Share

Bab 34

Aвтор: Abimana
Daging berlemak harganya enam puluh sen per setengah kilogram, sementara daging tanpa lemak harganya dua puluh sen per kilogram. Harga beras adalah sepuluh sen per kilogram, sedangkan kubis harganya sepuluh sen per potong, kain katun ....

Harga barang di tempat ini sangat tinggi.

Dibandingkan dengan pendapatan, harganya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan zaman modern.

Dia harus bekerja lebih keras untuk membuat hidup mereka lebih baik.

Setelah memakan sisa minyak dan menemukan bahwa Arjuna telah kembali ke kamar, Daisha buru-buru membawa baskom berisi air.

"Tuan!"

Daisha mendatangi Arjuna, kemudian berkata, "Aku akan membersihkan wajah dan kakimu."

"Uh!" Arjuna meletakkan penanya, lalu menyingsingkan lengan baju. "Aku akan melakukannya sendiri."

Arjuna benar-benar tidak terbiasa jika orang lain membantunya mencuci muka dan kaki.

"Tidak boleh!"

Daisha, yang selalu berbicara dengan lembut, tiba-tiba berbicara dengan keras dan tegas, yang mana mengejutkan Arjuna.

Melihat bahwa dia te
Заблокированная глава
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 35

    Di sebelah.Shaka baru saja pulang saat ini.Saat dia membuka tirai pintu, kemudian masuk ke dalam rumah. Ruangan agak gelap sehingga tersandung mainan yang ada di lantai dan hampir terjatuh."Sialan!"Shaka menendang mainan tersebut kemudian memaki, "Memangnya tidak menyalakan lampu minyak? Apakah kamu ingin membuatku tersandung sampai mati?"Suasana hatinya sedang buruk hari ini.Hari ini seharusnya gaji turun, tetapi hal itu tidak terjadi.Ketika dia berangkat ke sekolah pada sore hari, puisi dan esai yang dia tulis dikritik oleh guru di sekolah. Katanya, esai yang dia tulis kalah dari karya siswa berusia dua belas tahun yang ada di kelas.Shaka pulang dengan sangat marah dan tersandung ketika memasuki rumah sehingga dia langsung meledak.Istri Shaka yang lain masih sibuk di dapur. Hanya ada Naura di atas perapian di kamar. Dia sedang menyusui bayinya. Dia sudah lama tidak makan daging sehingga tidak punya cukup ASI, bayinya terus menangis. Naura membujuk bayinya untuk waktu yang la

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 36

    "Sudahlah!"Melihat Naura mengakui kesalahan, Shaka pun berujar, "Setelah aku menerima gaji, aku akan memberi setengah kilogram daging tanpa lemak untuk memenuhi gizimu.""Sungguh?"Mendengar bahwa Shaka akan membeli daging untuknya, hati Naura tiba-tiba menjadi cerah setelah dia merasa tertekan sekian lama."Bagaimana mungkin aku menipumu? Menikah denganku, hidupmu jauh lebih baik daripada Alsava bersaudari itu.""Benar, kelak Tuan akan menjadi orang kaya dan berkuasa." Naura segera duduk, lalu mulai membayangkan bagaimana rasanya menjadi istri pejabat di kemudian hari.Shaka tidak berkata apa-apa, tetapi tatapannya dipenuhi rasa bangga.Bukankah begawan di Kuil Yamuna sudah mengatakannya? Dalam sepuluh tahun, Keluarga Kusumo akan menghasilkan seorang orang hebat yang mampu dalam bidang sastra dan militer. Dalam sepuluh tahun, putranya Shaka masih kecil. Kalau begitu, bukankah itu artinya dirinya?Cendekiawan nomor satu mungkin belum tentu, tetapi Shaka merasa dia tidak punya masalah

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 37

    Arjuna terpesona.Istri yang begitu lembut, cantik dan pemalu ini ditugaskan oleh pemerintah, bohong bila Arjuna tidak goyah.Akan tetapi, kaki Daisha masih dibalut obat. Selain itu, dia baru berusia 15 tahun tahun lalu, masih sangat muda.Tunggulah sebentar lagi.Setidaknya sampai kakinya sembuh.Menarik napas dalam-dalam, Arjuna berbalik ke pintu lalu berkata, "Disa, kenapa kamu di luar? Cepat masuk dan istirahat."Arjuna hanya fokus dengan rasa tidak tega sehingga dia tidak memperhatikan wajah di balik selimut yang diam-diam tampak terluka.Pada akhirnya, Arjuna masih tidak menyukainya.Setelah Disa masuk, dia melihat ke arah Arjuna dan Daisha, bibirnya bergerak, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya naik ke atas tempat perapian, kemudian tidur di sisi yang jauh dari Arjuna."Tuan, aku sudah menghangatkan selimutnya."Ketika Daisha keluar dari selimut Arjuna, suaranya terdengar rendah dan kurang energi. Dia kembali ke ujung tempat perapian, naik ke tempat tidur untuk tidur,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 38

