Share

Kecurigaan Arya

Penulis: Martimbul siregar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-10 21:12:10

Mahapatih kerajaan Lingga saat ini, Mahapatih Ragajaya. Mahapatih yang terkenal dengan jurus tangan kosongnya.

"Ada apa Mahapatih? Kenapa tidak bicara saat berada di ruang pertemuan?" tanya raja Sembara karena Mahapatih Ragajaya mengutarakan sebuah ide.

Ide Mahapatih itu adalah meminta bantuan dari perguruan gunung emas, perguruan yang merupakan Mahapatih itu berasal.

"Aku tidak ingin salah satu punggawa kerajaan mengatakan aku mengambil muka, pada yang mulia," kata Mahapatih Ragajaya.

"Kau benar juga Mahapatih, baik! Aku setuju jika itu memang untuk menjaga putriku!" kata raja Sembara.

"Iya Mahapatih! Kau juga harus bantu menjaga putri lembayung!" kata ratu Rumi.

"Pasti yang mulia ratu!" kata Mahapatih Ragajaya dan meninggalkan ruangan pribadi raja Sembara.

Mahapatih Ragajaya, sesungguhnya adalah Mahapatih yang baru saja di angkat. Dia bertugas baru satu purnama, dia mulai bertugas setelah Mahapatih sebelumnya mengundurkan diri setelah perang saudara berakhir.

Mahapatih Jagaraga awal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Penghancur Langit    Mulai Bergerak

    Ki Banula tiba di istana, dan beberapa prajurit mencoba menghadang dirinya."Aku guru Mahapatih Ragajaya, apakah kalian masih akan hentikan aku?" kata Ki Banula.Prajurit-prajurit yang menghadang Ki Banula diam, pucat dan takut."Si ... silahkan Ki!" kata prajurit yang menghadang langkah Ki Banula."Dasar prajurit tak tahu diri," kata Ki Banula.Ki Banula dengan langkah angkuh berjalan, dan meminta seorang prajurit untuk antarkan dia menuju ruangan Mahapatih Ragajaya."Guru!"Mahapatih itu sangat gembira dengan kedatangan gurunya, dan menyambut dengan hangat."Aku datang untuk memastikan jika kau sudah siap!" kata Ki Banula."Aku memang menunggu guru, sudah siap dari kemarin-kemarin," kata Mahapatih Ragajaya."Bagus! Kapan?" tanya Ki Banula."Dua hari lagi," kata Mahapatih Ragajaya."Apakah semua sudah dalam posisi?" tanya Ki Banula lagi."Sudah guru, semua tinggal menunggu hari saja," jawab Mahapatih Ragajaya.***Setelah pertemuan pertama dengan Arya, Patih Gunindra secara diam-diam

  • Sang Penghancur Langit    Mahapatih Pengkhianat

    Haaaaaaaaaaa!!Dengan satu teriakan keras Ki Banula menyerang Patih Gunindra. sudah jelas Patih Gunindra kaget bukan kepalang.Dia tidak menyangka jika Ki Banula yang akan menyerang dirinya."Segera ringkus Raja Sembara, aku akan bereskan Patih ini," kata Ki Banula."Bagaimana dengan Putri Lembayung?" tanya Mahapatih Ragajaya."Adik-adikmu yang akan urus itu!" kata Ki Banula."Baik guru, aku akan ringkus Raja Sembara dan Ratu Rumi," kata Mahapatih Ragajaya."Tidak akan aki biarkan!" kata Patih Gunindra.Haaaaaaaaaaa!!Patih Gunindra melompat ke arah Mahapatih Ragajaya, tapi Ki Banula sudah terlebih dahulu halangi gerakannya."Tidak akan, sebaiknya biarkan dia," kata Ki Banula dengan tatapan tajam pada Patih Gunindra.Sretttttttt!!Patih Gunindra sadar jika dia tidak akan mampu hadapi Ki Banula dan memutuskan mencabut senjatanya.Dengan gerakan yang cepat, Patih Gunindra menyerang Ki Banula, tapi perbedaan kemampuan mulai terlihat pada awal jurus saja.Gerakan Ki Banula lebih ringan da

