Share

Bab 3

Penulis: Jalita Haira
Jarak Kota Barona hanya satu setengah jam perjalanan dari Kota Jimasta.

Violet tiba di rumah Keluarga Wijaya sesuai janji dengan menggunakan penyamaran.

Dengan alasan mengobati penyakit, dia memanfaatkan kesempatan untuk menghipnosis Dimas yang sudah lanjut usia.

Sayangnya, tidak ada informasi berguna yang bisa didapat.

Setelah usahanya tidak membuahkan hasil, Violet berjalan sambil menunduk, memikirkan sesuatu. Tiba-tiba dia merasakan sakit di dahinya.

"Maaf ...."

Kata-kata permintaan maaf itu terhenti di tenggorokan ketika melihat wajah orang yang ada di depannya.

Leon?

Kenapa dia ada di sini?

Memang benar, musuh akan selalu bertemu!

Hanya dalam waktu kurang dari dua detik, Violet mengalihkan pandangannya, lalu pergi tanpa ekspresi.

Leon tertegun.

Awalnya orang ini tampak akan meminta maaf, tetapi setelah melihatnya, sikapnya tiba-tiba berubah drastis. Terutama tatapan yang berubah seolah mereka punya dendam mendalam.

Leon berbalik, memandang ke arah kepergian wanita itu. Mata gelapnya sedikit menyusut. Punggung itu mirip dengan Violet ....

"Pak Leon, kami nggak tahu kalau kamu akan datang. Maaf nggak bisa menyambut dengan baik."

Suara kepala pelayan Keluarga Wijaya membuyarkan lamunan Leon. Saat kembali melihat, wanita itu sudah tidak tampak lagi.

Setelah mengikuti kepala pelayan untuk menemui Dimas, Leon melihat wajah Dimas tampak sehat dan segar, seperti sudah pulih dari sakitnya. Tanpa basa-basi, Leon langsung menyampaikan maksud kedatangannya.

Namun, pihak Keluarga Wijaya mengatakan bahwa dokter sakti itu sudah pergi. Selisih waktunya dengan kedatangan Leon hanya sebentar saja.

Leon tertegun.

Apakah wanita dengan wajah penuh bintik-bintik yang baru saja ditemuinya itu adalah si dokter sakti?

Meski tahu mengejar akan percuma, Leon tetap buru-buru berpamitan dengan Dimas.

Tak disangka, wanita itu ternyata belum pergi.

Leon berjalan menuju mobil wanita itu yang baru menyala dengan langkah cepat, lalu berkata, "Tunggu seben ...."

Belum selesai Leon berbicara, suaranya sudah tertelan oleh deru mesin yang meraung.

"Sialan!"

Kini Leon hampir yakin bahwa wanita itu memang punya dendam padanya.

Leon pun naik ke mobil, lalu mengejarnya.

Ketika melihat mobil Hummer berwarna hitam yang mengejar dari belakang, kening Violet sedikit berkerut.

Apa pria itu mengenalinya?

Bukannya mau membual, tetapi teknik penyamaran Violet sangatlah hebat. Meski kedua orang tuanya masih hidup, mereka tak akan mengenalinya. Jangankan lagi Leon yang tak pernah benar-benar memperhatikannya meski sudah menikah dengannya selama tiga tahun!

Apakah hanya karena tadi tidak meminta maaf, dia dikejar sampai sejauh ini?

"Heh ...." Sebuah seringai dingin muncul di sudut bibir Violet. Kemudian, dia menekan pedal gas hingga maksimal, lalu bergumam, "Kamu berutang padaku jauh lebih banyak daripada aku padamu!"

Mobil Maserati merah melaju kencang seperti kilat.

"Menarik!"

Mata hitam Leon tampak sedikit menyipit, lalu dia juga menambah kecepatannya.

Satu mobil merah, satu mobil hitam. Keduanya layaknya dua naga raksasa yang saling mengejar di jalanan berkelok di pegunungan.

