Beranda / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Pusaka Pedang Urat Petir

Share

Pusaka Pedang Urat Petir

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-06 11:48:28

Arya masih diam dan melihat saat Cahaya biru itu memancar dari kitab ilmu kanuragan yang diberikan padanya.

Dan pada saat itulah sesuatu terjadi pada kitab itu, yang mana perlahan-lahan muncul sebuah pedang pusaka yang memiliki pamor yang sangat menakutkan.

"Tidak mungkin!" kata Arya dan mendekat ke arah pedang itu.

Jledaaarrrrrrr!!!

Suara ledakan yang begitu dahsyat terdengar saat Arya memegang gagang pedang itu, dan itu sungguh suara ledakan yang sangat dahsyat.

"Apa maksudnya ini?" tanya Arya, dan masih terus pegangi gagang pedang yang baru saja keluar dari kitab pusaka itu.

Bahkan, tanpa ragu, Arya mencabut pedang itu, dan pamor yang begitu kuat pun dirasakan oleh Arya keluar dari pedang itu.

Jledaaarrrrrrr!

Suara ledakan yang lebih keras lagi terdengar, dan itu lebih keras dari ledakan yang sebelumnya.

"Pedang urat petir!" ucap Arya membaca nama pedang itu di bilah pedang yang baru saja dia cabut itu.

Hanya sesaat saja tulisan itu ada di bilah pedang itu, karena setelah itu, tulisan itu perlahan-lahan mulai memudar dan akhirnya hilang tanpa bekas.

"Apakah ini pasangan dari jurus-jurus yang aku pelajari selama ini?" kata Arya dan melihat ke arah pedang pusaka yang baru saja dia dapatkan itu.

Haaaaaaaaaaa!!

Arya alirkan tenaga dalam, dan luar biasanya, pedang itu merespon dengan menujukkan cahaya biru yang sungguh sangat kuat.

"Ini dia, tidak salah lagi! Ini yang aku butuhkan!" kata Arya karena memang dia belajar ilmu pedang hanya dengan kayu yang dia buat seperti pedang.

Tapi dengan adanya pusaka yang baru itu, membuat Arya kini akan lebih mudah untuk belajar ilmu kanuragan, dan juga untuk menyempurnakan ilmu pedang yang saat ini sedang dia pelajari.

"Dengan pedang ini, maka semuanya akan lebih mudah, dan aku pastikan kalau aku akan menguasai semua jurus pedang ini!" kata Arya.

Ada keyakinan besar di mata anak muda itu, dan keyakinan itu juga karena pedang baru yang dia miliki, semua yang dia dapatkan sunguh memberikan dirinya keyakinan yang baru.

***

Dunia persilatan yang begitu luas, dan memiliki banyak misteri yang tak mungkin bisa dibuka semuanya.

Bahkan pendekar terkuat sekali pun belum tentu mampu mengarungi luasnya dunia persilatan, dan dunia mayapada ini.

Para pendekar yang berada di dunia persilatan, selai berlomba-lomba untuk menjadi yang terkuat, dan menjadi yang terbaik.

Karena hal itulah, ada tingkatan-tingkatan yang harus dilewati oleh seorang pendekar demi bisa mencapai posisi tertinggi di dunia persilatan.

Tingkat paling lemah dari semua tingkatan kependekaran, yaitu pendekar pemula.

Setelah itu, tingkatan pendekar ahli, dan dilanjutkan dengan tingkatan pendekar perak.

Diatasnya sudah masuk pendekar langit, dan pendekar raja. Tapi ini masih termasuk tingkatan yang biasa saja.

Pendekar raja langit, adalah tingkatan pendekar kelas menengah, dan tingkatan ini juga memiliki beberapa tahapan yang harus dilewati untuk bisa mencapainya tingkatan yang lebih tinggi lagi.

Pendekar dewa, dikatakan sebagai pendekar tingkat tinggi, dan saat ini pendekat dewa memang yang terkuat di dunia persilatan.

Namun, masih ada tingkatan yang lebih tinggi, yaitu Pendekar Raja Dewa, namun ini sudah jarang ditemukan di negeri tempat berada Arya hidup.

Tapi tidak bisa dipungkiri kalau para pendekar dewa ini masih ada meskipun bisa dihitung dengan jari.

Tapi sayangnya, mereka memilih untuk menyembunyikan keberadaan mereka, karena sudah merasa tak memiliki tantangan lagi di dunia persilatan.