  • Sang Penghancur Langit    Melarikan Putri Lembayung

    Arya dengan segera mencari pakaian prajurit untuk Putri Lembayung, dan menutup kepala gadis muda itu dan kegelapan malam juga membantu Arya dan Putri Lembayung."Ada apa prajurit? Apa yang kau cari?" Salah satu prajurit pendukung Mahapatih Ragajaya memergoki Arya yang menyembunyikan Putri Lembayung."Tidak ada apa-apa!" jawab Arya.Tapi prajurit itu curiga pada Arya, dan dia mendekat."Siapa itu?" tanya prajurit itu dan mendekat ke arah Putri Lembayung.Bammmmmmmmm!!Arya memukul keras prajurit dari belakang.Aaaaaaaaaaaaaaaaa!Jeritan itu mengejutkan banyak orang, tapi itu hanya sejenak, karena Arya sudah menarik tangan Putri Lembayung."Kita naik kuda," kata Putri Lembayung."Aku ..."Sudah! Dengan naik kuda kita akan segera lolos dari mereka," kata Putri Lembayung.Sebelum semakin ramai, Putri Lembayung menarik tangan Arya menuju kandang kuda."Kita pakai kuda hitam itu," kata Putri Lembayung."Tapi, Tuan Putri!""Sudah, segera naik dan pegang tali kekang kuda itu," kata Putri Lem

  • Sang Penghancur Langit    Petunjuk Dari Sang Resi

    "Kau tak bisa membawa kuda, ya?" kata Putri Lembayung setelah rasa kagetnya sudah teratasi."Itu yang mau aku katakan, tapi tuan putri tidak mau mendengarkan," kata Arya."Eh, namamu siapa?" "Aku? Aku Arya, tuan putri!" jawabnya Arya."Aku Lemba ..."Sudah aku tahu!" potong Arya.Wajah Putri Lembayung cemberut karena kata-katanya dipotong oleh Arya."Bagaimana sekarang keadaan ayah?" tanya Lembayung dengan wajah sedih."Saat ini jangan terlalu pikirkan itu, Tuan Putri. Yang jelas kita harus cari cara untuk kabur dan mencari cara untuk membebaskan kerajaan dari tangan Mahapatih Ragajaya itu," kata Arya.Putri Lembayung diam, dia memikirkan apa yang dikatakan oleh, Arya."Tapi dia ayahku!" kata Putri Lembayung."Aku tahu, tapi saat ini yang penting adalah memikirkan apa yang aku katakan tadi?" kata Arya."Baiklah, aku akan menerima semua perkataanmu, semoga saja ayah masih hidup," kata Putri Lembayung."Tapi yang pertama saat ini adalah, bagaimana keluar dari jurang ini," kata Arya."A

  • Sang Penghancur Langit    Berpisah Demi Keselamatan

    Dengan langkah yang terburu-buru, Arya memaksa langkah Putri Lembayung, tidak membiarkan gadis itu untuk beristirahat."Aku sudah tidak kuat lagi, Arya!" kata Putri Lembayung."Jangan jadi gadis manja, sekarang kau bukan dalam keraton lagi," kata Arya."Meskipun aku tidak dalam keraton lagi, tetap tidak dapat dipungkiri jika aku ini adalah putri keraton," kata Putri Lembayung.Tapi perkataan Putri Lembayung tidak terlalu didengarkan oleh Arya, itu karena, Arya mendengarkan langkah-langkah yang semakin dekat."Tuan putri, kita sudah dikejar!" kata Arya."Dikejar?" tanya Putri Lembayung tidak percaya."Benar! Ayo kita segera berjalan lebih cepat," ajak Arya.Mendengar itu, Putri Lembayung tidak mau memperlambat langkahnya lagi.Keduanya terus berjalan, dan itu membuat jarak semakin dekat."Itu mereka!"Anak buah kelompok pisau terbang sudah melihat keduanya.Arya kaget, begitu juga dengan Putri Lembayung."Ayo cepat!"Arya menarik tangan Putri Lembayung dengan segera, dan memaksa gadis

