Share

Chu Cai Si Kaya

last update Last Updated: 2025-04-21 20:07:07

Tetua Chu Cai membawa Ki Barata, dan Intan ke sebuah bangunan yang sangat besar, dan megah. Dan itu tak ubahnya sebuah istana yang indah.

"Kau tinggal di sini, Chu Cai?" tanya Ki Barata tidak percaya.

"Hahahaha, apakah kau pikir aku akan duduk tenang, dan tak mencari harta? Itu tidak mungkin, Barata!" kata Tetua Chu Cai.

"Tapi semua ini tidak mungkin bisa kau dapatkan hanya dalam waktu yang singkat!" kata Ki Barata.

"Bodoh, tiga puluh tahun bukan waktu yang singkat!" kata Tetua Chu Cai.

"Tetap saja, untuk kumpulkan harta sebanyak ini tidak mungkin bisa dilakukan hanya dalam waktu tiga puluh tahun saja!" kata Ki Barata.

"Lupakan soal itu, untuk saat ini kau dan dia tinggal di sini! Anggap ini rumahmu juga!" kata Tetua Chu Cai.

"Luar biasa!" kata Ki Barata yang masih tidak bisa menutupi rasa kagum akan pencapain Tetua Chu Cai itu.

Saat Tetua Chu Cai datang, belasan pelayan datang dan mereka berikan hormat pada Tetua Chu Cai, pemilik rumah besar itu.

"Siapkan dua kamar di lantai atas!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Menjaga Kecurigaan Intan

    Di dalam ruangan Tetua Chu Cai, Ki Barata dan pemilik rumah megah itu duduk dengan posisi yang berhadapan."Sungguh satu keberhasilan karena kita bisa mendapatkan tubuh es bulan!" kata Tetua Chu Cai."Iya, dan aku rasa kau harus mengambil kekuatan es bulan itu, Chu Cai!" kata Ki Barata. "Kau tidak ingin kekuatan di tubuh gadis itu, Barata?" tanya Tetua Chu Cai."Bagaimana mungkin aku tidak inginkan tubuhnya? Namun elemen yang aku miliki tidak bisa memiliki tubuh es bulan itu! Aku memiliki elemen api, dan itu pasti berlainan elemen dengan tubuh es bulan itu!" kata Ki Barata. "Kau benar juga, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Aku tidak ingin melepaskan kesempatannya kita untuk hidup abadi, setelah ini bantu aku menemui seseorang, dia memiliki tubuh petir!" kata Ki Barata. "Pemilik tubuh petir juga sudah terlihat?" kata Tetua Chu kaget. "Iya, dan aku yakin, pemuda itu akan datang kemari! Dia mengenal pemilik tubuh bulan es itu!" kata Ki Barata. "Tenang saja, setelah aku kuasai kemampuan

    Last Updated : 2025-04-22
  • Sang Penghancur Langit    Berkah Petir

    Di tengah-tengah sebuah hutan yang cukup rimba, berdiri sebuah perguruan yang sudah cukup terkenal di dunia persilatan.Perguruan itu bernama Perguruan Matahari, dan itu merupakan perguruan yang sudah berdiri selama ratusan tahun. Selama ratusan tahun ini, Perguruan itu selalu berada di puncak dunia persilatan, namun sejak beberapa tahun belakangan ini, perguruan itu mulai alami kemunduran, karena mereka tak memiliki murid-murid berbakat.Selain itu, Ketua besar perguruan itu juga tidak sekuat ketua-ketua Perguruan sebelumnya, hingga ketua perguruan itu tak terlalu dihargai di dunia persilatan.Di salah satu sudut perguruan itu. Bukkkk!!Seorang pemuda berusia lima belas tahun didorong, hingga tubuhnya terjerembab ke jatuh ke tanah. "Dasar bodoh! Untuk apa kau berada di sini, jika tidak mampu bertahan dari kami?" "Apa salahnya?" teriak pemuda itu. Plakkkkkk!Jawaban untuk pertanyaan anak muda adalah sebuah tamparan yang sangat keras, saking kerasnya itu membuat seluruh tubuh anak

