"Kak Violet?"Loren mengusap matanya seraya berseru, "Ternyata itu benar kamu!"Karena sudah tertangkap basah, jadi tidak bisa melarikan diri.Jejak kekesalan melintas di mata Violet.Karena berpikir sedang ada di wilayah sendiri dan tidak perlu berpura-pura. Siapa yang tahu bahwa secara kebetulan, Violet justru bertemu dengan mantan saudara iparnya sendiri.Nasib antara mereka berdua dan takdir Violet benar-benar membuat wanita itu tidak bisa berkata-kata.Setelah menenangkan diri, Violet mengerucutkan bibirnya pelan sambil menyahut, "Loren, kebetulan sekali.""Benar, kebetulan sekali!" seru Loren sambil berlari ke arah Violet. Wanita itu meraih tangannya dan berkata, "Kak Violet, aku sudah mencarimu selama berhari-hari. Aku nggak menyangka akan bertemu denganmu di sini."Saat melihat Violet, Loren terkejut dan juga bahagia. Wanita itu tidak bisa menahan kegembiraannya.Alasan mengapa Loren ada di sini hari ini adalah karena seorang temannya melihatnya dalam suasana hati yang buruk, l
Saat melihat teko teh yang terbang ke arahnya, mata hitam Leon langsung menjadi gelap.Awalnya tidak sulit bagi Leon untuk menghindar. Akan tetapi, begitu kejadian itu terjadi, Leon mendorong Loren untuk menjauh darinya, jadi dia melewatkan waktu terbaik untuk menghindar.Loren yang sudah didorong, sontak memanggil dengan cemas, "Kak ...."Bertha tampak terlihat bersalah, tetapi di dalam hatinya dia sangat menantikannya.Tehnya baru saja dibuat dan hari ini wajah Leon tidak akan bisa diselamatkan.Jika bukan karena khawatir, bosnya akan tetap menyimpan bajingan ini di dalam hatinya. Ini semua tidak hanya akan merusak wajah Leon, tetapi juga mengakhiri hidupnya sebagai bajingan.Tepat ketika semua orang, termasuk Leon sendiri, mengira sedang dalam bahaya. Teko yang hanya berjarak beberapa meter dari wajah Leon itu, tiba-tiba ditangkap oleh sepasang tangan.Tangannya ramping, seputih batu permata dan langsung menangkap teko itu dengan kuat.Leon menatap pada wanita yang sudah menghalangi
Meskipun emosi Violet sudah disembunyikan dengan baik, Sheva masih menyadari ada yang tidak beres ketika dia kembali.Diam-diam dia menelepon Bertha dan mengetahui bahwa semua karena Leon. Sheva juga memiliki niat membunuh terhadap pria itu.Mantan suami atau apa pun itu, cuma akan memengaruhi suasana hati.Tentu saja, membunuh Leon tidaklah mudah. Lebih baik mencari cara untuk membuat bosnya merasa lebih baik terlebih dahulu.Untuk makan siang, Sheva memasak banyak makanan lezat.Saat melihat meja yang penuh dengan hidangan, suasana hati Violet langsung membaik dan dia bahkan menambah semangkuk nasi.Melihat suasana hatinya membaik, Sheva berkata, "Sebaiknya besok pergi berobat denganku."Violet tidak akan berada dalam suasana hati yang buruk jika dia tidak melakukan kontak dengan orang-orang itu."Bertha sudah memberitahumu?" tanya Violet. Sheva diam-diam menelepon Bertha tadi dan Violet melihatnya."Bos, kalau kamu masih nggak bisa melepaskan Leon, cepat rebut dia kembali. Kalau c
Saat melihat Mia yang sedang menatap penuh harap, Violet mengeluarkan satu set jarum perak dari kotak obat sambil berkata, "Perawatannya akan dibagi menjadi empat tahap. Hari ini kita akan mulai dengan tahap pertama, akupunktur dan menguras darah."Mia tidak menyangka bahwa Violet akan menolaknya, meskipun dia sudah mengatakan semuanya.Kebencian yang samar langsung melintas di matanya. Akan tetapi, dia masih berpura-pura terlihat menyedihkan di permukaan seraya berkata, "Dokter Sakti, aku tahu permintaanku mungkin akan menyulitkanmu. Tapi aku benar-benar sudah nggak punya pilihan lain, jadi aku sudah nggak punya rasa malu dan datang meminta bantuanmu.""Kami sudah sangat mencintai satu sama lain, tapi mungkin ada kesenjangan besar dalam status keluarga, jadi neneknya selalu meremehkanku.""Kalau neneknya nggak setuju, kami nggak akan pernah bisa bersama.""Aku nggak berani menanyakan tentang status, aku cuma ingin menjadi wanitanya.""Jadi, Dokter Sakti. Aku mohon, kali ini bantu aku.
