Share

Sayang, Yuk Balikan
Sayang, Yuk Balikan
Author: Jalita Haira

Bab 1

Author: Jalita Haira
last update Last Updated: 2024-11-08 11:51:39
Dokter bertanya, "Di mana suami pasien? Kenapa masih belum datang? Kalau nggak segera menandatangani suratnya, semuanya akan terlambat."

Perawat menjawab, "Suami pasien nggak mau datang. Katanya, biarkan saja pasien hidup atau mati sendiri."

Hidup atau mati sendiri .....

Di atas meja operasi, Violet yang seluruh tubuhnya penuh luka dan sedang sekarat, berusaha mengangkat tangannya. Dia bergumam, "Berikan ponselnya padaku ...."

Ketika melihat kondisinya, perawat dengan cepat memberikan ponsel itu padanya.

Sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, Violet menekan ulang nomor yang hampir tertanam dalam pikirannya.

Ketika panggilan akan segera terputus, akhirnya seseorang di seberang sana mengangkat teleponnya, "Sudah aku bilang, hidup matinya nggak ada hubungannya denganku."

Suara pria itu penuh dengan ketidaksenangan dan ketidaksabaran.

"Leon ...." Setiap kata yang diucapkan Violet membuat seluruh tubuhnya terasa tersiksa dengan rasa sakit yang menyayat. Dia melanjutkan, "Setelah kamu membawa Mia pergi, para penculik meledakkan bomnya. Aku terluka ... sangat parah ...."

"Heh ...."

Belum selesai Violet berbicara, pria di ujung sana sudah terkekeh, lalu memotong kata-katanya, "Violet, aktingmu makin hebat saja. Suaramu lemah sekali, terdengar hampir seperti sungguhan."

"Aku nggak membohongimu. Aku benar-benar terluka."

"Benarkah?" Nada suara pria itu terdengar makin menghina, "Kalau begitu, semoga kamu cepat mati saja di neraka!"

"Leon ...."

"Tut, tut, tut ...."

Violet yang masih tidak menyerah, mencoba menelepon lagi.

"Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif."

Di sampingnya, dokter yang tak tega melihatnya pun menasihati, "Nona Violet, kondisimu benar-benar sangat parah. Kalau ada anggota keluarga lain, mereka juga bisa menandatangani suratnya."

Siapa lagi yang dia punya? Di dunia ini, satu-satunya yang bisa menandatangani surat persetujuan itu hanyalah pria itu ....

Tak peduli betapa sakitnya, Violet menahan agar air matanya tidak jatuh. Meskipun pipinya pucat dan air matanya berderai, dia tersenyum pada dokter sambil bertanya, "Bisakah aku menandatanganinya sendiri?"

"Bisa!"

Dengan sisa tenaganya, Violet menandatangani surat persetujuan operasi.

Operasi berlangsung selama empat jam, sebelum akhirnya selesai. Dua jam setelah operasi, kondisi Violet memburuk hingga harus dipindahkan ke ICU.

Setelah 24 jam koma, kesadaran Violet perlahan kembali. Meski matanya masih belum bisa terbuka, dia bisa mendengar perawat yang mengganti perban sedang berbicara.

"Meski hubungan suami istri nggak baik, tapi kalau istrinya terluka parah begini, sebagai suami nggak mungkin nggak peduli! Kamu nggak tahu, aku bahkan meneleponnya beberapa kali lagi setelah itu, tapi tetap saja teleponnya mati. Apakah dia sama sekali nggak merasa khawatir?"

"Aku beri tahu berita gosip. Leon Jiwono, CEO dari Grup Jiwono, yang terkenal nggak dekat dengan wanita dan belum menikah di usia 30 tahun, ternyata punya pacar yang sedang dirawat di rumah sakit ini."

"Tempatnya di kamar VVIP lantai teratas. Dia merawatnya selama 24 jam."

