Share

Bab 19

Author: Abimana
Arjuna menyeka keringat yang terus mengalir di wajahnya, kemudian berbalik untuk melihat kondisi Disa dan Daisha. Alhasil, dia menemukan bahwa kedua kakak adik itu sedang ribut.

"Dik Daisha, kalaupun harus pergi, aku yang harus pergi. Aku lebih sehat darimu."

"Kak Disa, namakulah yang tertera di kontrak itu, tentu saja aku yang pergi."

"Tidak bisa, tubuhmu ...."

Arjuna menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya. Kedua gadis ini lagi-lagi tidak menganggap keberadaannya.

"Berhentilah berdebat! Kalian berdua tidak boleh pergi. Aku yang menerima uangnya, maka aku yang akan menyelesaikannya."

Disa membalas kata-kata Arjuna dengan marah. "Apakah kamu sadar kalau itu adalah sepuluh tael perak, bukan seratus sen?!"

"Aku tidak buta maupun tuli. Aku tahu itu sepuluh tael perak."

"Baiklah, katakan padaku, dari mana kamu akan mendapatkan sepuluh tael perak dalam dua hari?"

"Biar aku pikir sebentar, solusi pasti lebih banyak daripada masalah."

"Solusi lebih banyak daripada masalah? Huh!" Kemarahan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Suroso Kemis
mantap keren
goodnovel comment avatar
Demi Loinenak
Bagaimana lanjutannya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 20

    Dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.Apakah dia harus melihat adiknya pergi lagi?Sejak pertama kali bertemu Disa, Disa selalu seperti landak berduri, galak dan angkuh, tidak peduli apa pun yang dihadapi.Ini adalah pertama kalinya Arjuna melihat Disa tampak tak bernyawa begini.Dia merasa iba sekaligus sayang."Bodoh!" Arjuna mengangkat tangannya untuk menghapus air mata Disa. "Tenang saja, oke? Kalian masih punya aku.""Aku tidak bodoh!"Disa memalingkan wajah dengan cepat.Meskipun dia telah menikah dengan Arjuna selama setahun lebih, dulu Arjuna hanya tahu memukul, memarahi, serta memaksanya pergi bekerja untuk mendapatkan uang.Disa tidak pernah merasakan cinta dan kasih sayang dari seorang pria. Ketika tangan Arjuna menyentuh wajahnya, dia menemukan bahwa tangan itu begitu hangat, jantungnya menjadi berdetak tak terkendali.Wajahnya terasa panas. Wajah yang baru saja disentuh oleh Arjuna memerah dan mencerminkan air mata di wajahnya, seperti bunga mawar yang mekar. Dia t

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 21

    "Te ... tentu saja boleh."Arjuna tergagap karena dia terlalu terkejut.Meskipun Arjuna telah memberi tahu Daisha selama dua hari terakhir bahwa dia tidak akan memukul Daisha lagi.Namun, Daisha masih setakut tikus melihat kucing ketika melihat Arjuna.Apalagi melakukan kontak fisik.Saat ini, dia tiba-tiba ingin tidur di sebelah Arjuna.Hal ini agak mengejutkan.Disa juga merasa bahwa Daisha tidak normal, tetapi dia tidak bisa menjelaskannya.Daisha kembali ke tempat dia tidur kemarin untuk mengambil selimut tipis, kemudian kembali ke sisi Arjuna, berbaring di samping Arjuna.Begitu berbaring, Daisha baru ingat bahwa dia harus berbagi selimut dengan Disa. Lantas, dia duduk, lalu melambaikan tangan kepada Disa."Kak Disa, kemarilah juga.""..."Arjuna terdiam sesaat, mereka bertiga akan tidur berbaris seperti ini?Uhuk.Apakah orang zaman dulu begitu bebas?Akan tetapi ....Dia menyukainya!Malam sudah larut, selimut yang digunakan oleh kedua perempuan itu terlalu tipis. Arjuna ingin m

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 22

    "Um ...."Dagu Daisha dicengkeram dengan keras oleh Arjuna, diserang.Napasnya sedikit terengah, sensasi mati rasa yang belum pernah dia rasakan sebelumnya menyebar dari daun telinga hingga tulang ekornya.Bibir dan tubuh yang lembut, serta wangi tubuh Daisha menyerang garis pertahanan Arjuna sedikit demi sedikit.Tidak, tidak.Sekarang bukan waktunya. Daisha masih belum sehat.Arjuna tiba-tiba melepaskan Daisha, lalu meletakkan satu tangannya di dinding."Masih mau lari?"Arjuna telah mencoba yang terbaik untuk mengendalikannya, tetapi suaranya masih bergetar.Mata Daisha terus berkedip, ada kelembutan, tetapi lebih banyak keluhan."Buk!"Daisha masuk ke dalam pelukan Arjuna, lalu terus meninju Arjuna.Air matanya menetes ke pakaian Arjuna, dia terus mengeluh."Kenapa? Kenapa? Aku sudah menunggumu lebih dari setahun, kenapa kamu tidak berubah lebih cepat? Kenapa kamu baru berubah di saat situasinya sudah tidak tertolong?""Kenapa tidak tertolong? Bukankah sudah kukatakan ada ide?"Dai

