Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Kecurigaan Guru Sanjaya

Share

Kecurigaan Guru Sanjaya

last update Last Updated: 2024-10-29 11:11:44

Diam-diam, Arya berlatih dengan mengunakan kitab yang diberikan pemuda misterius lewat mimpinya.

Arya tahu perduli akan hari yang dingin, dan memilih untuk latihan di dalam hutan yang cukup luas itu.

Hingga saat malam hari datang, barulah Arya kembali ke pondok Sanjaya, itu pun hanya sekedar untuk istirahat saja.

"Hari ini sungguh melelahkan!" ucap Arya.

Namun, dengan menggunakan kitab itu sebagai acuan untuk berlatih, Arya merasakan kalau dia mendapatkan peningkatan yang nyata.

Kitab itu memang mengajarkan semuanya dari nol, hingga Arya merasa kalau semua yang dia latih saat ini benar-benar memulai dari awal lagi.

Saat pagi hari, sebelum orang-orang yang menggangunya muncul, Arya kembali masuk ke dalam hutan, dan berlatih dasar-dasar ilmu kanuragan.

"Sebelum guru kembali, aku sudah harus tuntas dalam latihan dasar ini!" ucap Arya.

Semua latihan dasar di kitab itu dipelajari oleh Wira, dari latihan memperkuat otot bawah, hingga semua ototnya dia latih.

Dalam waktu satu purnama, terlihat perbedaan yang nyata pada tubuh Arya, yang mana ototnya yang awalnya biasa saja, kini telah tumbuh, dan jika ada yang melihat itu, pasti akan banyak yang heran.

"Ini sungguh kitab yang hebat!" puji Arya karena dia merasakan perbedaan setelah berlatih dibawah bimbingan kitab itu.

Hanya dalam satu purnama, Arya telah selesai dalam tahap dasar-dasar ilmu kanuragan, dan dia akan masuk ke jurus awal dari kitab itu.

"Hari akan malam, sebaiknya aku istirahat! Besok aku akan lanjutkan latihanku!" kata Arya.

Bocah itu memilih untuk kembali ke pondok Sanjaya, dan menunggu besok hari karena dia akan memulai latihan ilmu kanuragan.

Saat Arya masuk ke pondok, hidungnya mencium bau makanan, dan wajah bocah itu tahu kalau gurunya pasti telah kembali.

Namun, itu jelas membuat semua rencana Arya berantakan, karena dia akan berlatih besok, dan jika gurunya ada di pondok itu mungkin dia tak akan bisa berlatih untuk sementara waktu.

"Kau dari mana, Arya?" tanya Guru Sanjaya yang baru kembali dari misinya.

"Aku baru latihan di pinggiran hutan, Guru!"

"Pinggiran hutan?"

"Iya, guru! Jika aku latihan di sini, murid-murid yang ini akan ganggu diriku!" jawab Arya.

"Maafkan guru yang tak bisa menjagamu, Arya!" kata Sanjaya.

Namun, saat Sanjaya melihat ke arah Arya, dia melihat ada perubahan besar pada muridnya itu.

Otot tubuh Arya benar-benar telah berubah, padahal selama satu tahun dibawah bimbingan Sanjaya, Arya tak berubah seperti yang dia lihat saat ini.

"Latihan apa yang dilakukan oleh, Arya? Apa mungkin dia berlatih dengan cara yang lain?" gumam Sanjaya.

Guru dari Arya itu jelas curiga, karena baginya peningkatan yang dialami oleh Arya sungguh sesuatu yang tak biasa.

"Arya, duduklah, ada yang ingin guru tanyakan padamu!" kata Sanjaya.

Arya tahu, gurunya pasti curiga padanya, karena itu Arya memikirkan cara agar gurunya tak curiga padanya.

"Latihan apa yang kau jalani, Arya?" tanya Guru Sanjaya.

Pertanyaan itu mungkin pertanyaan biasa, namun jika Arya salah menjawab, maka gurunya pasti akan marah padanya.