"Haih, semuanya sama-sama wanita, tapi kenapa nasibnya begitu berbeda? Ada yang kekasihnya begitu setia, sementara ada yang suaminya lebih buruk dari binatang!"

Ternyata mereka begitu dekat. Begitu dekat sampai jika pria itu mencari tahu sedikit saja, dia akan tahu bahwa Violet tidak membohonginya. Namun, pria itu tidak mau meluangkan sedikit waktu pun untuknya, hanya karena ....

Dia tidak layak!

Dari yang awalnya terpejam erat, Violet tiba-tiba membuka matanya, mengejutkan perawat yang sedang membersihkan wajahnya, "Kamu ... kamu sudah sadar!"

Setelah sadar, Violet segera menjalani pemeriksaan seluruh tubuh. Setelah dipastikan tidak ada masalah serius, dia dipindahkan ke ruang perawatan biasa.

Di tengah malam yang sunyi, Violet yang seharusnya masih belum bisa turun dari tempat tidur, mencabut alat bantu pernapasannya. Dengan menyeret kaki kirinya yang terluka akibat ledakan, dia menuju lantai teratas.

Di luar kamar pasien, Violet melihat melalui kaca, memperhatikan pria yang dengan sabar menyuapkan buah-buahan untuk Mia dari sisi tempat tidur.

Jari-jari Violet tiba-tiba mengepal erat, tetapi rasa sakit di dadanya yang seperti digerogoti oleh ribuan semut, tidak berkurang sedikit pun.

Tiga hari yang lalu, dia dan Mia diculik bersama.

Dia sangat memahami betapa pentingnya Mia bagi pria itu. Jadi meski mereka adalah musuh dalam hal cinta, Violet tetap berusaha keras melindungi Mia agar tetap selamat.

Dua hari dua malam, dia disiksa oleh para penculik hingga tubuhnya penuh luka. Sementara Mia, dia hanya mengalami luka luar yang ringan. Akhirnya, pria itu datang ....

"Aku memilih Mia. Sedangkan untuk Violet, terserah kalian ...."

Pria itu tidak hanya tidak mengkhawatirkannya sedikit pun. Bahkan pria itu curiga bahwa penculikan itu hanyalah skenario yang dibuat Violet sendiri.

Dia tidak pernah memercayainya sedikit pun!

Adegan penuh kemesraan di dalam kamar rumah sakit membuat mata Violet yang dulu dipenuhi cinta, sedikit demi sedikit menjadi dingin. "Sudah saatnya mengakhirinya!"

Ketika Violet berbalik untuk pergi, Leon seakan merasakan sesuatu, dia tiba-tiba menoleh. Pada saat yang sama, Mia berteriak pelan kesakitan.

Leon mengabaikan hal lain, segera bertanya pada Mia, "Ada apa?"

Mia melirik ke arah pintu dengan tenang, lalu tersenyum lemah pada Leon sambil menjawab, "Tadi aku tanpa sengaja menarik lukaku."

"Apa perlu aku panggilkan dokter?"

"Aku nggak selemah itu!" Mia berkata sambil bercanda, "Tapi, Paman, kamu sebaiknya pulang sekarang! Kamu sudah menjagaku sepanjang hari dan malam. Kak Violet pasti akan merasa nggak senang lagi ...."

Mia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Paman, sebenarnya Kak Violet nggak bersalah. Nggak peduli apa hubungan kita di masa lalu, sekarang kamu adalah suaminya. Nggak ada wanita yang bisa menerima suaminya berbuat baik pada wanita lain. Jadi, apa pun yang dia lakukan, itu bisa dimaklumi. Jangan marah padanya. Kalau nggak, Nenek akan ...."

Leon menyelanya, "Ini sudah malam, cepatlah tidur."

"Paman ...."

"Menurutlah!"

"Baiklah ...."

Setelah melihat Mia menutup matanya, Leon melirik ke luar pintu lagi. Barusan itu ....

Dia teringat suara lemah di telepon beberapa hari yang lalu ....

