Share

Sayang, Yuk Balikan
Sayang, Yuk Balikan
Penulis: Jalita Haira

Bab 1

Penulis: Jalita Haira
Dokter bertanya, "Di mana suami pasien? Kenapa masih belum datang? Kalau nggak segera menandatangani suratnya, semuanya akan terlambat."

Perawat menjawab, "Suami pasien nggak mau datang. Katanya, biarkan saja pasien hidup atau mati sendiri."

Hidup atau mati sendiri .....

Di atas meja operasi, Violet yang seluruh tubuhnya penuh luka dan sedang sekarat, berusaha mengangkat tangannya. Dia bergumam, "Berikan ponselnya padaku ...."

Ketika melihat kondisinya, perawat dengan cepat memberikan ponsel itu padanya.

Sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, Violet menekan ulang nomor yang hampir tertanam dalam pikirannya.

Ketika panggilan akan segera terputus, akhirnya seseorang di seberang sana mengangkat teleponnya, "Sudah aku bilang, hidup matinya nggak ada hubungannya denganku."

Suara pria itu penuh dengan ketidaksenangan dan ketidaksabaran.

"Leon ...." Setiap kata yang diucapkan Violet membuat seluruh tubuhnya terasa tersiksa dengan rasa sakit yang menyayat. Dia melanjutkan, "Setelah kamu membawa Mia pergi, para penculik meledakkan bomnya. Aku terluka ... sangat parah ...."

"Heh ...."

Belum selesai Violet berbicara, pria di ujung sana sudah terkekeh, lalu memotong kata-katanya, "Violet, aktingmu makin hebat saja. Suaramu lemah sekali, terdengar hampir seperti sungguhan."

"Aku nggak membohongimu. Aku benar-benar terluka."

"Benarkah?" Nada suara pria itu terdengar makin menghina, "Kalau begitu, semoga kamu cepat mati saja di neraka!"

"Leon ...."

"Tut, tut, tut ...."

Violet yang masih tidak menyerah, mencoba menelepon lagi.

"Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif."

Di sampingnya, dokter yang tak tega melihatnya pun menasihati, "Nona Violet, kondisimu benar-benar sangat parah. Kalau ada anggota keluarga lain, mereka juga bisa menandatangani suratnya."

Siapa lagi yang dia punya? Di dunia ini, satu-satunya yang bisa menandatangani surat persetujuan itu hanyalah pria itu ....

Tak peduli betapa sakitnya, Violet menahan agar air matanya tidak jatuh. Meskipun pipinya pucat dan air matanya berderai, dia tersenyum pada dokter sambil bertanya, "Bisakah aku menandatanganinya sendiri?"

"Bisa!"

Dengan sisa tenaganya, Violet menandatangani surat persetujuan operasi.

Operasi berlangsung selama empat jam, sebelum akhirnya selesai. Dua jam setelah operasi, kondisi Violet memburuk hingga harus dipindahkan ke ICU.

Setelah 24 jam koma, kesadaran Violet perlahan kembali. Meski matanya masih belum bisa terbuka, dia bisa mendengar perawat yang mengganti perban sedang berbicara.

"Meski hubungan suami istri nggak baik, tapi kalau istrinya terluka parah begini, sebagai suami nggak mungkin nggak peduli! Kamu nggak tahu, aku bahkan meneleponnya beberapa kali lagi setelah itu, tapi tetap saja teleponnya mati. Apakah dia sama sekali nggak merasa khawatir?"

"Aku beri tahu berita gosip. Leon Jiwono, CEO dari Grup Jiwono, yang terkenal nggak dekat dengan wanita dan belum menikah di usia 30 tahun, ternyata punya pacar yang sedang dirawat di rumah sakit ini."

"Tempatnya di kamar VVIP lantai teratas. Dia merawatnya selama 24 jam."

"Haih, semuanya sama-sama wanita, tapi kenapa nasibnya begitu berbeda? Ada yang kekasihnya begitu setia, sementara ada yang suaminya lebih buruk dari binatang!"