Apalagi Sanjaya tahu, Arya bukan murid yang memiliki bakat seperti murid lain yang ada di perguruan itu, karena itulah dia benar-benar curiga.

Ditambah Arya berlatih di pinggiran hutan, Sanjaya takut, Arya berlatih dibawah bimbingan siluman yang ada di hutan itu.

"Arya berlatih sesuai dengan bimbingan dari guru!" jawab Arya.

"Benarkah itu?" tanya Sanjaya.

"Iya, guru! Aku berlatih sesuai dengan arahan dan petunjuk dari guru!" jawab Arya.

Sanjaya jelas tak percaya akan hal itu, dan dengan sedikit kasar, Sanjaya menarik tangan Arya, dan memeriksa tubuh bocah itu.

"Tidak ada! Di tubuhnya tidak ada aura siluman!" gumam Sanjaya dan melepaskan tangan Arya.

Namun, tatapan mata Sanjaya masih terus tertuju pada Arya, dia masih tak lepaskan rasa curiga pada bocah itu.

"Tunjukkan pada guru latihan yang kau lakukan!" kata Sanjaya.

"Baik, guru!"

Keduanya keluar, dan sama-sama turun dari pondok, dan keduanya berada di halaman belakang pondok Sanjaya.

"Lakukan!" kata Sanjaya.

Arya tidak ragu, dan menujukkan latihan yang diajarkan oleh Sanjaya padanya, dan latihan dasar itu memang benar-benar jauh lebih mantap dari saat latihan Arya yang pertama kalinya.

"Kau meningkat, Arya!" kata Sanjaya.

"Iya, guru! Mungkin guru sudah jarang melihat Arya latihan, hingga guru tak tahu peningkatan yang Arya alami!" kata bocah itu.

Sanjaya terdiam, dan sadar kalau dia memang selama ini sangat jarang berada di perguruan matahari, hingga dia jarang mendidik Arya secara langsung.

"Guru yang salah!" ucap Sanjaya.

Arya melepaskan napas lega, karena kecurigaan gurunya sepertinya sudah hilang, dan itu membuat Arya selamat untuk saat ini.

"Kau sudah melewati latihan dasar, dan sudah semestinya kau belajar ilmu kanuragan, Arya!" kata Sanjaya.

"Benarkah itu, guru?" tanya Arya pura-pura bodoh.

Padahal jika saja Guru Sanjaya tidak kembali, dia akan memulai latihan yang baru, yaitu berlatih ilmu kanuragan dengan jurus tangan kosong.

"Arya, kau menyukai jurus tangan kosong, atau jurus pedang?" tanya Sanjaya.

"Sepertinya aku lebih suka jurus tangan kosong, guru!" jawab Arya.

"Kalau begitu, kau harus berlatih lebih keras Arya, jurus tangan kosong membutuhkan kekuatan pada tangan!" kata Sanjaya.

Setelah itu, Sanjaya berjalan ke arah sebuah pohon di belakang pondok itu.

"Lihat kekuatan tangan kosong, guru!" kata Sanjaya.

Bammmmmmm!!

Sanjaya memukul pohon itu, tanpa menggunakan sedikit pun tenaga dalam, namun hasilnya sungguh membuat mata Arya terbelalak.

Kulit pohon itu langsung koyak, dan semua itu dilakukan tanpa sedikit pun tenaga dalam.

"Jika kau menyukai ilmu tangan kosong, perkuat tangan dan kakimu, keduanya harus seperti besi karena itu yang menentukan kemampuan seorang pendekar tangan kosong, Arya!" kata Sanjaya.

"Baik, guru! Aku akan berlatih lebih keras lagi!" kata Arya.

"Untuk beberapa hari ini, guru masih akan berada di perguruan ini, dan guru akan tunjukkan padamu, dasar-dasar dari ilmu kanuragan perguruan ini!"

"Arya paham, guru!" kata bocah itu.

