Share

Bab 3

Penulis: Jalita Haira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 11:51:39
Jarak Kota Barona hanya satu setengah jam perjalanan dari Kota Jimasta.

Violet tiba di rumah Keluarga Wijaya sesuai janji dengan menggunakan penyamaran.

Dengan alasan mengobati penyakit, dia memanfaatkan kesempatan untuk menghipnosis Dimas yang sudah lanjut usia.

Sayangnya, tidak ada informasi berguna yang bisa didapat.

Setelah usahanya tidak membuahkan hasil, Violet berjalan sambil menunduk, memikirkan sesuatu. Tiba-tiba dia merasakan sakit di dahinya.

"Maaf ...."

Kata-kata permintaan maaf itu terhenti di tenggorokan ketika melihat wajah orang yang ada di depannya.

Leon?

Kenapa dia ada di sini?

Memang benar, musuh akan selalu bertemu!

Hanya dalam waktu kurang dari dua detik, Violet mengalihkan pandangannya, lalu pergi tanpa ekspresi.

Leon tertegun.

Awalnya orang ini tampak akan meminta maaf, tetapi setelah melihatnya, sikapnya tiba-tiba berubah drastis. Terutama tatapan yang berubah seolah mereka punya dendam mendalam.

Leon berbalik, memandang ke arah kepergian wanita itu. Mata gelapnya sedikit menyusut. Punggung itu mirip dengan Violet ....

"Pak Leon, kami nggak tahu kalau kamu akan datang. Maaf nggak bisa menyambut dengan baik."

Suara kepala pelayan Keluarga Wijaya membuyarkan lamunan Leon. Saat kembali melihat, wanita itu sudah tidak tampak lagi.

Setelah mengikuti kepala pelayan untuk menemui Dimas, Leon melihat wajah Dimas tampak sehat dan segar, seperti sudah pulih dari sakitnya. Tanpa basa-basi, Leon langsung menyampaikan maksud kedatangannya.

Namun, pihak Keluarga Wijaya mengatakan bahwa dokter sakti itu sudah pergi. Selisih waktunya dengan kedatangan Leon hanya sebentar saja.

Leon tertegun.

Apakah wanita dengan wajah penuh bintik-bintik yang baru saja ditemuinya itu adalah si dokter sakti?

Meski tahu mengejar akan percuma, Leon tetap buru-buru berpamitan dengan Dimas.

Tak disangka, wanita itu ternyata belum pergi.

Leon berjalan menuju mobil wanita itu yang baru menyala dengan langkah cepat, lalu berkata, "Tunggu seben ...."

Belum selesai Leon berbicara, suaranya sudah tertelan oleh deru mesin yang meraung.

"Sialan!"

Kini Leon hampir yakin bahwa wanita itu memang punya dendam padanya.

Leon pun naik ke mobil, lalu mengejarnya.

Ketika melihat mobil Hummer berwarna hitam yang mengejar dari belakang, kening Violet sedikit berkerut.

Apa pria itu mengenalinya?

Bukannya mau membual, tetapi teknik penyamaran Violet sangatlah hebat. Meski kedua orang tuanya masih hidup, mereka tak akan mengenalinya. Jangankan lagi Leon yang tak pernah benar-benar memperhatikannya meski sudah menikah dengannya selama tiga tahun!

Apakah hanya karena tadi tidak meminta maaf, dia dikejar sampai sejauh ini?

"Heh ...." Sebuah seringai dingin muncul di sudut bibir Violet. Kemudian, dia menekan pedal gas hingga maksimal, lalu bergumam, "Kamu berutang padaku jauh lebih banyak daripada aku padamu!"

Mobil Maserati merah melaju kencang seperti kilat.

"Menarik!"

Mata hitam Leon tampak sedikit menyipit, lalu dia juga menambah kecepatannya.

Satu mobil merah, satu mobil hitam. Keduanya layaknya dua naga raksasa yang saling mengejar di jalanan berkelok di pegunungan.

