"Jangan khawatir." Arjuna menepuk kantong yang ada di tubuhnya. "Aku baru saja menghasilkan sepuluh tael perak.""Menghasilkan sepuluh tael perak?" Mata Disa melebar."Ya, aku mendapatkannya dari Tamael.""Bagaimana mungkin Tamael memberikannya kepadamu?""Dalam kondisi seperti itu, dia hanya bisa menyetujuiku." Inilah sebabnya Arjuna bersikeras menyuruh Disa dan Daisha melapor kepada pejabat.Makin banyak uang yang dihasilkan pengusaha, makin dia takut terhadap pemerintah. Fenomena ini tidak berubah.Terlebih lagi, Lingga dan Rumah Bordil Prianka tidak terlalu cocok."Tuan, apakah kamu memiliki kelemahan Rumah Bordil Prianka sehingga aku tidak perlu pergi ke Rumah Bordil Prianka lagi? Sepuluh tael perak yang kamu miliki itu adalah hasil negosiasimu dengan Tamael, ya?"Daisha sangat bijaksana, dia langsung memahami akar permasalahannya.Arjuna menyentuh dahi Daisha dengan jari telunjuknya. "Pintar!""Tapi ...." Daisha tampak khawatir. "Bagaimana kalau Tamael membalas dendam lain hari?"
Pakaian Disa dan Daisha sudah compang-camping dan tipis. Arjuna membawa kedua istrinya itu ke toko kain, kemudian menarik dua potong kain.Selimut yang mereka gunakan pada malam hari juga harus diganti. Arjuna membeli empat setengah kilo kapas.Karena membeli begitu banyak barang, mereka bertiga pasti tidak bisa mengangkutnya pulang, jadi Arjuna memesan kereta.Setelah membayar kereta, uang Arjuna sisa tiga ratus perak.Sepuluh tael perak yang baru didapatkan pun sisa sedikit dalam waktu setengah hari.Dua puluh lima kilogram beras, lima kilogram mi dan empat kilogram daging tanpa lemak cukup untuk tiga orang dewasa makan dua kali sehari selama sebulan.Musim dingin akan segera dimulai, jadi mereka perlu menyetok makanan dan kayu bakar, rumah juga perlu diperbaiki. Semuanya membutuhkan uang.Dia harus memikirkan cara untuk menghasilkan uang....Saat kereta memasuki desa, langit sudah gelap gulita.Saat ini, kondisi sedang kurang baik. Membawa begitu banyak sandang dan pangan pulang bi
Shaka bersekolah selama beberapa tahun dan merupakan wakil kepala desa. Selain kepala desa, Shaka memiliki kewenangan paling besar di desa. Dia juga memiliki gaji dua puluh sen per bulan. Arjuna sama sekali tidak bisa dibandingkan dengannya.Mereka sering dijadikan sebagai contoh saat orang tua mendidik anak.Contohnya, kalian harus bekerja keras dan sukses seperti Shaka. Kalau tidak bekerja keras, kalian akan menjadi seperti Arjuna.Tentu saja, hal yang membuat Shaka makin terkenal bukan hanya karena dia adalah wakil kepala desa.Dia juga bisa melahirkan anak laki-laki, dia memiliki dua anak laki-laki.Shaka menikah lebih awal dari Arjuna. Namun, istrinya kurang beruntung, dia meninggal saat melahirkan anak pertama.Pemerintah kerajaan tidak mungkin membiarkan Shaka yang bisa memiliki anak laki-laki hidup lajang, jadi tahun lalu dia diberi dua istri lagi.Istri yang dia nikahi tahun lalu telah melahirkan seorang anak laki-laki tahun ini.Zaman itu, anak laki-laki bagaikan harta karun.
