Share

Bab 15

Penulis: Jalita Haira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 11:51:39
Mia benar-benar tidak menyangka Violet akan merekamnya. Dia bahkan sengaja memotong percakapan awal dan akhir.

Detak jantung Mia berdegup sangat cepat.

Dia bahkan tidak berani menatap Leon.

Selama bertahun-tahun, Mia selalu bersikap murni dan baik hati di hadapan Leon, jadi pria itu tidak meragukannya.

Sekarang, Leon pasti sangat kecewa pada dirinya.

Jika Leon menyadarinya bahwa Mia telah berbohong padanya selama ini ....

Tidak, jangan biarkan Leon meragukan dirinya sendiri.

"Nggak, itu bukan aku ...." tandas Mia menjelaskan kepada Leon dengan ekspresi khawatir di wajahnya. Dia kembali berkata, "Paman, aku nggak pernah berkata seperti itu sama sekali."

Mia menampar pintu yang tertutup dengan ekspresi marah di wajahnya sambil berkata, "Kamu dan aku nggak punya dendam di masa lalu dan dendam akhir-akhir ini. Siapa yang menyuruhmu untuk menyiramkan air kotor seperti itu padaku?"

"Aku pernah melihat orang nggak tahu malu, tapi aku belum pernah melihat orang se-nggak tahu malu ini."

Sikap M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 16

    Begitu mobil berhenti, Violet langsung keluar dari mobil. Dia mencari kunci untuk beberapa saat, tetapi tidak dapat menemukannya. Violet sangat kesal sehingga dia mengetuk pintu dan berkata, "Leon, buka pintunya.""Apa kamu dengar? Cepat buka pintunya."Setelah memanggil lama sekali, pintunya tetap tidak terbuka. Violet meletakkan tangannya di pinggul sambil bergumam, "Apa menurutmu aku nggak akan bisa masuk, kalau kamu nggak membuka pintunya?"Setelah mundur beberapa langkah, Violet terlihat berlari ke atas. Dengan lompatan yang ringan, Violet langsung melompat ke atas gerbang.Setelah mendarat dengan selamat, dia menepuk-nepuk tangannya dengan bangga sambil berkata, "Kamu juga terlalu meremehkanku."Violet benar-benar sudah mabuk. Dia berjalan dengan langkah gontai, mulai dari gerbang sampai ruang utama dan hampir jatuh beberapa kali.Bisa dibilang, meskipun mabuk dan jika Violet masih punya akal sehat, dia tidak akan pernah berakhir di tempat yang sudah membuatnya sedih selama tiga

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 17

    Leon mendorong pintu kamar Violet dan menemukan bahwa tidak ada sosok Violet di dalam kamar tersebut.Cahaya di matanya langsung meredup.Tiba-tiba, dia mendengar suara berisik dari kamar tidur utama.Sebuah harapan muncul kembali di matanya, lalu dia segera mengubah arah.Leon ragu-ragu sejenak sebelum membuka pintu.Ketika pintu terbuka dan dia melihat wanita itu terbaring terlentang di atas tempat tidur, bibir tipis Leon langsung melengkung dan mengencang pada detik berikutnya. Leon berjalan ke tempat tidur sambil menendang kaki tempat tidur dan berkata, "Bangun."Wanita di atas tempat tidur itu tidak bereaksi sama sekali dan hanya tidur dengan nyenyak."Bangun!"Leon menaikkan nada suaranya, tetapi tetap sama. Violet bahkan tidak mengangkat kelopak matanya.Leon mengulurkan tangannya untuk menarik Violet, tetapi wanita itu menariknya kembali sesaat sebelum Leon menyentuhnya sambil berkata, "Aku mengantuk. Aku akan menyelesaikan masalahnya denganmu besok."Violet menempati sebagian

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 18

    Faktanya, dalam analisis terakhir, Violet sedikit merasa bersalah.Dalam tiga tahun terakhir, dia benar-benar bertindak seperti seorang pengecut. Dia tidak berani menunjukkan harga dirinya di hadapan Leon dan benar-benar kehilangan dirinya sendiri.Saat ini, Violet ingin mendapatkan kembali martabat yang layak diterimanya.Keesokan harinya.Violet tidak membuka matanya, tetapi dia justru merasa sakit di sekujur tubuhnya, seperti ada mobil yang menabraknya.Apalagi di bagian pinggang, rasanya sakit sekali seolah akan patah.Mulutku juga sangat haus dan terasa seperti terbakar.Dengan mata yang masih terpejam, Violet berteriak, "Sheva ....""Siapa Sheva?"Violet dikejutkan oleh suara berat pria yang terdengar di telinganya. Matanya yang semula tertutup langsung terbuka lebar.Saat melihat sekeliling, dia tercengang saat melihat Leon yang sedang telanjang dan berbaring di sampingnya.Apakah ini mimpi?Ya, ini pasti mimpi, kalau tidak mereka tidak akan pernah tidur di ranjang yang sama.Ji