Pada awalnya, Leon merasa sangat percaya diri dengan kemampuan mengemudinya. Dia adalah seorang pria. Dia tidak percaya jika dia tidak bisa mengejar seorang wanita!

Namun, pada putaran terakhir, wanita itu tiba-tiba berputar balik, langsung menuju ke arahnya.

Leon memutar setir ke kanan secara refleks, menghindar sebelum wanita itu menabraknya. Namun, karena kecepatan yang terlalu tinggi, dia malah menabrak sisi bukit. Meski tidak terjadi apa-apa dengan dirinya, mobilnya terpaksa berhenti mendadak.

Dari balik kaca depan, pandangannya bertemu dengan tatapan wanita itu yang penuh ejekan. Wanita itu bahkan menunjukkan jempol ke bawah padanya.

Sombong sekali!

Kemudian, mobil wanita itu mundur dengan cepat, pergi begitu saja, tetap dengan kecepatan yang tak berkurang.

"Elang Merah ...."

Dia bisa menyembuhkan penyakit, juga jago balapan. Meski tampangnya biasa saja, kemampuannya ternyata cukup banyak.

Namun, kenapa begitu memusuhi dirinya?

Setelah kembali ke kantor, hal pertama yang dilakukan Leon adalah meminta Joshua untuk menyelidiki latar belakang Elang Merah. "Cari informasi sedetail mungkin."

Leon ingin tahu, apa yang sebenarnya sudah dia lakukan hingga wanita itu begitu marah padanya.

Setengah jam kemudian, Joshua masuk dengan wajah lesu. Dia melapor, "Pak, informasi tentang Elang Merah dilindungi dengan kata sandi. Beberapa teknisi sudah mencobanya, tapi nggak bisa menembusnya."

"Berikan alamat situsnya padaku!"

**

"Bos, ada yang sedang menyelidikimu!"

Sheva menyerahkan laptopnya kepada Violet yang sedang berbaring di sofa ruang tamu, asyik menonton drama. "Sudah dimulai sejak setengah jam yang lalu. Pihak mereka sudah mengganti beberapa orang. Yang terbaru ini cukup hebat, aku hampir nggak bisa menahannya."

"Benarkah?" Tatapan mata Violet sedikit menyipit. Dia bangkit dari sofa, lalu berujar, "Biarkan aku yang menghadapi dia!"

Jarinya mengetik dengan cepat di atas keyboard, membuat sederet kode berlarian di layar laptop.

Dalam waktu tak lebih dari sepuluh menit, Violet menutup laptopnya, lalu melemparkannya sembarangan ke sofa. Dia berdiri sambil meregangkan tubuh, lalu berkata, "Ayo kita makan."

Pada saat yang sama, di hadapan layar komputernya, Leon hampir melempar laptopnya ketika melihat kode yang ditampilkan oleh pihak lawan.

PECUNDANG!

Ketika melihat kata yang berkedip-kedip di layar, ada aura dingin yang terpancar dari tubuhnya. Joshua bahkan tidak berani bernapas.

Kemampuan meretas bosnya itu tidak hanya terkenal di Jimasta, tetapi bahkan di dunia. Namun, sekarang ....

Melihat wajah muram bosnya, haruskah dia memberikan sedikit penghiburan?

Setelah berpikir sejenak, Joshua dengan hati-hati membuka mulutnya, "Pak, mungkin pihak lawan nggak tahu siapa kamu. Dia nggak bermaksud menghinamu ...."

"Keluar!"

"Ya!"

"Tunggu sebentar." Leon memanggil Joshua yang hendak pergi, lalu berujar, "Hubungi dia dengan kontak yang diberikan oleh Keluarga Wijaya. Tawarkan biaya konsultasi 100 miliar!"

Tujuannya adalah mencari cara menyembuhkan racun Mia. Sedangkan hal lainnya ....

Kilatan gelap melintas cepat di mata kelamnya.

**

Begitu makanan disajikan di meja, ponsel Sheva berbunyi. Sebuah nomor asing muncul di layar.