Mia benar-benar tidak menyangka Violet akan merekamnya. Dia bahkan sengaja memotong percakapan awal dan akhir.Detak jantung Mia berdegup sangat cepat.Dia bahkan tidak berani menatap Leon.Selama bertahun-tahun, Mia selalu bersikap murni dan baik hati di hadapan Leon, jadi pria itu tidak meragukannya.Sekarang, Leon pasti sangat kecewa pada dirinya.Jika Leon menyadarinya bahwa Mia telah berbohong padanya selama ini ....Tidak, jangan biarkan Leon meragukan dirinya sendiri."Nggak, itu bukan aku ...." tandas Mia menjelaskan kepada Leon dengan ekspresi khawatir di wajahnya. Dia kembali berkata, "Paman, aku nggak pernah berkata seperti itu sama sekali."Mia menampar pintu yang tertutup dengan ekspresi marah di wajahnya sambil berkata, "Kamu dan aku nggak punya dendam di masa lalu dan dendam akhir-akhir ini. Siapa yang menyuruhmu untuk menyiramkan air kotor seperti itu padaku?""Aku pernah melihat orang nggak tahu malu, tapi aku belum pernah melihat orang se-nggak tahu malu ini."Sikap M
Begitu mobil berhenti, Violet langsung keluar dari mobil. Dia mencari kunci untuk beberapa saat, tetapi tidak dapat menemukannya. Violet sangat kesal sehingga dia mengetuk pintu dan berkata, "Leon, buka pintunya.""Apa kamu dengar? Cepat buka pintunya."Setelah memanggil lama sekali, pintunya tetap tidak terbuka. Violet meletakkan tangannya di pinggul sambil bergumam, "Apa menurutmu aku nggak akan bisa masuk, kalau kamu nggak membuka pintunya?"Setelah mundur beberapa langkah, Violet terlihat berlari ke atas. Dengan lompatan yang ringan, Violet langsung melompat ke atas gerbang.Setelah mendarat dengan selamat, dia menepuk-nepuk tangannya dengan bangga sambil berkata, "Kamu juga terlalu meremehkanku."Violet benar-benar sudah mabuk. Dia berjalan dengan langkah gontai, mulai dari gerbang sampai ruang utama dan hampir jatuh beberapa kali.Bisa dibilang, meskipun mabuk dan jika Violet masih punya akal sehat, dia tidak akan pernah berakhir di tempat yang sudah membuatnya sedih selama tiga
Leon mendorong pintu kamar Violet dan menemukan bahwa tidak ada sosok Violet di dalam kamar tersebut.Cahaya di matanya langsung meredup.Tiba-tiba, dia mendengar suara berisik dari kamar tidur utama.Sebuah harapan muncul kembali di matanya, lalu dia segera mengubah arah.Leon ragu-ragu sejenak sebelum membuka pintu.Ketika pintu terbuka dan dia melihat wanita itu terbaring terlentang di atas tempat tidur, bibir tipis Leon langsung melengkung dan mengencang pada detik berikutnya. Leon berjalan ke tempat tidur sambil menendang kaki tempat tidur dan berkata, "Bangun."Wanita di atas tempat tidur itu tidak bereaksi sama sekali dan hanya tidur dengan nyenyak."Bangun!"Leon menaikkan nada suaranya, tetapi tetap sama. Violet bahkan tidak mengangkat kelopak matanya.Leon mengulurkan tangannya untuk menarik Violet, tetapi wanita itu menariknya kembali sesaat sebelum Leon menyentuhnya sambil berkata, "Aku mengantuk. Aku akan menyelesaikan masalahnya denganmu besok."Violet menempati sebagian