Arya sesungguhnya tidak ingin melakukan hal itu, namun dia tak memiliki pilihan, dia tak ingin gurunya curiga jika dia menolak keinginan gurunya itu.

"Kalau begitu, mari kita masuk, kau harus istirahat, karena besok kau akan mulai latihan yang sesungguhnya! Latihan yang akan menyiksa kedua tanganmu!" kata Sanjaya.

Arya angguk kepala, dan mengikuti Sanjaya yang masuk ke dalam pondok di pinggiran perguruan itu.

Namun, sesekali Sanjaya masih tetap melirik pada Arya, karena dia masih cukup yakin kalau ada hal yang mencurigakan dari muridnya itu.

"Aku harus cari tahu, latihan apa yang dilakukan oleh Arya?" gumam lelaki itu.

Namun, Guru Sanjaya tak tahu, Arya juga memiliki rencana lain, yang menurut Arya, itu akan memupus kecurigaan gurunya kepada dirinya.

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Latihan Perkuat Tangan

    Saat pagi hari, sebelum Arya bangun dari tidurnya, Sanjaya mengumpulkan banyak batu. Dari batu kecil hingga batu besar, yang mana semua batu itu dikumpulkan di belakang pondoknya. Suara batu-batu yang dikumpulkan, itu membangunkan tidur, Arya, dan bocah itu keluar dan melihat semua batu itu. "Guru, untuk apa semua batu ini?" tanya Arya. "Batu ini akan jadi sasaran latihanmu, Arya!""Batu jadi sasaran latihan?" kata Arya bingung. "Iya! Seperti yang sudah guru katakan kemarin, kau harus memperkuat kedua tangan dan kakimu bukan?""Terus?" Sanjaya tidak menjawab, namun dia menuju ke arah sebuah batu, dan langsung memukul batu itu, dan ia melakukan itu kembali tanpa tenaga dalam. Bammmmmmm!!Batu sasaran pukulan Sanjaya langsung hancur, dan itu terlihat di mata Arya. "Dengan hancurkan batu ini dengan pukulan, maka itu akan memperkuat tinjumu!" kata Sanjaya. Setelah itu, Sanjaya memegang erat sebuah batu, dan dengan satu kali tekan saja, batu itu hancur."Ini akan memperkuat peganga

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sang Penghancur Langit    Ketidakadilan Ketua Perguruan

    Aura di tubuh Arya semakin menakutkan saat amarah ditubuhnya semakin tak bisa Arya tahan, dan itu membuat tiga orang yang menganggunya mulai menujukkan wajah yang pucat. "Kabur!" teriak Boim dan langsung balik badan sebelum dua rekannya mengikuti dirinya untuk kabur. Arya yang masih marah, merasa heran akan hal itu, namun ia tak sadari semua itu, tak sadari kalau tubuhnya mengeluarkan aura yang sangat menakutkan."Aku selamat, aku harap mereka tak lagi ganggu diriku," ucap Arya dan terduduk lemas di atas batu-batu yang berada di belakang pondok Sanjaya itu. Namun itu hanya sesaat saja, karena Arya langsung bangkit."Aku harus lebih kuat, jika tidak, aku akan selamanya berada dalam siksaan mereka!" ucap Arya. ***Perguruan Matahari, merupakan salah satu perguruan yang memiliki nama yang cukup besar di dunia persilatan.Saat ini, Perguruan Matahari dipimpin oleh Ki Badrun, seorang pendekar dengan tingkatan pendekar dewa tahap tiga.Namun, sesungguhnya tingkatan Ki Badrun itu hanya t

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sang Penghancur Langit    Terusir