Pada awalnya, Leon merasa sangat percaya diri dengan kemampuan mengemudinya. Dia adalah seorang pria. Dia tidak percaya jika dia tidak bisa mengejar seorang wanita!

Namun, pada putaran terakhir, wanita itu tiba-tiba berputar balik, langsung menuju ke arahnya.

Leon memutar setir ke kanan secara refleks, menghindar sebelum wanita itu menabraknya. Namun, karena kecepatan yang terlalu tinggi, dia malah menabrak sisi bukit. Meski tidak terjadi apa-apa dengan dirinya, mobilnya terpaksa berhenti mendadak.

Dari balik kaca depan, pandangannya bertemu dengan tatapan wanita itu yang penuh ejekan. Wanita itu bahkan menunjukkan jempol ke bawah padanya.

Sombong sekali!

Kemudian, mobil wanita itu mundur dengan cepat, pergi begitu saja, tetap dengan kecepatan yang tak berkurang.

"Elang Merah ...."

Dia bisa menyembuhkan penyakit, juga jago balapan. Meski tampangnya biasa saja, kemampuannya ternyata cukup banyak.

Namun, kenapa begitu memusuhi dirinya?

Setelah kembali ke kantor, hal pertama yang dilakukan Leon adalah meminta Joshua untuk menyelidiki latar belakang Elang Merah. "Cari informasi sedetail mungkin."

Leon ingin tahu, apa yang sebenarnya sudah dia lakukan hingga wanita itu begitu marah padanya.

Setengah jam kemudian, Joshua masuk dengan wajah lesu. Dia melapor, "Pak, informasi tentang Elang Merah dilindungi dengan kata sandi. Beberapa teknisi sudah mencobanya, tapi nggak bisa menembusnya."

"Berikan alamat situsnya padaku!"

**

"Bos, ada yang sedang menyelidikimu!"

Sheva menyerahkan laptopnya kepada Violet yang sedang berbaring di sofa ruang tamu, asyik menonton drama. "Sudah dimulai sejak setengah jam yang lalu. Pihak mereka sudah mengganti beberapa orang. Yang terbaru ini cukup hebat, aku hampir nggak bisa menahannya."

"Benarkah?" Tatapan mata Violet sedikit menyipit. Dia bangkit dari sofa, lalu berujar, "Biarkan aku yang menghadapi dia!"

Jarinya mengetik dengan cepat di atas keyboard, membuat sederet kode berlarian di layar laptop.

Dalam waktu tak lebih dari sepuluh menit, Violet menutup laptopnya, lalu melemparkannya sembarangan ke sofa. Dia berdiri sambil meregangkan tubuh, lalu berkata, "Ayo kita makan."

Pada saat yang sama, di hadapan layar komputernya, Leon hampir melempar laptopnya ketika melihat kode yang ditampilkan oleh pihak lawan.

PECUNDANG!

Ketika melihat kata yang berkedip-kedip di layar, ada aura dingin yang terpancar dari tubuhnya. Joshua bahkan tidak berani bernapas.

Kemampuan meretas bosnya itu tidak hanya terkenal di Jimasta, tetapi bahkan di dunia. Namun, sekarang ....

Melihat wajah muram bosnya, haruskah dia memberikan sedikit penghiburan?

Setelah berpikir sejenak, Joshua dengan hati-hati membuka mulutnya, "Pak, mungkin pihak lawan nggak tahu siapa kamu. Dia nggak bermaksud menghinamu ...."

"Keluar!"

"Ya!"

"Tunggu sebentar." Leon memanggil Joshua yang hendak pergi, lalu berujar, "Hubungi dia dengan kontak yang diberikan oleh Keluarga Wijaya. Tawarkan biaya konsultasi 100 miliar!"

Tujuannya adalah mencari cara menyembuhkan racun Mia. Sedangkan hal lainnya ....

Kilatan gelap melintas cepat di mata kelamnya.

**

Begitu makanan disajikan di meja, ponsel Sheva berbunyi. Sebuah nomor asing muncul di layar.