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 19

    Surat cerai, menikah lagi ....Dengan siapa?Pria bernama Sheva itu?Bibir tipis Leon sedikit melengkung, lalu dia berkata, "Violet, harus kubilang kamu sudah berusaha keras untuk mendapatkannya berkali-kali, tapi cuma kali ini yang paling pantas."Violet mempelajarinya, lalu menyahut, "Jadi, apa aku berhasil menarik perhatian Pak Leon?""Oh, jarang sekali. Dalam tiga tahun terakhir, aku bahkan nggak bisa membuat Pak Leon memperhatikan aku lebih jauh. Aku nggak menyangka situasinya akan berbeda setelah bercerai."Saat mengatakannya, Violet sengaja merangkul leher Leon dan berkata, "Kenapa kita nggak memberi tahu Nona Mia kabar baik ini dan membuatnya bahagia?""Kamu masih berani menyebutnya ...."Melihat ekspresi Leon yang berubah secara tiba-tiba, tatapan penuh seringai melintas di mata Violet.Benar saja, Mia adalah titik sensitif Leon yang tidak bisa disentuh."Apa maksudmu Pak Leon?" Violet mengangkat bahu, lalu melanjutkan, "Oh, aku ingat. Pak Leon mengira aku yang bertanggung jaw

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 20

    Sorot mata Leon yang dalam menjadi lebih dalam dan dia berkata, "Kalau kamu ingin menarik garis yang jelas, dapatkan penawarnya terlebih dahulu.""Kamu menginginkan penawarnya?" Violet merentangkan tangannya seraya menyahut, "Maaf, aku nggak punya.""Kamu yang meracuni, tapi kamu nggak punya penawarnya?" ulang Leon. Wanita ini benar-benar tidak berkata dengan jujur!"Bukti!" seru Violet tanpa ekspresi. Dia melanjutkan, "Segala sesuatu tanpa bukti menjadi fitnah. Atau kamu memang ingin menghukumku cuma berdasarkan perkataan Mia?"Bibir tipis Leon melengkung dingin, lalu menyahut, "Kamu baru saja mengakuinya, tapi kamu justru ingin menyangkalnya?""Memangnya kamu percaya dengan apa yang aku katakan?" Violet tertawa dengan nada mengejek sambil berkata, "Aku juga pernah bilang kalau aku mencintaimu, tapi kenapa kamu nggak percaya?"Setelah berkata demikian, Violet menyesal dan ingin menampar dirinya sendiri dua kali.Omong kosong macam apa yang dia bicarakan!Mereka sudah bercerai, kenapa

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 21

    Sepanjang perjalanan, Violet tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada Leon. Dia bahkan tidak memberikan satu tatapan pun pada pria itu. Sepanjang waktu, dia hanya menunduk melihat ponselnya.Semalam dia tidak pulang, ditambah lagi ponselnya mati karena kehabisan baterai, jadi Sheva pasti sudah mencarinya ke mana-mana.Begitu masuk ke dalam mobil, Violet segera mengisi daya ponsel, lalu menyalakannya.Seperti yang dia duga.Ada 23 panggilan tak terjawab, serta 99 lebih pesan WhatsApp.Bertha juga melakukan banyak panggilan berturut-turut!Violet membalas semuanya satu per satu, jadi sepanjang perjalanan dia sangat sibuk.Kesibukan Violet sepanjang waktu diperhatikan oleh Leon. Tatapannya yang memang sudah dingin kini tampak membeku seiring waktu.Tiba-tiba, sebuah rem mendadak membuat Violet yang tidak siap menabrak sandaran kursi depan.Ponsel Violet terjatuh, dahinya terbentur, serta perasaannya menjadi makin buruk. Dia menatap orang yang menyebabkan semua ini dengan tatapan dingin,