Selain tingkatan kependekaran itu, ada hal lain yang akan membuat seseorang mencapai puncak dunia persilatan.

Hal lain itu adalah bakat dan potensi yang dimiliki seseorang, karena inilah hal dasar bagi seseorang.

Sekuat apapun seseorang berlatih, jika tanpa bakat dan potensi yang besar, dia tak akan mampu berhasil mencapai puncak di dunia persilatan.

Selain itu, ada satu hal lagi yang menjadi acuan sebagai peningkatan kemampuan seorang pendekar.

Hal itu adalah tulang yang ada pada orang itu, karena tulang juga menjadi salah satu pondasi dasar bagi seorang pendekar.

Arya, dahulu hanya seorang pemuda yang tak memiliki bakat dan potensi, tidak hanya itu, Arya juga memiliki kualitas tulang yang sangat rendah.

Hal itulah yang membuat Ki Badrun langsung memvonis Arya kalau pemuda itu tidak akan pernah menjadi seorang pendekar di masa depan.

Tapi, dengan adanya berkah petir yang diberikan pada Arya, itu membuat tubuh anak muda itu menjadi sangat istimewa, dan sungguh hal yang tak akan terduga oleh Ki Badrun.

Jika saja dia tahu, pasti dia akan memanjakan Arya, dan kemungkinan besar pula, Arya tidak akan berlatih di dalam hutan yang sangat sepi itu.

***

"Luar biasa! Semua petunjuk di kitab ini benar-benar sangat luar biasa!" kata Arya.

Saat ini Arya telah mencapai kualitas tulang yang sangat tinggi, dan semua itu karena Arya terus ikuti petunjuk yang ada di kitab itu.

Kualitas tulang Arya saat ini sudah mampu melawan pendekar ahli tanpa harus gunakan tenaga dalam.

Kualitas tulang memang membuat kekuatan fisik seseorang berlipat ganda, dan itulah yang saat ini sedang dialami oleh Arya.

Di kitab itu dijelaskan bagaimana seseorang untuk mencapai dan meningkatkan kualitas tulangnya, dan semua petunjuk itulah yang diikuti oleh Arya.

Dan yang paling beruntung adalah, hutan yang ditakuti oleh orang-orang itu menyimpan sumber daya yang sangat berlimpah, hingga Arya tak harus susah payah untuk mencari semua bahan-bahan yang dia butuhkan untuk meningkatkan kualitas tulangnya.

Dari buah langka, yang jarang ditemukan, hingga mustika siluman, semua itu berada di hutan itu, dan semua itu seperti disediakan untuk Arya yang berlatih di dalam hutan itu.

"Luar biasa!" teriak Arya dan kepalkan tangannya ke atas.

Bammmmmmm!!

Tanpa ragu, Arya hantam sebuah pohon besar, dan itu tanpa menggunakan sedikit pun tenaga dalam.

Krakkk!!

Pohon itu bergetar kuat, dan tiba-tiba saja tumbang karena kuatnya pukulan dari Arya.

"Hebat!" ucap Arya memuji kemampuan yang ia miliki.

Selain sudah meningkatkan kualitas tulangnya, saat ini Arya juga sudah mencapai tingkatan kependekaran yang cukup tinggi, dan itu membuat ia yakin kalau dia sudah mampu bertahan di dunia persilatan.

"Apakah sudah saatnya aku meninggalkan hutan ini?" ucap Arya dengan wajah yang yakin.

Dengan adanya pedang urat petir, dan juga kemampuan yang meningkat dalam empat tahun, itu membuat Arya merasa yakin kalau dia pasti bisa bertahan di dunia persilatan.

"Mungkin memang sudah saatnya!" kata Arya dan membulatkan keputusan untuk keluar dari dalam hutan itu.

Tanpa ada lagi keraguan, Arya meninggalkan hutan itu, dan mencari jajan untuk datang dari pintu masuk perguruan matahari.