Dia menatap Violet yang duduk di seberangnya. Setelah melihatnya mengangguk, Sheva pun menekan tombol untuk menjawab panggilan, lalu mengaktifkan pengeras suara.

"Apakah ini dokter sakti Elang Merah?"

Joshua!

Tangan Violet yang hendak mengambil makanan berhenti sejenak.

Jadi Leon masih mengejar permintaan maaf darinya?

Tentu saja, Leon Jiwono yang tak pernah merasa direndahkan, pastinya akan sulit menerima kekalahan beruntun darinya.

Tidak ingin berurusan dengannya lagi, Violet memberi isyarat kepada Sheva untuk menutup teleponnya.

"Maaf, aku bukan orang yang kamu cari."

Ketika Sheva hendak menutup telepon, Joshua buru-buru berkata, "Tunggu sebentar! Di sini ada seorang pasien yang sangat membutuhkan pertolongan dari dokter sakti. Kami bersedia menawarkan biaya konsultasi sebesar 100 miliar!"

Violet terdiam.

Jadi ini tujuan Leon terus mengejarnya?

Pergi ke Keluarga Wijaya juga bukan kebetulan?

Jika sampai Leon turun tangan sendiri dan menawarkan biaya sebesar itu ....

Mungkin masalah ini menyangkut Mia yang dia perlakukan dengan sangat baik itu. Dengan gerakan bibir, dia meminta Sheva untuk bertanya lebih lanjut.

Sheva berkata, "Bisa tolong kirimkan informasi singkat pasien itu ke ponselku?"

Begitu mendengar ada peluang, Joshua segera berkata, "Baik, aku akan segera mengirimkannya."

Hampir seketika setelah panggilan ditutup, Joshua mengirimkan semua informasi terkait. Ketika Violet melihat bahwa pasien yang perlu diselamatkan adalah Mia, dia melempar ponsel itu ke arah Sheva sambil berkata, "Beri tahu dia kalau aku nggak mencari uang ketika mengobati orang. Semua hanya bergantung pada takdir. Astrologi pasien ini nggak cocok denganku!"

Sheva tertegun.

Sejak kapan ada aturan seperti itu?

Meskipun merasa ada sesuatu yang aneh dengan ekspresi Violet, Sheva tidak banyak bertanya, langsung menyampaikan pesan itu ke Joshua.

Setelah menerima balasan, Joshua buru-buru menemui Leon.

Mata hitam pekat itu menyipit sedikit, lalu dia membalas, "Tambah 100 miliar lagi!"

Dia tidak percaya wanita itu bisa menolak uang sebanyak itu!

Violet tertawa sinis sambil bergumam, "Dua ratus miliar?"

Dia tiba-tiba merasa ingin tahu, berapa sebenarnya nilai Mia di hati Leon.

Mata Violet yang berkilauan menyipit, lalu dia berkata, "Beri tahu dia, aku akan datang kalau mereka setuju dengan 20 triliun. Nggak kurang sepeser pun!"

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nindya Sukma
menarik, penasaran dengan kelanjutannya
goodnovel comment avatar
Eldy Jenny Wullur II
Menarik ... bikin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 4

    "Dua puluh triliun?"Leon tanpa ragu berkata, "Oke!"Tiga tahun lalu, setelah dirinya dijebak dan diberi obat, ada seorang gadis yang tetap menyelamatkan nyawanya meski dia sendiri terluka parah.Setelah semalaman mereka bersama, gadis itu sudah menghilang tanpa jejak setelah pagi datang.Malam itu begitu gelap sehingga Leon tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia hanya bisa mencium aroma obat yang samar, mirip dengan aroma obat tradisional tertentu.Setelah kejadian itu, dia menyelidiki, hingga akhirnya menemukan Keluarga Lenova.Mia yang sejak kecil lemah dan sering sakit, sudah terbiasa mengonsumsi obat tradisional.Menurut penuturan langsung dari Mia, pada hari insiden itu terjadi, dia sedang diculik. Ketika akhirnya berhasil melarikan diri, dia bertemu dengan Leon.Tanpa memedulikan keselamatannya sendiri, Mia dengan tubuh penuh luka menyerahkan kesuciannya untuk menyelamatkan Leon.Saat itu, Mia baru berusia delapan belas tahun.Karena telah menyelamatkan nyawanya, Leon ber

