author-banner
Martimbul siregar
Martimbul siregar
Author

Novels by Martimbul siregar

Sang Penghancur Langit

Sang Penghancur Langit

Petir, sesuatu yang paling ditakuti, dan paling dihindari oleh setiap manusia. Namun bagaimana kalau petir itu menjadi satu kekuatan yang dicari oleh orang-orang yang inginkan kekuatan itu. Petir itu, jatuh ke tangan pemuda yang memiliki trauma yang panjang. Bagaimana anak muda itu akan tanggapi itu? Bagaimana dia akan bertahan?
Read
Chapter: Hancur Pulau Siluman
"Segera cari perlindungan!" teriak ratu Narini saat melihat bola api yang begitu besar. Bola api energi yang meluncur cepat ke arah pulau siluman ular hijau itu.Mata semua orang menatap ke udara, dan seolah tidak menggubris perkataan ratu ular itu."Apa kalian tidak dengarkan apa yang aku katakan?" teriak ratu ular lagiJledaaarrrrrrr!!Satu bola api menghantam bagian kota siluman, dan gempa keras tercipta akibat benturan bola api itu dengan pulau siluman ular itu.Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!Teriakan histeris, teriakan ketakutan pun terdengar saat warga siluman itu mulai sadari jika mereka berada dalam target serangan dari makhluk yang mereka tidak tahu.Satu persatu, hingga semuanya kabur tidak tentu arah, semuanya mencari keselamatan untuk diri sendiri, disitulah sikap mementingkan diri sendiri terlihat."Putri Nagini! Putri Nagini!" teriak Arya mencari putri ular itu.Tapi karena ramainya manusia, tidak ada yang mendengar suara teriakan Arya itu.Dan saat itulah, warna hitam di langit be
Last Updated: 2025-02-26
Chapter: Peringatan Ratu Narini
"Ada apa ini?" Semua mata tidak berhenti menatap ke atas langit, dan tidak ada yang tahu apa sesungguhnya yang sedang dan apa yang akan terjadi.Ratu Narini berdiri dari kursi kebesaran yang di duduki, dan dia berdiri di halaman istana."Ada apa ini?" ucapnya dan seperti semua siluman yang ada, mereka menatap ke udara. Ratu Narini juga menatap ke atas langit."Pasti sesuatu akan terjadi, tapi apa?" gumam ratu Narini.Semuanya masih menunggu dan menatap perubahan langit yang semakin lama semakin gelap, bahkan suasana sudah seperti malam hari dan itu semakin mencekam menakutkan.Awan hitam itu tiba-tiba berubah menjadi merah, dan kembali sebuah kejutan bagi wajah kaget dan takut yang ada di bawah langit."Apa lagi ini?" teriak mereka tidak tahu harus berbuat apa.Cahaya merah yang ada di langit itu berubah menjadi gumpalan merah, dan semakin lama semakin besar, gumpalan merah itu bagaikan gumpalan kumpulan energi yang begitu besar."Ini tidak mungkin," kata ratu Narini kaget."Ada apa
Last Updated: 2025-02-25
Chapter: Tiga Lawan Untuk Arya
Keadaan hening di halaman istana kerajaan ular hijau, semuanya orang menunggu siapa lawan pertama yang akan berani hadapi Arya."Kita harus memberikan luka padanya, aku tahu kita tidak akan menang dari dia. Tapi dengan melukai di satu titik aku yakin dia akan terluka parah," kata salah satu orang dari kelompok di depan Arya."Benar, saat dia sudah terluka orang ketiga akan selesaikan dan kalahkan dia.""Iya. Seperti itulah yang aku maksud itu," ucap orang yang bicara itu."Kalau begitu aku yang duluan maju," kata pemuda bernama Seno."Baik, kau harus menyerang di satu titik saja, kami akan lihat, dimana kau menyerang," kata rekannya.Tiga orang itu memang sudah dipilih akan jadi lawan bagi tantangan yang diberikan pada Arya, karena mereka bertiga lah yang pantas jadi pendamping putri Nagini, begitu lah menurut mereka."Bertahan yang lama Seno," kata rekannya memberikan peringatan pada Seno."Sudah pasti! Aku tidak mudah dia kalahkan," kata Seno yakin pada kemampuan yang dia miliki.Hi
Last Updated: 2025-02-25
Chapter: Rencana Ki Bara
Putri Nagini sejenak menatap Arya kencana, dia tidak suka dengan kejujuran dari perkataan Arya."Dan satu lagi tuan putri, aku pernah bilang jika aku sudah memiliki seorang istri, jadi jangan sampai istriku celaka hanya karena kecemburuan yang ada pada dirimu, nantinya," kata Arya peringatkan putri Nagini.Kembali, gadis itu ular itu diam. Dia sesungguhnya tidak ingin terima jika Arya sudah menikah. Tapi sebelum dia ucapkan apa-apa, Arya sudah buat penegasan sendiri."Aku harap tuan putri, pahami apa yang aku maksud tadi," kata Arya."Aku akan coba pahami, tapi itu jika kau adil menjadi seorang suami," kata putri Nagini."Aku tidak tahu apakah aku akan adil atau tidak, tapi aku akan berusaha," jawab Arya.Arya tinggalkan putri Nagini dan masuk ke dalam kamarnya, dia melepaskan rasa lelahnya setelah selesaikan semua yang dia inginkan di lima lorong istana."Belum selesai masalah yang satu, sudah datang masalah yang baru. Aku tidak menyangka jika air mata dewa ini akan jadi masalah yang
Last Updated: 2025-02-24
Chapter: Akhir Bulan Merah
Setelah lelaki tua itu selesai bicara dengan Arya, suasana berubah menjadi gelap, dan gemuruh terdengar. Itulah akhir dari bulan purnama merah yang sedang terjadi di atas langit."Selamat tinggal anak muda, ingat semua janjimu itu," kata lelaki tanpa nama itu."Pasti kek, Arya pasti akan ingat semua yang sudah Arya janjikan," kata Arya.Setelah itu keadaan pun berubah, Arya tidak lagi berada di dalam lorong ke lima, tapi berada di atas, lebih tepatnya Arya sudah di hadapan para penonton yang melihat keadaan dari atas."Arya!"Putri Nagini, begitu melihat pujaan hatinya keluar dari lima lorong istana langsung berlari dan memeluk erat tubuh pemuda itu."Aku tahu Arya, kau tahu pasti kembali, aku selalu tahu itu," kata Nagini dengan isak tangis air mata yang membasahi pakaian kuning emas Arya kencana."Tuan putri, jangan membuat malu!" kata Arya."Tidak Arya, aku tidak akan malu!" kata putri Nagini yang sedikitpun tidak mau lepaskan pelukan dari Arya.Arya tidak dapat lagi untuk memaksa
Last Updated: 2025-02-23
Chapter: Air Telaga Mata Dewa
Lestari kaget saat Arya mengucapkan sesuatu, yaitu dia ingat dengan tujuannya datang ke lorong ke empat itu.Plakkkkkk!!Arya menampar tubuh lestari dengan sangat keras."Apa yang sudah kau lakukan pada diriku?" bentak Arya."Arya! Apa kau lupa, aku ini adalah Lestari, seorang bidadari yang sudah kau pilih!" kata Lestari."Pilih? Aku tidak pernah kenal dengan dirimu!" bentak Arya."Tidak! Ini tidak boleh terjadi!" kata Lestari sangat histeris.Aaaaaaaaaaaaaa!!Lestari semakin histeris karena Arya tidak kenal dengan dirinya."Ini semua, taman ini, danau ini, apa kau lupakan semua itu?" tanya Lestari dan kembali tunjukkan keindahan danau buatan dari jurus ilusi lestari."Danau apa? Taman apa? Yang aku lihat hanyalah lorong gelap yang tidak berarti!" bentak Arya."Tidak! Ini tidak boleh terjadi, aku tidak boleh gagal!" kata Lestari.Haaaaaaaaaaa!!Lestari menyerang dengan cakar yang tajam.Bammmmmmmmm!!Arya meninju cakar dari Lestari dan itu membuat gadis penyamar itu terdorong dan mer
Last Updated: 2025-02-22
Pedang Penguasa Kegelapan