"Aku tidak akan datang dari belakang, tapi aku akan datang dari depan! Perguruan Matahari, dan Guru Sanjaya! Aku datang!" ucap Arya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Penghancur Langit    Ketakutan Golongan Hitam

    Di Utara kerajaan lingga, tepatnya di hutan rimba daun, hutan yang penuh dengan kelelawar yang sudah hidup ratusan tahun.Di tengah hutan yang lebat itu berdiri sebuah perguruan hitam yang cukup ditakuti di dunia persilatan. Perguruan Walet Merah."Apa ini?" gumam Ki Hasta, pendekar berjuluk Iblis Walet itu mendapatkan sebuah petunjuk yang membuat keringat di tubuhnya mengucur dengan deras."Tubuh petir? Pemilik kitab pusaka legendaris?" gumam Ki Hasta.Ki Hasta merupakan tokoh sesat yang sudah berusia ratusan tahun, dan sudah melewati generasi demi generasi.Dengan kemampuan tenaga dalam yang tinggi, Ki Hasta mampu menekan ketuaan pada dirinya. Meskipun saat ini dia terlihat berusia tujuh puluhan tahun, sesungguhnya usianya sudah lebih dari dua ratus tahun."Ini tidak dapat dibiarkan, bisa-bisa dunia hitam akan dihancurkan olehnya!" kata Ki Hasta, ketakutan.Tidak hanya petunjuk tentang pemilik tubuh petir, meskipun wajahnya tidak terlihat, Ki Hasta juga menemukan letak keberadaan pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Sang Penghancur Langit    Menyerang Perguruan Matahari

    "Kita serang Perguruan Matahari dari tiga arah mata angin, aku akan dari sisi selatan!" kata Ki Hasta."Aku dari sisi barat!""Baik, aku akan dari sisi timur, pintu masuk perguruan itu," kata Nyai Kedasih.Tiga ketua perguruan hitam itu sudah mendekati Perguruan Matahari, dan berpisah menuju arah serangan yang sudah mereka sepakati.Ki Hasta, ketua Perguruan Walet Merah terlebih dahulu membawa semua muridnya menuju sisi selatan, meninggalkan Ki Gering dan Nyai Kedasih."Apa kau percaya padanya, Nyai?" tanya Ki Gering."Aku tidak tahu, tapi aku setuju karena aku benci pada Ki Badrun, ketua perguruan matahari," jawab Nyai Kedasih."Jadi itu alasanmu, ikut menyerang perguruan ini?" tanya Ki Gering."Iya, aku tidak terlalu yakin dengan firasat Ki Hasta," ucap Nyai Kedasih.Ki Gering diam, dia terpaku melihat Nyai Kedasih yang sudah meninggalkan dirinya, membawa semua murid perempuan yang dia bawa dari perguruannya.Kini tinggal Ki Gering dan semua murid perguruan yang dia bawa."Kenapa gu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Sang Penghancur Langit    Datangnya Bantuan

    "Bagaimana ketua Badrun? Apa kau akan tetap tak mengatakan dimana pemilik tubuh petir itu?" tanya ketua hasta."Sudah aku katakan, aku tidak tahu menahu tentang tubuh petir yang kau katakan itu," teriak Ki Badrun.Hiaaaaatttt!!Ki Badrun sudah mencabut pedangnya, dan saat dia alirkan tenaga dalam, pedangnya mengeluarkan cahaya merah. Itulah pamor dari pedang matahari.Ki hasta hanya tersenyum, meskipun mereka berasal dari jaman yang sama, tapi kemampuan ku hasta masih berada satu tingkat di atas Ki Badrun."Senjata mu akan segera tumpul!" kata Ki hasta.Wutttt ... whuuutt ... whuttttt..!!Ki Hasta memutar senjatanya, sebuah senjata berupa tongkat panjang dimana di ujung memiliki ukiran burung walet."Tidak akan aku biarkan!"Ki Badrun mulai gunakan jurus pedang matahari, jurus yang menggunakan kekuatan panas sebagai inti dari serangannya.Tapi Ki Hasta bukan tidak tahu semua itu, dan menunggu serangan Ki Badrun.Tranggggg!!Dua senjata andalan mereka beradu, dan tangan Ki Badrun berge

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sang Penghancur Langit    Memilih Mundur