    Last Updated : 2024-10-26
  • Sang Penghancur Langit    Sangat Membingungkan

    Begitu bayangan misterius itu hilang, Arya langsung tersentak, dan bangun dari tempat tidurnya. Keringat dingin membanjiri sekujur tubuh anak muda itu, dan semua itu karena kejadian yang baru saja dia alami. "Hanya sebuah mimpi!" ucap Arya, dan kembali untuk tidur.Namun, saat ia rebahkan tubuhnya di tempat tidur, dia merasakan ada sesuatu yang mengganjal di punggungnya, dan itu membuat Arya membalikkan alas yang menutupi tempat tidur itu. Mata Arya terbelalak, karena itu adalah sebuah buku kecil yang cukup tebal, dan Arya pun mengambil buku kecil itu."Kitab ilmu kanuragan?" desis Arya tak percaya.Arya kembali ingat akan mimpi yang baru saja dia alami, dan kitab di tangannya seolah-olah menujukkan kalau itu bukan sekedar mimpi saja. "Apakah ini sungguh nyata?" gumam Arya.Arya membuka lembaran kitab itu, dan ia melihat jurus-jurus yang merupakan jurus tingkat tinggi di lembaran-lembaran kitab itu. "Apakah mungkin kalau yang aku alami bukan sebuah mimpi?" gumam Arya.Arya masih

    Last Updated : 2024-10-28
  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Guru Sanjaya

    Diam-diam, Arya berlatih dengan mengunakan kitab yang diberikan pemuda misterius lewat mimpinya. Arya tahu perduli akan hari yang dingin, dan memilih untuk latihan di dalam hutan yang cukup luas itu. Hingga saat malam hari datang, barulah Arya kembali ke pondok Sanjaya, itu pun hanya sekedar untuk istirahat saja. "Hari ini sungguh melelahkan!" ucap Arya.Namun, dengan menggunakan kitab itu sebagai acuan untuk berlatih, Arya merasakan kalau dia mendapatkan peningkatan yang nyata.Kitab itu memang mengajarkan semuanya dari nol, hingga Arya merasa kalau semua yang dia latih saat ini benar-benar memulai dari awal lagi. Saat pagi hari, sebelum orang-orang yang menggangunya muncul, Arya kembali masuk ke dalam hutan, dan berlatih dasar-dasar ilmu kanuragan."Sebelum guru kembali, aku sudah harus tuntas dalam latihan dasar ini!" ucap Arya.Semua latihan dasar di kitab itu dipelajari oleh Wira, dari latihan memperkuat otot bawah, hingga semua ototnya dia latih. Dalam waktu satu purnama, t

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sang Penghancur Langit    Latihan Perkuat Tangan

    Saat pagi hari, sebelum Arya bangun dari tidurnya, Sanjaya mengumpulkan banyak batu. Dari batu kecil hingga batu besar, yang mana semua batu itu dikumpulkan di belakang pondoknya. Suara batu-batu yang dikumpulkan, itu membangunkan tidur, Arya, dan bocah itu keluar dan melihat semua batu itu. "Guru, untuk apa semua batu ini?" tanya Arya. "Batu ini akan jadi sasaran latihanmu, Arya!""Batu jadi sasaran latihan?" kata Arya bingung. "Iya! Seperti yang sudah guru katakan kemarin, kau harus memperkuat kedua tangan dan kakimu bukan?""Terus?" Sanjaya tidak menjawab, namun dia menuju ke arah sebuah batu, dan langsung memukul batu itu, dan ia melakukan itu kembali tanpa tenaga dalam. Bammmmmmm!!Batu sasaran pukulan Sanjaya langsung hancur, dan itu terlihat di mata Arya. "Dengan hancurkan batu ini dengan pukulan, maka itu akan memperkuat tinjumu!" kata Sanjaya. Setelah itu, Sanjaya memegang erat sebuah batu, dan dengan satu kali tekan saja, batu itu hancur."Ini akan memperkuat peganga