  • Sang Penghancur Langit    Tertangkap

    Putri Lembayung senja berlari memasuki kota Sedayu, kota yang merupakan perbatasan kerajaan Lingga dengan kerajaan Teruma."Aku mohon, berikan aku pertolongan!" kata Putri Lembayung pada seorang lelaki berpakaian hitam.Lelaki berpakaian hitam itu terbelalak melihat wajah cantik Putri Lembayung, dan tidak menyangka jika akan ada bidadari yang meminta bantuan padanya."Ada anak, nona? Apa yang dapat aku bantu?" tanya lelaki tua itu."Ada orang-orang yang ingin menangkap ku!" kata putri lembayung."Kau disini saja! Aku akan jamin keselamatan mu!" kata lelaki tua itu."Benarkah itu?" tanya Putri Lembayung Senja."Sudah pasti!" kata lelaki tua itu.Putri Lembayung menoleh ke luar.Tukkkkkk!!Dengan gerakan yang sangat cepat, lelaki tua itu menotok leher Putri Lembayung."Bawa dia, sembunyikan sampai kita aman untuk keluar," kata lelaki itu."Baik ketua, kami mengerti!"Dua orang yang memiliki pakaian yang sama dengan lelaki tua itu, membawa Putri Lembayung ke bawah kedai yang dimasuki ole

  • Sang Penghancur Langit    Mencari Putri Lembayung

    "Kau sudah bangun anak muda?" tanya Nyai Sirih pada Arya saat anak muda itu berdiri dari tempat tidurnya."Begitulah nyai! Terima kasih sudah membantuku!" kata Arya."Seharusnya kau istirahat saja anak muda, tidak ada gunanya kau mengejar kawanmu itu," kata Nyai Sirih."Tidak Nyai, aku harus mencari dia," kata Arya."Pikirkan hidupmu anak muda, Ki Pratap itu salah satu pendekar dari negeri Teruma, pendekar yang tak terlalu kuat di negeri itu, tapi sangat kuat di negeri kita ini," kata Nyai Sirih."Apa maksudnya, Nyai?" tanya Arya."Di negeri ini, untuk mencapai pendekar dewa, sesuatu hal yang sulit, dan itu akan sangat istimewa, bahkan sangat membanggakan. Tapi di negeri Teruma itu hal yang biasa saja," kata Nyai Sirih "Bagaimana mungkin?" tanya Arya."Itulah salah satu perbedaan negeri kita dengan negeri mereka," kata Nyai Sirih."Aku harus ke negeri itu, jika mungkin aku akan mengetahui apa yang membuat mereka begitu mudah mencapai pendekar dewa," kata Arya.Hahahaha!"Itu hanya al

  • Sang Penghancur Langit    Menjadi Tabib

    Berhari-hari Arya terus ikuti perjalanan kelompok yang membawa putri lembayung, sudah tiga kota yang Arya lewati. Arya memang sangat menjaga jarak dengan kelompok itu, sehingga keberadaannya Arya tidak terendus kelompok itu.Di depan sana, jauh dari keberadaan Arya, sudah menunggu ibukota kerajaan Teruma, kota Sambas.Dari sekian banyaknya kelompok di negeri Teruma, Kelompok Menara Hitam merupakan salah atau kelompok yang tidaklah besar, meskipun sudah memiliki anggota di negeri Lingga tapi itu karena kelompok itu tidak mampu berkuasa di negeri Teruma.Bahkan keberadaan kelompok menara hitam sangatlah tidak dipandang oleh kelompok besar di negeri Teruma, itu karena kelompok itu hanya memiliki satu pendekar dewa, yaitu Ki Pratap sendiri.Ki Pratap memasuki sebuah rumah yang cukup besar, dan itulah markas mereka."Dimana gadis itu?" tanya Ki Pratap pada Waluyo, orang yang membawa Putri Lembayung ke kota Sambas."Dia ada di kamarnya, ketua!" "Bagus, aku akan berikan dia pada ketua besa