    Dia tidak menyadari bahwa es di bawah kakinya mulai retak.Dalam sekejap, esnya pecah, Arjuna langsung jatuh ke dalam air.Untungnya, dia cukup pandai dalam berenang sehingga dia bangun setelah beberapa saat.Tidak ada es yang terasa di dalam air. Setelah keluar dari air, hembusan angin bertiup, membuat Arjuna menggigil kedinginan.Suhu di pegunungan rendah, jadi dia harus segera pulang. Jika tidak, begitu terjadi hipotermia, dia mungkin akan meninggal seperti Arjuna yang sebelumnya.Karena jatuh ke dalam air, Arjuna menarik keranjangnya sehingga menyebabkan separuh ikan dan cangkulnya pun jatuh ke dalam air.Ya sudahlah kalau hanya setengah keranjang, toh juga tidak sedikit. Sedangkan sekop, Arjuna tinggalkan.Arjuna berlari pulang membawa setengah keranjang ikan di punggungnya, sama seperti dia ketika berlatih bersama tim di kehidupan dulu.Dia tidak boleh berlari terlalu cepat, karena energinya akan cepat habis. Lari pelan tidak hanya bisa membuat Arjuna pulang lebih cepat, tetapi j

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 39

    "I ... ikan bakar ...."Daisha hendak berbicara tetapi berhenti."Daisha, kalau ada yang ingin kau katakan, katakan saja.""Tuan, ikan bakar yang kamu masak memang enak, tapi kalau menjualnya ... belum tentu lalu. Seandainya laku, harganya juga tidak tinggi."Daisha menjaga kata-katanya serendah mungkin, takut menyinggung Arjuna.Mereka selalu makan sayur-sayuran liar sehingga menyukai ikan."Jangan khawatir, aku sudah memikirkan cara yang lebih baik untuk memanggang ikan."Ketika Arjuna kembali, seluruh tubuhnya basah kuyup, jadi dia tidak mencabut rumput pentium.Ngomong-ngomong, orang di tempat ini menyebut rumput pentium sebagai rumput cincau.Karena Arjuna berada di tempat mereka, dia akan ikut menyebutnya rumput cincau.Arjuna menyuruh Daisha untuk mencabut rumput cincau. Meskipun rumput cincau di musim dingin tidak sebagus di musim panas, itu tidak buruk.Rumput cincau bisa ditemukan di mana-mana. Daisha tidak perlu pergi terlalu jauh, ada di pegunungan belakang desa.Pegunungan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 40

    Setelah meninggalkan toko besi, Arjuna pergi ke toko kayu bakar untuk membeli sekantong arang.Lalu dia pergi ke toko obat membeli dua ons jintan dan dua ons lada. Dia meminta penjaga toko obat untuk menggiling jintan dan lada menjadi bubuk. Sayangnya, pada zaman ini tidak ada paprika.Harga barang-barang ini sembilan puluh sen.Sekalipun dia menjual semua ikan hari ini, dikurangi modal, Arjuna tidak akan menghasilkan banyak uang. Akan tetapi, hari pertama berbisnis, jika dia tidak merugi artinya sudah untung. Palingan, dia tidak perlu membeli tongkat besi lagi.Dari sembilan puluh sen uang yang dihabiskan, tujuh puluh sennya adalah untuk dua batang besi.Setelah kembali ke pasar, hari sudah gelap.Jika seseorang datang memungut biaya kios. Kios seperti Arjuna harus membayar dua sen.Sulit bagi orang lemah untuk melawan orang kuat. Pada hari pertama jualan, Arjuna tidak ingin menimbulkan masalah jadi dia memberikannya.Pasar pun mulai ramai, Arjuna membawa Disa dan Daisha pergi membuka