    Arya, yang meninggalkan hutan, menuju ke arah kota Mekar, dan ia merasakan kalau orang-orang yang dia jumpai selama dalam perjalanan memiliki kemampuan yang cukup tinggi.Arya mengambil kitab pusaka yang ada dibalik bajunya."Tapi setelah aku kuasai dengan sempurna kitab ini, aku yakin, aku pasti mampu kalahkan mereka!" ucap Arya. Arya, saat meninggalkan hutan kematian memang belum sepenuhnya kuasai seluruh jurus yang ada di dalam kitab itu.Arya merasa sudah saatnya dia tinggalkan tempat latihannya, dan sambil berkelana Arya akan berlatih dirinya dan juga melatih jurus yang ada di dalam kitab itu.Kitab pusaka itu merupakan kitab yang paling sempurna bagi seorang pendekar yang menggunakan tangan kosong.Selain jurus utama, dalam kitab itu juga ada jurus tapak petir, jurus jari petir dan jurus tangan kosong yang lain, serta jurus pedang yang tak kalah hebatnya. Karena banyaknya jurus yang terkandung dalam kitab tinju pusaka, maka Arya putuskan untuk meninggalkan hutan kematian.Jika

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sang Penghancur Langit    Perintah Ketua Badrun

    Dengan bantuan dari Kuil Suci, keadaan di perguruan matahari mulai kondusif, meskipun itu tidak menutupi jika perguruan itu akan kehilangan pamor di dunia persilatan."Maafkan kami ketua Badrun, kami terlambat datang!" kata Biksu Suci pada ketua besar perguruan matahari.Wajah dari Biksu Suci terlihat tidak bagus, dia merasa sangat bersalah."Tidak, Biksu Suci. Aku malah sangat berterima kasih pada Biksu Suci, jika bukan karena Biksu Suci, mungkin perguruanku sudah rata dengan tanah," kata ketua Badrun.Wajah Biksu Suci tetap saja tidak baik, dia seperti memikirkan sesuatu."Siapa pemilik tubuh petir itu, ya?" ucap Biksu Suci."Aku juga berpikiran sama, Biksu Suci. Ki Hasta mengatakan jika pemilik tubuh petir itu berasal dari perguruan ku ini, padahal aku tidak tahu apa-apa," kata ketua Badrun."Tapi aku merasa ada sesuatu yang berhubungan antara dia dengan perguruan ini, atau mungkin dengan seseorang di perguruan ini," ucap Biksu Suci."Seseorang?" gumam ketua Badrun.Ketua Badrun da

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Sang Penghancur Langit    Si Pengintip

    Dengan mengganti pakaian menjadi warna kuning, Arya berjalan menyusuri ibukota kerajaan Lingga, kota Mawar Putih."Inikah ibukota?' ucap Arya yang begitu kagum dengan kemegahan kota mawar putih. Kota yang bangunannya tertata dengan baik."Tapi kenapa kota ini seperti baru terjadi kekacauan?" gumam Arya.Seperti yang Arya ucapkan, kota Mawar Putih memang baru saja terjadi renovasi di berbagai sudut kota itu, Arya tidak tahu jika kota mawar putih, baru saja terjadi perebutan kekuasaan.Arya duduk di emperan toko yang ada di kota itu, ingin memasuki sebuah rumah makan tapi Arya sudah kehabisan uang."Nasib seorang pendekar memang sangat menyedihkan," ucap Arya.Arya memang tidak memiliki bekal selama perjalanan, dan ia hanya memiliki sedikit koin emas dan semua itu sudah habis saat Arya memulai perjalanan."Hei anak muda! Apa kau seorang pendekar?'Arya menoleh, dan yang ada didekatnya adalah seorang lelaki usia empat puluhan tahun."Hanya pendekar biasa, paman!" jawab Arya."Dari usiamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Arya

    Mahapatih kerajaan Lingga saat ini, Mahapatih Ragajaya. Mahapatih yang terkenal dengan jurus tangan kosongnya."Ada apa Mahapatih? Kenapa tidak bicara saat berada di ruang pertemuan?" tanya raja Sembara karena Mahapatih Ragajaya mengutarakan sebuah ide.Ide Mahapatih itu adalah meminta bantuan dari perguruan gunung emas, perguruan yang merupakan Mahapatih itu berasal."Aku tidak ingin salah satu punggawa kerajaan mengatakan aku mengambil muka, pada yang mulia," kata Mahapatih Ragajaya."Kau benar juga Mahapatih, baik! Aku setuju jika itu memang untuk menjaga putriku!" kata raja Sembara."Iya Mahapatih! Kau juga harus bantu menjaga putri lembayung!" kata ratu Rumi."Pasti yang mulia ratu!" kata Mahapatih Ragajaya dan meninggalkan ruangan pribadi raja Sembara.Mahapatih Ragajaya, sesungguhnya adalah Mahapatih yang baru saja di angkat. Dia bertugas baru satu purnama, dia mulai bertugas setelah Mahapatih sebelumnya mengundurkan diri setelah perang saudara berakhir.Mahapatih Jagaraga awal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Sang Penghancur Langit    Mulai Bergerak