Ternyata mereka begitu dekat. Begitu dekat sampai jika pria itu mencari tahu sedikit saja, dia akan tahu bahwa Violet tidak membohonginya. Namun, pria itu tidak mau meluangkan sedikit waktu pun untuknya, hanya karena ....

Dia tidak layak!

Dari yang awalnya terpejam erat, Violet tiba-tiba membuka matanya, mengejutkan perawat yang sedang membersihkan wajahnya, "Kamu ... kamu sudah sadar!"

Setelah sadar, Violet segera menjalani pemeriksaan seluruh tubuh. Setelah dipastikan tidak ada masalah serius, dia dipindahkan ke ruang perawatan biasa.

Di tengah malam yang sunyi, Violet yang seharusnya masih belum bisa turun dari tempat tidur, mencabut alat bantu pernapasannya. Dengan menyeret kaki kirinya yang terluka akibat ledakan, dia menuju lantai teratas.

Di luar kamar pasien, Violet melihat melalui kaca, memperhatikan pria yang dengan sabar menyuapkan buah-buahan untuk Mia dari sisi tempat tidur.

Jari-jari Violet tiba-tiba mengepal erat, tetapi rasa sakit di dadanya yang seperti digerogoti oleh ribuan semut, tidak berkurang sedikit pun.

Tiga hari yang lalu, dia dan Mia diculik bersama.

Dia sangat memahami betapa pentingnya Mia bagi pria itu. Jadi meski mereka adalah musuh dalam hal cinta, Violet tetap berusaha keras melindungi Mia agar tetap selamat.

Dua hari dua malam, dia disiksa oleh para penculik hingga tubuhnya penuh luka. Sementara Mia, dia hanya mengalami luka luar yang ringan. Akhirnya, pria itu datang ....

"Aku memilih Mia. Sedangkan untuk Violet, terserah kalian ...."

Pria itu tidak hanya tidak mengkhawatirkannya sedikit pun. Bahkan pria itu curiga bahwa penculikan itu hanyalah skenario yang dibuat Violet sendiri.

Dia tidak pernah memercayainya sedikit pun!

Adegan penuh kemesraan di dalam kamar rumah sakit membuat mata Violet yang dulu dipenuhi cinta, sedikit demi sedikit menjadi dingin. "Sudah saatnya mengakhirinya!"

Ketika Violet berbalik untuk pergi, Leon seakan merasakan sesuatu, dia tiba-tiba menoleh. Pada saat yang sama, Mia berteriak pelan kesakitan.

Leon mengabaikan hal lain, segera bertanya pada Mia, "Ada apa?"

Mia melirik ke arah pintu dengan tenang, lalu tersenyum lemah pada Leon sambil menjawab, "Tadi aku tanpa sengaja menarik lukaku."

"Apa perlu aku panggilkan dokter?"

"Aku nggak selemah itu!" Mia berkata sambil bercanda, "Tapi, Paman, kamu sebaiknya pulang sekarang! Kamu sudah menjagaku sepanjang hari dan malam. Kak Violet pasti akan merasa nggak senang lagi ...."

Mia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Paman, sebenarnya Kak Violet nggak bersalah. Nggak peduli apa hubungan kita di masa lalu, sekarang kamu adalah suaminya. Nggak ada wanita yang bisa menerima suaminya berbuat baik pada wanita lain. Jadi, apa pun yang dia lakukan, itu bisa dimaklumi. Jangan marah padanya. Kalau nggak, Nenek akan ...."

Leon menyelanya, "Ini sudah malam, cepatlah tidur."

"Paman ...."

"Menurutlah!"

"Baiklah ...."

Setelah melihat Mia menutup matanya, Leon melirik ke luar pintu lagi. Barusan itu ....

Dia teringat suara lemah di telepon beberapa hari yang lalu ....

Dia menggigit bibir tipisnya, lalu bangkit berdiri.