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 5

    Tatapan tajam Leon kembali mengarah ke balkon, memberi Joshua isyarat dengan pandangan matanya.Joshua memeriksa sekeliling, "Pak, nggak ada siapa-siapa di sini!""Panggil dokter." Mata Leon berubah menjadi dingin. Dia menambahkan, "Beri tahu pihak rumah sakit untuk menutup semua pintu keluar. Hanya boleh ada masuk, nggak boleh ada yang keluar!""Baik!"Setelah diperiksa oleh dokter dan dipastikan bahwa orang itu hanya mengambil darahnya tanpa melakukan hal lain, hati Mia yang semula waspada akhirnya merasa sedikit tenang.Orang yang datang tidak diketahui asal-usulnya. Mengingat kondisinya yang rentan, tentu saja dia merasa takut.Namun, dia tidak mengerti, kenapa orang itu bersusah payah mengambil darahnya?Namun ....Air mata Mia mengalir begitu dia menoleh menatap Leon. Dia berkata, "Paman, sebenarnya ada beberapa hal yang seharusnya nggak aku katakan. Tapi dia benar-benar sudah keterlaluan."Ini adalah kesempatan yang bagus untuk menimpakan segalanya pada Violet, jadi dia tidak ak

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 6

    Wanita itu berbalik untuk menghadapnya. Begitu melihat dengan jelas wajahnya, wajah tampan Leon seketika menjadi sangat muram.Punggung wanita itu memang mirip dengan Violet, tetapi wajahnya sama sekali berbeda.Penampilannya biasa saja, jauh dari kecantikan luar biasa yang dimiliki Violet.Ketika menyadari bahwa dirinya sempat menganggap Violet cantik, wajah Leon menjadi makin muram."Tampan, caramu mendekati orang unik sekali. Kamu punya gaya sendiri, aku suka."Wanita itu menyandarkan dirinya ke arah Leon, lalu melanjutkan, "Rumahku ada di dekat sini, bagaimana kalau kita ....""Salah orang."Saat Leon mundur, wanita itu hampir terjatuh. Namun, dia tidak terlihat kesal, malah kembali mendekat sambil berujar, "Jangan malu-malu. Kita berdua ini sudah dewasa, nggak perlu sungkan."Sebuah tatapan dingin diarahkan pada Joshua yang mengikuti dari belakang.Joshua segera maju untuk mengatasi situasi tersebut.Setelah keduanya pergi dengan mobil, Violet naik ke mobil Sheva, lalu dengan perl

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 7

    Di rumah sakit.Begitu Leon masuk, Mia langsung memeluknya dengan erat.Wanita itu seperti seekor ular tanpa tulang, menggeliat di dalam pelukannya sambil berkata, "Paman, aku merasa nggak nyaman .... Benar-benar nggak nyaman ....""Di mana yang terasa nggak nyaman?" Leon mengulurkan tangan, mencoba mendorongnya, tetapi ini malah membuat Mia makin erat memeluknya."Di seluruh tubuhku ...." kata Mia sambil menggenggam tangan Leon, lalu menempelkannya ke dadanya. Dia melanjutkan, "Terutama di sini, seperti ada banyak semut yang merayap. Rasanya gatal dan sangat nggak nyaman.""Paman, tolong aku ... selamatkan aku!"Keadaan Mia ini jelas tidak normal. "Aku akan memanggil dokter untukmu," ucap Leon."Nggak, aku nggak mau dokter, aku hanya mau kamu." Mia memeluk Leon erat-erat seperti tumbuhan merambat yang melilit, bahkan mulai membuka kancing bajunya. Mia berkata, "Paman, tolong aku. Cepatlah, aku benar-benar merasa nggak nyaman .... Kalau kamu nggak menolongku, aku benar-benar akan mati

