Share

Bab 435

Penulis: Abimana
"Kenapa tidak berani? Bukankah kamu bilang aku bersekongkol dengan para bandit? Aku beri tahu ...."

Arjuna memperlambat nada bicaranya. "Pemanah di halaman ini bukan hanya istriku yang ada di sampingku. Ada banyak pemanah di belakang yang tidak kalian lihat. Dan mereka dari Gunung Magmora."

"Astaga."

Ketika mereka mendengar Arjuna mengatakan ada banyak pemanah dari Gunung Magmora yang bersembunyi di halaman, wajah mereka menjadi pucat karena ketakutan. Mereka tidak berani melangkah maju lagi.

"Jangan tertipu olehnya. Tidak ada pemanah lain di halaman ini. Gunung Magmora tidak mengirim satu pun pemanah turun gunung!"

"Ha!" Arjuna tertawa.

Orang yang dapat menebak niat Arjuna, menyebarkan rumor, serta terlibat dalam perang opini publik dengannya seharusnya adalah pria lembut dan elegan yang dia temui di Restoran Kebon Sirih.

Dia memang sangat pintar, tetapi dia tidak pandai memanfaatkan orang.

"Kamu."

Arjuna mengangkat tangannya, menunjuk ke arah kerumunan.

"Bukan kamu, bukan kamu. Kalia
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 436

    "Pak!"Daisha yang sedang menggiling tinta di samping, melepaskan alatnya sehingga tinta pun terciprat ke tangan Arjuna."Maaf, Tuan, maaf." Daisha berulang kali meminta maaf kepada Arjuna. Dia menggunakan sapu tangan untuk menyeka tinta dari tangan Arjuna. Tangannya sedikit gemetar."Tidak apa-apa." Arjuna memegang tangan Daisha, lalu mendapati tangannya dingin.Arjuna sempat menggoda Daisha sebelum Tamael datang, tangannya tidak dingin saat itu.Apakah dia takut karena kata-kata Tamael?Arjuna mencondongkan tubuh ke dekat telinga Daisha, lalu berkata setengah bercanda dan setengah serius. "Jangan takut, kamu belum melahirkan anak laki-laki untukku. Bagaimana mungkin aku mati?""Tuan, ada Kak Tamael." Wajah Daisha tiba-tiba memerah."Arjuna!" Tamael berkeringat dingin. "Sudah begini, bagaimana kamu masih bisa bercanda, para bandit itu ...."Ketika mendengar kata "bandit", tubuh Daisha bergetar tanpa sadar lagi.Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi baginya, Arjuna adalah langit dan bum

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 437

    "Kamu gila, Arjuna, kamu pasti sudah gila."Tamael mengumpat, tetapi tubuhnya tetap berbalik, berlari keluar seperti yang diperintahkan Arjuna.Ada banyak gadis tunawisma di jalan. Dalam waktu dua jam, pengawal pribadi Tamael datang melaporkan bahwa Tamael telah membawa seratus orang ke tempat pelatihan kereta, lalu meminta Arjuna untuk pergi melihatnya.Begitu Arjuna melangkah masuk, Tamael berlari mendekat untuk menariknya. Dia menunjuk sekelompok wanita kurus dengan pakaian compang-camping dan rambut acak-acakan."Lihatlah mereka, mereka semua kurus dan lemah. Kalau mereka bisa melawan bandit, maka aku juga bisa."Begitu Tamael selesai berbicara, suara tergesa-gesa terdengar dari luar tempat latihan."Arjuna, Arjuna!"Arjuna sangat familier dengan suara yang kuat ini.Eshan datang.Arjuna membuat ekspresi tak berdaya. Tamael saja sudah cukup membuatnya lelah menjelaskan. Sekarang datang lagi Eshan. Selain itu, Eshan pasti tidak datang sendiri."Arjuna."Benar saja.Suara Mois terden