Namun, begitu dia bergerak, tangannya langsung ditahan oleh Mia. Wanita itu berkata, "Paman, lukaku masih terasa sedikit sakit. Bisakah kamu meniupnya untukku?"

Mata hitamnya menunjukkan sedikit keraguan, tetapi akhirnya Leon hanya menjawab pelan, "Baiklah."

**

Violet tidak kembali ke kamar rawatnya. Sebaliknya, dia langsung meninggalkan rumah sakit.

Taksi membawanya kembali ke vila tempat dia dan Leon tinggal bersama selama tiga tahun.

Ketika berjalan dari pintu masuk hingga ke dalam, ingatan tiga tahun terakhir tentang Leon menyerbu pikirannya seperti ombak yang menghantam tanpa henti.

Ada kepedihan, ada kepahitan, ada rasa getir, tetapi tidak pernah ada rasa manis.

Violet mengira bahwa menikah dengan pria itu adalah sebuah rencana yang matang.

Sebenarnya, pria itu memang tidak salah. Karena untuk bisa menikah dengannya, Violet memang melakukan beberapa trik. Namun, yang diinginkannya bukanlah uang ataupun kedudukan, melainkan hanya pria itu saja.

Awalnya Violet berpikir bahwa waktu adalah bukti terbaik. Namun, setelah tiga tahun berlalu, kebencian pria itu padanya bukannya berkurang, malah makin bertambah.

Dia tidak pernah bisa melupakan kata-kata kejam pria itu. "Kalau begitu, semoga kamu cepat mati di neraka!"

"Leon, mungkin kamu nggak tahu kalau sebenarnya aku selalu hidup di neraka. Tiga tahun terakhir ini, aku selalu berusaha keluar, menjadi orang yang normal, tetap berada di sisimu. Sayangnya, kamu sama sekali nggak menghargai itu. Kalau begitu, aku akan menuruti keinginanmu!"

Violet mengambil barang-barang yang perlu dibawa, membuang yang tidak diperlukan. Kemudian, terakhir, dia meninggalkan surat cerai yang sudah ditandatangani beserta kunci vila. Dia pergi tanpa sedikit pun keraguan.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
wanita tolol dan bodoh krn cinta butanya.
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
buang aja lelaki jahanam seperti itu, kelak kamu akan menemukan cinta sejatimu, kayaknya penculikan ini di dalangi sama Mia dech, sepertinya Mia itu perempuan licik
goodnovel comment avatar
Jose Turambi
tetap semangat wanita hebat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 2

    Keesokan harinya.Pagi-pagi sekali.Karena lukanya terasa sangat sakit, Mia meminta Leon untuk tetap tinggal, sehingga dia menghabiskan semalam lagi di rumah sakit.Dalam perjalanan ke kantor, dia tiba-tiba memberi perintah pada sopir ketika melewati sebuah persimpangan, "Pergi ke Vila Aster."Dia sudah memakai baju ini selama dua hari, sudah waktunya untuk diganti.Jika tidak, tempat itu sebenarnya adalah tempat yang paling tidak ingin Leon datangi.Siapa sangka, ketika kembali ke vila, yang menyambutnya bukan kehangatan seperti biasanya, melainkan dinginnya suasana di seluruh ruangan. Sementara di atas meja di ruang tamu ada ....Surat cerai!Melihat tanda tangan di bagian akhir dan kunci yang diletakkan di atas kertas itu, mata hitam Leon bersinar samar. Kemudian, dia berbalik untuk melangkah naik ke lantai atas.Ini adalah pertama kalinya Leon masuk ke kamar Violet.Biasanya mereka hidup dalam dunia mereka masing-masing.Seperti yang diduganya, kamar itu sudah bersih dan rapi.Sela