    Dengan tubuh yang penuh luka, Arya masuk ke dalam pondok Sanjaya, dan ia berbaring untuk sesaat di dalam pondok itu. Namun, Ki Badrun masuk, dan menarik tubuh pemuda berusia lima belas tahun itu."Apa lagi yang kau tunggu? Pergi dari sini!" teriak Ki Badrun."Aku akan menunggu Guru Sanjaya, kembali!" jawab Arya. "Tidak perlu! Di sini, atau tidaknya Sanjaya, kau akan tetap terusir dari sini!" bentak Guru Badrun.Bahkan dengan kasar, Ketua perguruan matahari itu menyeret tubuh Arya hingga sampai di belakang pondok Sanjaya itu. "Pergi dari sini!" teriak Ki Badrun dan lemparkan tubuh Arya hingga terlempar jauh. Arya hanya bisa menahan rasa sakit di tubuhnya, dan dengan menahan semua rasa sakit itu, Arya berjalan untuk menuju pintu keluar Perguruan itu. "Jangan coba-coba untuk lewat dari pintu Perguruan, pergi lewat hutan!" kata Ki Badrun lagi. Arya hanya bisa menarik napas, dan setelah itu, kaki mungil anak itu masuk ke dalam hutan, dan itu membuat Ki Badrun tersenyum puas. "Dengan

    Last Updated : 2024-11-05
  • Sang Penghancur Langit    Guru Yang Marah

    "Mungkin Tandui, tahu sesuatu tentang kepergian, Arya?" kata Sanjaya dan begitu dia keluar dari ruangan Ki Badrun dia langsung menuju ke rumah Guru Tandui, salah satu guru di perguruan matahari itu. "Arya, sesungguhnya kau ada dimana?" gumam Sanjaya menjadi gelisah."Selamat datang kembali, rivalku!" kata guru Tandui pada Sanjaya. Menyambut kedatangan orang yang dia anggap sebagai saingan di perguruan itu. "Kita sudah berumur Tandui, jangan anggap aku rival mu lagi!" kata Sanjaya."Sampai kapanpun kau adalah rival ku!" kata guru Tandui."Terserah padamu, Tandui. Eh, apa kau tahu muridku pergi kemana?" tanya Sanjaya."Mengenai itu ... !"Sanjaya melihat guru Tandui menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Dan itu membuat Sanjaya curiga. "Ada apa, Tandui?" tanya Sanjaya."Muridmu mengacau!" kata Tandui."Mengacau? Apa maksudnya?" tanya Sanjaya."Setelah kepergianmu, dia membuat kekacauan di perguruan ini, dan setelah itu dia pergi, mungkin dia malu!" kata guru Tandui."Benarkah itu, Tand

    Last Updated : 2024-11-06
  • Sang Penghancur Langit    Pusaka Pedang Urat Petir

    Arya masih diam dan melihat saat Cahaya biru itu memancar dari kitab ilmu kanuragan yang diberikan padanya. Dan pada saat itulah sesuatu terjadi pada kitab itu, yang mana perlahan-lahan muncul sebuah pedang pusaka yang memiliki pamor yang sangat menakutkan. "Tidak mungkin!" kata Arya dan mendekat ke arah pedang itu. Jledaaarrrrrrr!!!Suara ledakan yang begitu dahsyat terdengar saat Arya memegang gagang pedang itu, dan itu sungguh suara ledakan yang sangat dahsyat."Apa maksudnya ini?" tanya Arya, dan masih terus pegangi gagang pedang yang baru saja keluar dari kitab pusaka itu. Bahkan, tanpa ragu, Arya mencabut pedang itu, dan pamor yang begitu kuat pun dirasakan oleh Arya keluar dari pedang itu. Jledaaarrrrrrr!Suara ledakan yang lebih keras lagi terdengar, dan itu lebih keras dari ledakan yang sebelumnya."Pedang urat petir!" ucap Arya membaca nama pedang itu di bilah pedang yang baru saja dia cabut itu. Hanya sesaat saja tulisan itu ada di bilah pedang itu, karena setelah itu