Bab terbaru

  • Sang Penghancur Langit    Buah Aneh

    Arya merasa semuanya kembali tenang, Arya kini sudah kembali menguasai dirinya. "Terimakasih guru!" kata Arya yang kembali berlutut pada Ki manunggal Wahid."Aku adalah gurumu, aku selalu inginkan yang terbaik untukmu, cucuku!" kata Ki Manunggal Wahid."Apakah sudah saatnya kau kembali ke tubuhku, guru?" tanya Arya."Benar! Memang itu yang harus kau lakukan!" kata Ki Manunggal Wahid.Arya angguk kepala, meskipun dia masih ingin bercerita panjang lebar dengan Ki Manunggal Wahid, tapi Arya sadar jika dia saat ini di butuhkan di dunia nyata."Aku akan berikan sisa-sisa yang aku miliki untukmu!" kata Ki Manunggal Wahid."Apa itu guru?" tanya Arya.Ki Manunggal Wahid memegang tangan Arya, dan yang dia berikan adalah seluruh kemampuan, seluruh tehknik tertinggi yang dia miliki dalam memainkan jurus pedang naga.Arya kaget, tapi sekaligus sangat terharu."Satu hal lagi, belajarlah untuk kendalikan ilmu meringankan tubuh!" kata Ki manunggal Wahid.arya menggaruk kepalanya, dia memang belum

  • Sang Penghancur Langit    Dua Tubuh Arya

    Orang yang menangkap tangan Arya tersenyum, dan itu adalah senyum yang begitu hangat menurut Arya."Jangan mendekat kesana, wahai diriku, itu akan mengubah diriku juga!" kata orang itu.Yang ada dihadapan Arya adalah orang yang memiliki wajah seperti dirinya, tubuh seperti dirinya, bahkan sedikitpun tidak ada beda antara Arya dengan dirinya."Siapa kau?" tanya Arya."Siapa aku? Aku adalah kau, kau adalah aku! Kita adalah atau kesatuan yang tidak dapat dipisahkan!" "Aku tidak memahami semua ini," kata Arya."Kau tidak usah pahami semua itu, cukup kau terima saja diriku!" kata tubuh lain Arya itu."Menerima dirimu?" tanya Arya."Iya!"Hahahahahahaha!!"Untuk apa kau terima sesuatu yang membuat dirimu lemah, wahai diriku!"Dari daratan hitam itu terdengar suara, dan saat Arya menoleh kesana, Arya juga melihat orang yang sama seperti dirinya , hanya saja orang itu memilik sikap yang jauh berbeda."Kemarilah!' kata orang yang mirip Arya di daratan hitam."Jangan dengarkan dia, dia hanya i

  • Sang Penghancur Langit    Alam Setengah Khayal

    Ki Pratap tak mampu lagi menggerakkan badannya, dia begitu tertekan karena tekanan yang dikeluarkan ketua Son Chong.Tangan ketua Son Chong mencekik leher Ki Pratap, dan matanya menatap tajam."Aku bisa saja mematahkan lehermu dengan mudahnya, tapi kau sudah berusaha untukku! Mulai sekarang kau adalah bagian dari kelompok tengkorak! Apa kau paham?" ucap ketua Son pada Ki Pratap.Ki Pratap tak mampu menjawab, suaranya tertahan karena cekikan di lehernya."Tugasmu sekarang, cari makam pemilik tubuh petir itu sampai dapat, jika tidak kau temukan dalam beberapa purnama ke depan, jangan salahkan aku jika kau akan tewas," kata ketua Son Chong memberikan ancaman sekalian melepaskan cengkeraman di leher Ki Pratap.Dengan segera, dan dengan tubuh yang ketakutan, Ki Pratap berlutut pada ketua Son."Aku ... Aku akan lakukan, aku akan setia pada ketua!" kata Ki Pratap."Pergilah dari sini!" usir ketua Son Chong.Dengan segera, dan dengan gerakan yang cepat, Ki Pratap kabur dari ruangan itu."Dasa