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 3

    Jarak Kota Barona hanya satu setengah jam perjalanan dari Kota Jimasta.Violet tiba di rumah Keluarga Wijaya sesuai janji dengan menggunakan penyamaran.Dengan alasan mengobati penyakit, dia memanfaatkan kesempatan untuk menghipnosis Dimas yang sudah lanjut usia.Sayangnya, tidak ada informasi berguna yang bisa didapat.Setelah usahanya tidak membuahkan hasil, Violet berjalan sambil menunduk, memikirkan sesuatu. Tiba-tiba dia merasakan sakit di dahinya."Maaf ...."Kata-kata permintaan maaf itu terhenti di tenggorokan ketika melihat wajah orang yang ada di depannya.Leon?Kenapa dia ada di sini?Memang benar, musuh akan selalu bertemu!Hanya dalam waktu kurang dari dua detik, Violet mengalihkan pandangannya, lalu pergi tanpa ekspresi.Leon tertegun.Awalnya orang ini tampak akan meminta maaf, tetapi setelah melihatnya, sikapnya tiba-tiba berubah drastis. Terutama tatapan yang berubah seolah mereka punya dendam mendalam.Leon berbalik, memandang ke arah kepergian wanita itu. Mata gelapn

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 4

    "Dua puluh triliun?"Leon tanpa ragu berkata, "Oke!"Tiga tahun lalu, setelah dirinya dijebak dan diberi obat, ada seorang gadis yang tetap menyelamatkan nyawanya meski dia sendiri terluka parah.Setelah semalaman mereka bersama, gadis itu sudah menghilang tanpa jejak setelah pagi datang.Malam itu begitu gelap sehingga Leon tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia hanya bisa mencium aroma obat yang samar, mirip dengan aroma obat tradisional tertentu.Setelah kejadian itu, dia menyelidiki, hingga akhirnya menemukan Keluarga Lenova.Mia yang sejak kecil lemah dan sering sakit, sudah terbiasa mengonsumsi obat tradisional.Menurut penuturan langsung dari Mia, pada hari insiden itu terjadi, dia sedang diculik. Ketika akhirnya berhasil melarikan diri, dia bertemu dengan Leon.Tanpa memedulikan keselamatannya sendiri, Mia dengan tubuh penuh luka menyerahkan kesuciannya untuk menyelamatkan Leon.Saat itu, Mia baru berusia delapan belas tahun.Karena telah menyelamatkan nyawanya, Leon ber

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 5

    Tatapan tajam Leon kembali mengarah ke balkon, memberi Joshua isyarat dengan pandangan matanya.Joshua memeriksa sekeliling, "Pak, nggak ada siapa-siapa di sini!""Panggil dokter." Mata Leon berubah menjadi dingin. Dia menambahkan, "Beri tahu pihak rumah sakit untuk menutup semua pintu keluar. Hanya boleh ada masuk, nggak boleh ada yang keluar!""Baik!"Setelah diperiksa oleh dokter dan dipastikan bahwa orang itu hanya mengambil darahnya tanpa melakukan hal lain, hati Mia yang semula waspada akhirnya merasa sedikit tenang.Orang yang datang tidak diketahui asal-usulnya. Mengingat kondisinya yang rentan, tentu saja dia merasa takut.Namun, dia tidak mengerti, kenapa orang itu bersusah payah mengambil darahnya?Namun ....Air mata Mia mengalir begitu dia menoleh menatap Leon. Dia berkata, "Paman, sebenarnya ada beberapa hal yang seharusnya nggak aku katakan. Tapi dia benar-benar sudah keterlaluan."Ini adalah kesempatan yang bagus untuk menimpakan segalanya pada Violet, jadi dia tidak ak