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 41

    Kulit ikan yang ada di atas panggangan sudah mulai berwarna coklat, jadi Arjuna mengoleskan sedikit minyak pada ikan.Tak perlu banyak-banyak, ikan sendiri sudah ada minyak, terutama bagian perut.Aroma ikan bakar mulai menyebar.Para penonton tidak bisa menahan diri untuk tidak mengendus setelah mencium aromanya.Ekspresi mengejek para penonton perlahan berubah.Ada bingung, ada juga terkejut."Ikan yang dimasaknya berbeda dari yang kubayangkan. Sepertinya cukup harum.""Aku juga merasa harum. Entah bagaimana caranya menghilangkan bau amisnya.""Tidak ada bau amis sama sekali, baunya juga enak. Hanya saja entah bagaimana rasanya?"Begitu bahas soal rasa, orang-orang langsung terbangun dari mabuk akan wanginya ikan."Aku sudah pernah makan ikan, rasanya tidak enak.""Aku juga pernah memakannya. Bukan hanya tidak enak, tapi juga banyak duri.""Ngomong-ngomong soal duri, aku pernah tersedak tulang, itu menyakitiku selama beberapa hari.""Aku juga pernah mengalami hal ini. Meskipun diberi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 42

    "Enak sekali, coba kalian cicipi juga.""Semuanya dicoba.""Kalau tidak enak, aku akan mengubah namaku."Seperti kata pepatah, perlakuan baik akan dibalas dengan kebaikan.Terlebih lagi, ikan bakar Arjuna enak sekali. Doni promosi lebih heboh daripada Arjuna seolah ini adalah bisnisnya."Hei, Doni, apakah kamu orangnya anak itu? Apakah kalian berkomplotan?"Melihat orang-orang mulai heboh dan ingin mencoba ikan bakar Arjuna, si penjual kue, Jono, pun berkata dengan lantang.Orang-orang ragu lagi, Jono segera menambahkan, "Bagaimanapun cara masaknya, itu tetap ikan. Kita semua mengalami masa-masa sulit, siapa yang tidak terpaksa makan ikan? Hanya ditambah beberapa tetes minyak dan beberapa bahan, itu menjadi makanan dewa?""Kamu pikir kami ini bocah?""Jono!"Tak mau kalah, Doni memindahkan tubuh gemuknya ke hadapan Jono."Jangan mengira kamu dan Daka yang menjaga tempat ini berasal dari desa yang sama, kamu bisa merajalela di pasar ini. Aku tidak takut padamu."Meskipun Doni dan Jono b

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 212

    "Oh."Dinda berjalan ke luar dengan murung."Aish!" Daisha menggelengkan kepalanya. "Anak itu makin nakal saja. Semua karenamu, Tuan.""Adakah?""Kenapa tidak ....""Daisha, apakah kamu ingin belajar cara membuat sup tahu kepala ikan yang baru saja aku buat? Aku akan mengajarimu besok.""Tuan, kamu mengalihkan topik lagi.""Jadi, apakah kamu ingin belajar? Aku akan berhitung sampai tiga, kalau kamu tidak mau belajar, ya sudah.""Satu, dua, ....""Mau, tentu saja aku mau belajar!""Kalau begitu, berhentilah mengomeliku.""Tuan ...." Daisha cemberut sambil mengerutkan kening.Daisha tampak sangat lucu dan menawan sehingga Arjuna ingin menciumnya.Namun, hari ini bukan waktu yang tepat. Dia memiliki hal yang lebih penting untuk dilakukan.Arjuna memasak beberapa hidangan lagi.Dia mengambil semangkuk sup ikan, lalu menaruhnya di atas nampan."Kalian makan dulu saja, tidak perlu menungguku."Arjuna membawa sup ikan yang ada di atas nampan ke kamar samping.Setelah meletakkan sup ikan di at

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 211

    Bulan yang berbaring di atas tungku masih belum sadar.Arjuna membungkuk untuk mengamati Bulan.Denyut nadi Bulan kuat, napasnya teratur, jadi seharusnya tidak ada masalah. Beberapa saat kemudian, Bulan akan bangun dengan sendirinya."Disa, Daisha, kalian berdua temani Tante tidur di kamar ini malam ini."Arjuna takut Bulan akan mencoba bunuh diri lagi bila dia tersadar pada tengah malam.Disa pandai bertarung sehingga dia dapat menghentikan Bulan dari melakukan hal-hal bodoh.Namun, Disa memiliki kepribadian pemarah dan terus terang, mudah impulsif, tidak dapat menghibur atau membujuk orang lain.Jika Bulan bersikeras melakukan hal bodoh, mengingat kepribadian Disa, dia akan membuat Bulan pingsan lagi.Dia tidak terlatih sehingga tak bisa mengendalikan kekuatannya.Daisha berbeda. Dia memiliki kepribadian yang lembut, teliti, suara yang lembut dan menyenangkan. Dia adalah orang yang paling cocok untuk menghibur Bulan."Aku juga mau menemani Tante."Sebelum Arjuna menyetujuinya, Dinda