  • Sang Penghancur Langit    Meneruskan Latihan

    Asap tebal membumbung tinggi ke atas udara, asap itu muncul dari perguruan bulan biru yang berada di atas puncak gunung biru. Kini Perguruan itu sudah rata dengan tanah."Itu, ketua! Segera bantu dia!"Guru pengajar segera membawa tubuh nyai Sendana menjauh dari api yang semakin besar, dan kini mereka berkumpul bersama dengan murid-murid perguruan yang semuanya semuanya adalah murid perempuan."Apa yang akan kita lakukan?" tanya salah satu guru pengajar."Kita bangunkan dulu ketua dari pingsannya, setelah itu ketua yang tentukan semuanya.""Kalian benar!" Semua guru pengajar berkeliling di sekitar tubuh nyai Sendana, dan beberapa guru memberikan bantuan dengan mengalirkan hawa murni."Bagaimana?""Mungkin tidak lama lagi, ketua akan membuka matanya!" Seperti yang dikatakan guru pengajar itu, mata nyai Sendana perlahan mulai terbuka, dan yang pertama terlihat di pandangannya adalah, warna merah yang terlihat masih kabur."Apa itu apa?" gumam nyai Sendana."Api?"Mata nyai Sendana lan

  • Sang Penghancur Langit    Serangan Kelompok Teratai

    "Apa ini?" kata nyai Sendana dengan wajah yang pucat."Ada apa guru?" tanya senja pada gurunya itu."Kau tunggu disini, aku merasakan sesuatu yang buruk mendekati perguruan!" kata nyai Sendana."Sesuatu yang buruk seperti apa guru?" tanya senja."Jangan banyak tanya, segera kau ambil pedang naga angin itu, kau sudah berhak membawanya," kata nyai Sendana.Setelah ucapkan itu, nyai Sendana meninggalkan ruangan pribadinya, meninggalkan senja sendirian di dalam ruangan itu.Senja masih menatap pedang naga angin dengan begitu berbinar, matanya begitu bercahaya karena melihat pedang itu.Senja ambil pedang naga angin, dan menimang sarung pedang itu, senja seolah lupakan tentang keberadaan batu yang seperti mulut gua, dan lupakan peringatan gurunya.Sementara itu, nyai Sendana yang meninggalkan senja sudah sampai di halaman perguruan."Semua guru pengajar berkumpul, aku merasakan akan ada serangan!" teriak nyai Sendana dengan mengerahkan kekuatan tenaga dalam yang tinggi.Semuanya guru penga

  • Sang Penghancur Langit    Wariskan Kita dan Senjata

    Seperti biasa, kegiatan di perguruan bulan biru berjalan seperti semestinya. Tidak ada hal yang terlalu membuat perguruan itu melakukan kesibukan yang berlebihan.Sudah satu purnama berlalu sejak kematian Arya, dan kebohongan nyai Sendana masih terus berlanjut."Senja, gerakan tanganmu harus kau perhalus, jurus itu bukan jurus kasar!" kata nyai Sendana yang kini jadi guru bagi senja. Gadis muda yang dulu adalah putri keraton, tapi demi membalas dendam dia lepaskan semua hidup mewahnya."Baik, guru! Senja akan ulangi!" kata gadis itu.Sejak permintaan Senja pada nyai Sendana, guru besar Perguruan Bulan Biru itu sangat telaten melatih Senja, bahkan satu demi satu bakat dari Senja mulai terlihat."Bakatnya terpendam, dan jika belajar pada guru yang salah, dia akan jadi golongan hitam yang kuat!" kata nyai Sendana."Senja! Kemari lah! Hentikan dulu latihan mu!" kata nyai Sendana."Ada apa guru?" tanya Senja dan menghentikan latihan yang sedang dia lakukan."Istirahatlah! Besok kau akan me