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 6

    Wanita itu berbalik untuk menghadapnya. Begitu melihat dengan jelas wajahnya, wajah tampan Leon seketika menjadi sangat muram.Punggung wanita itu memang mirip dengan Violet, tetapi wajahnya sama sekali berbeda.Penampilannya biasa saja, jauh dari kecantikan luar biasa yang dimiliki Violet.Ketika menyadari bahwa dirinya sempat menganggap Violet cantik, wajah Leon menjadi makin muram."Tampan, caramu mendekati orang unik sekali. Kamu punya gaya sendiri, aku suka."Wanita itu menyandarkan dirinya ke arah Leon, lalu melanjutkan, "Rumahku ada di dekat sini, bagaimana kalau kita ....""Salah orang."Saat Leon mundur, wanita itu hampir terjatuh. Namun, dia tidak terlihat kesal, malah kembali mendekat sambil berujar, "Jangan malu-malu. Kita berdua ini sudah dewasa, nggak perlu sungkan."Sebuah tatapan dingin diarahkan pada Joshua yang mengikuti dari belakang.Joshua segera maju untuk mengatasi situasi tersebut.Setelah keduanya pergi dengan mobil, Violet naik ke mobil Sheva, lalu dengan perl

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 7

    Di rumah sakit.Begitu Leon masuk, Mia langsung memeluknya dengan erat.Wanita itu seperti seekor ular tanpa tulang, menggeliat di dalam pelukannya sambil berkata, "Paman, aku merasa nggak nyaman .... Benar-benar nggak nyaman ....""Di mana yang terasa nggak nyaman?" Leon mengulurkan tangan, mencoba mendorongnya, tetapi ini malah membuat Mia makin erat memeluknya."Di seluruh tubuhku ...." kata Mia sambil menggenggam tangan Leon, lalu menempelkannya ke dadanya. Dia melanjutkan, "Terutama di sini, seperti ada banyak semut yang merayap. Rasanya gatal dan sangat nggak nyaman.""Paman, tolong aku ... selamatkan aku!"Keadaan Mia ini jelas tidak normal. "Aku akan memanggil dokter untukmu," ucap Leon."Nggak, aku nggak mau dokter, aku hanya mau kamu." Mia memeluk Leon erat-erat seperti tumbuhan merambat yang melilit, bahkan mulai membuka kancing bajunya. Mia berkata, "Paman, tolong aku. Cepatlah, aku benar-benar merasa nggak nyaman .... Kalau kamu nggak menolongku, aku benar-benar akan mati

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 8

    Saat masker itu hampir saja ditarik, Violet dengan cepat mencabut jarum perak dari pinggangnya, lalu langsung menusukkannya ke telapak tangan Leon."Hiss ...."Rasa sakit tajam menyebar di telapak tangannya, memaksa Leon menarik kembali tangannya. Violet memanfaatkan kesempatan itu untuk melompat langsung dari balkon.Melihat wanita itu mendarat dengan stabil dari ketinggian lantai 11, mata hitam pekat Leon menyiratkan kekaguman sekaligus sorotan yang tajam.Dia mengeluarkan ponselnya, membuka halaman yang menunjukkan titik merah kecil.Sebenarnya, dia sudah menyadari bahwa di dalam kamar rawat ada orang lain selain dirinya dan Mia.Tepat ketika Mia bersiap melepaskan pakaian, ada suara dari dalam lemari.Meski suara itu sangat pelan dan hanya sekejap, Leon tetap menyadarinya.Tadi dia sengaja keluar untuk memancing musuh keluar dari persembunyian.Melihat titik merah di pelacak, mata hitam Leon menyipit. "Violet, sebaiknya bukan kamu dalang dibalik semuanya. Kalau nggak ...."**Viole

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 9

    Untuk undangan biasa, Leon mungkin tidak akan hadir secara pribadi, tetapi untuk Keluarga Hardi ....Leon harus memberikan sedikit penghormatan.Siapa sangka, begitu masuk ke rumah Keluarga Hardi, dia akan melihat sosok yang sangat mirip dengan Violet.Hampir secara naluriah, dia langsung mengejarnya.Wanita itu memiliki kewaspadaan tinggi. Hanya dalam waktu singkat, Leon sudah kehilangan jejaknya.Ini tidak seperti Violet. Wanita itu tidak secerdik ini, bahkan terkadang agak kikuk.Apakah dia salah mengenali orang lagi?Benar juga. Wanita itu hanyalah anak yatim piatu tanpa keluarga. Bagaimana mungkin dia punya hubungan dengan Keluarga Hardi?Orang tadi jelas sudah sangat familiar dengan rumah Keluarga Hardi.Tampaknya dia memang salah mengenali orang lagi.Sama seperti saat di pintu bandara waktu itu.Sudah dua kali hal ini terjadi. Mengapa ada begitu banyak orang yang terlihat mirip dengan Violet dari belakang? Bahkan Elang Merah itu pun juga. Atau mungkin semua wanita memang terlih