    Last Updated : 2024-11-06
  • Sang Penghancur Langit    Ketakutan Golongan Hitam

    Di Utara kerajaan lingga, tepatnya di hutan rimba daun, hutan yang penuh dengan kelelawar yang sudah hidup ratusan tahun.Di tengah hutan yang lebat itu berdiri sebuah perguruan hitam yang cukup ditakuti di dunia persilatan. Perguruan Walet Merah."Apa ini?" gumam Ki Hasta, pendekar berjuluk Iblis Walet itu mendapatkan sebuah petunjuk yang membuat keringat di tubuhnya mengucur dengan deras."Tubuh petir? Pemilik kitab pusaka legendaris?" gumam Ki Hasta.Ki Hasta merupakan tokoh sesat yang sudah berusia ratusan tahun, dan sudah melewati generasi demi generasi.Dengan kemampuan tenaga dalam yang tinggi, Ki Hasta mampu menekan ketuaan pada dirinya. Meskipun saat ini dia terlihat berusia tujuh puluhan tahun, sesungguhnya usianya sudah lebih dari dua ratus tahun."Ini tidak dapat dibiarkan, bisa-bisa dunia hitam akan dihancurkan olehnya!" kata Ki Hasta, ketakutan.Tidak hanya petunjuk tentang pemilik tubuh petir, meskipun wajahnya tidak terlihat, Ki Hasta juga menemukan letak keberadaan pe

    Last Updated : 2024-11-07
  • Sang Penghancur Langit    Menyerang Perguruan Matahari

    "Kita serang Perguruan Matahari dari tiga arah mata angin, aku akan dari sisi selatan!" kata Ki Hasta."Aku dari sisi barat!""Baik, aku akan dari sisi timur, pintu masuk perguruan itu," kata Nyai Kedasih.Tiga ketua perguruan hitam itu sudah mendekati Perguruan Matahari, dan berpisah menuju arah serangan yang sudah mereka sepakati.Ki Hasta, ketua Perguruan Walet Merah terlebih dahulu membawa semua muridnya menuju sisi selatan, meninggalkan Ki Gering dan Nyai Kedasih."Apa kau percaya padanya, Nyai?" tanya Ki Gering."Aku tidak tahu, tapi aku setuju karena aku benci pada Ki Badrun, ketua perguruan matahari," jawab Nyai Kedasih."Jadi itu alasanmu, ikut menyerang perguruan ini?" tanya Ki Gering."Iya, aku tidak terlalu yakin dengan firasat Ki Hasta," ucap Nyai Kedasih.Ki Gering diam, dia terpaku melihat Nyai Kedasih yang sudah meninggalkan dirinya, membawa semua murid perempuan yang dia bawa dari perguruannya.Kini tinggal Ki Gering dan semua murid perguruan yang dia bawa."Kenapa gu

    Last Updated : 2024-11-07
  • Sang Penghancur Langit    Datangnya Bantuan

    "Bagaimana ketua Badrun? Apa kau akan tetap tak mengatakan dimana pemilik tubuh petir itu?" tanya ketua hasta."Sudah aku katakan, aku tidak tahu menahu tentang tubuh petir yang kau katakan itu," teriak Ki Badrun.Hiaaaaatttt!!Ki Badrun sudah mencabut pedangnya, dan saat dia alirkan tenaga dalam, pedangnya mengeluarkan cahaya merah. Itulah pamor dari pedang matahari.Ki hasta hanya tersenyum, meskipun mereka berasal dari jaman yang sama, tapi kemampuan ku hasta masih berada satu tingkat di atas Ki Badrun."Senjata mu akan segera tumpul!" kata Ki hasta.Wutttt ... whuuutt ... whuttttt..!!Ki Hasta memutar senjatanya, sebuah senjata berupa tongkat panjang dimana di ujung memiliki ukiran burung walet."Tidak akan aku biarkan!"Ki Badrun mulai gunakan jurus pedang matahari, jurus yang menggunakan kekuatan panas sebagai inti dari serangannya.Tapi Ki Hasta bukan tidak tahu semua itu, dan menunggu serangan Ki Badrun.Tranggggg!!Dua senjata andalan mereka beradu, dan tangan Ki Badrun berge