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 210

    "Tuan, kamu mau pergi ke mana?"Daisha mengejar Arjuna."Tuan." Disa yang sedang memotong kayu di halaman, menghentikan Arjuna."Oh ya!"Arjuna menggunakan kesempatan itu untuk menarik Disa. "Disa, ikut aku.""Ke mana?""Gunung belakang.""Untuk apa ke sana?""Aku juga tidak tahu, kamu ikut saja." Arjuna berharap firasatnya salah.Setelah beberapa saat kemudian, Arjuna dan Disa tiba di persimpangan jalan."Sekarang kita mau ke arah mana, Tuan?"Arjuna mengangkat pandangannya, melihat ke depan.Ada dua arah jalan, keduanya mengarah ke gunung belakang desa. Satu di sebelah timur, satu lagi di sebelah barat."Di arah mana aku terjatuh ke jurang? Cepat bawa aku ke sana.""Kenapa kita pergi ke sana, Tuan?""Jangan tanya, cepat bawa aku ke sana!"Bahkan Arjuna sendiri tidak tahu mengapa dia ingin pergi ke sana.Hanya firasat."Tuan, apakah kamu baik-baik saja?" Disa tiba-tiba berhenti melangkah. Dia menatap Arjuna dengan bingung.Kenapa Arjuna mau pergi ke tempat itu?Apakah dia ingin jatuh

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 209

    Ketika Arjuna sadar kembali, dia mendapati wajahnya basah.Dia menangis.Arjuna yang dulu mulai merusak dirinya sendiri setelah Bulan menikah.Sebelum jatuh ke jurang, Arjuna yang dulu selalu menghindari Bulan setiap kali Bulan pulang ke rumah orang tuanya.Dia tahu bahwa perilakunya tidak baik dan takut Bulan akan kecewa padanya.Karena Arjuna selalu menghindari Bulan sebelumnya.Ketika Bulan pulang kali ini, Oki hanya memanggil Keluarga Arkana, tidak memanggil Arjuna untuk kumpul bersama.Anak perempuan yang sudah menikah tidak boleh bermalam di rumah orang tuanya.Setelah makan di rumah Shaka, Bulan akan kembali ke rumah suaminya.Kali ini, Bulan bertindak sedikit tidak biasa. Dia membawa sebuah kantong besar menuju rumah Arjuna tanpa menghiraukan larangan Oki dan Shaka.Bulan berdiri di depan rumah Arjuna, melihat rumah yang baru saja direnovasi. Dia begitu gembira hingga menangis sambil bergumam sendiri."Benar, mereka tidak membohongiku. Arjuna benar-benar sudah menjadi baik. Dia

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 208

    Hari kedua sekolah diliburkan.Setelah berlatih kaligrafi selama setengah hari, Arjuna merasa punggung dan pinggangnya sedikit pegal. Dia meletakkan kuas di tangannya, kemudian berjalan ke halaman untuk meregangkan otot-ototnya.Tidak lama setelah tiba di halaman, Arjuna mendengar suara berisik dari sebelah.Pasti ada orang yang mengirim sesuatu untuk keluarga Shaka lagi.Berita bahwa syair Shaka sangat dipuji oleh Cakra, bersama dengan berita syair Arjuna, menyebar ke beberapa desa terdekat.Sementara semua orang mengolok-olok Arjuna, mereka juga memuji Shaka dan makin yakin bahwa Shaka akan diterima di sekolah menengah atas kelas.Orang-orang datang memberikan hadiah kepada Shaka sangat banyak seperti sebelumnya."Tante pulang! Tante pulang!"Suara putra sulung Shaka, Zafa, terdengar dan berhasil menghentikan Arjuna untuk masuk ke rumah.Tante?Tante Zafa berarti tante Arjuna juga.Bayangan seorang wanita bertubuh tinggi, berpakaian rapi dan anggun, serta bertatapan ramah muncul di b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 207