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 8

    Saat masker itu hampir saja ditarik, Violet dengan cepat mencabut jarum perak dari pinggangnya, lalu langsung menusukkannya ke telapak tangan Leon."Hiss ...."Rasa sakit tajam menyebar di telapak tangannya, memaksa Leon menarik kembali tangannya. Violet memanfaatkan kesempatan itu untuk melompat langsung dari balkon.Melihat wanita itu mendarat dengan stabil dari ketinggian lantai 11, mata hitam pekat Leon menyiratkan kekaguman sekaligus sorotan yang tajam.Dia mengeluarkan ponselnya, membuka halaman yang menunjukkan titik merah kecil.Sebenarnya, dia sudah menyadari bahwa di dalam kamar rawat ada orang lain selain dirinya dan Mia.Tepat ketika Mia bersiap melepaskan pakaian, ada suara dari dalam lemari.Meski suara itu sangat pelan dan hanya sekejap, Leon tetap menyadarinya.Tadi dia sengaja keluar untuk memancing musuh keluar dari persembunyian.Melihat titik merah di pelacak, mata hitam Leon menyipit. "Violet, sebaiknya bukan kamu dalang dibalik semuanya. Kalau nggak ...."**Viole

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 9

    Untuk undangan biasa, Leon mungkin tidak akan hadir secara pribadi, tetapi untuk Keluarga Hardi ....Leon harus memberikan sedikit penghormatan.Siapa sangka, begitu masuk ke rumah Keluarga Hardi, dia akan melihat sosok yang sangat mirip dengan Violet.Hampir secara naluriah, dia langsung mengejarnya.Wanita itu memiliki kewaspadaan tinggi. Hanya dalam waktu singkat, Leon sudah kehilangan jejaknya.Ini tidak seperti Violet. Wanita itu tidak secerdik ini, bahkan terkadang agak kikuk.Apakah dia salah mengenali orang lagi?Benar juga. Wanita itu hanyalah anak yatim piatu tanpa keluarga. Bagaimana mungkin dia punya hubungan dengan Keluarga Hardi?Orang tadi jelas sudah sangat familiar dengan rumah Keluarga Hardi.Tampaknya dia memang salah mengenali orang lagi.Sama seperti saat di pintu bandara waktu itu.Sudah dua kali hal ini terjadi. Mengapa ada begitu banyak orang yang terlihat mirip dengan Violet dari belakang? Bahkan Elang Merah itu pun juga. Atau mungkin semua wanita memang terlih

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 10

    Taman Bangau.Ini adalah sebuah resor bergaya paviliun yang menggabungkan restoran, tempat rekreasi, serta tempat hiburan.Waktu pengobatan dijadwalkan pada hari Senin, jadi Violet datang sehari sebelumnya untuk melakukan persiapan.Sebenarnya, dia cukup melakukan ini dengan menelepon saja. Namun, dia sengaja datang karena di tempat ini ada seseorang yang ingin dia temui. Orang itu juga ingin menemuinya.Begitu memasuki aula, Violet melambaikan tangan memanggil seorang pelayan muda yang mengenakan pakaian tradisional, "Aku mau pesan ruang VIP nomor satu.""Maaf, ruang VIP nomor satu nggak bisa dipesan oleh tamu umum."Violet berpura-pura bertanya, "Kenapa?"Pelayan pria itu menjelaskan, "Ruangan VIP ini adalah ruang eksklusif yang disediakan oleh pemilik kami untuk tamu istimewa. Sejak resor ini dibuka, ruangan ini nggak pernah dipesan oleh orang luar. Kalau kamu ingin memesan ruang VIP, silakan pilih salah satu ruangan lain selain ruang nomor satu ini."Violet mengangkat alis sambil b