    Last Updated : 2024-11-08

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Perjanjiannya Hutang

    "Pergilah! kami tidak ingin membunuhmu!" kata Ki Hura."Membunuhku? Aku tidak ada urusan dengan kalian, tapi dengan pemilik kedai ini!" ucap Arya.Arya menatap Wardana dengan pandangan yang penuh dengan pertanyaan."Apa perjanjian antara paman, dengan juragan Bentra?" tanya Arya."Perjanjian kami aku akan bayar setelah dua belas purnama, dan sampai waktu itu tiba, aku harus bayar bunganya tiap bulan!" jawab Wardana."Sudah berapa purnama berjalan, paman?" tanya Arya."Kalau tidak salah, baru delapan purnama!" jawab Wardana."Anda yang salah juragan, saat ini paman Wardana hanya wajib membayar bunga, belum semua hutangnya!" kata Arya dan berbalik kepada juragan Bentra."Aku tidak peduli, aku ingin dia bayar semuanya, lagian siapa kau? Apa urusanmu?" kata juragan Bentra sinis."Aku siapa? Aku yang memberikan modal untuk paman Wardana untuk membuka kembali usahanya, jika kau meminta semua modalnya, sudah pasti kami akan rugi!" jawab Arya."Apa? Kau yang memberikan modal? Apa kau tidak sa

  • Sang Penghancur Langit    Pelanggan Pertama

    "Masalah apa antara kita?" tanya Arya."Kirana!" "Jadi ini karena gadis itu? Apa kalian utusan juragan Bentra?" tanya Arya."Bukan urusanmu, sekarang kami minta kau pergi dari kota ini, atau kau akan babak belur!" ancam mereka.Plakkkkkk!!Arya tidak ingin bicara lebih lama, Arya langsung menampar wajah salah satu pemuda itu hingga berputar bagaikan gasing."Bagaimana mungkin?"Bammmmmmmmm!!Arya memberikan pukulan pada orang Kedua, dan langsung jatuh karena merasakan perutnya bagaikan diaduk dalam bejana.Bukkkkkk!!Arya angkat kakinya, dan sebuah tendangan ke dagu orang yang ketiga membuat ketiga orang itu menyerah tanpa perlawanan.Arya jongkok di depan orang yang mengancamnya."Jika kalian masih berani menunjukkan wajah kalian dihadapanku, maka bukan hanya luka yang aku berikan, tapi kematian, ingat itu!" kata Arya balik mengancam.Setelah itu Arya meninggalkan tempat itu, dan memilih kembali ke rumah Wardana, dia sedikit khawatir karena dia sudah diancam, dan memiliki hubungan d

  • Sang Penghancur Langit    Modal Untuk Wardana

    "Membantu! Dengan apa Arya?" tanya Kirana."Sudah, kau tidak perlu cemberut lagi, ayo kita ke rumahmu, aku akan membantu kalian!" kata Arya."Tapi?" kata Kirana."Atau kau memang suka lelaki tua itu?" goda Arya."Jaga mulutmu!" kata Kirana.Arya dan Kirana memasuki kota Gambalang, dan beberapa pasang mata melihat kedatangan Arya dan Kirana yang seperti terlihat sepasang kekasih di hadapan mata banyak orang."Siapa pemuda itu?""Mana aku tahu!" "Kita beritahu pada juragan Bentra, pasti juragan tidak akan suka ada yang berani dekati gadis yang dia inginkan.""Kau benar! Tapi apa dia akan memberikan pekerjaan memberikan pelajaran pada kita?" tanya rekannya."Semoga saja iya!" ucap rekannya.Arya dan Kirana terus berjalan hingga mereka sampai di rumah Kirana, dan mata Wardana begitu tajam menatap Arya, seolah menatap dengan penuh tanda tanya."Saya Arya, paman!" kata Arya memperkenalkan dirinya sebelum Wardana bertanya."Aku tidak ingin tanyakan siapa namamu, tapi aku ingin tanyakan apa