Meskipun rumah Shaka dan rumah Arjuna hanya dipisahkan oleh tembok tipis, keluarga mereka sangat beda jauh.Keluarga Arjuna memiliki rumah dengan lima ruangan, tetapi sudah bobrok dan belum direnovasi. Empat ruangan lainnya sudah tidak memiliki atap, hanya ruangan Arjuna yang bisa ditempati.Arjuna khawatir jika terjadi dua atau tiga kali hujan salju lebat pada musim dingin ini, satu-satunya ruangan yang bisa ditempati mereka akan hancur juga.Rumah Shaka juga merupakan rumah lima kamar, tetapi sangat berbeda. Rumah Shaka baru direnovasi. Tahun lalu, Oki yang mengeluarkan uang untuk Shaka merenovasi rumah. Saat itu, uangnya kurang sedikit, lantas Oki meminta Arkana dan Arjuna untuk membantu.Arjuna yang sebelumnya tidak punya uang saat itu, jadi dia menjual semua mahar Disa dan Daisha untuk membantu Shaka merenovasi rumah.Oki dan istrinya awalnya tinggal sendiri. Setelah rumah baru dibangun, mereka pun tinggal bersama keluarga Shaka.Tinggal bersama Shaka terasa bergengsi.Istrinya Sh
Naura awalnya berharap ketika Bulan pulang mengunjungi Oki, Shaka bisa mengambil uang pemberian Bulan untuk membeli beberapa kilogram daging tanpa lemak di kota untuk mengisi perutnya yang lapar akan daging.Tak disangka, ketika Bulan kembali bulan lalu, dia hanya membawa dua setengah kilogram beras. Tidak ada daging maupun uang.Bencana alam tidak hanya berdampak pada satu desa, panen keluarga suaminya Bulan tahun ini juga tidak bagus. Saat dia pulang kali ini, dia tidak punya uang untuk diberikan kepada Oki.Saat pergi, dia juga mengatakan bahwa ibu mertuanya sedang kurang sehat sehingga butuh dirawat. Dia tidak akan kembali pada musim dingin ini, musim semi tahun depan baru kembali.Karena itu, Naura marah selama sebulan. Dia juga menjadi sinis ketika berbicara dengan dua mertuanya....Orang yang bisa membeli begitu banyak daging berlemak sekaligus seharusnya Gilang yang berada di seberang rumah mereka.Gilang adalah seorang penjual yang bepergian dari desa ke desa. Dalam beberapa
"Kak Disa, biar aku yang mengisinya."Daisha mengulurkan tangan untuk mengambil toples minyak dari tangan Disa."Jangan. Berikan kepadaku."Arjuna lebih dulu mengambil toples dari tangan Disa.Daisha tidak membiarkan Arjuna terlibat dalam memasak sebelumnya, Arjuna terima. Akan tetapi, dia tidak membiarkan Daisha melakukan hal seperti mengisi minyak.Kompor mereka agak tinggi, sedangkan Daisha tidak tinggi. Daisha kekurangan nutrisi untuk jangka panjang.Ada risiko tertentu dalam mengisi minyak.Dia mengalami transmigrasi jauh-jauh baru memiliki istri secantik ini. Kalau wajah Daisha rusak, Arjuna pasti akan sangat menyesal.Bagaimanapun, Daisha masih muda. Ketika Arjuna mengisi minyak daging, hati gadis itu berdebar lagi.Dia menatap minyak daging yang ada di sendok Arjuna, kemudian diam-diam menjilat bibirnya, tampak seperti kucing kecil yang rakus.Meskipun Disa tidak menunjukkannya sejelas Daisha, tatapannya juga tidak meninggalkan sisa minyak daging yang ada di mangkuk.Arjuna yan