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 11

    "Kak Violet?"Loren mengusap matanya seraya berseru, "Ternyata itu benar kamu!"Karena sudah tertangkap basah, jadi tidak bisa melarikan diri.Jejak kekesalan melintas di mata Violet.Karena berpikir sedang ada di wilayah sendiri dan tidak perlu berpura-pura. Siapa yang tahu bahwa secara kebetulan, Violet justru bertemu dengan mantan saudara iparnya sendiri.Nasib antara mereka berdua dan takdir Violet benar-benar membuat wanita itu tidak bisa berkata-kata.Setelah menenangkan diri, Violet mengerucutkan bibirnya pelan sambil menyahut, "Loren, kebetulan sekali.""Benar, kebetulan sekali!" seru Loren sambil berlari ke arah Violet. Wanita itu meraih tangannya dan berkata, "Kak Violet, aku sudah mencarimu selama berhari-hari. Aku nggak menyangka akan bertemu denganmu di sini."Saat melihat Violet, Loren terkejut dan juga bahagia. Wanita itu tidak bisa menahan kegembiraannya.Alasan mengapa Loren ada di sini hari ini adalah karena seorang temannya melihatnya dalam suasana hati yang buruk, l

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 302

    Bagaimana jika seseorang dengan sengaja menjebaknya?Orang itu malah mengakui dengan terbuka, "Tentu saja, kamu tahu segalanya! Tapi aku bukan Leony, tapi pacarnya, karena Leony sudah meninggal!""Meninggal?" Hasil penyelidikan tidak menunjukkan bahwa Leony meninggal, tapi mengatakan bahwa Leony pindah ke sekolah di luar negeri."Ya, dia sudah meninggal kemarin. Dia minum sebotol penuh pil tidur. Saat ditemukan, sudah nggak bernyawa lagi!"Orang itu berkata dengan sedih, "Ini semua disebabkan oleh ayah Fenty!""Dia tampak seperti pria yang sederhana, tapi sesungguhnya adalah serigala berbulu domba!""Suatu malam, Leony sedang mengerjakan pekerjaan rumah di kelas. Saat nggak ada orang lain, dia mengancamnya, kalau membocorkannya, akan melarangnya untuk sekolah lagi dan akan membunuh semua anggota keluarganya!"Fenty membalas, "Omong kosong. Ayahku sama sekali bukan orang seperti itu. Dia sangat mencintai ibuku dan nggak akan pernah menyentuh wanita lain.""Haha ...." Orang itu tertawa,

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 301

    Violet tidak bisa mengabaikan begitu saja nyawa Fenty, jadi pergi tanpa keraguan sedikit pun.Pada saat yang sama, Violet juga tahu bahwa pihak lain pasti sudah melakukan persiapan yang cukup, jika tidak, mustahil untuk mengajukan permintaan seperti itu.Tapi kenapa? Violet sudah melewati semua tempat yang penuh dengan bahaya, jadi kenapa harus takut pada orang-orang ini?Ini kesempatan bagus untuk mendapatkan kembali jasad Bibi, lalu membalas dendam!Tempat pertemuannya adalah di kapal pesiar.Harus diakui bahwa orang itu benar-benar profesional, bahkan mulai menggeledah sebelum naik ke kapal.Violet telah menduga hal ini dan tidak membawa apa pun.Pria bertopeng yang menggeledah aku tidak menemukan apa pun dan sedikit terkejut, "Kamu nggak membawa apa pun?"Violet bertanya balik, "Kalau aku membawanya, apa kamu akan membiarkanku begitu saja?""Tentu saja nggak!"Violet tersenyum sambil berkata, "Aku nggak melakukan hal yang nggak pergi, jadi kalian nggak perlu repot-repot!"Pria yang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 300