Dia menatap Violet yang duduk di seberangnya. Setelah melihatnya mengangguk, Sheva pun menekan tombol untuk menjawab panggilan, lalu mengaktifkan pengeras suara.

"Apakah ini dokter sakti Elang Merah?"

Joshua!

Tangan Violet yang hendak mengambil makanan berhenti sejenak.

Jadi Leon masih mengejar permintaan maaf darinya?

Tentu saja, Leon Jiwono yang tak pernah merasa direndahkan, pastinya akan sulit menerima kekalahan beruntun darinya.

Tidak ingin berurusan dengannya lagi, Violet memberi isyarat kepada Sheva untuk menutup teleponnya.

"Maaf, aku bukan orang yang kamu cari."

Ketika Sheva hendak menutup telepon, Joshua buru-buru berkata, "Tunggu sebentar! Di sini ada seorang pasien yang sangat membutuhkan pertolongan dari dokter sakti. Kami bersedia menawarkan biaya konsultasi sebesar 100 miliar!"

Violet terdiam.

Jadi ini tujuan Leon terus mengejarnya?

Pergi ke Keluarga Wijaya juga bukan kebetulan?

Jika sampai Leon turun tangan sendiri dan menawarkan biaya sebesar itu ....

Mungkin masalah ini menyangkut Mia yang dia perlakukan dengan sangat baik itu. Dengan gerakan bibir, dia meminta Sheva untuk bertanya lebih lanjut.

Sheva berkata, "Bisa tolong kirimkan informasi singkat pasien itu ke ponselku?"

Begitu mendengar ada peluang, Joshua segera berkata, "Baik, aku akan segera mengirimkannya."

Hampir seketika setelah panggilan ditutup, Joshua mengirimkan semua informasi terkait. Ketika Violet melihat bahwa pasien yang perlu diselamatkan adalah Mia, dia melempar ponsel itu ke arah Sheva sambil berkata, "Beri tahu dia kalau aku nggak mencari uang ketika mengobati orang. Semua hanya bergantung pada takdir. Astrologi pasien ini nggak cocok denganku!"

Sheva tertegun.

Sejak kapan ada aturan seperti itu?

Meskipun merasa ada sesuatu yang aneh dengan ekspresi Violet, Sheva tidak banyak bertanya, langsung menyampaikan pesan itu ke Joshua.

Setelah menerima balasan, Joshua buru-buru menemui Leon.

Mata hitam pekat itu menyipit sedikit, lalu dia membalas, "Tambah 100 miliar lagi!"

Dia tidak percaya wanita itu bisa menolak uang sebanyak itu!

Violet tertawa sinis sambil bergumam, "Dua ratus miliar?"

Dia tiba-tiba merasa ingin tahu, berapa sebenarnya nilai Mia di hati Leon.

Mata Violet yang berkilauan menyipit, lalu dia berkata, "Beri tahu dia, aku akan datang kalau mereka setuju dengan 20 triliun. Nggak kurang sepeser pun!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eldy Jenny Wullur II
Menarik ... bikin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 4

    "Dua puluh triliun?"Leon tanpa ragu berkata, "Oke!"Tiga tahun lalu, setelah dirinya dijebak dan diberi obat, ada seorang gadis yang tetap menyelamatkan nyawanya meski dia sendiri terluka parah.Setelah semalaman mereka bersama, gadis itu sudah menghilang tanpa jejak setelah pagi datang.Malam itu begitu gelap sehingga Leon tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia hanya bisa mencium aroma obat yang samar, mirip dengan aroma obat tradisional tertentu.Setelah kejadian itu, dia menyelidiki, hingga akhirnya menemukan Keluarga Lenova.Mia yang sejak kecil lemah dan sering sakit, sudah terbiasa mengonsumsi obat tradisional.Menurut penuturan langsung dari Mia, pada hari insiden itu terjadi, dia sedang diculik. Ketika akhirnya berhasil melarikan diri, dia bertemu dengan Leon.Tanpa memedulikan keselamatannya sendiri, Mia dengan tubuh penuh luka menyerahkan kesuciannya untuk menyelamatkan Leon.Saat itu, Mia baru berusia delapan belas tahun.Karena telah menyelamatkan nyawanya, Leon ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 5