Daging berlemak harganya enam puluh sen per setengah kilogram, sementara daging tanpa lemak harganya dua puluh sen per kilogram. Harga beras adalah sepuluh sen per kilogram, sedangkan kubis harganya sepuluh sen per potong, kain katun ....Harga barang di tempat ini sangat tinggi.Dibandingkan dengan pendapatan, harganya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan zaman modern.Dia harus bekerja lebih keras untuk membuat hidup mereka lebih baik.Setelah memakan sisa minyak dan menemukan bahwa Arjuna telah kembali ke kamar, Daisha buru-buru membawa baskom berisi air."Tuan!"Daisha mendatangi Arjuna, kemudian berkata, "Aku akan membersihkan wajah dan kakimu.""Uh!" Arjuna meletakkan penanya, lalu menyingsingkan lengan baju. "Aku akan melakukannya sendiri."Arjuna benar-benar tidak terbiasa jika orang lain membantunya mencuci muka dan kaki."Tidak boleh!"Daisha, yang selalu berbicara dengan lembut, tiba-tiba berbicara dengan keras dan tegas, yang mana mengejutkan Arjuna.Melihat bahwa dia te
Di sebelah.Shaka baru saja pulang saat ini.Saat dia membuka tirai pintu, kemudian masuk ke dalam rumah. Ruangan agak gelap sehingga tersandung mainan yang ada di lantai dan hampir terjatuh."Sialan!"Shaka menendang mainan tersebut kemudian memaki, "Memangnya tidak menyalakan lampu minyak? Apakah kamu ingin membuatku tersandung sampai mati?"Suasana hatinya sedang buruk hari ini.Hari ini seharusnya gaji turun, tetapi hal itu tidak terjadi.Ketika dia berangkat ke sekolah pada sore hari, puisi dan esai yang dia tulis dikritik oleh guru di sekolah. Katanya, esai yang dia tulis kalah dari karya siswa berusia dua belas tahun yang ada di kelas.Shaka pulang dengan sangat marah dan tersandung ketika memasuki rumah sehingga dia langsung meledak.Istri Shaka yang lain masih sibuk di dapur. Hanya ada Naura di atas perapian di kamar. Dia sedang menyusui bayinya. Dia sudah lama tidak makan daging sehingga tidak punya cukup ASI, bayinya terus menangis. Naura membujuk bayinya untuk waktu yang la
"Oh."Dinda berjalan ke luar dengan murung."Aish!" Daisha menggelengkan kepalanya. "Anak itu makin nakal saja. Semua karenamu, Tuan.""Adakah?""Kenapa tidak ....""Daisha, apakah kamu ingin belajar cara membuat sup tahu kepala ikan yang baru saja aku buat? Aku akan mengajarimu besok.""Tuan, kamu mengalihkan topik lagi.""Jadi, apakah kamu ingin belajar? Aku akan berhitung sampai tiga, kalau kamu tidak mau belajar, ya sudah.""Satu, dua, ....""Mau, tentu saja aku mau belajar!""Kalau begitu, berhentilah mengomeliku.""Tuan ...." Daisha cemberut sambil mengerutkan kening.Daisha tampak sangat lucu dan menawan sehingga Arjuna ingin menciumnya.Namun, hari ini bukan waktu yang tepat. Dia memiliki hal yang lebih penting untuk dilakukan.Arjuna memasak beberapa hidangan lagi.Dia mengambil semangkuk sup ikan, lalu menaruhnya di atas nampan."Kalian makan dulu saja, tidak perlu menungguku."Arjuna membawa sup ikan yang ada di atas nampan ke kamar samping.Setelah meletakkan sup ikan di at
Bulan yang berbaring di atas tungku masih belum sadar.Arjuna membungkuk untuk mengamati Bulan.Denyut nadi Bulan kuat, napasnya teratur, jadi seharusnya tidak ada masalah. Beberapa saat kemudian, Bulan akan bangun dengan sendirinya."Disa, Daisha, kalian berdua temani Tante tidur di kamar ini malam ini."Arjuna takut Bulan akan mencoba bunuh diri lagi bila dia tersadar pada tengah malam.Disa pandai bertarung sehingga dia dapat menghentikan Bulan dari melakukan hal-hal bodoh.Namun, Disa memiliki kepribadian pemarah dan terus terang, mudah impulsif, tidak dapat menghibur atau membujuk orang lain.Jika Bulan bersikeras melakukan hal bodoh, mengingat kepribadian Disa, dia akan membuat Bulan pingsan lagi.Dia tidak terlatih sehingga tak bisa mengendalikan kekuatannya.Daisha berbeda. Dia memiliki kepribadian yang lembut, teliti, suara yang lembut dan menyenangkan. Dia adalah orang yang paling cocok untuk menghibur Bulan."Aku juga mau menemani Tante."Sebelum Arjuna menyetujuinya, Dinda