    Ki Banula tiba di istana, dan beberapa prajurit mencoba menghadang dirinya."Aku guru Mahapatih Ragajaya, apakah kalian masih akan hentikan aku?" kata Ki Banula.Prajurit-prajurit yang menghadang Ki Banula diam, pucat dan takut."Si ... silahkan Ki!" kata prajurit yang menghadang langkah Ki Banula."Dasar prajurit tak tahu diri," kata Ki Banula.Ki Banula dengan langkah angkuh berjalan, dan meminta seorang prajurit untuk antarkan dia menuju ruangan Mahapatih Ragajaya."Guru!"Mahapatih itu sangat gembira dengan kedatangan gurunya, dan menyambut dengan hangat."Aku datang untuk memastikan jika kau sudah siap!" kata Ki Banula."Aku memang menunggu guru, sudah siap dari kemarin-kemarin," kata Mahapatih Ragajaya."Bagus! Kapan?" tanya Ki Banula."Dua hari lagi," kata Mahapatih Ragajaya."Apakah semua sudah dalam posisi?" tanya Ki Banula lagi."Sudah guru, semua tinggal menunggu hari saja," jawab Mahapatih Ragajaya.***Setelah pertemuan pertama dengan Arya, Patih Gunindra secara diam-diam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11

Bab terbaru

  • Sang Penghancur Langit    Menjaga Kecurigaan Intan

    Di dalam ruangan Tetua Chu Cai, Ki Barata dan pemilik rumah megah itu duduk dengan posisi yang berhadapan."Sungguh satu keberhasilan karena kita bisa mendapatkan tubuh es bulan!" kata Tetua Chu Cai."Iya, dan aku rasa kau harus mengambil kekuatan es bulan itu, Chu Cai!" kata Ki Barata. "Kau tidak ingin kekuatan di tubuh gadis itu, Barata?" tanya Tetua Chu Cai."Bagaimana mungkin aku tidak inginkan tubuhnya? Namun elemen yang aku miliki tidak bisa memiliki tubuh es bulan itu! Aku memiliki elemen api, dan itu pasti berlainan elemen dengan tubuh es bulan itu!" kata Ki Barata. "Kau benar juga, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Aku tidak ingin melepaskan kesempatannya kita untuk hidup abadi, setelah ini bantu aku menemui seseorang, dia memiliki tubuh petir!" kata Ki Barata. "Pemilik tubuh petir juga sudah terlihat?" kata Tetua Chu kaget. "Iya, dan aku yakin, pemuda itu akan datang kemari! Dia mengenal pemilik tubuh bulan es itu!" kata Ki Barata. "Tenang saja, setelah aku kuasai kemampuan

  • Sang Penghancur Langit    Chu Cai Si Kaya

    Tetua Chu Cai membawa Ki Barata, dan Intan ke sebuah bangunan yang sangat besar, dan megah. Dan itu tak ubahnya sebuah istana yang indah. "Kau tinggal di sini, Chu Cai?" tanya Ki Barata tidak percaya. "Hahahaha, apakah kau pikir aku akan duduk tenang, dan tak mencari harta? Itu tidak mungkin, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Tapi semua ini tidak mungkin bisa kau dapatkan hanya dalam waktu yang singkat!" kata Ki Barata. "Bodoh, tiga puluh tahun bukan waktu yang singkat!" kata Tetua Chu Cai."Tetap saja, untuk kumpulkan harta sebanyak ini tidak mungkin bisa dilakukan hanya dalam waktu tiga puluh tahun saja!" kata Ki Barata."Lupakan soal itu, untuk saat ini kau dan dia tinggal di sini! Anggap ini rumahmu juga!" kata Tetua Chu Cai."Luar biasa!" kata Ki Barata yang masih tidak bisa menutupi rasa kagum akan pencapain Tetua Chu Cai itu.Saat Tetua Chu Cai datang, belasan pelayan datang dan mereka berikan hormat pada Tetua Chu Cai, pemilik rumah besar itu."Siapkan dua kamar di lantai atas!