    Tatapan tajam Leon kembali mengarah ke balkon, memberi Joshua isyarat dengan pandangan matanya.Joshua memeriksa sekeliling, "Pak, nggak ada siapa-siapa di sini!""Panggil dokter." Mata Leon berubah menjadi dingin. Dia menambahkan, "Beri tahu pihak rumah sakit untuk menutup semua pintu keluar. Hanya boleh ada masuk, nggak boleh ada yang keluar!""Baik!"Setelah diperiksa oleh dokter dan dipastikan bahwa orang itu hanya mengambil darahnya tanpa melakukan hal lain, hati Mia yang semula waspada akhirnya merasa sedikit tenang.Orang yang datang tidak diketahui asal-usulnya. Mengingat kondisinya yang rentan, tentu saja dia merasa takut.Namun, dia tidak mengerti, kenapa orang itu bersusah payah mengambil darahnya?Namun ....Air mata Mia mengalir begitu dia menoleh menatap Leon. Dia berkata, "Paman, sebenarnya ada beberapa hal yang seharusnya nggak aku katakan. Tapi dia benar-benar sudah keterlaluan."Ini adalah kesempatan yang bagus untuk menimpakan segalanya pada Violet, jadi dia tidak ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 6

    Wanita itu berbalik untuk menghadapnya. Begitu melihat dengan jelas wajahnya, wajah tampan Leon seketika menjadi sangat muram.Punggung wanita itu memang mirip dengan Violet, tetapi wajahnya sama sekali berbeda.Penampilannya biasa saja, jauh dari kecantikan luar biasa yang dimiliki Violet.Ketika menyadari bahwa dirinya sempat menganggap Violet cantik, wajah Leon menjadi makin muram."Tampan, caramu mendekati orang unik sekali. Kamu punya gaya sendiri, aku suka."Wanita itu menyandarkan dirinya ke arah Leon, lalu melanjutkan, "Rumahku ada di dekat sini, bagaimana kalau kita ....""Salah orang."Saat Leon mundur, wanita itu hampir terjatuh. Namun, dia tidak terlihat kesal, malah kembali mendekat sambil berujar, "Jangan malu-malu. Kita berdua ini sudah dewasa, nggak perlu sungkan."Sebuah tatapan dingin diarahkan pada Joshua yang mengikuti dari belakang.Joshua segera maju untuk mengatasi situasi tersebut.Setelah keduanya pergi dengan mobil, Violet naik ke mobil Sheva, lalu dengan perl

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 7

    Di rumah sakit.Begitu Leon masuk, Mia langsung memeluknya dengan erat.Wanita itu seperti seekor ular tanpa tulang, menggeliat di dalam pelukannya sambil berkata, "Paman, aku merasa nggak nyaman .... Benar-benar nggak nyaman ....""Di mana yang terasa nggak nyaman?" Leon mengulurkan tangan, mencoba mendorongnya, tetapi ini malah membuat Mia makin erat memeluknya."Di seluruh tubuhku ...." kata Mia sambil menggenggam tangan Leon, lalu menempelkannya ke dadanya. Dia melanjutkan, "Terutama di sini, seperti ada banyak semut yang merayap. Rasanya gatal dan sangat nggak nyaman.""Paman, tolong aku ... selamatkan aku!"Keadaan Mia ini jelas tidak normal. "Aku akan memanggil dokter untukmu," ucap Leon."Nggak, aku nggak mau dokter, aku hanya mau kamu." Mia memeluk Leon erat-erat seperti tumbuhan merambat yang melilit, bahkan mulai membuka kancing bajunya. Mia berkata, "Paman, tolong aku. Cepatlah, aku benar-benar merasa nggak nyaman .... Kalau kamu nggak menolongku, aku benar-benar akan mati