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 23

    "Pergi ke kota?"Disa tiba-tiba berhenti melangkah. "Bukankah kita akan menghasilkan uang untuk membayar Rumah Bordil Prianka?""Hm, sekarang kita akan menghasilkan uang. Uang sebanyak itu hanya bisa dihasilkan di kota."Usai berbicara, Arjuna lanjut berjalan.Desa Embun terletak cukup jauh dari pusat pemerintahan kabupaten. Jika mereka tidak cepat berangkat, mereka tidak akan bisa tiba sebelum sore hari.Daisha bangun setelah mereka berjalan beberapa saat, tetapi Arjuna merasa jalannya lambat sehingga dia tidak menurunkan Daisha.Dia menggendong Daisha dan terus berjalan. Dulu berlari sepuluh kilometer dengan beban berat adalah hal paling mendasar di ketentaraan. Daisha bahkan lebih ringan daripada beban yang Arjuna bawa di zaman modern.Hanya saja Arjuna yang dulu malas dan kurang olahraga sehingga tubuhnya kurang kuat. Arjuna meminta Disa untuk gantian menggendong Daisha di tengah jalan.Setelah mendaki dua gunung dan tiba di jalan kota, jalannya menjadi lebih mudah dilewati.Sebelu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 24

    Tamael bergegas masuk dari halaman belakang. Ketika dia melihat si pembuat onar, dia langsung santai.Dia pikir bandit.Dalam situasi yang buruk, bandit lebih sulit dihadapi dibandingkan pejabat."Kupikir siapa, ternyata kamu, pecundang!" Tamael makan kacang dengan ekspresi mencemooh.Kemarin dia kurang persiapan, hari ini mereka ada di wilayahnya.Dia akan membuat Arjuna membayarnya dengan darah."Baguslah, kamu datang sendiri, jadi aku tidak perlu repot-repot lagi."Tamael melemparkan kulit kacang ke lantai. "Pengawal!"Begitu dia berteriak, puluhan preman kekar bergegas ke lobi, mengepung Tamael."Arjuna, kalau kamu berlutut untuk memohon, kemudian memanggilku bos sekarang, aku akan berbaik hati menyuruh mereka menghajarmu lebih pelan.""Ternyata dia datang untuk membuat onar karena tidak bisa membayar utang.""Tapi, apakah dia tidak takut dirinya mati dengan mengenaskan sehingga dia berani datang ke sini untuk membuat masalah?""Kudengar orang itu punya sedikit keahlian, dia mungki

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 25

    Melihat niat membunuh dalam mata Tamael, Arjuna mengangkat sudut bibirnya. "Hm, bisa sedikit."Setelah itu, dia membalikkan sisi botol dengan karakter di atasnya ke Tamael dan bertanya kepadanya, "Apakah yang terakhir adalah karakter obat?"Oh!Tanpa menunggu jawaban Tamael, Arjuna segera bertindak seolah-olah dia telah menemukan sesuatu yang besar. Dia memandang Tamael dan berkata, "Saya tahu mengapa bisnis Anda di Pengadilan Rumah Bordil Prianka begitu bagus. Anda pasti diam-diam menambahkan barang selundupan kepada para tamu. ' minuman. , hukum Bratajaya kami memiliki peraturan..."Sejak pemerintahan Kaisar Ganida dari Dinasti Bratajaya, rumah pelacuran dilarang keras menggunakan obat-obatan seperti narkotika dan cinta untuk menarik pelanggan.Pelanggar dapat dikenakan larangan, atau dalam kasus yang serius, rumahnya dapat disita.Tamael tidak berniat mendengarkan apa yang dikatakan Arjuna selanjutnya.Anak ini tidak hanya bisa membaca tapi juga mengerti hukum?Tidak seperti ini saa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 26