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 438

    "Berhasil apa?"Tamael memelotot marah pada Arjuna bagaikan seorang kakak. "Apakah kamu ingin membawa wanita-wanita ini ke Gunung Magmora untuk melempar kendi anggur?""Hehe." Arjuna tersenyum sambil menggaruk kepalanya. Gerakan itu tidak disengaja, tetapi setiap kali dia melakukan tindakan semacam ini, dia terlihat konyol. "Kak Tamael, apakah kamu tidak melihat bahwa gadis-gadis ini melempar lebih jauh daripada para pemuda itu? Mereka sangat cocok untuk melempar kendi anggur.""Kamu ... aish!" Tamael memalingkan wajahnya. "Aku malas mengurusmu.""Kamu memang tidak perlu terlalu khawatir. Urus saja bisnismu. Kalau uang di akhir tahun berkurang, sebagai investor, aku akan meminta penjelasan darimu," ujar Arjuna sambil mengulas senyum."Lagi-lagi kamu mengatakan hal-hal yang tidak aku mengerti. Kamu terus mengatakan bahwa kendi anggur adalah senjata yang sangat ampuh. Tapi aku masih belum melihat seberapa ampuhnya," ngoceh Tamael sambil berjalan pergi.Tadi Arjuna mengatakan bahwa semua

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 439

    "Sebuah lokakarya.""Lokakarya? Bukankah kamu punya banyak uang sekarang? Apakah perlu aku memberimu sebuah lokakarya?""Tidak, tidak ada uang yang bisa membeli lokakarya itu. Hanya Yang Mulia yang bisa memberikannya kepadaku."...Kampung Seruni, Gunung Magmora."Bos, kamu tidak boleh pergi ke Kabupaten Damai untuk mengambil kepala Arjuna!"Setelah mengetahui bahwa Naga Bermata Satu akan mengirim orang untuk membunuh Arjuna, Galih segera menghentikannya."Kenapa tidak boleh? Bukankah pergi ke kota untuk membunuh orang adalah hal yang sering kita lakukan? Selain itu, orang-orang yang kita bunuh adalah orang-orang terkenal." Naga Bermata Satu sedikit kesal."Kita memang sering melakukannya, tapi orang-orang terkemuka sebelumnya adalah pengusaha. Sekarang Arjuna adalah juara satu dalam ujian pemerintah Kabupaten Damai." Galih mengingatkan Naga Bermata Satu.Naga Bermata Satu tampak tidak terkesan. "Memangnya kenapa kalau dia juara satu dalam ujian? Bukankah sama saja satu leher, satu kep

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 440

    "Gali lubang? Lubang seperti apa?""Lubang seperti ini."Orang yang datang untuk melaporkan kabar itu mulai membuat gerakan, tetapi makin dia membuat gerakan, Galih makin bingung.Di medan perang, Galih pernah melihat berbagai macam metode bertarung.Di Gunung Magmora, dia telah melihat banyak metode menyerang, tetapi dia belum pernah melihat metode menggali lubang.Mendengar kabar tersebut, Naga Bermata Satu dan Rajo kembali tertawa liar.Ketika mereka mendengar Arjuna meminta gadis-gadis itu untuk menggali lubang lebih tinggi dari tinggi mereka sendiri, mereka tertawa makin arogan.Menurut mereka, Arjuna sedang mengajari gadis-gadis itu untuk menggali kuburan mereka sendiri.Naga Bermata Satu mengatakan bahwa karena Arjuna tidak merepotkan mereka untuk mengurus mayat wanita-wanita itu, dia akan membiarkan Arjuna mati dalam kondisi utuh.Melihat Galih tampak khawatir, Naga Bermata Satu berkata, "Tuan, jangan khawatir lagi. Mereka semua wanita. Tidak peduli seberapa pintar Arjuna, itu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 441

    Sebelum menjadi kepala daerah, Eshan pernah bertugas di ketentaraan selama lima belas tahun dan berpartisipasi dalam seratus pertempuran besar maupun kecil.Namun, dia belum pernah melihat benda seperti itu.Benda itu adalah sebuah piring besar. Arjuna menggunakan pasir dan batu untuk mengembalikan seluruh tampilan Gunung Magmora di lempeng tersebut. Ada juga banyak bendera kecil yang ditancap di sana, menandai setiap jengkal tanah dan setiap jurang Gunung Magmora dengan jelas.Eshan bertanya pada Arjuna dengan heran, dari mana datangnya benda ini?Sebagai seorang prajurit tua yang telah berpartisipasi dalam seratus pertempuran, Eshan sangat menyukainya. Kalau ketentaraan punya benda ini, itu bisa menambah kekuatan.Kalau saja dia punya benda itu sebelumnya, dia tidak akan mengalami begitu banyak kekalahan.Ketika Arjuna menjawab bahwa dia sendiri yang membuatnya, Eshan memandang Arjuna seakan-akan Arjuna adalah dewa.Pria tua itu mengatakan bahwa Arjuna adalah orang yang memiliki baka