Dia menggigit bibir tipisnya, lalu bangkit berdiri.

Namun, begitu dia bergerak, tangannya langsung ditahan oleh Mia. Wanita itu berkata, "Paman, lukaku masih terasa sedikit sakit. Bisakah kamu meniupnya untukku?"

Mata hitamnya menunjukkan sedikit keraguan, tetapi akhirnya Leon hanya menjawab pelan, "Baiklah."

**

Violet tidak kembali ke kamar rawatnya. Sebaliknya, dia langsung meninggalkan rumah sakit.

Taksi membawanya kembali ke vila tempat dia dan Leon tinggal bersama selama tiga tahun.

Ketika berjalan dari pintu masuk hingga ke dalam, ingatan tiga tahun terakhir tentang Leon menyerbu pikirannya seperti ombak yang menghantam tanpa henti.

Ada kepedihan, ada kepahitan, ada rasa getir, tetapi tidak pernah ada rasa manis.

Violet mengira bahwa menikah dengan pria itu adalah sebuah rencana yang matang.

Sebenarnya, pria itu memang tidak salah. Karena untuk bisa menikah dengannya, Violet memang melakukan beberapa trik. Namun, yang diinginkannya bukanlah uang ataupun kedudukan, melainkan hanya pria itu saja.

Awalnya Violet berpikir bahwa waktu adalah bukti terbaik. Namun, setelah tiga tahun berlalu, kebencian pria itu padanya bukannya berkurang, malah makin bertambah.

Dia tidak pernah bisa melupakan kata-kata kejam pria itu. "Kalau begitu, semoga kamu cepat mati di neraka!"

"Leon, mungkin kamu nggak tahu kalau sebenarnya aku selalu hidup di neraka. Tiga tahun terakhir ini, aku selalu berusaha keluar, menjadi orang yang normal, tetap berada di sisimu. Sayangnya, kamu sama sekali nggak menghargai itu. Kalau begitu, aku akan menuruti keinginanmu!"

Violet mengambil barang-barang yang perlu dibawa, membuang yang tidak diperlukan. Kemudian, terakhir, dia meninggalkan surat cerai yang sudah ditandatangani beserta kunci vila. Dia pergi tanpa sedikit pun keraguan.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jose Turambi
tetap semangat wanita hebat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 2

    Keesokan harinya.Pagi-pagi sekali.Karena lukanya terasa sangat sakit, Mia meminta Leon untuk tetap tinggal, sehingga dia menghabiskan semalam lagi di rumah sakit.Dalam perjalanan ke kantor, dia tiba-tiba memberi perintah pada sopir ketika melewati sebuah persimpangan, "Pergi ke Vila Aster."Dia sudah memakai baju ini selama dua hari, sudah waktunya untuk diganti.Jika tidak, tempat itu sebenarnya adalah tempat yang paling tidak ingin Leon datangi.Siapa sangka, ketika kembali ke vila, yang menyambutnya bukan kehangatan seperti biasanya, melainkan dinginnya suasana di seluruh ruangan. Sementara di atas meja di ruang tamu ada ....Surat cerai!Melihat tanda tangan di bagian akhir dan kunci yang diletakkan di atas kertas itu, mata hitam Leon bersinar samar. Kemudian, dia berbalik untuk melangkah naik ke lantai atas.Ini adalah pertama kalinya Leon masuk ke kamar Violet.Biasanya mereka hidup dalam dunia mereka masing-masing.Seperti yang diduganya, kamar itu sudah bersih dan rapi.Sela