    Saat pintu halaman barat didobrak oleh pejabat, Tamael keluar, lalu melihat pemimpin dari pejabat. Dia segera mendekat, kemudian berkata, "Kapten Lingga, kami beroperasi secara legal, tidak melakukan hal-hal ilegal."Lingga dengan cepat berujar, "Aku tahu kalau Tuan Tamael selalu mematuhi aturan. Hari ini, aku datang karena menerima laporan bahwa kamu mengalami perampokan. Di luar kacau balau, para pelanggan bilang mereka melihat perampok, bawahanmu memberitahuku kalau perampoknya masuk ke sini.""Aish!" Tamael membungkuk kepada Lingga, kemudian dia berkata sambil tersenyum. "Salah paham, salah paham! Orang itu adalah sepupu jauh saya. Dia minum terlalu banyak hari ini, jadi membuat keributan. Sekarang dia sudah sadar dan pulang.""Hanya begitu?""Hanya begitu. Kalau dia benar-benar perampok, saya pasti sudah membawanya ke tempat Anda, mana perlu menunggu Anda repot-repot datang.""Baiklah kalau tidak ada masalah." Lingga berbalik, lalu berteriak, "Kembali!""Maaf sudah merepotkan Kapt

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 27

    Setelah Arjuna selesai berbicara, dia menarik Daisha, menciumnya, kemudian menarik tangan Disa dan Daisha untuk pergi."Tuan!"Disa dan Daisha protes bersamaan, mereka tidak mengikuti langkah Arjuna.Arjuna berbalik. "Kenapa tidak jalan? Apakah kalian tidak lapar?""Ini di jalanan!"Terdengar keluhan dari Daisha. Ketika Arjuna menatapnya, dia segera menundukkan kepalanya, tampak malu.Disa yang ada di sebelahnya juga sama. Dia berpura-pura biasa saja, tetapi sebenarnya dia merasa canggung.Tangan Arjuna selalu hangat, membuatnya ...."Memangnya kenapa kalau di jalanan?""Lepas!" Disa memelototi Arjuna, setengah marah dan setengah malu. "Semua orang melihat.""Kalau begitu biarkan mereka melihat." Arjuna mengencangkan cengkeramannya pada kedua saudari itu. "Aku memegang tangan istriku, tidak melanggar hukum Bratajaya.""..."Kedua perempuan itu terdiam.Setelah Arjuna siuman dari jatuh ke jurang, meski dia tidak lagi memukul atau memarahi mereka, terkadang dia bertingkah genit.Sesekali

Pinakabagong kabanata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 350

    Arjuna berdiri lalu membungkuk pada Eshan. Setelah itu, dia tersenyum sambil berkata kepada orang-orang yang menertawakannya. "Terima kasih atas pujian kalian.""Terima kasih? Dia tidak benar-benar menganggap kita sedang memujinya saat kita mengatakan bahwa dia merawat istri-istrinya menjadi cantik, 'kan?""Lihatlah ekspresi konyolnya itu, mungkin saja benar.""Dasar kutu buku.""Yang Mulia, masakan yang aku masak sering dipuji oleh istriku, aku juga merasa masakanku cukup enak. Aku bersedia untuk bertanding dengan calon koki istana kaisar ini."Arjuna menoleh untuk melihat Lujain, tetapi Lujain malah membuang muka dengan jijik. Ada sedikit ekspresi kesal di wajahnya.Jika dia tahu bahwa orang yang maju dari Kabupaten Damai adalah Arjuna, dia tidak akan turun tangan.Arjuna tidak layak bersaing dengannya.Sering mendapat pujian dari istrinya? Dengan beberapa pujian dari para wanita rendahan itu, Arjuna pikir dirinya sangat hebat memasak?Bodoh sekali.Dia sering mendengar orang mengata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 349

    "Ini jelas-jelas penindasan!""Jangan bicara lagi. Mereka memang sengaja menindas kita dan kita hanya bisa menerima.""Aish, semua karena kita terlalu miskin."Para pedagang dari Kabupaten Damai menggelengkan kepala sambil menghela napas."Kami telah memiliki kandidat untuk ronde kedua, Kak Eshan." Sugi memberi isyarat mengundang. "Sekarang giliranmu."Eshan menoleh, tetapi sebelum dia bertanya, para pengusaha yang mengelola penginapan dan restoran menundukkan kepala mereka, seolah mereka takut akan dipilih oleh Eshan untuk bersaing dengan Lujain."Setiap babak kompetisi memiliki hadiah. Ronde kedua juga sama. Kalau kalian menang, Restoran Kebon Sirih akan menjadi milik kalian. Kalau kalian kalah, Restoran Dapur Rempah Lujain harus diizinkan membuka cabang di Kabupaten Damai."Setelah mendengar ucapan Sugi, semua orang dari Kabupaten Damai menjadi makin marah.Sugi benar-benar tidak tahu malu. Restoran Kebon Sirih memang milik Kabupaten Damai, dia malah menggunakannya sebagai taruhan.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 348