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sang Penghancur Langit    Ketidakadilan Ketua Perguruan

    Aura di tubuh Arya semakin menakutkan saat amarah ditubuhnya semakin tak bisa Arya tahan, dan itu membuat tiga orang yang menganggunya mulai menujukkan wajah yang pucat. "Kabur!" teriak Boim dan langsung balik badan sebelum dua rekannya mengikuti dirinya untuk kabur. Arya yang masih marah, merasa heran akan hal itu, namun ia tak sadari semua itu, tak sadari kalau tubuhnya mengeluarkan aura yang sangat menakutkan."Aku selamat, aku harap mereka tak lagi ganggu diriku," ucap Arya dan terduduk lemas di atas batu-batu yang berada di belakang pondok Sanjaya itu. Namun itu hanya sesaat saja, karena Arya langsung bangkit."Aku harus lebih kuat, jika tidak, aku akan selamanya berada dalam siksaan mereka!" ucap Arya. ***Perguruan Matahari, merupakan salah satu perguruan yang memiliki nama yang cukup besar di dunia persilatan.Saat ini, Perguruan Matahari dipimpin oleh Ki Badrun, seorang pendekar dengan tingkatan pendekar dewa tahap tiga.Namun, sesungguhnya tingkatan Ki Badrun itu hanya t

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sang Penghancur Langit    Terusir

    Dengan tubuh yang penuh luka, Arya masuk ke dalam pondok Sanjaya, dan ia berbaring untuk sesaat di dalam pondok itu. Namun, Ki Badrun masuk, dan menarik tubuh pemuda berusia lima belas tahun itu."Apa lagi yang kau tunggu? Pergi dari sini!" teriak Ki Badrun."Aku akan menunggu Guru Sanjaya, kembali!" jawab Arya. "Tidak perlu! Di sini, atau tidaknya Sanjaya, kau akan tetap terusir dari sini!" bentak Guru Badrun.Bahkan dengan kasar, Ketua perguruan matahari itu menyeret tubuh Arya hingga sampai di belakang pondok Sanjaya itu. "Pergi dari sini!" teriak Ki Badrun dan lemparkan tubuh Arya hingga terlempar jauh. Arya hanya bisa menahan rasa sakit di tubuhnya, dan dengan menahan semua rasa sakit itu, Arya berjalan untuk menuju pintu keluar Perguruan itu. "Jangan coba-coba untuk lewat dari pintu Perguruan, pergi lewat hutan!" kata Ki Badrun lagi. Arya hanya bisa menarik napas, dan setelah itu, kaki mungil anak itu masuk ke dalam hutan, dan itu membuat Ki Badrun tersenyum puas. "Dengan

    Last Updated : 2024-11-05
  • Sang Penghancur Langit    Guru Yang Marah

    "Mungkin Tandui, tahu sesuatu tentang kepergian, Arya?" kata Sanjaya dan begitu dia keluar dari ruangan Ki Badrun dia langsung menuju ke rumah Guru Tandui, salah satu guru di perguruan matahari itu. "Arya, sesungguhnya kau ada dimana?" gumam Sanjaya menjadi gelisah."Selamat datang kembali, rivalku!" kata guru Tandui pada Sanjaya. Menyambut kedatangan orang yang dia anggap sebagai saingan di perguruan itu. "Kita sudah berumur Tandui, jangan anggap aku rival mu lagi!" kata Sanjaya."Sampai kapanpun kau adalah rival ku!" kata guru Tandui."Terserah padamu, Tandui. Eh, apa kau tahu muridku pergi kemana?" tanya Sanjaya."Mengenai itu ... !"Sanjaya melihat guru Tandui menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Dan itu membuat Sanjaya curiga. "Ada apa, Tandui?" tanya Sanjaya."Muridmu mengacau!" kata Tandui."Mengacau? Apa maksudnya?" tanya Sanjaya."Setelah kepergianmu, dia membuat kekacauan di perguruan ini, dan setelah itu dia pergi, mungkin dia malu!" kata guru Tandui."Benarkah itu, Tand