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 442

    Eshan terkejut. "Menangkap orang? Menangkap siapa?"Arjuna melihat sekeliling lalu berkata, "Apakah Nyonya butuh perona pipi dan bedak? Beberapa hari yang lalu, seorang pemasok mengirim sejumlah perona pipi dan bedak kepada istri-istriku, katanya mereka membawanya dari ibu kota."Eshan tertegun sejenak, lalu dia meninggikan suaranya. "Arjuna, kamu benar-benar bertanya di waktu yang tepat. Istriku dari ibu kota. Dia mengeluh kepadaku setiap hari bahwa perona pipi dan bedak di Kabupaten Damai terlalu buruk."Sore ini.Banyak pengunjung Restoran Kebon Sirih yang menderita sakit perut, mereka semua adalah pelanggan yang makan ikan panggang. Para pengunjung restoran berteriak keras, menuntut ganti rugi dari Restoran Kebon Sirih.Restoran Kebon Sirih bersikeras bahwa tidak ada yang salah dengan ikan panggang mereka, lalu melaporkan masalah tersebut kepada pihak berwenang.Eshan membawa orang pergi mengatasinya.Kedua belah pihak punya alasan dan bukti masing-masing, jadi Eshan menyuruh petug

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 443

    "Hm, sombong sekali."Naga Bermata Satu mendorong gadis yang terbaring di atasnya, mengambil pisau besar, kemudian meletakkannya di bahunya. "Ayo, ikut aku keluar untuk bunuh anak itu.""Bos, jangan lupakan Kera. Lebih baik berhati-hati." Galih mengingatkan berulang kali."Jangan khawatir, anak panah wanita itu tidak akan mengenaiku."Sambil berbicara, Naga Bermata Satu berjalan keluar dari gua sambil menenteng pisau besar."Rizal, cepat ikuti Bos. Kalahkan wanita itu terlebih dahulu, baru kalahkan Arjuna." Galih memerintahkan Rizal.Ketika Arjuna memimpin anak buahnya, berbelok dari jalan besar ke gang kecil menuju Gunung Magmora ....Kota Kabupaten Damai."Tak, tak, tak!""Hia!"Tiga kuda pejabat berlari kencang menuju gerbang kota.Pria di atas kuda pertama adalah Eshan, kepala daerah Kabupaten Damai.Tidak lama setelah Eshan keluar kota dengan kudanya, dia bertemu sekelompok orang.Sebelum kudanya berhenti, Eshan melompat turun, lalu berlari menuju kereta mewah dalam rombongan itu.

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 460

    "Gadis-gadis, berhenti menggali!" teriak Arjuna.Jaraknya masih kurang sedikit, tetapi dengan kekuatan lengan gadis-gadis itu, tidak masalah.Sejak memasuki terowongan, Arjuna terus mengawasi pergerakan di Kampung Seruni.Ketika suara tawa dari atas berhenti, dia tahu bahwa yang keluar pasti Sang Ahli Strategi Berwajah Anggun.Dia muncul berarti Kampung Seruni akan menyerang mereka.Sekarang arah angin telah berubah, sangat tidak menguntungkan mereka. Terowongan ini dapat menahan lemparan batu dan anak panah, tetapi tidak dapat menahan api."Saudara-saudara, cepat lengkapi gadis-gadis itu dengan senjata!""Siap!"Dipimpin oleh Magano dan Ravin, belasan pemuda dengan cepat memindahkan semua kotak kayu ke bawah kaki gadis-gadis itu."Gadis-gadis, siap-siap untuk menyerang!""Plak!""Plak, plak!"Gadis-gadis itu membuka kotak kayu yang ada di bawah kaki mereka.Para prajurit yang berdiri di samping menjulurkan leher, sangat penasaran dengan senjata misterius yang ada di dalam kotak-kotak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 459

    Mereka penasaran sekali dengan wanita-wanita itu.Banyak bandit diam-diam mengintip lagi.Galih menatap para bandit yang tak kuasa menahan diri untuk menjulurkan kepala lagi. Kemudian dia mengangkat kepalanya, menatap anak panah di udara yang berkurang hampir setengahnya.Tampaknya yang tidak fokus bukan hanya mereka, para perwira dan prajurit yang ada di bawah benteng juga sama.Ekspresi Galih menjadi muram. Jangan-jangan ini konspirasi Arjuna?Berpikir demikian, Galih bergegas mendekat untuk melihat.Di bawah benteng, tidak ada manusia yang terlihat, hanya lumpur yang beterbangan dari koridor.Sesekali ada satu atau dua kepala yang muncul, mereka dapat diidentifikasi sebagai wanita. Omongan bahwa beberapa di antara mereka memiliki tubuh yang bagus hanyalah tebakan para bandit yang tergila-gila pada wanita.Lumpur yang beterbangan di koridor bawah desa pegunungan makin dekat ke arah mereka. Galih memperkirakan bahwa wanita-wanita itu berjarak sekitar dua puluh lima meter dari Kampung