Bab terbaru

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 302

    Bagaimana jika seseorang dengan sengaja menjebaknya?Orang itu malah mengakui dengan terbuka, "Tentu saja, kamu tahu segalanya! Tapi aku bukan Leony, tapi pacarnya, karena Leony sudah meninggal!""Meninggal?" Hasil penyelidikan tidak menunjukkan bahwa Leony meninggal, tapi mengatakan bahwa Leony pindah ke sekolah di luar negeri."Ya, dia sudah meninggal kemarin. Dia minum sebotol penuh pil tidur. Saat ditemukan, sudah nggak bernyawa lagi!"Orang itu berkata dengan sedih, "Ini semua disebabkan oleh ayah Fenty!""Dia tampak seperti pria yang sederhana, tapi sesungguhnya adalah serigala berbulu domba!""Suatu malam, Leony sedang mengerjakan pekerjaan rumah di kelas. Saat nggak ada orang lain, dia mengancamnya, kalau membocorkannya, akan melarangnya untuk sekolah lagi dan akan membunuh semua anggota keluarganya!"Fenty membalas, "Omong kosong. Ayahku sama sekali bukan orang seperti itu. Dia sangat mencintai ibuku dan nggak akan pernah menyentuh wanita lain.""Haha ...." Orang itu tertawa,

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 301

    Violet tidak bisa mengabaikan begitu saja nyawa Fenty, jadi pergi tanpa keraguan sedikit pun.Pada saat yang sama, Violet juga tahu bahwa pihak lain pasti sudah melakukan persiapan yang cukup, jika tidak, mustahil untuk mengajukan permintaan seperti itu.Tapi kenapa? Violet sudah melewati semua tempat yang penuh dengan bahaya, jadi kenapa harus takut pada orang-orang ini?Ini kesempatan bagus untuk mendapatkan kembali jasad Bibi, lalu membalas dendam!Tempat pertemuannya adalah di kapal pesiar.Harus diakui bahwa orang itu benar-benar profesional, bahkan mulai menggeledah sebelum naik ke kapal.Violet telah menduga hal ini dan tidak membawa apa pun.Pria bertopeng yang menggeledah aku tidak menemukan apa pun dan sedikit terkejut, "Kamu nggak membawa apa pun?"Violet bertanya balik, "Kalau aku membawanya, apa kamu akan membiarkanku begitu saja?""Tentu saja nggak!"Violet tersenyum sambil berkata, "Aku nggak melakukan hal yang nggak pergi, jadi kalian nggak perlu repot-repot!"Pria yang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 300

    Pihak lain tidak mengatakan apa-apa lagi dan menutup telepon. Sekitar setengah jam kemudian, Fenty mengambil sebuah paket dan mengetuk pintu ruang belajar."Kak, ada paket untukmu. Aku khawatir itu adalah sesuatu yang penting, jadi aku segera membawanya untukmu."Sebelumnya tidak membeli apa pun, juga tidak suka belanja online, jadi paket ini ....Begitu menyadari apa yang ada di dalamnya, Violet segera mengambilnya dan berkata pada Fenty, "Kamu keluar dulu."Fenty bertanya dengan cemas karena sikap Violet terlihat aneh. "Ada apa, Kak?""Nggak apa-apa, hanya dokumen pekerjaan." Ada beberapa hal yang sebaiknya tidak usah diceritakan pada Fenty.Baru saat itulah Fenty merasa lega lalu segera pergi.Setelah mengunci pintu ruang belajar, Violet membuka paket itu. Meskipun sudah siap secara mental, napasnya menjadi tidak teratur ketika melihat apa yang ada di dalamnya.Di dalam paket itu ada sebuah tangan.Hanya sekilas, Violet mengenalinya. Itu tangan Bibi Carmelia!Ada bekas luka di pungg