    Pihak lain tidak mengatakan apa-apa lagi dan menutup telepon. Sekitar setengah jam kemudian, Fenty mengambil sebuah paket dan mengetuk pintu ruang belajar."Kak, ada paket untukmu. Aku khawatir itu adalah sesuatu yang penting, jadi aku segera membawanya untukmu."Sebelumnya tidak membeli apa pun, juga tidak suka belanja online, jadi paket ini ....Begitu menyadari apa yang ada di dalamnya, Violet segera mengambilnya dan berkata pada Fenty, "Kamu keluar dulu."Fenty bertanya dengan cemas karena sikap Violet terlihat aneh. "Ada apa, Kak?""Nggak apa-apa, hanya dokumen pekerjaan." Ada beberapa hal yang sebaiknya tidak usah diceritakan pada Fenty.Baru saat itulah Fenty merasa lega lalu segera pergi.Setelah mengunci pintu ruang belajar, Violet membuka paket itu. Meskipun sudah siap secara mental, napasnya menjadi tidak teratur ketika melihat apa yang ada di dalamnya.Di dalam paket itu ada sebuah tangan.Hanya sekilas, Violet mengenalinya. Itu tangan Bibi Carmelia!Ada bekas luka di pungg

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 299

    Makam itu ditutupi lagi dengan sangat baik. Jika bukan karena orang seperti Violet yang punya pengamatan yang cermat, pasti tidak akan menemukannya sama sekali.Siapa yang tega mengganggu kuburan orang?Apa dia pembunuh seluruh keluarganya?Karena ingin melihat apa yang sudah dilakukan pihak lain terhadap kuburan itu, Violet menyuruh orang untuk membuka peti mati. Namun, yang tidak diduganya adalah mayat Carmelia hilang!Peti matinya kosong!Jika Leon tidak memberitahunya, Violet mungkin tidak akan menemukannya ....Saat memikirkan hal ini, Violet menatap Leon dengan curiga. "Leon, aku ingat hari kematian orang tuamu bukan kemarin."Leon mengerutkan kening. "Jadi kamu pikir aku yang melakukannya?""Entah benar atau nggak, kamu tahu sendiri." Violet mencibir, "Kamu punya alasan untuk membenci bibiku."Lagi pula, untuk mencegah mereka berdua bersama, Bibi melakukan banyak hal yang tidak menguntungkan Leon. Bahkan di saat-saat terakhir hidupnya, Bibi masih berkata di depan Leon bahwa diri

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 298

    "Jelas-jelas mereka berdua adalah orang baik, nggak akan pernah menyinggung siapa pun. Kenapa mereka berakhir seperti itu?"Tangisan gadis itu menyayat hati Violet, mengingatkannya pada dirinya saat keluarganya baru saja mengalami musibah.Saat itu, Violet menanyakan pertanyaan yang sama pada bibinya.Jelas kedua orang tuanya adalah orang baik, kenapa mereka dibunuh dengan kejam?Sebenarnya, Fenty bahkan lebih menyedihkan daripada Violet. Setidaknya Violet masih punya Bibi, tapi Fenty tidak punya saudara sama sekali.Hal ini membuat Violet merasa makin kasihan padanya, terutama karena wajahnya terlihat seperti ....Bibi yang baru saja meninggal.Sebenarnya, ketika mereka bertemu pertama kalinya, Violet merasa Fenty agak mirip Carmelia, terutama di antara alis dan matanya.Hampir persis sama.Jika tidak menyelidiki Fenty, Violet bahkan akan curiga bahwa Fenty adalah anak haram bibinya.Sambil menepuk bahunya, Violet menghiburnya dengan lembut, "Jangan khawatir, Kakak akan membantumu men

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 297

    Nama gadis itu Fenty Jayadi, begitu patuh dan pekerja keras.Sejak pindah ke Vila Magnolia, setiap kali Violet ada, Fenty akan menyajikan teh dan air seperti seorang pelayan.Begitu Violet pulang kerja, Fenty segera keluar dapur sambil berkata, "Kak, kamu sudah pulang kerja. Hari ini, aku membuat ikan asam manis. Aku belajar cara membuatnya dari ibuku. Mungkin rasanya nggak seenak buatan ibuku. Cobalah dulu."Sambil berbicara, Fenty membantu Violet melepas jaketnya lalu mengambil tas laptopnya.Meskipun masih muda, banyak hal yang bisa dilakukan olehnya.Bisa membersihkan rumah, memasak dan bermain piano dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa orang tuanya sudah mendidiknya dengan baik.Violet sudah mengirim orang untuk menyelidiki identitasnya.Walaupun merasa kasihan padanya, tidak bisa begitu saja mempercayai apa pun yang dikatakannya.Jadi, Violet diam-diam mengirim seseorang untuk menyelidikinya.Tidak ada yang aneh, orang tuanya memang baru saja dibunuh belum lama ini.Karena puny