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 3

    Jarak Kota Barona hanya satu setengah jam perjalanan dari Kota Jimasta.Violet tiba di rumah Keluarga Wijaya sesuai janji dengan menggunakan penyamaran.Dengan alasan mengobati penyakit, dia memanfaatkan kesempatan untuk menghipnosis Dimas yang sudah lanjut usia.Sayangnya, tidak ada informasi berguna yang bisa didapat.Setelah usahanya tidak membuahkan hasil, Violet berjalan sambil menunduk, memikirkan sesuatu. Tiba-tiba dia merasakan sakit di dahinya."Maaf ...."Kata-kata permintaan maaf itu terhenti di tenggorokan ketika melihat wajah orang yang ada di depannya.Leon?Kenapa dia ada di sini?Memang benar, musuh akan selalu bertemu!Hanya dalam waktu kurang dari dua detik, Violet mengalihkan pandangannya, lalu pergi tanpa ekspresi.Leon tertegun.Awalnya orang ini tampak akan meminta maaf, tetapi setelah melihatnya, sikapnya tiba-tiba berubah drastis. Terutama tatapan yang berubah seolah mereka punya dendam mendalam.Leon berbalik, memandang ke arah kepergian wanita itu. Mata gelapn

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 4

    "Dua puluh triliun?"Leon tanpa ragu berkata, "Oke!"Tiga tahun lalu, setelah dirinya dijebak dan diberi obat, ada seorang gadis yang tetap menyelamatkan nyawanya meski dia sendiri terluka parah.Setelah semalaman mereka bersama, gadis itu sudah menghilang tanpa jejak setelah pagi datang.Malam itu begitu gelap sehingga Leon tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia hanya bisa mencium aroma obat yang samar, mirip dengan aroma obat tradisional tertentu.Setelah kejadian itu, dia menyelidiki, hingga akhirnya menemukan Keluarga Lenova.Mia yang sejak kecil lemah dan sering sakit, sudah terbiasa mengonsumsi obat tradisional.Menurut penuturan langsung dari Mia, pada hari insiden itu terjadi, dia sedang diculik. Ketika akhirnya berhasil melarikan diri, dia bertemu dengan Leon.Tanpa memedulikan keselamatannya sendiri, Mia dengan tubuh penuh luka menyerahkan kesuciannya untuk menyelamatkan Leon.Saat itu, Mia baru berusia delapan belas tahun.Karena telah menyelamatkan nyawanya, Leon ber

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 5

    Tatapan tajam Leon kembali mengarah ke balkon, memberi Joshua isyarat dengan pandangan matanya.Joshua memeriksa sekeliling, "Pak, nggak ada siapa-siapa di sini!""Panggil dokter." Mata Leon berubah menjadi dingin. Dia menambahkan, "Beri tahu pihak rumah sakit untuk menutup semua pintu keluar. Hanya boleh ada masuk, nggak boleh ada yang keluar!""Baik!"Setelah diperiksa oleh dokter dan dipastikan bahwa orang itu hanya mengambil darahnya tanpa melakukan hal lain, hati Mia yang semula waspada akhirnya merasa sedikit tenang.Orang yang datang tidak diketahui asal-usulnya. Mengingat kondisinya yang rentan, tentu saja dia merasa takut.Namun, dia tidak mengerti, kenapa orang itu bersusah payah mengambil darahnya?Namun ....Air mata Mia mengalir begitu dia menoleh menatap Leon. Dia berkata, "Paman, sebenarnya ada beberapa hal yang seharusnya nggak aku katakan. Tapi dia benar-benar sudah keterlaluan."Ini adalah kesempatan yang bagus untuk menimpakan segalanya pada Violet, jadi dia tidak ak