  • Sang Penghancur Langit    Gadis Pembayar Hutang

    "Kirana putriku, maafkan ayah! tapi ayah sungguh tidak tahu lagi, apa yang harus ayah lakukan!" kata lelaki itu meminta maaf pada putrinya itu."Kenapa tidak ayah saja yang gantikan, Kirana!" ucap gadis itu."Jika saja nyawa bisa gantikan, maka akan ayah lakukan, putriku!" kata ayahnya.Lelaki itu adalah Wardana. Lelaki yang dahulu adalah seorang pedagang di kota Gambalang, tapi usahanya hancur, dan mau tidak mau dia harus meminta pinjaman pada juragan Bentra.Juragan Bentra tahu jika Wardana memiliki seorang gadis yang cantik, dan dia dengan senang hati memberikan pinjaman itu, dengan bunga yang tidak tinggi.Tapi meskipun Wardana sudah berusaha keras, tetap saja usahanya gagal. Dan kini, tenggak waktu pembayaran bulanan sudah mulai mendekati waktunya, Wardana tidak tahu harus mencari dari mana lagi.Wardana sesungguhnya tidak tahu, jika semua kegagalan yang terjadi di usaha itu ada ikut campur dari juragan Bentra, itu karena juragan Bentra sudah inginkan tubuh Kirana, putri Wardana.

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Gunung

    "Hahahaha! Apakah kau sadar diri yang bicara itu anak muda? lihat sekelilingmu? Apa kau tidak lihat jika kami lebih banyak darimu?" bentak pemimpin dari gerombolan yang sudah mengurung Arya.Arya hanya menatap sinis, dan tak memandang sedikit jika gerombolan orang itu akan memberikan dia hadangan.Haaaaaaaaaaa!!Arya keluarkan tenaga dalam yang besar, dan itu mengejutkan mereka semua."Siapa anak muda ini?" ucap pemimpin gerombolan itu pucat. Bahkan tanpa sadar kakinya mundur ke belakang."Ketua Hosun, bagaimana ini? Dia sangat kuat!" ucap anak buah gerombolan bandit gunung."Kita salah memilih korban!" kata ketua Hosun."Jadi apa yang akan kita lakukan?""Untuk apa kau tanyakan itu? Bukankah sudah sering seperti ini, jika menemukan lawan yang kuat, kita memilih mundur!" jawab ketua Hosun."MUNDUR ... CARI TEMPAT YANG MEMBUAT KALIAN HIDUP!" teriak ketua Hosun pada seluruh anak buahnya.Arya kaget, tidak dia sangka jika ketua dari kelompok bandit gunung itu akan memilih kabur.Huppppp!

  • Sang Penghancur Langit    Dendam Ki Beling

    Berkali-kali Ki Beling menyerang dengan tendangan dan pukulan, tapi tidak ada satupun serangan yang mampu melukai dan mengenai Arya.Haaaaaaaaaaa!!Dan setiap Arya menyerang balik, maka Ki Beling akan kewalahan menahan setiap serangan Arya.Plakkkkkk!!Satu jotosan Arya mengenai ulu hati Ki beling, dan kakek tua itu terjungkal ke belakang."Kurang ajar! Bocah ini sangat kuat, aku tidak akan mampu menghadapi dia saat ini.Hiaaatttt!!Ki beling melepaskan satu pukulan jarak jauh, dan itu bukan mengarah pada Arya, tapi pada Wanto."Wanto!! menghindar!" teriak Arya.Tapi Arya melihat jika Wanto tidak akan mampu mengindari pukulan itu.Whusssssssss!!Arya bergerak cepat, dan menubruk tubuh Wanto agar pemuda itu terhindar dari serangan Ki Beling."Ini yang aku tunggu!" gumam Ki beling.Huppppp!!Ki beling mencoba ambil langkah seribu, tapi wajahnya pucat pasi saat Arya sudah ada di hadapannya."Bagaimana mungkin? Kapan dia bergerak?" gumam Ki beling.Bammmmmmmmm!!Saat Arya memberikan seran