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 458

    Ketika para prajurit menemukan para wanita, ekspresi mereka bahkan lebih berlebihan daripada ekspresi prajurit terluka yang tadi turun gunung.Semua orang tercengang.Syok, bingung.Wanita?Apa yang mereka lakukan di sini?Membantu mereka menggali jalur pemisah?Mereka begitu banyak pria mana membutuhkan bantuan wanita?Ketika para prajurit mendengar bahwa gadis-gadis itu bukan datang untuk membantu, melainkan untuk menyerang markas bandit, mereka makin tercengang. Banyak pemanah bahkan lupa menembakkan anak panah mereka.Para bandit di Kampung Seruni juga menemukan ada yang tidak beres.Tiba-tiba, jumlah anak panah di udara berkurang.Prajurit pejabat berhenti menyerang?Banyak bandit menjulurkan kepala untuk melihat ke bawah.Di koridor yang tak jauh dari gerbang desa, banyak tanah berlubang."Apa yang sedang dilakukan para prajurit itu? Mereka tampak seperti sedang menggali terowongan.""Apakah mereka menggali terowongan untuk naik menyerang kita?""Haha!" Rajo tertawa. "Kalau begit

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 457

    Saat gadis-gadis itu melewati para prajurit terluka yang sedang menuruni gunung, para prajurit menyeka mata mereka.Mata mereka pasti sudah rusak akibat asap.Kenapa wanita muncul di tempat seperti ini, di saat seperti ini?Ketika mereka mengetahui bahwa gadis-gadis itu akan menyerang Kampung Seruni, ekspresi mereka menjadi makin heran.Asap api tidak hanya merusak mata mereka, tetapi juga telinga mereka?Di bawah perlindungan sejumlah besar kembang api dan tentara yang bertarung dengan para bandit, Disa memimpin gadis-gadis itu dengan tenang ke medan perang.Gadis-gadis itu terus melangkah maju hingga mereka berada sekitar lima puluh meter dari Kampung Seruni barulah berhenti.Setelah berhenti, mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya fokus menggali terowongan.Pengawal Danis dan Andi berlari ke atas gunung satu demi satu.Mereka semua diperintahkan untuk mencari tahu apa yang dilakukan gadis-gadis itu."Menggali terowongan?"Danis dan Andi bertanya dengan serempak ketika mereka mendeng

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 456

    Andi tidak melarang Firhan. Dia ingin Danis mendengarnya. Betapa konyolnya Danis menggunakan Arjuna.Danis berdiri dengan tenang tanpa ekspresi, dia tidak senang maupun marah. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana suasana hatinya saat ini.Akan tetapi, bohong jika mengatakan bahwa dia tidak khawatir."Yang Mulia, suruh para prajurit mundur ke depan perkemahan pemanah, bagi mereka menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama gunakan perisai untuk melindungi para pemanah, suruh para pemanah terus menembak. Kelompok kedua gunakan pedang untuk menggali zona isolasi di tempat.""Zona isolasi yang aku tandai di meja pasir. Lebarnya sekitar dua setengah meter."Arjuna memberi isyarat dengan tangannya. Dia tidak menandai lebarnya di atas meja pasir karena dia tidak menyangka Firhan akan datang membawa pasukan."Kelompok terakhir, bawa orang yang terluka turun dengan tertib."Mendengar suara Arjuna yang mendesak, tetapi tenang, ekspresi Danis yang awalnya tidak menunjukkan emosi pun, menunjukkan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 455