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 296

    "..."Entah kenapa hati Sheva terasa tidak nyaman saat mendengar Bertha berkata jika dia bukanlah pria pertamanya, seolah-olah terdapat amarah di dalam hatinya."Kamu terus bilang kalau kamu menyukaiku, tapi malah kasih tubuhmu pada pria lain. Cintamu benar-benar sangat unik!"Bertha mendengus, "Apakah aku harus menjaga diriku kalau menyukaimu? Setelah dipikir-pikir, aku mungkin nggak benar-benar menyukaimu. Kalau nggak aku nggak mungkin kasih kesucianku pada pria lain!""..."Seolah-olah tidak melihat ekspresi buruk Sheva, Bertha kembali berkata, "Kamu nggak menikahiku, kebetulan aku juga nggak mau menikah. Aku bisa menganggap aku sehabis digigit oleh setan.""Siapa yang kamu bilang setan?""Siapa saja yang merasa!"Mereka berdua mulai bertengkar, yang membuat kepala Violet terasa sangat sakit.Dia sama sekali tidak bisa menyelesaikan hal ini!Lupakan saja, dia tidak akan ikut campur dalam hal ini!Violet kelelahan mental dan fisik selama beberapa hari ini, jadi dia berencana menaiki

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 295

    Violet merasa kesal saat melihat mereka berdua, "Apakah kalian kira aku akan pilih salah satu dari kalian setelah menghancurkan pertunanganku?"Violet menunjuk Falcon dan berkata, "Aku sudah bilang kalau kita nggak mungkin bersama dalam kehidupan ini!"Kemudian Violet menunjuk Leon, "Aku nggak akan kembali bersama mantan suamiku. Kalian semua keluar dari sini!""Violet ....""Adik seperguruan ....""Keluar dari sini!"Leon dan Falcon saling bertatapan saat melihat Violet marah, mereka tidak berani mengatakan apa pun dan segera pergi.Di luar Vila Magnolia.Kedua pria berdiri di luar dengan ekspresi yang buruk.Falcon menghela napas, lalu berkata, "Nggak peduli apakah itu kamu atau aku, kita sama sekali nggak punya peluang untuk menang.""Aku sama sekali nggak ngerti. Kamu pernah melukai Violet, tapi aku nggak. Tapi kenapa dia membenciku?"Jelas-jelas Violet sangat dekat dengan Adis, kenapa Violet malah membencinya?"Apa yang terjadi di antara kami berdua hanyalah salah paham!" Kalau ti

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 294

    Meskipun Sheva tidak melihat siapa orang yang menutup pintu, Sheva bisa mengetahui bahwa Violet mendatangi rumahnya saat mencium aroma obat yang tertinggal di udara.Sialan, Sheva tidak menyadarinya karena kemarin malam tubuh Bertha dipenuhi dengan bau alkohol!Mendengar Violet sudah datang ke sini, Bertha mengerutkan keningnya, "Jadi kamu curiga aku sengaja melakukannya?""Kalau nggak?" Sheva berkata dengan ekspresi sinis, "Bertha, apakah kamu kira aku akan memilihmu setelah kamu menghancurkan pertunanganku dengan Bos?""Meskipun aku menikah dengan orang asing, aku nggak akan punya hubungan dengan orang kejam sepertimu!""Orang yang kejam?"Bertha sama sekali tidak ingin merasa sedih, tapi hatinya terasa sangat sakit seperti ditusuk dengan pisau. Rasa sakit ini membuat Bertha hampir menangis, tapi Bertha berusaha menahan air matanya, "Benar, aku adalah orang yang kejam. Aku sengaja melakukan hal itu kemarin malam. Bahkan aku juga berbohong saat bilang kamu nggak perlu tanggung jawab p

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status