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 22

    Kemarahan yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Desi memang punya riwayat tekanan darah tinggi.Lupakan saja. Jika memang harus pergi, Violet bisa sekalian saja diam-diam memeriksa nadinya. Dia akan melihat bagaimana kondisi kesehatannya akhir-akhir ini!**Rumah tua Keluarga Jiwono.Begitu Leon masuk, tiba-tiba sebuah bantal melayang ke arahnya. Dia sedikit menggeser badan, membuat bantal itu malah tepat mengenai dahi Violet yang ada di belakangnya.Violet terdiam.Untung ini hanya bantal. Bagaimana kalau ini benda lain?Bagaimana kalau yang berada di belakangnya adalah Mia?"Leon, kamu makin hebat, ya. Kamu makin berani nggak menganggapku serius lagi. Aku baru pergi beberapa hari, tapi kamu malah mau bercerai dengan Violet."Saat melihat Violet, wajah Desi yang tadinya marah langsung berubah. Dia bertanya, "Violet?""Nenek," sapa Violet sambil tersenyum padanya.Desi mengedipkan, lalu bertanya, "Aku nggak sedang bermimpi, 'kan?"Bukankah katanya Violet menghilang?Desi

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 23

    Masalah memiliki anak, Violet memang pernah memikirkannya. Namun, itu semua sudah berlalu. Sekarang dia hanya ingin bercerai dari Leon.Lagi pula, saat ini Leon hanya sedang mengelabui neneknya.Begitu masuk ke kamar, Violet langsung melepaskan tangan Leon. Dia berkata, "Kamu nggak seharusnya asal bicara omong kosong di depan Nenek. Dia akan menganggapnya serius.""Kalau begitu, anggap saja serius," balas Leon."Apa maksudmu?""Bagaimana menurutmu?" Bibir Leon yang menawan membentuk senyuman penuh arti.Violet menatapnya sejenak, tertawa, lalu membalas, "Kamu ingin aku memberimu seorang anak? Leon, sepertinya kamu benar-benar sudah jatuh cinta padaku!""Bukannya tadi kamu bilang kalau strategi tarik ulur nggak akan mempan padamu? Menurutku, hasilnya cukup bagus."Ketika mendengar itu, mata hitam Leon sedikit menyipit. Dia berkata, "Nenek menyukainya. Kalau nggak, apa kamu pikir kamu layak?""Kenapa dulu aku nggak pernah melihatmu sepatuh ini?" kata Violet menyindir balik. "Tapi untuk m

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 93

    Violet menyelamatkan Pak Dimas, dan sebagai anak, Lewis tentu harus datang untuk mengucapkan terima kasih kepada Violet."Bu Violet, kamu telah menyelamatkan ayahku, aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu."Meskipun Lewis sudah berusia lima puluh tahun, namun dia terlihat seperti baru berusia tiga puluhan.Dia mengenakan jas hitam yang dikerjakan dengan sangat baik dan rapi. Rambutnya juga disisir dengan sangat rapi, dan kacamata dengan bingkai emas memberinya kesan intelektual."Pak Lewis, jangan segan-segan. Saat itu aku hanya kebetulan lewat, bukan cuma aku, siapa pun pasti nggak akan biarkan seseorang terjatuh begitu saja ...."Begitu berkata, Violet dengan ekspresi khawatir bertanya kepadanya, "Pak Dimas nggak apa-apa, 'kan?""Ayahku baik-baik saja.""Kalau begitu, syukurlah ... syukurlah ...." Violet seolah tidak sengaja berkata, "Orang tua paling takut terjatuh, untungnya aku cukup cepat, kalau aku sedikit lebih lambat, akibatnya bisa sangat buruk."Mata Lewis sedikit beruba

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 92

    Adis tersenyum tipis. "Kamu lakukan dulu, baru bilang aku."Violet mengerutkan hidung, tidak berkata apa-apa lagi, melambaikan tangan dan berbalik pergi.Melihat punggungnya yang berjalan menjauh, mata Adis yang awalnya tampak jernih, seketika berubah menjadi dalam tak terukur.Keesokan harinya.Setelah dipersiapkan oleh Adis, Violet membawa banyak hadiah dan berangkat ke rumah Keluarga Wijaya.Sudah dua bulan berlalu sejak terakhir kali dia merawat ayah Lewis.Awalnya, dia pikir bisa mendapatkan sedikit informasi dari mulut Pak Dimas, tetapi ternyata usahanya sia-sia.Sepertinya ada beberapa hal yang mungkin sama sekali tidak diketahui Pak Dimas.Jadi, dari awal, dia sudah salah target. Kalau tidak, masalah ini tidak akan berlarut-larut tanpa kemajuan apa pun hingga sekarang.Di ruang tamu, Violet menunggu lama, tetapi Lewis tidak datang. Akhirnya, pelayan datang dan berkata, "Bu Violet, tuan kami tiba-tiba ada urusan mendadak dan harus pergi. Dia meminta maaf atas ketidakhadirannya."