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 6

    Wanita itu berbalik untuk menghadapnya. Begitu melihat dengan jelas wajahnya, wajah tampan Leon seketika menjadi sangat muram.Punggung wanita itu memang mirip dengan Violet, tetapi wajahnya sama sekali berbeda.Penampilannya biasa saja, jauh dari kecantikan luar biasa yang dimiliki Violet.Ketika menyadari bahwa dirinya sempat menganggap Violet cantik, wajah Leon menjadi makin muram."Tampan, caramu mendekati orang unik sekali. Kamu punya gaya sendiri, aku suka."Wanita itu menyandarkan dirinya ke arah Leon, lalu melanjutkan, "Rumahku ada di dekat sini, bagaimana kalau kita ....""Salah orang."Saat Leon mundur, wanita itu hampir terjatuh. Namun, dia tidak terlihat kesal, malah kembali mendekat sambil berujar, "Jangan malu-malu. Kita berdua ini sudah dewasa, nggak perlu sungkan."Sebuah tatapan dingin diarahkan pada Joshua yang mengikuti dari belakang.Joshua segera maju untuk mengatasi situasi tersebut.Setelah keduanya pergi dengan mobil, Violet naik ke mobil Sheva, lalu dengan perl

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 7

    Di rumah sakit.Begitu Leon masuk, Mia langsung memeluknya dengan erat.Wanita itu seperti seekor ular tanpa tulang, menggeliat di dalam pelukannya sambil berkata, "Paman, aku merasa nggak nyaman .... Benar-benar nggak nyaman ....""Di mana yang terasa nggak nyaman?" Leon mengulurkan tangan, mencoba mendorongnya, tetapi ini malah membuat Mia makin erat memeluknya."Di seluruh tubuhku ...." kata Mia sambil menggenggam tangan Leon, lalu menempelkannya ke dadanya. Dia melanjutkan, "Terutama di sini, seperti ada banyak semut yang merayap. Rasanya gatal dan sangat nggak nyaman.""Paman, tolong aku ... selamatkan aku!"Keadaan Mia ini jelas tidak normal. "Aku akan memanggil dokter untukmu," ucap Leon."Nggak, aku nggak mau dokter, aku hanya mau kamu." Mia memeluk Leon erat-erat seperti tumbuhan merambat yang melilit, bahkan mulai membuka kancing bajunya. Mia berkata, "Paman, tolong aku. Cepatlah, aku benar-benar merasa nggak nyaman .... Kalau kamu nggak menolongku, aku benar-benar akan mati

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 8

    Saat masker itu hampir saja ditarik, Violet dengan cepat mencabut jarum perak dari pinggangnya, lalu langsung menusukkannya ke telapak tangan Leon."Hiss ...."Rasa sakit tajam menyebar di telapak tangannya, memaksa Leon menarik kembali tangannya. Violet memanfaatkan kesempatan itu untuk melompat langsung dari balkon.Melihat wanita itu mendarat dengan stabil dari ketinggian lantai 11, mata hitam pekat Leon menyiratkan kekaguman sekaligus sorotan yang tajam.Dia mengeluarkan ponselnya, membuka halaman yang menunjukkan titik merah kecil.Sebenarnya, dia sudah menyadari bahwa di dalam kamar rawat ada orang lain selain dirinya dan Mia.Tepat ketika Mia bersiap melepaskan pakaian, ada suara dari dalam lemari.Meski suara itu sangat pelan dan hanya sekejap, Leon tetap menyadarinya.Tadi dia sengaja keluar untuk memancing musuh keluar dari persembunyian.Melihat titik merah di pelacak, mata hitam Leon menyipit. "Violet, sebaiknya bukan kamu dalang dibalik semuanya. Kalau nggak ...."**Viole

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 9

    Untuk undangan biasa, Leon mungkin tidak akan hadir secara pribadi, tetapi untuk Keluarga Hardi ....Leon harus memberikan sedikit penghormatan.Siapa sangka, begitu masuk ke rumah Keluarga Hardi, dia akan melihat sosok yang sangat mirip dengan Violet.Hampir secara naluriah, dia langsung mengejarnya.Wanita itu memiliki kewaspadaan tinggi. Hanya dalam waktu singkat, Leon sudah kehilangan jejaknya.Ini tidak seperti Violet. Wanita itu tidak secerdik ini, bahkan terkadang agak kikuk.Apakah dia salah mengenali orang lagi?Benar juga. Wanita itu hanyalah anak yatim piatu tanpa keluarga. Bagaimana mungkin dia punya hubungan dengan Keluarga Hardi?Orang tadi jelas sudah sangat familiar dengan rumah Keluarga Hardi.Tampaknya dia memang salah mengenali orang lagi.Sama seperti saat di pintu bandara waktu itu.Sudah dua kali hal ini terjadi. Mengapa ada begitu banyak orang yang terlihat mirip dengan Violet dari belakang? Bahkan Elang Merah itu pun juga. Atau mungkin semua wanita memang terlih