    Danis melambaikan tangannya. "Bercanda atau bukan, aku bisa tentukan sendiri."Ketika Danis melihat Arjuna memimpin sekelompok wanita, dia juga merasa gelisah.Namun, jangan mempekerjakan orang yang kamu ragukan, jangan meragukan orang yang kamu pekerjakan. Itu adalah prinsipnya.Arjuna mengangkat tangannya.Melihat gerakan Arjuna, Disa yang memimpin tim pun berteriak, "Semuanya, berhenti!"Gadis-gadis itu segera berhenti bergerak maju, mereka berdiri tegak dalam lima baris.Meskipun mereka semua perempuan, Eshan merasa jauh lebih nyaman melihat mereka daripada tiga ribu prajurit pria yang dipimpin oleh Firhan.Selama beberapa hari terakhir, Arjuna meminta gadis-gadis itu untuk melakukan tiga hal: menggali lubang, berbaris, serta melempar karung pasir.Danis juga merasa sangat tertarik.Memimpin sekelompok wanita saja sudah cukup aneh, perintah formasinya juga aneh.Namun biarpun anehnya, formasi dan perintahnya membuat seluruh tim terlihat sangat energik.Jika wanita saja bisa begitu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 454

    "Oke." Danis menyerahkan lencananya kepada Arjuna. "Mulai sekarang, prajurit penjaga Kota Perai berada di bawah komandomu!"Mata Andi dan Firhan membelalak. Melihat lencana itu bagaikan melihat Danis sendiri.Dengan adanya lencana tersebut, Arjuna tidak hanya dapat memimpin prajurit penjaga Kota Perai, tetapi juga Pasukan Serigala yang melindungi Bratajaya."Yang Mulia, aku tidak membutuhkan lencanamu. Tidak butuh prajurit penjaga Kota Perai untuk menyerang bandit."Arjuna berkata sambil berlari menuruni gunung. "Disa!"Setelah Andi menyerahkan tugas menumpas bandit kepada Firhan, Arjuna meminta Disa untuk membawa seratusan gadis tersebut untuk beristirahat di kaki gunung."Arjuna!"Melihat Arjuna yang berlari menjauh, Eshan begitu cemas hingga ingin menghentakkan kakinya.Anak bodoh, lencana Marsekal Agung adalah benda yang agung. Biarpun lain kali harus dikembalikan, setidaknya Arjuna pernah memegang lencana Marsekal Agung dan memimpin tiga ribu prajurit penjaga Kota Perai. Dia bisa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 453

    "Arjuna? Dia hanya seorang pelajar, bagaimana mungkin dia punya ide? Apa idenya? Menggunakan kendi-kendi anggurnya?"Firhan berlidah tajam. Jangankan ketika dia tidak percaya bahwa Arjuna punya ide, seandainya Arjuna benar-benar bisa menangani situasi ini, Firhan tidak mungkin membiarkan Arjuna melakukannya.Dia, seorang kapten yang membawa tiga ribu prajurit, membiarkan seorang pelajar membantunya. Bukankah hal itu akan menjadi lelucon?Selain itu ....Firhan merasa sedikit gelisah.Walaupun Arjuna tidak mungkin bisa menangani situasi ini, anak itu sangat licik.Firhan sudah menyaksikannya sendiri ketika dia dan Fauzi pergi ke Desa Embun untuk menangkap Arjuna.Arjuna jelas-jelas baru belajar selama dua bulan, tetapi dia menduduki peringkat teratas. Arjuna jelas-jelas masih muda, tetapi dia telah membaca lebih banyak buku daripada Bima. Arjuna jelas-jelas seorang pelajar yang lemah, tetapi dia dapat menghindari penangkapan para polisi.Bila hal ajaib terjadi pada anak itu lagi. Bila A

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 452

    Ratusan prajurit yang sekujur tubuhnya terbakar berguling-guling, berlarian kesakitan. Sedangkan prajurit yang tidak terbakar berlarian kembali.Di tengah kekacauan, banyak prajurit yang berlarian terjatuh sehingga terinjak.Mayoritas orang bukan mati terbakar atau tertembak panah dari bandit, tetapi mati terinjak oleh rekannya sendiri."Saudara-saudara yang tidak terluka, cepat berdiri, bunuh bajingan-bajingan itu!"Di Kampung Seruni, Naga Bermata Satu berteriak dengan keras."Bunuh bajingan-bajingan itu.""Lepaskan anak panah!"Anak panah yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan dari benteng gunung."Dorong batu!"Satu demi satu batu besar berguling turun dari kampung.Anak panah yang tadi ditembakkan oleh para prajurit kini menjadi sumber anak panah bagi para bandit.Batu-batu tembok kampung yang runtuh berubah menjadi batu-batu yang tak habis digunakan."Saudara-saudara, ikut aku!" teriak Rajo, lalu mendorong kereta bola api untuk mendobrak gerbang desa yang telah terbakar hingga m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status