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 91

    Yang membuat Violet terkejut adalah, meskipun dia sudah berkata dengan nada sangat tajam, Leon bukan hanya tidak marah, tetapi malah benar-benar mulai makan sisa makanan itu.Violet terpaku sejenak, lalu berdiri, "Pak Leon sepertinya benar-benar lapar, kalau begitu, makanlah lebih banyak!"Leon tidak menghalangi Violet yang pergi. Saat dia mencapai pintu, Leon dengan nada santai berkata, "Bagaimana persiapan Adis untuk pengajuan hak paten?"Langkah Violet terhenti, tetapi dia tidak berbalik. "Hasilnya mungkin akan membuat Pak Leon kecewa."Mata gelap Leon menatap punggung Violet, dirinya tertawa kecil, "Kalau begitu, mari kita tunggu hasilnya."Violet tidak menjawab lagi dan melangkah keluar.Leon tetap duduk tanpa bergerak, bahkan menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Namun, saat dia baru mengangkat cangkir itu, tiba-tiba cangkir tersebut pecah.Pecahannya melukai jarinya, darah segar bercampur dengan teh menetes ke bawah. Menatap mata yang merah terang seperti sebuah danau dalam, per

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 90

    Leon berpaling, matanya mencari-cari seseorang yang dari tadi berdiri di pintu, "Saudaraku, dulu kamu pernah merugi, tapi sekarang kamu jelas beruntung."Sambil berkata, dia juga menasihati Adis, "Pak Adis, meskipun kakimu nggak bagus, nggak perlu mengambil sepatu usang yang sudah nggak dipakai orang lain.""Plak!"Violet baru saja ingin membalas, tetapi Adis lebih dulu dengan keras meletakkan sendok dari genggamannya, "Pak Lukas, tolong jaga ucapanmu!""Heh ...." Lukas mencemooh, "Aku cuma ingatkan dengan niat baik, kalau kamu nggak hargai ucapanku, anggap saja aku nggak pernah berkata apa-apa!""Leon, ayo kita pergi!"Namun, Leon malah berjalan masuk, "Karena sudah kebetulan, ayo makan bersama!"Tindakan Leon sungguh di luar dugaan LukasGila!Karena Leon sudah masuk, Lukas tidak punya pilihan selain ikut dengan berat hati.Lukas yang jarang diajak Leon, dia langsung setuju. Siapa tahu malah ketemu hal memuakkan seperti ini!Ngomong-ngomong, kenapa harus makan satu meja?Meski sudah

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 89

    "Achoo ...."Baru saja makan siang, Violet sudah bersin berkali-kali. Adis tampak cemas, "Nggak enak badan?""Nggak ...." Violet menggosok hidungnya. "Mungkin makanannya agak pedas. Ngomong-ngomong, cabai di restoran ini gratis ya?""Memangnya nggak apa-apa?""Nggak apa-apa kok!"Meski dia bilang tidak apa-apa, Adis tetap menuangkan segelas air hangat untuknya. "Minumlah air hangat.""Sakit perut minum air hangat, flu minum air hangat, apakah semua pria benar-benar mengira air hangat bisa sembuhkan segala penyakit?" Violet sedikit mengejek tapi tetap mengambil dan meminum seteguk. "Untukku ini bisa diterima, tapi nanti kalau kamu bertemu wanita yang kamu suka, jangan lakukan ini. Benar-benar bisa merusak kesan!"Mata Adis sedikit gelap. "Benarkah?""Tatapanmu barusan agak aneh ...." Violet tiba-tiba mendekat dengan wajah penuh rasa ingin tahu. "Siapa dia?"Adis tersenyum tipis. "Nggak ada!""Aku nggak percaya!" Violet cemberut. "Bahkan kepadaku yang kamu anggap seperti adik nggak mau b