    Last Updated : 2024-11-08

Latest chapter

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 188

    Melihat Violet agak marah, Leon melembutkan sikapnya dan berkata, "Nggak peduli apa yang benar atau salah di masa lalu, kelak aku pasti akan menebusnya untukmu.""Nggak perlu!" Violet langsung menolak, "Aku nggak perlu kamu menebusnya untukku dan nggak mengharapkan rasa sukamu."Tidak mengharapkan ....Hati Leon tiba-tiba sakit dan dia langsung menahannya lagi, "Aku harus bagaimana baru kamu bisa tenang?"Bukan hal yang aneh, itu hanya ungkapan marah.Violet mengerutkan kening setelah mendengar ini, "Kamu pikir aku marah?""Heh!""Leon, siapa yang memberimu kepercayaan diri untuk berpikir aku akan mencintaimu selamanya!?"Menatap lurus sepasang mata Leon, Violet mengangkat sudut bibirnya, "Leon, pakai telingamu dan dengarkan dengan jelas!""Aku sudah lama mengakhiri perasaanku padamu. Bagiku, kamu nggak berbeda dengan orang asing yang kutemui di jalanan!"Leon sama sekali tidak percaya, "Karena kamu nggak mencintaiku lagi, kenapa kamu masih peduli dengan hidup dan matiku?"Kalau memang

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 187

    "Karena aku menyukaimu!"Sejujurnya, ucapan Leon cukup mengejutkan Violet.Dalam tiga tahun terakhir, kebenciannya terhadap wanita itu masih tergambar jelas di benaknya. Sekarang mereka baru bercerai beberapa hari dan sikapnya tiba-tiba berubah?Bahkan Sheva yang sudah lama menebak niat Leon juga tercengang dengan pernyataan perasaan mendadaknya.Meskipun sudah lama melihat beberapa petunjuk, rasanya masih berbeda saat pria itu langsung mengakuinya sendiri.Sheva tidak tahan lagi dan melihat ke arah Violet.Meski berbeda dari wanita biasa, Leon adalah satu-satunya pria yang pernah dia cintai.Dalam tiga tahun terakhir, Violet telah memberikan segalanya untuk Leon dan sekarang ucapan itu bisa dikatakan harapannya telah tercapai.Meskipun bilang tidak akan kembali, itu karena dia tidak tahu Leon akan berubah pikiran.Sekarang situasinya telah berubah, takutnya dia akan ...."Terus?"Setelah tertegun beberapa saat, Violet langsung menenangkan diri sambil menepis tangan Leon dan berkata de

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 186

    Violet sangat ingin mengetahui berita apa yang diketahui Sheva, jadi dia sangat muak dengan Leon yang masih tidak ingin pergi, "Apa hubungannya denganmu?"Sheva menjawab dari samping, "Bos benar. Kamu pikir kamu ini siapa? Apa aku harus melaporkan hubunganku dengan bos padamu?"Melihat sikap bosnya, sepertinya tadi bos tidak ingin rujuk dengannya, melainkan Leon yang sengaja melecehkannya.Karena ini masalahnya, tidak perlu bersikap sopan pada pria ini.Leon malah tersenyum alih-alih marah, "Karena kamu nggak tahu siapa aku, biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Leon dan aku ...."Violet menjadi lebih kesal lagi, "Nggak perlu perkenalkan diri, dia tahu siapa kamu.""..."Pria ini benar-benar mengenalnya?Jadi pria ini sangat penting bagi Violet. Kalau tidak, mana mungkin dia akan memberitahukan identitasnya?Satu Adis dan satu Sheva tidaklah cukup, sekarang muncul lagi pria tampan lainnya.Dilihat dari keduanya, ini bukanlah pertama kali mereka bersama.Melihat wajah Leon yang sangat