Faktanya, dalam analisis terakhir, Violet sedikit merasa bersalah.Dalam tiga tahun terakhir, dia benar-benar bertindak seperti seorang pengecut. Dia tidak berani menunjukkan harga dirinya di hadapan Leon dan benar-benar kehilangan dirinya sendiri.Saat ini, Violet ingin mendapatkan kembali martabat yang layak diterimanya.Keesokan harinya.Violet tidak membuka matanya, tetapi dia justru merasa sakit di sekujur tubuhnya, seperti ada mobil yang menabraknya.Apalagi di bagian pinggang, rasanya sakit sekali seolah akan patah.Mulutku juga sangat haus dan terasa seperti terbakar.Dengan mata yang masih terpejam, Violet berteriak, "Sheva ....""Siapa Sheva?"Violet dikejutkan oleh suara berat pria yang terdengar di telinganya. Matanya yang semula tertutup langsung terbuka lebar.Saat melihat sekeliling, dia tercengang saat melihat Leon yang sedang telanjang dan berbaring di sampingnya.Apakah ini mimpi?Ya, ini pasti mimpi, kalau tidak mereka tidak akan pernah tidur di ranjang yang sama.Ji
Nenek belum sempat bicara, Leon sudah lebih dulu membuka mulut, "Aku antar kamu pulang!"Menerima isyarat darinya, Violet mengangguk, "Baik!"Baru saja mereka pergi, Lukas yang terkenal suka bergosip langsung mulai menyebar gosip, "Kalian lihat, 'kan? Mereka saling melempar pandang. Terutama sikap Violet pada Leon, dulu 'kan mereka selalu berdebat. Tapi sekarang, dia malah terlihat begitu lembut. Apa ini berarti hati Violet mulai hidup kembali untuk Leon?"Loren setuju dan mengangguk, "Aku juga merasa begitu. Sikap Kak Violet pada kakakku kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya.""Kalau ini terjadi dulu, kakakku bilang mau antar, jangankan setuju, mungkin dia malah akan menyindir kakakku. Tapi tadi, dia sama sekali nggak berkata apa-apa dan langsung setuju."Nenek juga merasa hal yang sama, "Memang ada yang berbeda!"Lukas makin bersemangat, "Kalau begini terus, bukan nggak mungkin kita bisa segera hadiri pernikahan mereka!"Di sepanjang jalan menuju gerbang, Violet beberapa kali bers
Rombongan mereka kembali ke Kota Bona, dan Violet ikut kembali ke rumah lama Keluarga Jiwono bersama Leon.Bagaimanapun juga, Violet harus menyerahkan Leon langsung ke neneknya.Soal racun di tubuhnya ....Saat masih di pulau, ketika Lukas pergi menjemput Leon, Violet sudah memeriksa denyut nadinya.Dari denyut nadinya, memang menunjukkan bahwa Leon diracuni, dan racunnya cukup kuat. Namun, untuk jenis racunnya, masih belum jelas.Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuinya.Namun, satu hal yang pasti, itu jelas racun kronis, jika tidak, Leon pasti sudah mati keracunan.Ini agaknya bukan gaya Adis. Mengingat Adis sudah menyeret Leon ikut mati bersamanya, mengapa di saat-saat terakhir hidupnya, dia tidak langsung membuat mereka mati bersama?Apakah itu karena Adis hanya memiliki racun jenis ini?Karena racun ini tidak langsung mematikan, lebih baik membawa Leon pulang dulu untuk menemui neneknya. Kalau tidak, bisa-bisa neneknya menangis sampai matanya buta.Beberapa hari terakhir
Beberapa saat yang lalu ketika di pesawat, Lukas menerima telepon dari Violet yang memintanya pulang untuk menjemput Leon. Dirinya sempat curiga kalau itu hanya mimpi karena dirinya terlalu merindukan Leon.Saat ini, walau wajah Leon terpampang di depannya, Lukas masih kurang yakin.Dengan cepat melangkah maju, Lukas mencubit lengan Leon, "Sakit nggak?"Leon mengerutkan kening, "Menurutmu?""Kalau sakit, berarti aku nggak sedang mimpi!"Sambil berbicara, Lukas tiba-tiba memeluk Leon erat-erat, "Leon, kamu