  • Sang Penghancur Langit    Keputusan Yang Tepat

    "Resi Raspati!"Lelaki pengganggu Arya dan Arya sama-sama menoleh dan kaget karena yang menghentikan mereka adalah pemilik perguruan roh itu.Lelaki pengganggu Arya berlutut pada Resi Raspati, dan menunjukkan rasa hormat yang begitu dalam pada Resi Raspati."Dia ... dia yang memulai semua ini, Resi? Dia pukul aku, ini buktinya!" kata lelaki itu dan menujukkan luka pada Resi Raspati."Aku sudah melihat semua itu Juhari, sudah aku lihat!' ucap resi Raspati."Iya resi, dia sejak awal sudah mencari masalah denganku!" kata Juhari.Resi Raspati tersenyum."Berikan kitab itu padaku, Juhari!" kata resi Raspati.Juhari dengan sangat membungkuk tanda hormat memberikan kitab tinju penggetar langit pada resi Raspati."Arya, ini kitab mu!' kata resi Raspati memberikan kitab itu pada Surya, sementara Juhari diam membisu."Ada apa ini Resi? kenapa kitab itu diberikan kembali padanya?" tanya Juhari."Kitab itu memang miliknya Juhari!" ucap resi Raspati."Tapi dia harus diusir dari sini!" kata Juhari.

  • Sang Penghancur Langit    Perguruan Alam Roh

    Baru beberapa saat saja Nyai Sendawa mengunci gua obat, sesuatu terjadi di dalam gua obat. Dan sesuatu itu terjadi pada Arya.Asap tebal yang menyelubungi tubuh Arya perlahan meresap masuk kedalam tubuh Arya, dan menarik roh anak muda itu keluar dari tubuhnya.Roh Arya berdiri di samping tubuh kasarnya, dan melihat dengan begiru terpenjarat tidak percaya."Apa aku sudah mati?" gumam roh Arya.Arya mencoba memasuki tubuhnya.Whussssss!!Sesuatu kekuatan yany begitu besar mendorong roh Arya hingga terbuang jauh. Sampai Arya berkali-kali mencoba, tapi hasilnya tetap saja sama."Tidak, aku belum mati!" kata Arya tidak percaya dengan keadaan tubuhnya yang memang sudah seperti mayat. pucat memutih."Biarkan tubuhmu menerima pengobatan!"Satu suara terdengar, dan suara itu berasal dari seseorang yang Arya kenali."Resi Raspati?" tanya Arya tidak percaya."Iya, ini memang aku!" kata Resi Raspati."Apa yang harus kau lakukan, Resi?" tanya Arya."Banyak hal yang harus kau lakukan, termasuk berl

  • Sang Penghancur Langit    Kebohongan Besar

    Nyai Sendana mendekati tubuh Arya, dan dia memeriksa tubuh Arya."Ada apa dengan tubuh anak muda ini?" gumam Nyai Sendana.Jarinya menyentuh tubuh Arya, tapi sesuatu yang kuat malah menyentrum jarinya."Ada apa ini?'Nyai Sendana menarik jarinya dengan cepat, dan kaget dengan keadaan Arya."Bagaimana ketua? Apa kita akan membawa dia?' tanya salah satu guru pengajar di Perguruan Bulan Biru."Aku juga bingung bagaimana membawa tubuhnya, tubuhnya mengalirkan sesuatu yang kuat," kata Nyai Sendana.Semua perempuan yang datang dari Perguruan Bulan Biru itu mengelilingi tubuh Arya, seolah berpikir bagaimana membawa tubuh pemuda itu."Aku akan periksa lagi kondisinya!' kata Nyai Sendana.Kali ini saat dia memeriksa, dia kaget, dia merasakan jika tubuh Arya sudah mengalirkan energi yang kuat lagi, tapi yang dia rasakan adalah hampir seluruh jaringan tubuh dan peredaran darah Arya sudah rusak parah.Dengan segera, nyai Sendana membawa Arya, dan terbang melesat menuju Perguruan Bulan Biru."Ketu

DMCA.com Protection Status