Pedang Penguasa Kegelapan

Lin Jiang, pemuda yang tak memiliki bakat karena jalan tenaga dalam ditubuhnya hancur oleh ledakan pertarungan di dekatnya. Dihina dan terhina, jadi jalan yang diterima oleh Lin Jiang sejak saat itu. Hingga hidup penuh derita ia alami. Dikucilkan keluarga, hingga dianggap sampah, itulah yang ia terima. penderitaan tanpa batas. Hingga suatu hari, Lin Jiang jatuh ke jurang kematian, dan itulah awal dari hidup yang baru untuk Lin Jiang. Apa yang Lin Jiang temukan di dalam jurang kematian? Pedang penguasa kegelapan, satu langkah kaki anak manusia menuju jalan cahaya.
Read
Chapter: Waktu Yang Tepat Untuk Istirahat
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Last Updated: 2024-09-28
Chapter: Rasa Bersalah Patriak Suhei
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Last Updated: 2024-09-26
Chapter: Keputusan Patriak Wang
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Last Updated: 2024-09-25
Chapter: Kemunduran Sekte Pedang Tunggal
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Last Updated: 2024-09-23
Chapter: Mengusir Secara Halus
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
Last Updated: 2024-09-22
Chapter: Kematian Ketua Bar Ha
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
Last Updated: 2024-09-21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status