kejutkan aku! Aku tahu kamu nggak mungkin mati semudah itu!"Namun, Leon yang tidak sabar dengan sentuhan itu segera menepiskan Lukas, memperlihatkan ekspresi tak senang, "Kalau mau bicara, bicara saja! Jangan pegang-pegang!""Wah wah wah, baru 'mati' beberapa hari saja, kamu sudah jadi begitu angkuh. Padahal dulu kita sering tidur di ranjang yang sama!"Makin Leon menghindar, makin Lukas sengaja mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.Wajah Leon menjadi makin serius, "Lukas, kamu suda
Begitu menghadapi pertanyaan Violet, Leon tersenyum pahit. "Karena umurku nggak akan lama lagi, lebih baik aku biarkan kalian memperlakukanku seolah-olah aku sudah mati!""Apa maksudmu umurmu nggak akan lama lagi?"Violet menatapnya dari atas ke bawah dengan nada mengejek, "Hanya peluru yang mengenai perut saja. Sebagai pemimpin Pasukan Yeager, apa kamu akan mati hanya karena luka sekecil itu?"Leon pasti sama seperti dirinya yang menderita banyak sekali luka, baik besar maupun kecil, tapi masih hidup dan sehat.Selain itu, ada Violet. Kecuali sudah tidak bisa lagi ditolong dengan obat, Violet masih bisa menolongnya.Leon menatap Violet dengan enggan. "Adis meracuniku sebelum meninggal!""Adis sudah meninggal?""Ya!" Leon mengangguk. "Setelah menyeretku ke dalam air hari itu, mungkin sudah menghabiskan terlalu banyak energi. Saat berenang ke mekanisme di kedalaman laut yang mengarah ke pulau itu, Adis sudah nggak punya banyak kekuatan yang tersisa.""Aku memanfaatkan kesempatan itu unt
Sayangnya Sandy sudah meninggal dan dibunuh oleh Adis sendiri.Saat Violet menemukannya, Sandy sudah meninggal.Hanya mata yang tidak terpejam yang dipenuhi rasa bersalah serta penyesalan.Bagaimanapun Sandy sudah lama bersamanya, jadi Violet tidak menyimpan dendam dan menyuruh Sheva serta Bertha menguburkan Sandy.Violet tetap di pulau itu.Pasti ada sebuah mekanisme di sini, tapi belum ditemukan saja. Mungkin mereka berdua belum mati.Jadi Violet tidak berencana meninggalkan pulau itu sampai menemukan mereka berdua.Setelah berkeliling pulau, Violet menemukan bahwa pulau ini dibangun oleh Adis sesuai dengan kesukaannya.Saat masih sangat muda, Violet pernah bilang bahwa dirinya mempunyai mimpi, yaitu membeli pulau sendiri dan menanam banyak bunga di pulau itu.Lalu peliharalah beberapa hewan kecil yang lucu, seperti burung, anjing, kucing dan yang lainnya.Pulau ini ada semua yang dikatakannya.Violet secara alami dapat merasakan cinta Adis padanya.Namun, Violet benar-benar tidak me
Violet tidak pernah menyangka Adis bisa begitu gila hingga memilih mati bersama Leon.Aliran airnya sangat deras, dalam sekejap keduanya tersapu jauh.Violet melihat Leon meronta, Adis menggunakan tangan dan kakinya untuk memegangnya erat-erat guna mencegahnya melarikan diri.Leon sudah terluka, energinya juga sudah terbuang banyak, jadi perlawanannya tidak berguna bagi Adis lagi ....Violet menundukkan kepalanya dan bersiap untuk melompat turun ...."Violet, kalau kamu berani melompat turun, aku akan membunuh Leon sekarang juga!" Adis mengarahkan pistolnya ke dahi Leon untuk mengancam Violet.Begitu melihat Violet benar-benar berhenti, Adis merasa semakin kesal. "Sampai saat ini orang yang kamu sayang masih Leon!"Dari awal hingga akhir, matanya terpaku pada Leon, matanya penuh kekhawatiran terhadap Leon.Perbedaan sikap Violet ini membuat Adis semakin sakit hati. Pada saat ini, Adis akhirnya memahami kesenjangan antara dirinya dan Leon.Meskipun Violet mengaku bahwa dirinya tidak lag
