Mas Ganteng

Mas Ganteng

Oleh:  Eka Bakti  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
101Bab
5.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sebuah misi balas dendam seorang penjudi bayaran ibu kota yang ingin menghancurkan orang-orang kelas tinggi. Sayangnya di sela-sela balas dendamnya, dia jatuh cinta kepada Putri Tidur yang merupakan anak terbuang seorang presiden.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
101 Bab

Bab 1. Sejak kapan penjudi seperti kita dibayar murah?

    Di dunia ini, di era modern yang semakin menjadi, ketika sebuah ibu kota besar menjadi jantung negara dan menjadi kota pesohor di mata dunia, di mana orang-orang yang menghuni di sana adalah orang-orang penting seperti maskot yang dimiliki oleh negara. Namun, siapa sangkah, jika orang-orang seperti mereka adalah orang-orang yang memorakporandakan keuangan negara. Di sisi lain, ada kehidupan berbeda yang tercipta akibat orang-orang seperti mereka—kehidupan orang-orang yang terbuang dari masa lalu. Seperti anak yang sengaja dibuang, ditelantarkan di jalan dan sengaja tak diakui keberadaannya. Orang-orang yang dibuang seperti itu sudah menjadi hal biasa di ibu kota. Seperti manaruh bungkus rokok tak berguna dalam tong sampah pinggir jalan. Iya, begitulah kehidupan ibu kota yang ingar-bingar kekuasaan.
Baca selengkapnya

Bab 2. Di dunia ini, sesuatu yang gampang didapatkan dan gampang dihilangkan jejaknya hanyalah uang

    Rumi hanya mendengkus keki. Karena jujur, dia lebih tertarik dengan uang daripada tiket-tiket mewah. Karena baginya, tiket-tiket mewah seperti itu hanya akan meninggalkan jejak. Sedangkan dia tidak ingin pekerjaan yang dia lakukan sampai meninggalkan jejak. Dia tidak ingin identitasnya diketahui oleh banyak orang. Jadi dia sangat menghindari bonus, hadiah, tiket dan paket yang berlebel mewah apa pun. Bagi sebagaian orang, mungkin hal-hal tersebut adalah sebuah keberuntungan, tetapi tidak bagi Rumi—menjadi sebuah masalah besar dalam hidupnya. “Menggiurkan juga liburan kapal pesiar. Liburan keliling Eropa sekalian kencan sama cewek-cewek bule,” ucap Dego tertawa. Rumi hanya tersenyum miring. “Itu bukan peraturan kerjaan kita, Go. Kucuran uang mereka itu nggak bersih. Itu hasil memperma
Baca selengkapnya

Bab 3. Perempuan yang tidak pernah menampakkan diri kepada orang-orang

    Aroma roti panggang berpadu dengan selai nanas menghampiri indra penciuman Hernawan di sela-sela kesibukkannya membaca. Garis-garis wajahnya terlihat semakin jelas, ketika bibirnya membentuk senyum menikmati aroma yang berasal dari lantai atas itu. “Berapa banyak roti panggang yang kamu buat malam ini, Nak?” tanya Hernawan mendongak ke lantai atas. “Seperti biasa, Opung. Aku membuat untuk kita berdua.” Suara merdu seorang perempuan yang tersembunyi di balik ruangan atas. Opung adalah sapaan akrab yang melekat dalam diri Hernawan Sinto. Tidak hanya suara perempuan itu yang memanggilnya Opung, orang-orang sekitar yang mengenal Hernawan Sinto juga memanggilnya dengan sapaan akrab itu. Ya, Opung adalah sapaan akrab Hernawan Sinto yang dikena
Baca selengkapnya

Bab 4 . Pengantar koran malam hari

BAB 4 Pengantar koran malam hari   Selain sebagai penjudi rahasia, Rumi juga mempunyai pekerjaan lain sebagai pengantar koran malam hari. Sayangnya pekerjaan itu bukan pekerjaan rahasia, melainkan pekerjaan sehari-harinya. Beberapa orang yang mengenal Rumi, sudah pasti mengenalnya sebagai seorang pengantar koran. Namun, tidak dengan preman-preman penjagal itu di bangunan tua bertingkat sembilan itu. Mereka mengenal Rumi sebagai pengantar koran yang pandai bertinju. Lantai enam adalah tempat yang sering dikunjungi Rumi untuk bermain tinju dengan salah seorang preman yang kerap menjadi lawan mainnya. “Waktu gue habis,” ucap Rumi menghentikan permainannya di babak kedua. “Sangat disayangkan banget, padahal s
Baca selengkapnya

Bab 5. Kalau saja seluruh ibu kota ini dihuni oleh orang-orang penjudi berkelas seperti mereka

    “Opung!” Rumi mendengar samar-samar suara seorang perempuan dari dalam perpustakaan. “Iya, sebentar.” Opung menyahut panggilan tersebut. Mendengar itu Rumi celingukan. Namun, tak melihat ada seseorang yang mengajak Opung berbicara, meski samar-samar mendengar suaranya. “Kok ada suara perempuan? Di mana dan siapa ya?” Benarkah jika ada Putri Tidur di sana? Putri Tidur seperti apa yang tinggal di bangunan perpustakaan tua itu? Apakah dia Putri Tidur yang sama seperti dalam dongeng? “Ya udahlah. Bodoh amat apa kata orang mengenai laki-laki tua itu. Bagi gue dia adalah seorang sastrawan hebat yang namanya seharusnya diingat, bukan dilupakan, apalagi harus digunjing,” gumam Rumi usai men
Baca selengkapnya

