimu!""Jawabanku tetap sama, tapi apakah kamu akan percaya kalau aku mengatakannya?" Leon langsung melihat ke arahnya, "Kalau kamu nggak percaya, untuk apa aku repot-repot bicara terlalu banyak!?"Violet tidak mengatakan apa-apa. Dia menyalakan ponselnya dan memutar video pertemuan Leon dan Lewis di tengah malam, "Kalau nggak ada hubungan dengannya, untuk apa bertemu dengannya di tengah malam?"Melihat adegan dalam video pertemuan dirinya dan Lewis di tengah malam, Leon ragu sejenak sebelum memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya, "Bagaimana kalau kubilang aku ingin membantumu menyelidiki kebenaran saat itu?""Membantuku men

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 184

    "Nggak cuma itu, juga benar-benar besar kepala!"Ternyata hal-hal yang nggak ada hubungannya juga bisa disatukan. Benar-benar mengagumkan!Melihat Leon akan berbicara lagi, Violet melepaskan tangannya dari cengkeraman pria itu dan memberi isyarat untuk berhenti, "Diam kalau mau ganti balutan!"Setelah mengatakan itu, dia menunjuk ke sofa di tengah ruangan dan berkata, "Duduklah di sana."Sadar akan emosinya saat ini, Leon tidak berkata apa-apa dan berjalan menuju sofa sesuai apa yang Violet katakan.Violet pergi mengambil kotak obat dan berdiri di belakang Leon untuk membantunya melepas jahitan serta mengganti balutan.Setelah melepas kain kasa dan melihat luka bernanah, Violet langsung mengerutkan kening dan berkata, "Apa yang telah kamu lakukan dalam dua hari ini?"Kalimat ini hanyalah pertanyaan biasa dari seorang dokter.Jangankan Leon. Kalau ada orang lain yang lukanya menjadi seperti ini, Violet sebagai dokter pasti akan mengatakan sesuatu."Aku nggak melakukan apa pun." Mata Leo

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 183

    Violet hanya membutuhkan waktu lima menit untuk berhasil meretas situs web yang dienkripsi ganda.Meskipun isi di dalamnya bersifat rahasia, tidak begitu berguna untuknya karena yang Violet cari adalah pemimpin pasukan.Mengenai identitasnya, Violet sama sekali tidak menemukan petunjuk setelah mengutak-atik situs web.Violet tidak menyerah. Dia kembali ke rumah Keluarga Hardi sepulang kerja dan memeriksa situs web luar serta dalam, tetapi tetap tidak mengubah apa pun.Siapa itu, begitu misterius?Violet mencoba memulai dari aspek lain, seperti Keluarga Wijaya.Kalau Pasukan Yeager memang terkait dengan Keluarga Wijaya, mustahil tidak ada hubungan di antara mereka.Akan tetapi, tidaklah mudah untuk mendapatkan sesuatu dari mulut Lewis.Tidak hanya tegas dalam ucapan, dia juga waspada dalam setiap tindakan yang dia lakukan.Setelah mengutus orang untuk mengikutinya secara diam-diam begitu lama, Lewis tidak melakukan kontak rahasia dengan siapa pun kecuali Leon.Leon ....Setelah memikirk

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 182

    Dia melambaikan tangan. Bawahannya maju selangkah dan membisikkan sesuatu di telinganya .......Mengikuti petunjuk itu, Sheva menyelidikinya selama hampir dua hari sebelum akhirnya mendapatkan beberapa petunjuk.Hasil penyelidikan diletakkan di meja Violet, "Bos, rangkaian nomor itu sudah ditemukan."Violet meletakkan pena tanda tangan di tangannya dan membuka dokumen itu. Ketika dia melihat Pasukan Yeager tertulis di atasnya, matanya menyipit dengan penuh ancaman, "Sudah dikonfirmasi kebenarannya?""Aku sudah memeriksanya dua kali dan yakin kabarnya benar!" Sheva juga tidak menyangka inilah hasilnya, "Pasukan Yeager milik negara dan nggak ada hubungannya dengan Falcon."Awalnya, Sheva juga curiga itu adalah Falcon.Meski berbagai hasil investigasi belakangan ini menunjukkan tidak ada hubungan antara Falcon dan pembunuh lebih dari 20 tahun lalu, Sheva selalu merasa Falcon bukanlah orang biasa.Apalagi setelah mengetahui dia dan Adis adalah saudara kembar.Secara keseluruhan, pria itu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 181

    "Aku nggak pernah menyentuh Mia!"Yang terjadi tiga tahun yang lalu tidak masuk hitungan.Itu juga terjadi tanpa sepengetahuannya, jadi Leon tidak berbohong.Leon merasa sudah waktunya untuk memberi tahu Violet, "Violet, aku nggak cuma nggak pernah menyentuh Mia, perasaanku padanya juga nggak ....""Kak ...."Suara ketakutan Loren di luar pintu menyela ucapan Leon yang belum selesai.Mendengar Loren sudah bangun, Violet buru-buru keluar tanpa memedulikan hal lainnya.Leon, "..."Dia hanya ingin mengungkapkan perasaannya kepada Violet, tetapi mengapa dia selalu disela?Sepasang alisnya berkerut, dia juga keluar dari kamar sambil menahan rasa sakit.Bagaimanapun, dia akan berada di sini dalam beberapa hari ke depan, jadi lebih baik cari waktu lain.Akan tetapi, Violet sama sekali tidak memberinya waktu. Setengah jam kemudian, dia siap naik helikopter yang datang menjemputnya.Melihat Loren yang tidak peduli dengan kepergiannya, Leon berjalan mendekat dan berkata dengan suara rendah, "Kam

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 180

    Membiarkannya berbaring di atas kasur dan bersiap untuk melakukan operasi sederhana padanya.Hanya ada beberapa obat tradisional yang bisa membantu Loren menghilangkan bekas luka di sini, tetapi sama sekali bukan obat penghilang rasa sakit atau anestesi.Tadi dia juga menyuruh Leon untuk menahannya saat mengeluarkan selongsong peluru untuknya, jadi kali ini juga sama.Harus dikatakan daya tahan Leon cukup baik dan tidak bersuara selama seluruh proses. Kalau bukan karena butiran keringat yang jatuh di dahinya, Violet curiga pria ini sama sekali tidak merasakan sakit.Akhirnya pendarahan berhenti setelah menyambung kembali pembuluh darah yang pecah. Setelah dibalut kembali, Violet hendak berbalik dan mengemasi barang-barangnya sebelum tubuhnya diputar dan ditekan oleh Leon."Kenapa, mengira hidupmu terlalu panjang?" Kali ini Violet tidak menunjukkan reaksi yang terlalu berlebihan, tetapi suaranya sangat dingin."Diam!""..." Kalau bukan suaranya yang terlalu lama, Violet menjamin akan me

DMCA.com Protection Status