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 8

    Saat masker itu hampir saja ditarik, Violet dengan cepat mencabut jarum perak dari pinggangnya, lalu langsung menusukkannya ke telapak tangan Leon."Hiss ...."Rasa sakit tajam menyebar di telapak tangannya, memaksa Leon menarik kembali tangannya. Violet memanfaatkan kesempatan itu untuk melompat langsung dari balkon.Melihat wanita itu mendarat dengan stabil dari ketinggian lantai 11, mata hitam pekat Leon menyiratkan kekaguman sekaligus sorotan yang tajam.Dia mengeluarkan ponselnya, membuka halaman yang menunjukkan titik merah kecil.Sebenarnya, dia sudah menyadari bahwa di dalam kamar rawat ada orang lain selain dirinya dan Mia.Tepat ketika Mia bersiap melepaskan pakaian, ada suara dari dalam lemari.Meski suara itu sangat pelan dan hanya sekejap, Leon tetap menyadarinya.Tadi dia sengaja keluar untuk memancing musuh keluar dari persembunyian.Melihat titik merah di pelacak, mata hitam Leon menyipit. "Violet, sebaiknya bukan kamu dalang dibalik semuanya. Kalau nggak ...."**Viole

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 9

    Untuk undangan biasa, Leon mungkin tidak akan hadir secara pribadi, tetapi untuk Keluarga Hardi ....Leon harus memberikan sedikit penghormatan.Siapa sangka, begitu masuk ke rumah Keluarga Hardi, dia akan melihat sosok yang sangat mirip dengan Violet.Hampir secara naluriah, dia langsung mengejarnya.Wanita itu memiliki kewaspadaan tinggi. Hanya dalam waktu singkat, Leon sudah kehilangan jejaknya.Ini tidak seperti Violet. Wanita itu tidak secerdik ini, bahkan terkadang agak kikuk.Apakah dia salah mengenali orang lagi?Benar juga. Wanita itu hanyalah anak yatim piatu tanpa keluarga. Bagaimana mungkin dia punya hubungan dengan Keluarga Hardi?Orang tadi jelas sudah sangat familiar dengan rumah Keluarga Hardi.Tampaknya dia memang salah mengenali orang lagi.Sama seperti saat di pintu bandara waktu itu.Sudah dua kali hal ini terjadi. Mengapa ada begitu banyak orang yang terlihat mirip dengan Violet dari belakang? Bahkan Elang Merah itu pun juga. Atau mungkin semua wanita memang terlih

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 10

    Taman Bangau.Ini adalah sebuah resor bergaya paviliun yang menggabungkan restoran, tempat rekreasi, serta tempat hiburan.Waktu pengobatan dijadwalkan pada hari Senin, jadi Violet datang sehari sebelumnya untuk melakukan persiapan.Sebenarnya, dia cukup melakukan ini dengan menelepon saja. Namun, dia sengaja datang karena di tempat ini ada seseorang yang ingin dia temui. Orang itu juga ingin menemuinya.Begitu memasuki aula, Violet melambaikan tangan memanggil seorang pelayan muda yang mengenakan pakaian tradisional, "Aku mau pesan ruang VIP nomor satu.""Maaf, ruang VIP nomor satu nggak bisa dipesan oleh tamu umum."Violet berpura-pura bertanya, "Kenapa?"Pelayan pria itu menjelaskan, "Ruangan VIP ini adalah ruang eksklusif yang disediakan oleh pemilik kami untuk tamu istimewa. Sejak resor ini dibuka, ruangan ini nggak pernah dipesan oleh orang luar. Kalau kamu ingin memesan ruang VIP, silakan pilih salah satu ruangan lain selain ruang nomor satu ini."Violet mengangkat alis sambil b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 11