    Perlawanan Mois kebetulan sesuai dengan keinginan Sugi.Bawahan yang membantah atasan merupakan kesalahan serius. Sugi dapat melaporkannya kepada gubernur, kemudian meminta menjatuhkan hukuman kepada Mois.Jika Mois tak ada lagi, Eshan akan seperti kehilangan satu tangan.Sekretaris daerah berikutnya yang ditunjuk pasti tidak akan sehati dengan Eshan.Karena Sugi pasti telah melakukan sesuatu. Meskipun itu bukan orang Sugi, orang itu pasti orang yang tidak cocok dengan Eshan."Kenapa?" Sugi terus memprovokasi Mois. "Kamu tampaknya sangat tidak puas denganku. Baiklah, kalau begitu kita bisa meminta keadilan dari gubernur daripada aku dibilang menggunakan statusku sebagai atasan untuk menindasmu."Eshan meremas lengan Mois dengan kuat sambil berkata kepada Sugi dengan nada menyanjung. "Terima, terima. Bagaimana mungkin dia tidak terima?"Sugi setingkat dengannya, tetapi Eshan tidak bisa membantah. Apakah Eshan tidak merasa terhina?Tentu saja bukan begitu.Dia sangat merasa terhina.Akan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 347

    "Hm?" Arjuna mengangkat kelopak matanya, kemudian berkata dengan malas. "Curang? Bagaimana bisa dikatakan curang? Apakah aku melarangmu membuka toko? Apakah aku melakukan bisnis yang melanggar hukum Dinasti Bratajaya?""Kamu tidak tahu malu, tercela!" Wajah Bani memerah karena marah.Mendengar perkataan Bani, Arjuna tertawa. "Kalau bicara soal tidak tahu malu dan tercela, bagaimana aku bisa dibandingkan dengan kalian? Kalian mengandalkan kekayaan Kabupaten Sentosa dan perhatian gubernur kepada kepala daerah kalian untuk menjebak kami demi menguasai semua bisnis di Kabupaten Damai.""Arjuna benar!"Irwan angkat bicara untuk mendukung. Meskipun dia masih memandang rendah Arjuna, dia adalah bagian dari Kabupaten Damai.Terhadap internal, mereka dapat bertarung sampai mati.Terhadap eksternal, mereka harus kompak untuk melawan.Irwan lanjut berkata, "Apa pun yang dijual kedua belah pihak, yang penting tidak melanggar hukum Bratajaya. Syarat ini bukan diajukan oleh Arjuna maupun Yang Mulia

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 346

    Satu batu dapat menimbulkan riak.Perkataan petugas pemerintah itu mengejutkan semua orang."Apakah kamu salah bicara? Bagaimana mungkin barangku tidak terjual satu pun? Pasti barang dia yang tidak terjual satu pun."Wajah Bani memerah, dia sangat marah.Perlengkapan pernikahan keluarga Bani dibuat dengan sangat teliti dan dirancang dengan sangat indah. Perlengkapan tersebut terkenal tidak hanya di Kabupaten Sentosa, tetapi juga di seluruh Kota Perai.Setelah kabar diskon 10% tersebar, orang-orang mulai mengantre sejak tengah malam. Bagaimana mungkin tidak ada satu pun yang terjual?"Pak, apakah kamu sedang bercanda? Seharusnya semua produk keluarga Bani dibeli hingga tak tersisa satu pun, 'kan?"Seorang pedagang dari Kabupaten Sentosa melangkah maju untuk memastikan."Benar." Hendra juga berdiri. "Pasti dibeli sampai tak tersisa satu pun. Petugas ini ingin bercanda, tapi waktunya tidak tepat.""Katakan dengan benar!" Sugi memelotot petugas yang datang melapor itu."Yang Mulia, memang