Saat hendak menembak Leon, Adis tiba-tiba mendengar deru helikopter.Jelaslah bahwa Violet mengejarnya. Adis menunduk dan tiba-tiba tertawa, "Leon, kamu lebih peduli pada Violet daripada keselamatanmu sendiri! Aku nggak tahu apa ada Violet saat helikopter ini mendarat.""Bagaimana kalau aku menambaknya jauh-jauh?""Adis, katakan padaku, apa maumu?"Entah ada Violet atau tidak, tidak bisa bercanda dengan menyangkut nyawa, apalagi kemungkinan besar ada teman baiknya, Lukas dan Jerry!"Haha, kamu sudah tahu, jadi aku nggak akan bertele-tele denganmu. Aku ingin membuat kesepakatan denganmu. Aku akan menggunakan nyawamu sebagai ganti nyawa semua orang di helikopter. Kesepakatan ini sama sekali nggak akan merugikanmu!"Ya, ini adalah kesepakatan yang pasti menguntungkan, tapi ...."Apa kamu sudah memikirkannya? Kesabaranku terbatas. Aku memberimu waktu tiga detik ....""Seharusnya waktu ini untukmu saja!"Sebelum Leon sempat menjawab, Violet tiba-tiba muncul di belakangnya.Adis menatap Viol
Sandy sebenarnya juga ingin menguji untuk melihat apakah Adis benar-benar tidak mempunyai perasaan sama sekali padanya.Meskipun sudah tahu jawabannya, Sandy masih ingin mencobanya sekali lagi.Alhasil, Adis tiba-tiba tersenyum pada Sandy yang tampak sudah siap mati lalu berkata, "Baiklah, karena kamu ingin mati, sekarang aku akan mengabulkan keinginanmu!"Hampir tanpa ragu, Adis siap untuk menembak. Pada saat ini, Leon menggunakan seluruh kekuatannya untuk berdiri dan langsung bergegas menuju Adis.Setelah mendorong Adis mundur beberapa langkah, Leon berkata pada Sandy, "Pergi!"Meskipun sudah tidak berdaya, Leon tetap berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya.Sambil mengerutkan kening, Sandy mengeluarkan penawar racun dari sakunya dan menyerahkannya pada Leon, "Kali ini, setelah kamu meninggalkan tempat ini dan menemui bos, bantu aku meminta maaf padanya."Setelah mengatakan itu, Sandy berlari ke arah Adis, yang berjalan ke arah mereka dengan ekspresi marah di wajahnya dan memel
Adis tidak mendengarkannya lagi. "Enyahlah, ini nggak ada hubungannya denganmu. Kamu harusnya paham identitasmu sendiri. Jangan berpikir bahwa identitasmu berbeda hanya karena kamu sudah tidur denganku beberapa kali. Dari awal hingga akhir, kamu hanyalah seekor anjing bagiku. Apa pun yang aku lakukan, bukan hakmu untuk ikut campur!"Kata-katanya begitu kejam sehingga bahkan Leon tidak tahan mendengarnya. Namun, Leon tidak berhak mengatakan apa pun karena telah memperlakukan Violet dengan cara yang sama di masa lalu!Begitu memikirkan kata-kata tak berperasaan yang diucapkannya kepada Violet, Leon merasa menyesal lagi.Wajah Sandy yang tadinya pucat kini menjadi semakin pucat, tapi terus membujuknya, "Dulu kamu nggak seperti ini. Aku masih ingat dirimu yang dulu yang sangat ceria, memberikan kesan yang sangat hangat pada semua orang, tapi lihatlah dirimu sekarang?""Saat kamu melihat ke cermin, kamu mungkin bahkan nggak mengenali dirimu sendiri!""Diam!"Sandy seakan tidak mendengar dan