  • Sang Penghancur Langit    Simbol Tengkorak di Langit

    Dua ekor kuda dengan penunggang kuda yang terlihat adalah pasangan kakek dan cucunya sama-sama memacu kuda mereka dengan kecepatan yang tinggi. Orang yang ada di depan, selemah lelaki tua yang seluruh rambutnya sudah memutih, namun itu tak membuat pergerakan lelaki tua itu dalam mengendalikan kudanya terlihat lemah. Dan di sampingnya, seorang gadis cantik dengan pakaian kuning, dan rambut yang panjang, dia berada tepat di samping lelaki tua itu. Keduanya sama-sama memacu kuda, dan sama-sama menuju ke satu tujuan yang mungkin hanya lelaki tua itu akan kemana tujuan mereka. Kedua orang itu adalah, Ki Barata, dan Intan. Yang mana saat ini Intan sudah sepenuhnya percaya pada Ki Barata. Hingga akhirnya, mereka berdua tiba di sebuah padang rumput yang cukup hijau dan luas. "Ini tempatnya!" kata Ki Barata dan hentikan laju kudanya. Ki Barata yang berhenti secara tiba-tiba membuat Intan bingung, dan ia menatap ke arah lelaki tua itu. "Ki Barata, kenapa kita berhenti?" tanya Intan."Ak

  • Sang Penghancur Langit    Informasi Dari Ketua Noat

    Setelah mengetahui kalau Arya diutus oleh Putri Gut, Ketua Noat tidak memiliki pilihan, dan mau tak mau dia menerima kedatangan anak muda itu di perguruan yang ia pimpin itu.Ketua Noat membawa Arya ke sebuah ruangan, dan mereka duduk berhadapan dalam situasi yang tegang. Satu hal lain yang membuat Ketua Naot bersedia menerima kedatangan Arya karena dia sudah merasakan kekuatan anak muda itu. Ketua Noat ikut merasakan getaran karena kekuatan dari teriakan Arya itu, dan itulah juga jadi alasan yang membuat ia menerima kedatangan Arya "Katakan apa yang diinginkan oleh Putri Gut dari aku?" tanya Ketua Noat. "Yang Pertama, aku minta maaf, karena sudah memaksa Ketua Besar untuk menerima diriku di sini!" kata Arya. Permintaan maaf Arya itu membuat Ketua Noat tersenyum, dan ketegangan itu langsung hilang karena sikap sopan dari anak muda itu. "Kemudian yang kedua, tuan putri tidak meminta apa-apa dari ketua, tapi aku membutuhkan beberapa jawaban dari pertanyaan yang ingin aku ajukan pa

  • Sang Penghancur Langit    Tak Mau Bertemu

    Dengan kuda yang dia tunggangi, Arya melesat meninggalkan hutan, dan ia memilih untuk ikuti jalan yang ada di depannya.Arya beruntung karena jalan itu merupakan jalan tunggal, dan jalan satu-satunya yang ia lalui hingga ia tak merasa bingung selama dalam perjalanan itu.Satu hari satu malam Arya berada dalam perjalanan, dan yang dia lalui hanya jalanan tanpa pernah melihat sebuah desa apalagi sebuah kota. "Apakah di negeri ini tidak ada kota atau sebuah desa?" kata Arya bingung akan hal itu. Bahkan saat hari akan sore, Arya tetap tidak melihat sebuah desa, padahal ia sudah butuh tempat yang tenang untuk istirahat."Manusia!" kata Arya. Di kejauhan, mata Arya melihat ada dua orang yang sedang berjalan kaki, dan Arya memilih untuk mendatangi mereka. Arya segera turun dari atas kudanya, dan mendekati kedua orang itu."Mohon maaf, apakah ada desa yang dekat do sekitar hutan ini?" tanya Arya. "Tidak ada anak muda! Tapi jika kau ingin istirahat, kau bisa datangi Perguruan Mawar Kuning

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Hutan

    Kusir Kereta Kuda yang membawa Putri Gut terus memacu kereta kuda itu hingga mereka masuk ke dalam hutan. Arya yang berada di bagian belakang kereta kuda itu semakin curiga, dan ia yakin kalau kusir kereta itu tidak bisa untuk dipercaya."Kita istirahat!" teriak Arya dan memacu kuda hingga berada di samping Kusir Kereta Kuda itu."Tidak bisa, kita harus keluar dari hutan ini, barulah kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda itu. "Kita harus istirahat!" kata Arya. Namun Kusir Kereta Kuda itu masih saja memaksa kuda yang menarik kereta kuda untuk berlari, hingga mereka sampai di tengah-tengah hutan itu. "Baiklah, kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda dan ia menarik tali pekana kuda.Huppppp!!Dan setelah itu, dia melompat dari kursi kusir kereta kuda, dan ia memperlihatkan ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi. "Siapa kau sebenarnya?" tanya Arya ingin tahu. Kecurigaan pada Kusir Kereta Kuda itu semakin besar, dan itu membuat Arya jadi waspada."Keluar kalian semua!" teriak Kus