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Menjaga Kecurigaan Intan

    Di dalam ruangan Tetua Chu Cai, Ki Barata dan pemilik rumah megah itu duduk dengan posisi yang berhadapan."Sungguh satu keberhasilan karena kita bisa mendapatkan tubuh es bulan!" kata Tetua Chu Cai."Iya, dan aku rasa kau harus mengambil kekuatan es bulan itu, Chu Cai!" kata Ki Barata. "Kau tidak ingin kekuatan di tubuh gadis itu, Barata?" tanya Tetua Chu Cai."Bagaimana mungkin aku tidak inginkan tubuhnya? Namun elemen yang aku miliki tidak bisa memiliki tubuh es bulan itu! Aku memiliki elemen api, dan itu pasti berlainan elemen dengan tubuh es bulan itu!" kata Ki Barata. "Kau benar juga, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Aku tidak ingin melepaskan kesempatannya kita untuk hidup abadi, setelah ini bantu aku menemui seseorang, dia memiliki tubuh petir!" kata Ki Barata. "Pemilik tubuh petir juga sudah terlihat?" kata Tetua Chu kaget. "Iya, dan aku yakin, pemuda itu akan datang kemari! Dia mengenal pemilik tubuh bulan es itu!" kata Ki Barata. "Tenang saja, setelah aku kuasai kemampuan

  • Sang Penghancur Langit    Chu Cai Si Kaya

    Tetua Chu Cai membawa Ki Barata, dan Intan ke sebuah bangunan yang sangat besar, dan megah. Dan itu tak ubahnya sebuah istana yang indah. "Kau tinggal di sini, Chu Cai?" tanya Ki Barata tidak percaya. "Hahahaha, apakah kau pikir aku akan duduk tenang, dan tak mencari harta? Itu tidak mungkin, Barata!" kata Tetua Chu Cai."Tapi semua ini tidak mungkin bisa kau dapatkan hanya dalam waktu yang singkat!" kata Ki Barata. "Bodoh, tiga puluh tahun bukan waktu yang singkat!" kata Tetua Chu Cai."Tetap saja, untuk kumpulkan harta sebanyak ini tidak mungkin bisa dilakukan hanya dalam waktu tiga puluh tahun saja!" kata Ki Barata."Lupakan soal itu, untuk saat ini kau dan dia tinggal di sini! Anggap ini rumahmu juga!" kata Tetua Chu Cai."Luar biasa!" kata Ki Barata yang masih tidak bisa menutupi rasa kagum akan pencapain Tetua Chu Cai itu.Saat Tetua Chu Cai datang, belasan pelayan datang dan mereka berikan hormat pada Tetua Chu Cai, pemilik rumah besar itu."Siapkan dua kamar di lantai atas!

  • Sang Penghancur Langit    Simbol Tengkorak di Langit

    Dua ekor kuda dengan penunggang kuda yang terlihat adalah pasangan kakek dan cucunya sama-sama memacu kuda mereka dengan kecepatan yang tinggi. Orang yang ada di depan, selemah lelaki tua yang seluruh rambutnya sudah memutih, namun itu tak membuat pergerakan lelaki tua itu dalam mengendalikan kudanya terlihat lemah. Dan di sampingnya, seorang gadis cantik dengan pakaian kuning, dan rambut yang panjang, dia berada tepat di samping lelaki tua itu. Keduanya sama-sama memacu kuda, dan sama-sama menuju ke satu tujuan yang mungkin hanya lelaki tua itu akan kemana tujuan mereka. Kedua orang itu adalah, Ki Barata, dan Intan. Yang mana saat ini Intan sudah sepenuhnya percaya pada Ki Barata. Hingga akhirnya, mereka berdua tiba di sebuah padang rumput yang cukup hijau dan luas. "Ini tempatnya!" kata Ki Barata dan hentikan laju kudanya. Ki Barata yang berhenti secara tiba-tiba membuat Intan bingung, dan ia menatap ke arah lelaki tua itu. "Ki Barata, kenapa kita berhenti?" tanya Intan."Ak