    Setiap Festival Musim Semi, sebagian keluarga gembira, sementara sebagian lainnya murung.Karena tidak semua orang akan memperoleh hasil yang baik setelah bekerja keras selama setahun.Begitulah adanya. Saat orang masih kecil, mereka sangat menantikan Festival Musim Semi. Namun makin dewasa, mereka makin tak menyukai festival ini.Karena Festival Musim Semi itu memusingkan.Di awal musim, mereka menetapkan resolusi untuk menabung sejumlah uang, serta menyelesaikan hal-hal penting dalam tahap kehidupan tertentu.Hanya saja mayoritas orang melebih-lebihkan kemampuan mereka dan meremehkan kejamnya waktu.Waktu tidak akan berhenti untukmu hanya karena kamu miskin.Tidak peduli seberapa pagi kamu bangun dan seberapa larut kamu tidur, seberapa keras kamu bekerja setiap hari, hidupmu tetap tidak membaik dan kamu masih terus berjuang.Setelah setahun bekerja keras, kamu menoleh ke belakang, lalu menemukan bahwa kamu masih belum punya apa-apa.Namun, pemandangan di Desa Embun tahun ini sangat b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 206

    Sekolah Pelita menerbitkan kisi-kisi setiap tahun. Soal dalam kisi-kisi sering kali memprediksi soal ujian tahun berikutnya. Meskipun tidak persis, jenis soalnya sangat mirip.Dapat dikatakan bahwa siswa yang mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita seperti mendapat bantuan tambahan.Para pelajar dari sepenjuru Kerajaan Bratajaya berlomba-lomba mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita. Akan tetapi, sekolah tersebut biasanya hanya memberikannya kepada pelajar di sekolah sendiri.Sekolah itu hanya menerima dua puluh siswa setiap tahun. Selain itu, mereka hanya menerima orang yang berjodoh.Sekalipun orang itu berkuasa, jika kepala sekolahnya merasa bahwa dia tidak berjodoh, maka dia akan ditolak."Benar, tapi kakakmu bilang itu bukan yang asli, hanya salinan.""Salinan juga tidak apa-apa. Ayah, cepat minta Kakak untuk mengantarnya kemari. Tidak!" Shaka segera menggelengkan kepala."Ayah, besok suruh seseorang untuk menyampaikannya kepada Kakak. Katakan bahwa aku menginginkannya besok.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 205

    "Kalau begitu Kak Daisha, kamu benar-benar tidak marah karena Tuan menulis sembarangan?""Kenapa harus marah? Tuan menulis ini pasti ada maksudnya sendiri.""Kamu benar-benar tidak marah? Pak Guru meminta syair itu ditempel di depan rumah kita.""Kalau Tuan tidak mau menempelnya, aku baru marah." Suara maupun tubuh Daisha tampak rileks.Bisa dilihat bahwa syair yang ditulis Arjuna membuatnya sangat senang.Meskipun Daisha tidak mengerti apa yang dimaksud dengan "penyewa rumah" dan "pria lajang". Dia mengerti bagian "istri cantik" dan "penuh kegembiraan".Arjuna mengungkapkan bahwa dia sangat bahagia memiliki mereka. Itu adalah pernyataan cinta Arjuna kepada mereka.Arjuna bersikeras menempelkan syair ini di depan rumah untuk menunjukkan cintanya untuk mereka kepada semua orang.Tuan mereka mengungkapkan cintanya untuk mereka secara terbuka.Kenapa Daisha harus marah? Dia senang sekali.Arjuna, yang duduk di dalam kamar, mendengar percakapan antara Daisha dan Dinda. Hatinya akhirnya ten

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 204

    Jangan-jangan calon orang mulia dari Keluarga Kusumo yang dimaksud oleh begawan Kuil Yamuna ... adalah Arjuna?!Jika memang demikian ....Cakra mengangguk tanpa suara.Apa yang dikatakan begawan Kuil Yamuna kemungkinan benar.Cakra telah menjadi guru selama bertahun-tahun dan telah bertemu banyak orang.Meskipun Shaka sangat cerdas dan berprestasi secara akademis, Cakra tidak setuju bahwa dia adalah orang mulia.Bagaimanapun, Shaka kekurangan kualitas tertentu....Tidak ada acara hiburan di desa pegunungan kecil, jadi gosip menjadi satu-satunya hiburan di desa.Syair Arjuna dengan cepat menyebar dari sekolah. Dalam waktu satu jam, semua orang di desa sudah mengetahuinya.Selain keluarga kepala desa, Magano dan orang-orang yang menangkap ikan untuk Arjuna, sisanya menertawakan Arjuna.Disa dan Dinda, yang menunggu Arjuna di luar sekolah, tentu saja menjadi bahan ejekan juga.Mereka menjadi sasaran olok-olokan dan tertawaan para istri pelajar."Tuan!"Begitu Arjuna keluar dari sekolah,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status