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 185

    Pertanyaan ini jelas sudah terjawab sebelumnya dan alasan mengapa Violet mengungkitnya lagi pasti karena dia tidak puas dengan jawaban sebelumnya.Bukan tanpa alasan, pasti ada sesuatu yang menudingnya lagi.Melihat Leon tidak berbicara, mata Violet menyipit dengan penuh ancaman, "Kenapa diam saja? Terakhir kali kamu sudah menjawabnya, seharusnya nggak sulit bagimu!""Jawabanku tetap sama, tapi apakah kamu akan percaya kalau aku mengatakannya?" Leon langsung melihat ke arahnya, "Kalau kamu nggak percaya, untuk apa aku repot-repot bicara terlalu banyak!?"Violet tidak mengatakan apa-apa. Dia menyalakan ponselnya dan memutar video pertemuan Leon dan Lewis di tengah malam, "Kalau nggak ada hubungan dengannya, untuk apa bertemu dengannya di tengah malam?"Melihat adegan dalam video pertemuan dirinya dan Lewis di tengah malam, Leon ragu sejenak sebelum memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya, "Bagaimana kalau kubilang aku ingin membantumu menyelidiki kebenaran saat itu?""Membantuku men

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 184

    "Nggak cuma itu, juga benar-benar besar kepala!"Ternyata hal-hal yang nggak ada hubungannya juga bisa disatukan. Benar-benar mengagumkan!Melihat Leon akan berbicara lagi, Violet melepaskan tangannya dari cengkeraman pria itu dan memberi isyarat untuk berhenti, "Diam kalau mau ganti balutan!"Setelah mengatakan itu, dia menunjuk ke sofa di tengah ruangan dan berkata, "Duduklah di sana."Sadar akan emosinya saat ini, Leon tidak berkata apa-apa dan berjalan menuju sofa sesuai apa yang Violet katakan.Violet pergi mengambil kotak obat dan berdiri di belakang Leon untuk membantunya melepas jahitan serta mengganti balutan.Setelah melepas kain kasa dan melihat luka bernanah, Violet langsung mengerutkan kening dan berkata, "Apa yang telah kamu lakukan dalam dua hari ini?"Kalimat ini hanyalah pertanyaan biasa dari seorang dokter.Jangankan Leon. Kalau ada orang lain yang lukanya menjadi seperti ini, Violet sebagai dokter pasti akan mengatakan sesuatu."Aku nggak melakukan apa pun." Mata Leo

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 183

    Violet hanya membutuhkan waktu lima menit untuk berhasil meretas situs web yang dienkripsi ganda.Meskipun isi di dalamnya bersifat rahasia, tidak begitu berguna untuknya karena yang Violet cari adalah pemimpin pasukan.Mengenai identitasnya, Violet sama sekali tidak menemukan petunjuk setelah mengutak-atik situs web.Violet tidak menyerah. Dia kembali ke rumah Keluarga Hardi sepulang kerja dan memeriksa situs web luar serta dalam, tetapi tetap tidak mengubah apa pun.Siapa itu, begitu misterius?Violet mencoba memulai dari aspek lain, seperti Keluarga Wijaya.Kalau Pasukan Yeager memang terkait dengan Keluarga Wijaya, mustahil tidak ada hubungan di antara mereka.Akan tetapi, tidaklah mudah untuk mendapatkan sesuatu dari mulut Lewis.Tidak hanya tegas dalam ucapan, dia juga waspada dalam setiap tindakan yang dia lakukan.Setelah mengutus orang untuk mengikutinya secara diam-diam begitu lama, Lewis tidak melakukan kontak rahasia dengan siapa pun kecuali Leon.Leon ....Setelah memikirk