  • Sang Penghancur Langit    Informasi Dari Ketua Noat

    Setelah mengetahui kalau Arya diutus oleh Putri Gut, Ketua Noat tidak memiliki pilihan, dan mau tak mau dia menerima kedatangan anak muda itu di perguruan yang ia pimpin itu.Ketua Noat membawa Arya ke sebuah ruangan, dan mereka duduk berhadapan dalam situasi yang tegang. Satu hal lain yang membuat Ketua Naot bersedia menerima kedatangan Arya karena dia sudah merasakan kekuatan anak muda itu. Ketua Noat ikut merasakan getaran karena kekuatan dari teriakan Arya itu, dan itulah juga jadi alasan yang membuat ia menerima kedatangan Arya "Katakan apa yang diinginkan oleh Putri Gut dari aku?" tanya Ketua Noat. "Yang Pertama, aku minta maaf, karena sudah memaksa Ketua Besar untuk menerima diriku di sini!" kata Arya. Permintaan maaf Arya itu membuat Ketua Noat tersenyum, dan ketegangan itu langsung hilang karena sikap sopan dari anak muda itu. "Kemudian yang kedua, tuan putri tidak meminta apa-apa dari ketua, tapi aku membutuhkan beberapa jawaban dari pertanyaan yang ingin aku ajukan pa

  • Sang Penghancur Langit    Tak Mau Bertemu

    Dengan kuda yang dia tunggangi, Arya melesat meninggalkan hutan, dan ia memilih untuk ikuti jalan yang ada di depannya.Arya beruntung karena jalan itu merupakan jalan tunggal, dan jalan satu-satunya yang ia lalui hingga ia tak merasa bingung selama dalam perjalanan itu.Satu hari satu malam Arya berada dalam perjalanan, dan yang dia lalui hanya jalanan tanpa pernah melihat sebuah desa apalagi sebuah kota. "Apakah di negeri ini tidak ada kota atau sebuah desa?" kata Arya bingung akan hal itu. Bahkan saat hari akan sore, Arya tetap tidak melihat sebuah desa, padahal ia sudah butuh tempat yang tenang untuk istirahat."Manusia!" kata Arya. Di kejauhan, mata Arya melihat ada dua orang yang sedang berjalan kaki, dan Arya memilih untuk mendatangi mereka. Arya segera turun dari atas kudanya, dan mendekati kedua orang itu."Mohon maaf, apakah ada desa yang dekat do sekitar hutan ini?" tanya Arya. "Tidak ada anak muda! Tapi jika kau ingin istirahat, kau bisa datangi Perguruan Mawar Kuning

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Hutan

    Kusir Kereta Kuda yang membawa Putri Gut terus memacu kereta kuda itu hingga mereka masuk ke dalam hutan. Arya yang berada di bagian belakang kereta kuda itu semakin curiga, dan ia yakin kalau kusir kereta itu tidak bisa untuk dipercaya."Kita istirahat!" teriak Arya dan memacu kuda hingga berada di samping Kusir Kereta Kuda itu."Tidak bisa, kita harus keluar dari hutan ini, barulah kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda itu. "Kita harus istirahat!" kata Arya. Namun Kusir Kereta Kuda itu masih saja memaksa kuda yang menarik kereta kuda untuk berlari, hingga mereka sampai di tengah-tengah hutan itu. "Baiklah, kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda dan ia menarik tali pekana kuda.Huppppp!!Dan setelah itu, dia melompat dari kursi kusir kereta kuda, dan ia memperlihatkan ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi. "Siapa kau sebenarnya?" tanya Arya ingin tahu. Kecurigaan pada Kusir Kereta Kuda itu semakin besar, dan itu membuat Arya jadi waspada."Keluar kalian semua!" teriak Kus