    "Kak Violet?"Loren mengusap matanya seraya berseru, "Ternyata itu benar kamu!"Karena sudah tertangkap basah, jadi tidak bisa melarikan diri.Jejak kekesalan melintas di mata Violet.Karena berpikir sedang ada di wilayah sendiri dan tidak perlu berpura-pura. Siapa yang tahu bahwa secara kebetulan, Violet justru bertemu dengan mantan saudara iparnya sendiri.Nasib antara mereka berdua dan takdir Violet benar-benar membuat wanita itu tidak bisa berkata-kata.Setelah menenangkan diri, Violet mengerucutkan bibirnya pelan sambil menyahut, "Loren, kebetulan sekali.""Benar, kebetulan sekali!" seru Loren sambil berlari ke arah Violet. Wanita itu meraih tangannya dan berkata, "Kak Violet, aku sudah mencarimu selama berhari-hari. Aku nggak menyangka akan bertemu denganmu di sini."Saat melihat Violet, Loren terkejut dan juga bahagia. Wanita itu tidak bisa menahan kegembiraannya.Alasan mengapa Loren ada di sini hari ini adalah karena seorang temannya melihatnya dalam suasana hati yang buruk, l

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 188

    Melihat Violet agak marah, Leon melembutkan sikapnya dan berkata, "Nggak peduli apa yang benar atau salah di masa lalu, kelak aku pasti akan menebusnya untukmu.""Nggak perlu!" Violet langsung menolak, "Aku nggak perlu kamu menebusnya untukku dan nggak mengharapkan rasa sukamu."Tidak mengharapkan ....Hati Leon tiba-tiba sakit dan dia langsung menahannya lagi, "Aku harus bagaimana baru kamu bisa tenang?"Bukan hal yang aneh, itu hanya ungkapan marah.Violet mengerutkan kening setelah mendengar ini, "Kamu pikir aku marah?""Heh!""Leon, siapa yang memberimu kepercayaan diri untuk berpikir aku akan mencintaimu selamanya!?"Menatap lurus sepasang mata Leon, Violet mengangkat sudut bibirnya, "Leon, pakai telingamu dan dengarkan dengan jelas!""Aku sudah lama mengakhiri perasaanku padamu. Bagiku, kamu nggak berbeda dengan orang asing yang kutemui di jalanan!"Leon sama sekali tidak percaya, "Karena kamu nggak mencintaiku lagi, kenapa kamu masih peduli dengan hidup dan matiku?"Kalau memang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 187

    "Karena aku menyukaimu!"Sejujurnya, ucapan Leon cukup mengejutkan Violet.Dalam tiga tahun terakhir, kebenciannya terhadap wanita itu masih tergambar jelas di benaknya. Sekarang mereka baru bercerai beberapa hari dan sikapnya tiba-tiba berubah?Bahkan Sheva yang sudah lama menebak niat Leon juga tercengang dengan pernyataan perasaan mendadaknya.Meskipun sudah lama melihat beberapa petunjuk, rasanya masih berbeda saat pria itu langsung mengakuinya sendiri.Sheva tidak tahan lagi dan melihat ke arah Violet.Meski berbeda dari wanita biasa, Leon adalah satu-satunya pria yang pernah dia cintai.Dalam tiga tahun terakhir, Violet telah memberikan segalanya untuk Leon dan sekarang ucapan itu bisa dikatakan harapannya telah tercapai.Meskipun bilang tidak akan kembali, itu karena dia tidak tahu Leon akan berubah pikiran.Sekarang situasinya telah berubah, takutnya dia akan ...."Terus?"Setelah tertegun beberapa saat, Violet langsung menenangkan diri sambil menepis tangan Leon dan berkata de

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 186

    Violet sangat ingin mengetahui berita apa yang diketahui Sheva, jadi dia sangat muak dengan Leon yang masih tidak ingin pergi, "Apa hubungannya denganmu?"Sheva menjawab dari samping, "Bos benar. Kamu pikir kamu ini siapa? Apa aku harus melaporkan hubunganku dengan bos padamu?"Melihat sikap bosnya, sepertinya tadi bos tidak ingin rujuk dengannya, melainkan Leon yang sengaja melecehkannya.Karena ini masalahnya, tidak perlu bersikap sopan pada pria ini.Leon malah tersenyum alih-alih marah, "Karena kamu nggak tahu siapa aku, biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Leon dan aku ...."Violet menjadi lebih kesal lagi, "Nggak perlu perkenalkan diri, dia tahu siapa kamu.""..."Pria ini benar-benar mengenalnya?Jadi pria ini sangat penting bagi Violet. Kalau tidak, mana mungkin dia akan memberitahukan identitasnya?Satu Adis dan satu Sheva tidaklah cukup, sekarang muncul lagi pria tampan lainnya.Dilihat dari keduanya, ini bukanlah pertama kali mereka bersama.Melihat wajah Leon yang sangat