  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Pada Kusir Kereta Kuda

    Beberapa hari setelah Ki Barata dan Intan sampai di Negeri Burma, kapal yang membawa Putri Gut dan pengawalnya, serta Arya pun tiba Negeri yang cukup besar itu. "Mari kita turun, Arya! Setelah itu kita akan lanjutkan perjalanan menggunakan kereta kuda!" kata Putri Gut. "Baik, Tuan Putri!" kata Arya. Putri Gut kembali kenakan topeng untuk menutupi wajahnya, dan itu dia lakukan untuk mengurangi masalah karena wajahnya yang cukup cantik dan menarik perhatian orang-orang."Cari sebuah kamar penginapan, aku akan istirahat sebelum kita lanjutkan perjalanan ke ibu kota!" kata Putri Gut pada salah satu pengawalnya. "Baik, Tuan Putri!" kata salah satu pengawalnya dan segera mencari penginapan yang pantas untuk Putri Kedua dari Raja Burma itu. Putri Gut menunggu, dan memilih untuk duduk di sebuah kursi yang kosong, yang mana dua pengawal, dan Arya mengawasi Putri Gut. Tidak berapa lama, pengawal yang mencari kamar itu kembali datang, dan ia katakan kalau sudah menyewa kamar untuk tempat i

  • Sang Penghancur Langit    Merusak Pikiran Intan

    Selama dalam perjalanan menuju Negeri Burma, Arya selalu saja berada di geladak kapal, dan menunggu kapan mereka akan tiba di Negeri itu. "Dari keterangan yang diberikan oleh Baju Kijang Emas, masih ada empat baju pelindung yang harus aku cari, dan keberadaan baju pelindung itu ada dua di Negri Burma! Aku harap menemukan petunjuk tentang hal itu!" kata Arya. Arya merasa mendatangi Negeri Burma merupakan sebuah takdir, dan ia yakin dia baju pelindung yang ada di Negeri Burma pun pasti ditakdirkan untuk dia miliki. Saat Arya menatap ke arah lautan, saat itulah Putri Gut datang dan berdiri di samping anak muda itu."Apa yang kau pikirkan, Arya?" tanya Putri Gut. "Sudah jelas aku memikirkan sahabatku, Tuan Putri! Aku harus mencari dia," kata Rangga Satria."Aku akan berikan kau sedikit petunjuk!" kata Putri Gut."Petunjuk apa itu, Tuan Putri?" tanya Arya. "Datangi Perguruan Mawar Kuning, jumpai Ketua Noat, dia pasti tahu sesuatu!" kata Putri Gut. "Dimana Perguruan Mawar Kuning itu,

  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Negeri Malaya

    Peerempuan berkerudung kuning itu keluar dari kedai bersama dengan pengawalnya.Ke tujuh orang dengan warna kulit yang cukup berbeda dengan penduduk negeri Malaya itu memasuki kedai yang lain."Mana orangnya?" tanya perempuan itu."Itu tuan putri!" jawab panglima Cun dan menunjuk nakhoda Rundi.Perempuan itu mendekati nakhoda Rundi dan duduk tanpa diminta."Apakah tuan nakhoda yang akan membawa kapal menuju negeri Burma?" tanya perempuan itu."Benar nona, apa nona rekan dari dia?" tanya nakhoda Rundi menujuk panglima Cun."Benar! Dan aku yang menyuruh dia untuk mencari kapal, apakan benar jika kapal itu ada, tapi kekurangan penumpang?" tanya perempuan itu."Benar nona, bahkan sampai sekarang baru satu penumpang yang akan menuju negeri Burma, tidak mungkin aku berangkat hanya dengan tujuh atau delapan penumpang saja, kecuali kalian membayar lebih," kata nakhoda Rundi."Berapa yang kau inginkan?" tanya perempuan berkerudung kuning itu."Berapa ya? Aku tidak dapat memastikan berapa nona,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status