"Tuan, kamu mau pergi ke mana?"Daisha mengejar Arjuna."Tuan." Disa yang sedang memotong kayu di halaman, menghentikan Arjuna."Oh ya!"Arjuna menggunakan kesempatan itu untuk menarik Disa. "Disa, ikut aku.""Ke mana?""Gunung belakang.""Untuk apa ke sana?""Aku juga tidak tahu, kamu ikut saja." Arjuna berharap firasatnya salah.Setelah beberapa saat kemudian, Arjuna dan Disa tiba di persimpangan jalan."Sekarang kita mau ke arah mana, Tuan?"Arjuna mengangkat pandangannya, melihat ke depan.Ada dua arah jalan, keduanya mengarah ke gunung belakang desa. Satu di sebelah timur, satu lagi di sebelah barat."Di arah mana aku terjatuh ke jurang? Cepat bawa aku ke sana.""Kenapa kita pergi ke sana, Tuan?""Jangan tanya, cepat bawa aku ke sana!"Bahkan Arjuna sendiri tidak tahu mengapa dia ingin pergi ke sana.Hanya firasat."Tuan, apakah kamu baik-baik saja?" Disa tiba-tiba berhenti melangkah. Dia menatap Arjuna dengan bingung.Kenapa Arjuna mau pergi ke tempat itu?Apakah dia ingin jatuh
Ketika Arjuna sadar kembali, dia mendapati wajahnya basah.Dia menangis.Arjuna yang dulu mulai merusak dirinya sendiri setelah Bulan menikah.Sebelum jatuh ke jurang, Arjuna yang dulu selalu menghindari Bulan setiap kali Bulan pulang ke rumah orang tuanya.Dia tahu bahwa perilakunya tidak baik dan takut Bulan akan kecewa padanya.Karena Arjuna selalu menghindari Bulan sebelumnya.Ketika Bulan pulang kali ini, Oki hanya memanggil Keluarga Arkana, tidak memanggil Arjuna untuk kumpul bersama.Anak perempuan yang sudah menikah tidak boleh bermalam di rumah orang tuanya.Setelah makan di rumah Shaka, Bulan akan kembali ke rumah suaminya.Kali ini, Bulan bertindak sedikit tidak biasa. Dia membawa sebuah kantong besar menuju rumah Arjuna tanpa menghiraukan larangan Oki dan Shaka.Bulan berdiri di depan rumah Arjuna, melihat rumah yang baru saja direnovasi. Dia begitu gembira hingga menangis sambil bergumam sendiri."Benar, mereka tidak membohongiku. Arjuna benar-benar sudah menjadi baik. Dia
Hari kedua sekolah diliburkan.Setelah berlatih kaligrafi selama setengah hari, Arjuna merasa punggung dan pinggangnya sedikit pegal. Dia meletakkan kuas di tangannya, kemudian berjalan ke halaman untuk meregangkan otot-ototnya.Tidak lama setelah tiba di halaman, Arjuna mendengar suara berisik dari sebelah.Pasti ada orang yang mengirim sesuatu untuk keluarga Shaka lagi.Berita bahwa syair Shaka sangat dipuji oleh Cakra, bersama dengan berita syair Arjuna, menyebar ke beberapa desa terdekat.Sementara semua orang mengolok-olok Arjuna, mereka juga memuji Shaka dan makin yakin bahwa Shaka akan diterima di sekolah menengah atas kelas.Orang-orang datang memberikan hadiah kepada Shaka sangat banyak seperti sebelumnya."Tante pulang! Tante pulang!"Suara putra sulung Shaka, Zafa, terdengar dan berhasil menghentikan Arjuna untuk masuk ke rumah.Tante?Tante Zafa berarti tante Arjuna juga.Bayangan seorang wanita bertubuh tinggi, berpakaian rapi dan anggun, serta bertatapan ramah muncul di b
Setiap Festival Musim Semi, sebagian keluarga gembira, sementara sebagian lainnya murung.Karena tidak semua orang akan memperoleh hasil yang baik setelah bekerja keras selama setahun.Begitulah adanya. Saat orang masih kecil, mereka sangat menantikan Festival Musim Semi. Namun makin dewasa, mereka makin tak menyukai festival ini.Karena Festival Musim Semi itu memusingkan.Di awal musim, mereka menetapkan resolusi untuk menabung sejumlah uang, serta menyelesaikan hal-hal penting dalam tahap kehidupan tertentu.Hanya saja mayoritas orang melebih-lebihkan kemampuan mereka dan meremehkan kejamnya waktu.Waktu tidak akan berhenti untukmu hanya karena kamu miskin.Tidak peduli seberapa pagi kamu bangun dan seberapa larut kamu tidur, seberapa keras kamu bekerja setiap hari, hidupmu tetap tidak membaik dan kamu masih terus berjuang.Setelah setahun bekerja keras, kamu menoleh ke belakang, lalu menemukan bahwa kamu masih belum punya apa-apa.Namun, pemandangan di Desa Embun tahun ini sangat b