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 185

    Pertanyaan ini jelas sudah terjawab sebelumnya dan alasan mengapa Violet mengungkitnya lagi pasti karena dia tidak puas dengan jawaban sebelumnya.Bukan tanpa alasan, pasti ada sesuatu yang menudingnya lagi.Melihat Leon tidak berbicara, mata Violet menyipit dengan penuh ancaman, "Kenapa diam saja? Terakhir kali kamu sudah menjawabnya, seharusnya nggak sulit bagimu!""Jawabanku tetap sama, tapi apakah kamu akan percaya kalau aku mengatakannya?" Leon langsung melihat ke arahnya, "Kalau kamu nggak percaya, untuk apa aku repot-repot bicara terlalu banyak!?"Violet tidak mengatakan apa-apa. Dia menyalakan ponselnya dan memutar video pertemuan Leon dan Lewis di tengah malam, "Kalau nggak ada hubungan dengannya, untuk apa bertemu dengannya di tengah malam?"Melihat adegan dalam video pertemuan dirinya dan Lewis di tengah malam, Leon ragu sejenak sebelum memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya, "Bagaimana kalau kubilang aku ingin membantumu menyelidiki kebenaran saat itu?""Membantuku men

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 184

    "Nggak cuma itu, juga benar-benar besar kepala!"Ternyata hal-hal yang nggak ada hubungannya juga bisa disatukan. Benar-benar mengagumkan!Melihat Leon akan berbicara lagi, Violet melepaskan tangannya dari cengkeraman pria itu dan memberi isyarat untuk berhenti, "Diam kalau mau ganti balutan!"Setelah mengatakan itu, dia menunjuk ke sofa di tengah ruangan dan berkata, "Duduklah di sana."Sadar akan emosinya saat ini, Leon tidak berkata apa-apa dan berjalan menuju sofa sesuai apa yang Violet katakan.Violet pergi mengambil kotak obat dan berdiri di belakang Leon untuk membantunya melepas jahitan serta mengganti balutan.Setelah melepas kain kasa dan melihat luka bernanah, Violet langsung mengerutkan kening dan berkata, "Apa yang telah kamu lakukan dalam dua hari ini?"Kalimat ini hanyalah pertanyaan biasa dari seorang dokter.Jangankan Leon. Kalau ada orang lain yang lukanya menjadi seperti ini, Violet sebagai dokter pasti akan mengatakan sesuatu."Aku nggak melakukan apa pun." Mata Leo

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 183

    Violet hanya membutuhkan waktu lima menit untuk berhasil meretas situs web yang dienkripsi ganda.Meskipun isi di dalamnya bersifat rahasia, tidak begitu berguna untuknya karena yang Violet cari adalah pemimpin pasukan.Mengenai identitasnya, Violet sama sekali tidak menemukan petunjuk setelah mengutak-atik situs web.Violet tidak menyerah. Dia kembali ke rumah Keluarga Hardi sepulang kerja dan memeriksa situs web luar serta dalam, tetapi tetap tidak mengubah apa pun.Siapa itu, begitu misterius?Violet mencoba memulai dari aspek lain, seperti Keluarga Wijaya.Kalau Pasukan Yeager memang terkait dengan Keluarga Wijaya, mustahil tidak ada hubungan di antara mereka.Akan tetapi, tidaklah mudah untuk mendapatkan sesuatu dari mulut Lewis.Tidak hanya tegas dalam ucapan, dia juga waspada dalam setiap tindakan yang dia lakukan.Setelah mengutus orang untuk mengikutinya secara diam-diam begitu lama, Lewis tidak melakukan kontak rahasia dengan siapa pun kecuali Leon.Leon ....Setelah memikirk