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 345

    "Seharusnya tidak secepat itu." Sejujurnya, Arjuna benar-benar tidak ingin Daisha hamil secepat itu. Dia masih terlalu muda."Kenapa? Apakah kesehatan Dik Daisha tidak baik? Kalau begitu, aku harus segera membawanya ke tabib.""Bukan." Arjuna menatap dua orang yang sedang kejar-kejaran dan berkelahi di halaman. "Daisha masih kecil, jadi tunggu nanti baru melahirkan.""Tidak, tidak boleh nanti, orang-orang itu akan ...."Hm? Arjuna mengernyit, bertanya-tanya mengapa Disa tidak melanjutkan omongannya.Saat Arjuna mengangkat kepalanya, wajah Disa yang marah nan sedih menarik perhatiannya.Berapa banyak pria yang tahan melihat pemandangan seperti itu, melihat seorang gadis yang kesal sekaligus sedih?Sensasi berdenyut menyebar di dada Arjuna."Akan apa?" Suara Arjuna sedikit serak, nadanya pun menurun tanpa sadar.Suara Arjuna enak didengar, terutama saat dia berbicara dengan suara serak.Suara yang serak, rendah, hangat dan dangkal masuk ke telinga Disa, membuat dia merasa seluruh tubuhny

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 344

    Dia akan membuka toko di tanah rendah sebelah Rumah Bordil Mawar. Dia tidak akan membukanya jika itu bukan tanah rendah.Karena ....Tanah itu adalah lokasi yang bagus untuk membuka toko."Kurasa apa yang dikatakan Yang Mulia Eshan dan Yang Mulia Mois benar. Kenapa kamu begitu keras kepala, Tuan? Bersikeras menjual toko Tante Buana dan membeli tanah di sebelah Rumah Bordil Mawar untuk membuka toko."Setelah Eshan dan yang lainnya pergi, Disa pun mulai mengoceh.Arjuna bersandar di kursi dekat jendela, meletakkan buku yang ada di tangannya, kemudian menatap Daisha yang sedang memijat kakinya."Daisha.""Apakah aku memijat terlalu kuat, Tuan?" tanya Daisha mengangkat kepalanya kepada Arjuna."Tidak, tenagamu pas.""Kalau begitu ...." Mata Daisha yang besar penuh dengan kelembutan. "Apakah ada yang ingin kamu katakan kepadaku?""Tidak, aku hanya ingin bertanya, kenapa kamu tidak menceramahiku?"Biasanya, jika Arjuna membeli beberapa meter kain atau beberapa potong daging, Daisha bisa meng

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 343

    "Persetan dengan teh!" Eshan tiba-tiba mengumpat. "Apakah aku terlihat seperti sedang ingin minum? Tiga ratus tael perak! Kamu menjual sebuah toko, lalu membeli tanah kosong di sebelah Rumah Bordil Mawar? Kamu bilang kamu bisa mengalahkan Bani hanya dengan sebuah toko. Ternyata begitu cara!"Setelah Eshan selesai berbicara, dia meletakkan tangannya di pinggangnya. Wajahnya memerah karena marah."Yang Mulia, jangan marah dulu. Marah tidak baik untuk kesehatan. Minum teh dulu."Arjuna lanjut berbicara sambil menyengir.Namun apa pun yang dia katakan, Eshan mengabaikannya. Sekelompok pengusaha yang ada di belakang Eshan juga memandangnya dengan ekspresi dingin."Arjuna." Akhirnya sekretaris daerah, Mois, yang memecah keheningan. "Kesampingkan soal pertandingan. Kamu menjual toko itu seharga 300 tael, itu terlalu murah.""Toko itu dekat Rumah Bordil Prianka. Seribu tael perak saja masih tergolong murah, apalagi tiga ratus tael.""Aish, seorang kutu buku miskin tahu apa? Tiga ratus tael pas

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 342

    Bukan hanya warga Kabupaten Sentosa saja yang mencari Arjuna, warga Kabupaten Damai juga turut mencarinya."Dia tidak kabur, 'kan?""Dia pasti sudah melarikan diri. Aish, Yang Mulia Eshan seharusnya tidak menyuruh Sekretaris Daerah untuk mencarinya di Desa Embun."Para pedagang di Kabupaten Damai berbisik-bisik. Meskipun Eshan sangat kesal, dia tidak bisa mengatakan apa-apa.Jika dia tahu bahwa Arjuna tidak mau meminjamkan lencana perak, dia pasti tidak akan membiarkan Mois pergi mencari Arjuna."Apa? Kamu yakin tidak salah dengar? Arjuna menjual toko kecilnya, lalu membeli tanah kosong di sebelah barat Rumah Bordil Mawar?" tanya Bani kepada pelayannya dengan ekspresi tidak percaya.Saat malam hari, akhirnya ada berita tentang Arjuna.Entah itu disengaja atau tidak, tetapi Bani adalah orang pertama yang mendapat kabar tentang Arjuna.Tanpa menunggu jawaban pelayan, Bani langsung bertanya, "Apakah dia mengatakan alasan dia membelinya?""Orang-orang kita mendengar dia memberi tahu istrin

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status