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 88

    Leon kembali memandang Mia, "Aku pergi dulu."Melihat Leon baru saja datang tetapi sudah akan pergi, Mia menahan rasa sakit luar biasa di tubuhnya. Dia buru-buru turun dari ranjang, berjalan cepat ke sisi Leon, dan langsung memeluk lengannya, "Paman, apa karena insiden di rapat lelang terakhir kali, kamu merasa aku menipumu, jadi ...."Leon menjatuhkan pandangannya pada lengan yang sedang dipeluk Mia. Samar-samar, terlihat matanya meredup sejenak, "Ada urusan perusahaan."Wajah Mia tampak penuh rasa kecewa, "Beberapa hari lalu aku ke kantor cari kamu, tapi kamu nggak mau temui aku. Sekarang kamu bahkan baru datang sudah mau pergi. Aku tahu kamu sibuk, tapi aku memang kurang enak sekarang, bisakah kamu temaniku sebentar?"Hera segera menyela, "Mia, jangan nggak tahu diri. Pak Leon sudah menyempatkan diri datang di tengah kesibukannya, kamu harus bersyukur."Setelah bicara, dia memberi Boni pandangan penuh makna.Menerima isyarat istrinya, Boni yang penuh siasat segera mendapat tanggapan

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 87

    Masalah pengajuan paten proyek, Violet memutuskan untuk sementara tidak memberi tahu Adis.Tentang rencana Leon yang ingin ikut campur, dia juga tidak berniat memberitahukan Adis.Pokoknya, jika ada hal yang bisa membuat Adis tidak perlu repot, maka dia akan melakukannya.Andi hanya perlu menjaga suasana hati tetap baik dan fokus pada penyembuhan kakinya.Kakinya, setelah dua kali terapi rendaman obat dan akupunktur, perlahan mulai merasakan sesuatu.Bagaimanapun caranya, Violet bersumpah akan mengusahakan agar Adis bisa berdiri lagi!Berbicara soal itu, Violet menghitung waktu.Mia seharusnya sudah terkena efek racunnya sejak lama, tetapi hingga kini tidak ada tanda-tanda apa pun.Dia menelepon Sheva, "Ada kemungkinan sesuatu berubah dengan Mia, kamu harus lebih waspada.""Aku juga mau bicara soal itu!" Sheva di ujung telepon berkata, "Mia sudah terkena efek racunnya, sekarang dia ada di rumah sakit. Hera langsung memberi tahu Leon, tapi aku nggak tahu, apa Leon akan menjenguknya atau

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 86

    "Aneh rasanya, padahal sebelumnya pihak Grup Hardi nggak ada niat seperti itu. Kalau bukan demikian, proyek ini sudah hampir siap diluncurkan, dan belum terdengar kabar mereka tanda tangani kontrak dengan ahli di bidang ini.""Tim proyek tersebut juga hanya terdiri dari beberapa lulusan baru.""Mungkin seperti kita, yang diam-diam selalu berhubungan dengan Tina, karena Tina adalah seorang ahli besar di bidang ini. Kalau Keluarga Hardi memang berencana kembangkan energi baru, kenapa mereka cuma gunakan lulusan baru seperti yang tampak di permukaan?"Leon memandang ke arah kepergian Violet, matanya menyiratkan ejekan, "Adis nggak sehebat yang kamu bayangkan."...Setelah meninggalkan Hotel Imperial, Violet tidak pergi ke Grup Hardi, apalagi pulang ke rumah keluarga Hardi, melainkan langsung menuju Taman Bangau.Bertha sangat terkejut saat melihat Violet, "Angin apa yang bawa bosku ke sini?"Violet menjawab dengan nada jengkel, "Angin barat laut! Cepat beri aku makan, aku lapar sekali!"P

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 85

    Melihat dua orang yang berjalan keluar dari lift, Violet diam-diam mengerutkan kening.Dia sengaja menghitung waktu dan merasa mereka sudah pergi sebelum keluar dari kamar, tetapi tidak disangka dia akan bertemu dengan mereka.Apakah Leon merencanakan sesuatu?Sepasang mata Leon berkilat dengan emosi yang tidak bisa dimengerti setelah melihat Violet yang seharusnya tidak berada di sini.Setelah dilihat dengan jelas, sepertinya memang agak panik, "Tadi kamu juga ada di sana?""Benar!" Violet langsung menjawab, "Kenapa, kamu boleh bertemu Tina, sementara aku nggak boleh?""Seperti yang tadi kamu katakan, Grup Hardi belum mengajukan paten dan bertemu Tina bukanlah hak istimewamu.""..." Sepasang mata yang dalam berkilat dan Leon melirik ke arah Joshua.Joshua langsung mengerti, "Karena sekarang sudah bertemu, bagaimana kalau kita makan bersama?""Makan siang atau makan malam?" Violet bertanya sambil tersenyum, "Sepertinya saat ini nggak terlalu cocok untuk makan siang atau makan malam. Se

DMCA.com Protection Status