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 182

    Dia melambaikan tangan. Bawahannya maju selangkah dan membisikkan sesuatu di telinganya .......Mengikuti petunjuk itu, Sheva menyelidikinya selama hampir dua hari sebelum akhirnya mendapatkan beberapa petunjuk.Hasil penyelidikan diletakkan di meja Violet, "Bos, rangkaian nomor itu sudah ditemukan."Violet meletakkan pena tanda tangan di tangannya dan membuka dokumen itu. Ketika dia melihat Pasukan Yeager tertulis di atasnya, matanya menyipit dengan penuh ancaman, "Sudah dikonfirmasi kebenarannya?""Aku sudah memeriksanya dua kali dan yakin kabarnya benar!" Sheva juga tidak menyangka inilah hasilnya, "Pasukan Yeager milik negara dan nggak ada hubungannya dengan Falcon."Awalnya, Sheva juga curiga itu adalah Falcon.Meski berbagai hasil investigasi belakangan ini menunjukkan tidak ada hubungan antara Falcon dan pembunuh lebih dari 20 tahun lalu, Sheva selalu merasa Falcon bukanlah orang biasa.Apalagi setelah mengetahui dia dan Adis adalah saudara kembar.Secara keseluruhan, pria itu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 181

    "Aku nggak pernah menyentuh Mia!"Yang terjadi tiga tahun yang lalu tidak masuk hitungan.Itu juga terjadi tanpa sepengetahuannya, jadi Leon tidak berbohong.Leon merasa sudah waktunya untuk memberi tahu Violet, "Violet, aku nggak cuma nggak pernah menyentuh Mia, perasaanku padanya juga nggak ....""Kak ...."Suara ketakutan Loren di luar pintu menyela ucapan Leon yang belum selesai.Mendengar Loren sudah bangun, Violet buru-buru keluar tanpa memedulikan hal lainnya.Leon, "..."Dia hanya ingin mengungkapkan perasaannya kepada Violet, tetapi mengapa dia selalu disela?Sepasang alisnya berkerut, dia juga keluar dari kamar sambil menahan rasa sakit.Bagaimanapun, dia akan berada di sini dalam beberapa hari ke depan, jadi lebih baik cari waktu lain.Akan tetapi, Violet sama sekali tidak memberinya waktu. Setengah jam kemudian, dia siap naik helikopter yang datang menjemputnya.Melihat Loren yang tidak peduli dengan kepergiannya, Leon berjalan mendekat dan berkata dengan suara rendah, "Kam

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 180

    Membiarkannya berbaring di atas kasur dan bersiap untuk melakukan operasi sederhana padanya.Hanya ada beberapa obat tradisional yang bisa membantu Loren menghilangkan bekas luka di sini, tetapi sama sekali bukan obat penghilang rasa sakit atau anestesi.Tadi dia juga menyuruh Leon untuk menahannya saat mengeluarkan selongsong peluru untuknya, jadi kali ini juga sama.Harus dikatakan daya tahan Leon cukup baik dan tidak bersuara selama seluruh proses. Kalau bukan karena butiran keringat yang jatuh di dahinya, Violet curiga pria ini sama sekali tidak merasakan sakit.Akhirnya pendarahan berhenti setelah menyambung kembali pembuluh darah yang pecah. Setelah dibalut kembali, Violet hendak berbalik dan mengemasi barang-barangnya sebelum tubuhnya diputar dan ditekan oleh Leon."Kenapa, mengira hidupmu terlalu panjang?" Kali ini Violet tidak menunjukkan reaksi yang terlalu berlebihan, tetapi suaranya sangat dingin."Diam!""..." Kalau bukan suaranya yang terlalu lama, Violet menjamin akan me

DMCA.com Protection Status