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 182

    Dia melambaikan tangan. Bawahannya maju selangkah dan membisikkan sesuatu di telinganya .......Mengikuti petunjuk itu, Sheva menyelidikinya selama hampir dua hari sebelum akhirnya mendapatkan beberapa petunjuk.Hasil penyelidikan diletakkan di meja Violet, "Bos, rangkaian nomor itu sudah ditemukan."Violet meletakkan pena tanda tangan di tangannya dan membuka dokumen itu. Ketika dia melihat Pasukan Yeager tertulis di atasnya, matanya menyipit dengan penuh ancaman, "Sudah dikonfirmasi kebenarannya?""Aku sudah memeriksanya dua kali dan yakin kabarnya benar!" Sheva juga tidak menyangka inilah hasilnya, "Pasukan Yeager milik negara dan nggak ada hubungannya dengan Falcon."Awalnya, Sheva juga curiga itu adalah Falcon.Meski berbagai hasil investigasi belakangan ini menunjukkan tidak ada hubungan antara Falcon dan pembunuh lebih dari 20 tahun lalu, Sheva selalu merasa Falcon bukanlah orang biasa.Apalagi setelah mengetahui dia dan Adis adalah saudara kembar.Secara keseluruhan, pria itu

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 181

    "Aku nggak pernah menyentuh Mia!"Yang terjadi tiga tahun yang lalu tidak masuk hitungan.Itu juga terjadi tanpa sepengetahuannya, jadi Leon tidak berbohong.Leon merasa sudah waktunya untuk memberi tahu Violet, "Violet, aku nggak cuma nggak pernah menyentuh Mia, perasaanku padanya juga nggak ....""Kak ...."Suara ketakutan Loren di luar pintu menyela ucapan Leon yang belum selesai.Mendengar Loren sudah bangun, Violet buru-buru keluar tanpa memedulikan hal lainnya.Leon, "..."Dia hanya ingin mengungkapkan perasaannya kepada Violet, tetapi mengapa dia selalu disela?Sepasang alisnya berkerut, dia juga keluar dari kamar sambil menahan rasa sakit.Bagaimanapun, dia akan berada di sini dalam beberapa hari ke depan, jadi lebih baik cari waktu lain.Akan tetapi, Violet sama sekali tidak memberinya waktu. Setengah jam kemudian, dia siap naik helikopter yang datang menjemputnya.Melihat Loren yang tidak peduli dengan kepergiannya, Leon berjalan mendekat dan berkata dengan suara rendah, "Kam

  • Sayang, Yuk Balikan   Bab 180

    Membiarkannya berbaring di atas kasur dan bersiap untuk melakukan operasi sederhana padanya.Hanya ada beberapa obat tradisional yang bisa membantu Loren menghilangkan bekas luka di sini, tetapi sama sekali bukan obat penghilang rasa sakit atau anestesi.Tadi dia juga menyuruh Leon untuk menahannya saat mengeluarkan selongsong peluru untuknya, jadi kali ini juga sama.Harus dikatakan daya tahan Leon cukup baik dan tidak bersuara selama seluruh proses. Kalau bukan karena butiran keringat yang jatuh di dahinya, Violet curiga pria ini sama sekali tidak merasakan sakit.Akhirnya pendarahan berhenti setelah menyambung kembali pembuluh darah yang pecah. Setelah dibalut kembali, Violet hendak berbalik dan mengemasi barang-barangnya sebelum tubuhnya diputar dan ditekan oleh Leon."Kenapa, mengira hidupmu terlalu panjang?" Kali ini Violet tidak menunjukkan reaksi yang terlalu berlebihan, tetapi suaranya sangat dingin."Diam!""..." Kalau bukan suaranya yang terlalu lama, Violet menjamin akan me

DMCA.com Protection Status