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 299

    Makam itu ditutupi lagi dengan sangat baik. Jika bukan karena orang seperti Violet yang punya pengamatan yang cermat, pasti tidak akan menemukannya sama sekali.Siapa yang tega mengganggu kuburan orang?Apa dia pembunuh seluruh keluarganya?Karena ingin melihat apa yang sudah dilakukan pihak lain terhadap kuburan itu, Violet menyuruh orang untuk membuka peti mati. Namun, yang tidak diduganya adalah mayat Carmelia hilang!Peti matinya kosong!Jika Leon tidak memberitahunya, Violet mungkin tidak akan menemukannya ....Saat memikirkan hal ini, Violet menatap Leon dengan curiga. "Leon, aku ingat hari kematian orang tuamu bukan kemarin."Leon mengerutkan kening. "Jadi kamu pikir aku yang melakukannya?""Entah benar atau nggak, kamu tahu sendiri." Violet mencibir, "Kamu punya alasan untuk membenci bibiku."Lagi pula, untuk mencegah mereka berdua bersama, Bibi melakukan banyak hal yang tidak menguntungkan Leon. Bahkan di saat-saat terakhir hidupnya, Bibi masih berkata di depan Leon bahwa diri

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 298

    "Jelas-jelas mereka berdua adalah orang baik, nggak akan pernah menyinggung siapa pun. Kenapa mereka berakhir seperti itu?"Tangisan gadis itu menyayat hati Violet, mengingatkannya pada dirinya saat keluarganya baru saja mengalami musibah.Saat itu, Violet menanyakan pertanyaan yang sama pada bibinya.Jelas kedua orang tuanya adalah orang baik, kenapa mereka dibunuh dengan kejam?Sebenarnya, Fenty bahkan lebih menyedihkan daripada Violet. Setidaknya Violet masih punya Bibi, tapi Fenty tidak punya saudara sama sekali.Hal ini membuat Violet merasa makin kasihan padanya, terutama karena wajahnya terlihat seperti ....Bibi yang baru saja meninggal.Sebenarnya, ketika mereka bertemu pertama kalinya, Violet merasa Fenty agak mirip Carmelia, terutama di antara alis dan matanya.Hampir persis sama.Jika tidak menyelidiki Fenty, Violet bahkan akan curiga bahwa Fenty adalah anak haram bibinya.Sambil menepuk bahunya, Violet menghiburnya dengan lembut, "Jangan khawatir, Kakak akan membantumu men

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 297

    Nama gadis itu Fenty Jayadi, begitu patuh dan pekerja keras.Sejak pindah ke Vila Magnolia, setiap kali Violet ada, Fenty akan menyajikan teh dan air seperti seorang pelayan.Begitu Violet pulang kerja, Fenty segera keluar dapur sambil berkata, "Kak, kamu sudah pulang kerja. Hari ini, aku membuat ikan asam manis. Aku belajar cara membuatnya dari ibuku. Mungkin rasanya nggak seenak buatan ibuku. Cobalah dulu."Sambil berbicara, Fenty membantu Violet melepas jaketnya lalu mengambil tas laptopnya.Meskipun masih muda, banyak hal yang bisa dilakukan olehnya.Bisa membersihkan rumah, memasak dan bermain piano dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa orang tuanya sudah mendidiknya dengan baik.Violet sudah mengirim orang untuk menyelidiki identitasnya.Walaupun merasa kasihan padanya, tidak bisa begitu saja mempercayai apa pun yang dikatakannya.Jadi, Violet diam-diam mengirim seseorang untuk menyelidikinya.Tidak ada yang aneh, orang tuanya memang baru saja dibunuh belum lama ini.Karena puny