Bab 6. Di balik sosok Mas Ganteng

BAB 6Di balik sosok Mas Ganteng Langit siang cukup terik sengatannya. Membuat mengkilap kaca mobil sedan hitam yang baru saja sampai di lobi bandara. Ada empat orang laki-laki perpakaian jas rapi lengkap dengan sepatu pantofelnya turun dari mobil.Salah seorang dari mereka tengah sibuk menyanggah ponsel di telinga sebelah kanan. “Baik, Pak. Kami sudah sampai. Kami akan segera masuk.”Tampak laki-laki misterius sudah menunggu di lobi bandara. Dia duduk di kursi tunggu dengan gaya berpakaiannya yang khas—memakai jaket kulit hitam berkupluk, kacamata hitam dan masker hitam yang menutupi bagian wajahnya. Dia duduk dengan headphone yang menyanggah di kedua telinganya. Sesekali dia melirik ke arah empa
Baca selengkapnya

Bab 7. Semua itu karena banyak orang yang tutup mata dan tutup mulut dengan kasus yang kita tangani saat ini, Pak

BAB 7Sem Senin, selepas tengah hari dan masih di bulan Mei, laki-laki berpakaian rapi yang menjadi salah satu kepala penyidik kepercayaan badan intelejen negera itu setengah jam lamanya hanya memegangi cangkir berisi kopi hitam dengan pandangan kosong keluar jendela besar di sebuah ruangan yang menjadi kantornya.Nama Zuldan Bahir tampak melekat di saku kanannya. Sementara otaknya sedang berputar-putar hingga tak menyadari, jika kopi di cangkirnya sudah tak lagi mengepulkan asap.Ya, banyak kasus korupsi yang sedang Zuldan tangani saat ini. Kulit wajahnya yang terlihat kasar tak terawat menjadi bukti, bagaimana dia menguras otak untuk memecahkan kasus.Benarkah perjudian gelap menjadi penyebab korupsi? Lalu sejak kapan perjudian gelap itu mulai berop
Baca selengkapnya

Bab 8. Jika saya bisa membawanya dua kali lipat, maka dia juga harus membayar saya dua kali lipat

  Setelah mendapat persetujuan, tim kemudian menuju departemen inspeksi untuk memeriksa flasdisk yang dibawa Zuldan.Tepat usai flasdisk terhubung, puluhan layar komputer serentak mengalami gangguan. Membuat Zuldan terbelalak tidak percaya, padahal satu jam yang lalu file di dalam flasdisk tersebut masih bisa dibuka.“Apa ini?” tanya Pak Irawan pada salah seorang tim inspeksi. “Virus, Pak.”“Kamu yakin flasdisk yang kamu kasih barusan berisi bukti?” tanya Pak Irawan pada Zuldan.“Yakin, Pak Irawan. Saya menyimpan bukti itu di sana,” jawab Zuldan.“Terus bagaimana bisa kamu membiarkan data kamu te
Baca selengkapnya

Bab 9. Man Ganteng, the king from Indonesia! The winner from Indonesia!

  Pesawat kemudian mendarat di Bandara Internasional Chek Lap Kok, Hongkong—salah satu kota yang menempati posisi kelima pada Indeks Kota Global setelah New York City, London, Tokyo dan Paris. Menjadi kota yang memiliki pendapatan per kapital yang tinggi. Jadi tidak heran, jika Hongkong adalah pusat keuangan yang kerap menjadi ajang perjudian besar.Sebuah mobil mewah, Marcedes-Benz Limousine S600 sudah stay di depan gedung bandara lengkap dengan sopir sewaanya. Berjalan diiringi empat algojo berjas rapi berwajah beringas memang cukup membuat Mas Ganteng menjadi lirikan lalu lalang orang di dalam bandara.Dasar curut-curut bodoh. Percuma kalian dibayar mahal kalau nggak ngerti tentang situasi.
Baca selengkapnya

Bab 10. Ada seseorang yang akan datang menemui kamu nanti siang, Gerta

  Cerah langit Rabu membuat kupu-kupu begitu ceria mengepakkan sayap-sayapnya. Di bawah terik matahari yang hangat, mereka memperlihatkan sayap indahnya, menari-nari dan membuat iri perempuan yang mematung di balik jendela lantai tiga—perempuan yang di masa kecilnya mempunyai keinginan untuk bisa mempunyai sayap seperti kupu-kupu. Namun, beranjak dewasa, dia menyadari, jika hal itu adalah hal yang mustahil. Sebab dia bukan perempuan dari negeri dongeng yang dapat menjelma seperti putri ajaib, selain hanya perempuan biasa yang hidup bersembunyi di balik perpustakaan tua.Mari kita amati sosoknya.Cahaya matahari yang masuk ke jendela membuat mata indah Gerta bersinar cokelat keemasan. Kulit wajahnya yang bersih juga turut bersinar. Bibirnya yang tersenyum menggantung indah itu mengartikan, jika dia sangat menikmati sengatan sinar
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status