  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Pada Kusir Kereta Kuda

    Beberapa hari setelah Ki Barata dan Intan sampai di Negeri Burma, kapal yang membawa Putri Gut dan pengawalnya, serta Arya pun tiba Negeri yang cukup besar itu. "Mari kita turun, Arya! Setelah itu kita akan lanjutkan perjalanan menggunakan kereta kuda!" kata Putri Gut. "Baik, Tuan Putri!" kata Arya. Putri Gut kembali kenakan topeng untuk menutupi wajahnya, dan itu dia lakukan untuk mengurangi masalah karena wajahnya yang cukup cantik dan menarik perhatian orang-orang."Cari sebuah kamar penginapan, aku akan istirahat sebelum kita lanjutkan perjalanan ke ibu kota!" kata Putri Gut pada salah satu pengawalnya. "Baik, Tuan Putri!" kata salah satu pengawalnya dan segera mencari penginapan yang pantas untuk Putri Kedua dari Raja Burma itu. Putri Gut menunggu, dan memilih untuk duduk di sebuah kursi yang kosong, yang mana dua pengawal, dan Arya mengawasi Putri Gut. Tidak berapa lama, pengawal yang mencari kamar itu kembali datang, dan ia katakan kalau sudah menyewa kamar untuk tempat i

  • Sang Penghancur Langit    Merusak Pikiran Intan

    Selama dalam perjalanan menuju Negeri Burma, Arya selalu saja berada di geladak kapal, dan menunggu kapan mereka akan tiba di Negeri itu. "Dari keterangan yang diberikan oleh Baju Kijang Emas, masih ada empat baju pelindung yang harus aku cari, dan keberadaan baju pelindung itu ada dua di Negri Burma! Aku harap menemukan petunjuk tentang hal itu!" kata Arya. Arya merasa mendatangi Negeri Burma merupakan sebuah takdir, dan ia yakin dia baju pelindung yang ada di Negeri Burma pun pasti ditakdirkan untuk dia miliki. Saat Arya menatap ke arah lautan, saat itulah Putri Gut datang dan berdiri di samping anak muda itu."Apa yang kau pikirkan, Arya?" tanya Putri Gut. "Sudah jelas aku memikirkan sahabatku, Tuan Putri! Aku harus mencari dia," kata Rangga Satria."Aku akan berikan kau sedikit petunjuk!" kata Putri Gut."Petunjuk apa itu, Tuan Putri?" tanya Arya. "Datangi Perguruan Mawar Kuning, jumpai Ketua Noat, dia pasti tahu sesuatu!" kata Putri Gut. "Dimana Perguruan Mawar Kuning itu,

  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Negeri Malaya

    Peerempuan berkerudung kuning itu keluar dari kedai bersama dengan pengawalnya.Ke tujuh orang dengan warna kulit yang cukup berbeda dengan penduduk negeri Malaya itu memasuki kedai yang lain."Mana orangnya?" tanya perempuan itu."Itu tuan putri!" jawab panglima Cun dan menunjuk nakhoda Rundi.Perempuan itu mendekati nakhoda Rundi dan duduk tanpa diminta."Apakah tuan nakhoda yang akan membawa kapal menuju negeri Burma?" tanya perempuan itu."Benar nona, apa nona rekan dari dia?" tanya nakhoda Rundi menujuk panglima Cun."Benar! Dan aku yang menyuruh dia untuk mencari kapal, apakan benar jika kapal itu ada, tapi kekurangan penumpang?" tanya perempuan itu."Benar nona, bahkan sampai sekarang baru satu penumpang yang akan menuju negeri Burma, tidak mungkin aku berangkat hanya dengan tujuh atau delapan penumpang saja, kecuali kalian membayar lebih," kata nakhoda Rundi."Berapa yang kau inginkan?" tanya perempuan berkerudung kuning itu."Berapa ya? Aku tidak dapat memastikan berapa nona,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status