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 296

    "..."Entah kenapa hati Sheva terasa tidak nyaman saat mendengar Bertha berkata jika dia bukanlah pria pertamanya, seolah-olah terdapat amarah di dalam hatinya."Kamu terus bilang kalau kamu menyukaiku, tapi malah kasih tubuhmu pada pria lain. Cintamu benar-benar sangat unik!"Bertha mendengus, "Apakah aku harus menjaga diriku kalau menyukaimu? Setelah dipikir-pikir, aku mungkin nggak benar-benar menyukaimu. Kalau nggak aku nggak mungkin kasih kesucianku pada pria lain!""..."Seolah-olah tidak melihat ekspresi buruk Sheva, Bertha kembali berkata, "Kamu nggak menikahiku, kebetulan aku juga nggak mau menikah. Aku bisa menganggap aku sehabis digigit oleh setan.""Siapa yang kamu bilang setan?""Siapa saja yang merasa!"Mereka berdua mulai bertengkar, yang membuat kepala Violet terasa sangat sakit.Dia sama sekali tidak bisa menyelesaikan hal ini!Lupakan saja, dia tidak akan ikut campur dalam hal ini!Violet kelelahan mental dan fisik selama beberapa hari ini, jadi dia berencana menaiki

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 295

    Violet merasa kesal saat melihat mereka berdua, "Apakah kalian kira aku akan pilih salah satu dari kalian setelah menghancurkan pertunanganku?"Violet menunjuk Falcon dan berkata, "Aku sudah bilang kalau kita nggak mungkin bersama dalam kehidupan ini!"Kemudian Violet menunjuk Leon, "Aku nggak akan kembali bersama mantan suamiku. Kalian semua keluar dari sini!""Violet ....""Adik seperguruan ....""Keluar dari sini!"Leon dan Falcon saling bertatapan saat melihat Violet marah, mereka tidak berani mengatakan apa pun dan segera pergi.Di luar Vila Magnolia.Kedua pria berdiri di luar dengan ekspresi yang buruk.Falcon menghela napas, lalu berkata, "Nggak peduli apakah itu kamu atau aku, kita sama sekali nggak punya peluang untuk menang.""Aku sama sekali nggak ngerti. Kamu pernah melukai Violet, tapi aku nggak. Tapi kenapa dia membenciku?"Jelas-jelas Violet sangat dekat dengan Adis, kenapa Violet malah membencinya?"Apa yang terjadi di antara kami berdua hanyalah salah paham!" Kalau ti

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 294

    Meskipun Sheva tidak melihat siapa orang yang menutup pintu, Sheva bisa mengetahui bahwa Violet mendatangi rumahnya saat mencium aroma obat yang tertinggal di udara.Sialan, Sheva tidak menyadarinya karena kemarin malam tubuh Bertha dipenuhi dengan bau alkohol!Mendengar Violet sudah datang ke sini, Bertha mengerutkan keningnya, "Jadi kamu curiga aku sengaja melakukannya?""Kalau nggak?" Sheva berkata dengan ekspresi sinis, "Bertha, apakah kamu kira aku akan memilihmu setelah kamu menghancurkan pertunanganku dengan Bos?""Meskipun aku menikah dengan orang asing, aku nggak akan punya hubungan dengan orang kejam sepertimu!""Orang yang kejam?"Bertha sama sekali tidak ingin merasa sedih, tapi hatinya terasa sangat sakit seperti ditusuk dengan pisau. Rasa sakit ini membuat Bertha hampir menangis, tapi Bertha berusaha menahan air matanya, "Benar, aku adalah orang yang kejam. Aku sengaja melakukan hal itu kemarin malam. Bahkan aku juga berbohong saat bilang kamu nggak perlu tanggung jawab p

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status