Sekolah Pelita menerbitkan kisi-kisi setiap tahun. Soal dalam kisi-kisi sering kali memprediksi soal ujian tahun berikutnya. Meskipun tidak persis, jenis soalnya sangat mirip.Dapat dikatakan bahwa siswa yang mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita seperti mendapat bantuan tambahan.Para pelajar dari sepenjuru Kerajaan Bratajaya berlomba-lomba mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita. Akan tetapi, sekolah tersebut biasanya hanya memberikannya kepada pelajar di sekolah sendiri.Sekolah itu hanya menerima dua puluh siswa setiap tahun. Selain itu, mereka hanya menerima orang yang berjodoh.Sekalipun orang itu berkuasa, jika kepala sekolahnya merasa bahwa dia tidak berjodoh, maka dia akan ditolak."Benar, tapi kakakmu bilang itu bukan yang asli, hanya salinan.""Salinan juga tidak apa-apa. Ayah, cepat minta Kakak untuk mengantarnya kemari. Tidak!" Shaka segera menggelengkan kepala."Ayah, besok suruh seseorang untuk menyampaikannya kepada Kakak. Katakan bahwa aku menginginkannya besok.
"Kalau begitu Kak Daisha, kamu benar-benar tidak marah karena Tuan menulis sembarangan?""Kenapa harus marah? Tuan menulis ini pasti ada maksudnya sendiri.""Kamu benar-benar tidak marah? Pak Guru meminta syair itu ditempel di depan rumah kita.""Kalau Tuan tidak mau menempelnya, aku baru marah." Suara maupun tubuh Daisha tampak rileks.Bisa dilihat bahwa syair yang ditulis Arjuna membuatnya sangat senang.Meskipun Daisha tidak mengerti apa yang dimaksud dengan "penyewa rumah" dan "pria lajang". Dia mengerti bagian "istri cantik" dan "penuh kegembiraan".Arjuna mengungkapkan bahwa dia sangat bahagia memiliki mereka. Itu adalah pernyataan cinta Arjuna kepada mereka.Arjuna bersikeras menempelkan syair ini di depan rumah untuk menunjukkan cintanya untuk mereka kepada semua orang.Tuan mereka mengungkapkan cintanya untuk mereka secara terbuka.Kenapa Daisha harus marah? Dia senang sekali.Arjuna, yang duduk di dalam kamar, mendengar percakapan antara Daisha dan Dinda. Hatinya akhirnya ten
Jangan-jangan calon orang mulia dari Keluarga Kusumo yang dimaksud oleh begawan Kuil Yamuna ... adalah Arjuna?!Jika memang demikian ....Cakra mengangguk tanpa suara.Apa yang dikatakan begawan Kuil Yamuna kemungkinan benar.Cakra telah menjadi guru selama bertahun-tahun dan telah bertemu banyak orang.Meskipun Shaka sangat cerdas dan berprestasi secara akademis, Cakra tidak setuju bahwa dia adalah orang mulia.Bagaimanapun, Shaka kekurangan kualitas tertentu....Tidak ada acara hiburan di desa pegunungan kecil, jadi gosip menjadi satu-satunya hiburan di desa.Syair Arjuna dengan cepat menyebar dari sekolah. Dalam waktu satu jam, semua orang di desa sudah mengetahuinya.Selain keluarga kepala desa, Magano dan orang-orang yang menangkap ikan untuk Arjuna, sisanya menertawakan Arjuna.Disa dan Dinda, yang menunggu Arjuna di luar sekolah, tentu saja menjadi bahan ejekan juga.Mereka menjadi sasaran olok-olokan dan tertawaan para istri pelajar."Tuan!"Begitu Arjuna keluar dari sekolah,