  • Sang Penghancur Langit    Guru Yang Baik

    Sosok itu kaget karena merasakan getaran dari suara Arya, sosok itu menoleh dan anak muda itu bisa melihat jika sosok itu memiliki wajah yang menyeramkan, menakutkan dan pastinya akan membuat orang ketakutan."Aku tak yakin jika dia siluman! Aku tidak merasakan aura siluman dari orang ini, dia pasti manusia yang menyamar!" gumam Arya.Huppppp!!Arya melompat ke arah atap, dimana makhluk yang seperti siluman itu berada. Dan mendarat tak jauh dari sosok yang menjadi siluman itu."Kau bukan siluman!" kata Arya menunjuk sosok itu.Sosok itu menatap Arya dengan dalam, dan jelas Arya melihat mata manusia pada sosok itu."Siapa kau?" tanya Arya.Haaaaaaaaaaa!!Sosok itu bergerak, dan memberikan satu serangan pada Arya, tapi Arya dengan cepat bergerak menghindar dari serangan itu."Sudah pasti kau bukan siluman!"Arya mendarat, dan langsung memberikan serangan balasan pada sosok itu.Plakkkkkk!!Dua tangan mereka beradu, dan itu membuat tubuh makhluk itu terlempar ke belakang."Kurang ajar!"

  • Sang Penghancur Langit    Perguruan Pengungsi

    Arya menatap ke arah datangnya anak panah itu, dan merasakan energi lebih dari satu orang berada tidak jauh dari tempat Arya istirahat."Aku tidak ingin membuat masalah, aku hanya seorang pengelana!" teriak Arya.Whusssssssss!!Jawaban dari teriakan Arya adalah belasan anak panah yang melesat dengan kecepatan yang tinggi. Anak panah itu diluncurkan dengan bantuan tenaga dalam.Tapi, hanya dengan tangannya sudah sudah mampu menyapu anak panah itu hingga rontok ke tanah."Sudah aku katakan aku tidak ingin ada masalah!" teriak Arya lagi.Kali ini tidak ada jawaban, bahkan Arya merasakan jika orang-orang yang menyerangnya menjauh dan pancaran energi mereka hilang tak berbekas."Sialan! Mereka kabur!" ucap Arya.Arya menatap ke langit, dan dia merasa jika hari akan segera petang."Sebaiknya aku melihat apa ada pemukiman penduduk di sekitar hutan ini," kata Arya."Gondola, kau bersantai dulu disini, aku akan mencari tempat untukku!" kata Arya pada kuda gondola.Arya berjalan santai, tapi te

  • Sang Penghancur Langit    Permainan Ketua Harsah

    Ki sepat langsung berbalik saat dengar suara itu. "Aku sudah yakin jika yang datang itu adalah dirimu, Ki Rembang!" kata Ki sepat dan berjalan ke arah Ki Rembang."Hahahaha! Tenyata dirimu, sepat!" kata Ki Rembang yang mengenal Ki sepat.Dua orang yang datang dari jaman yang sama itu berpelukan, karena terlalu lama mereka tidak bertemu."Jika aku tahu kau membuat perguruan disini, sudah pasti aku akan sering singgah, sepat. Aku hampir dua atau tiga purnama selalu datang ke kota ini!" kata Ki Rembang."Datang ke kota ini? Untuk apa?" tanya ku sepat."Adipati adalah menantuku, Andini adalah cucuku!" jawab Ki Rembang."Sungguh?" tanya Ki sepat tidak percaya."Iya, untuk apa aku berdusta!" jawab Ki Rembang.Setelah basa-basi itu semuanya diam."Kau tadi mengatakan jika ada seseorang yang ingin hancurkan menantuku, dan ingin kuasai kota, siapa yang kau maksud, Sepat?" tanya Ki Rembang."Saat ini masih diselidiki muridku, Danu. Yang aku curigai adalah juragan Handoko, dia memiliki akses ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status