Daging berlemak harganya enam puluh sen per setengah kilogram, sementara daging tanpa lemak harganya dua puluh sen per kilogram. Harga beras adalah sepuluh sen per kilogram, sedangkan kubis harganya sepuluh sen per potong, kain katun ....Harga barang di tempat ini sangat tinggi.Dibandingkan dengan pendapatan, harganya beberapa kali lebih tinggi dibandingkan zaman modern.Dia harus bekerja lebih keras untuk membuat hidup mereka lebih baik.Setelah memakan sisa minyak dan menemukan bahwa Arjuna telah kembali ke kamar, Daisha buru-buru membawa baskom berisi air."Tuan!"Daisha mendatangi Arjuna, kemudian berkata, "Aku akan membersihkan wajah dan kakimu.""Uh!" Arjuna meletakkan penanya, lalu menyingsingkan lengan baju. "Aku akan melakukannya sendiri."Arjuna benar-benar tidak terbiasa jika orang lain membantunya mencuci muka dan kaki."Tidak boleh!"Daisha, yang selalu berbicara dengan lembut, tiba-tiba berbicara dengan keras dan tegas, yang mana mengejutkan Arjuna.Melihat bahwa dia te
Di sebelah.Shaka baru saja pulang saat ini.Saat dia membuka tirai pintu, kemudian masuk ke dalam rumah. Ruangan agak gelap sehingga tersandung mainan yang ada di lantai dan hampir terjatuh."Sialan!"Shaka menendang mainan tersebut kemudian memaki, "Memangnya tidak menyalakan lampu minyak? Apakah kamu ingin membuatku tersandung sampai mati?"Suasana hatinya sedang buruk hari ini.Hari ini seharusnya gaji turun, tetapi hal itu tidak terjadi.Ketika dia berangkat ke sekolah pada sore hari, puisi dan esai yang dia tulis dikritik oleh guru di sekolah. Katanya, esai yang dia tulis kalah dari karya siswa berusia dua belas tahun yang ada di kelas.Shaka pulang dengan sangat marah dan tersandung ketika memasuki rumah sehingga dia langsung meledak.Istri Shaka yang lain masih sibuk di dapur. Hanya ada Naura di atas perapian di kamar. Dia sedang menyusui bayinya. Dia sudah lama tidak makan daging sehingga tidak punya cukup ASI, bayinya terus menangis. Naura membujuk bayinya untuk waktu yang la
"Sudahlah!"Melihat Naura mengakui kesalahan, Shaka pun berujar, "Setelah aku menerima gaji, aku akan memberi setengah kilogram daging tanpa lemak untuk memenuhi gizimu.""Sungguh?"Mendengar bahwa Shaka akan membeli daging untuknya, hati Naura tiba-tiba menjadi cerah setelah dia merasa tertekan sekian lama."Bagaimana mungkin aku menipumu? Menikah denganku, hidupmu jauh lebih baik daripada Alsava bersaudari itu.""Benar, kelak Tuan akan menjadi orang kaya dan berkuasa." Naura segera duduk, lalu mulai membayangkan bagaimana rasanya menjadi istri pejabat di kemudian hari.Shaka tidak berkata apa-apa, tetapi tatapannya dipenuhi rasa bangga.Bukankah begawan di Kuil Yamuna sudah mengatakannya? Dalam sepuluh tahun, Keluarga Kusumo akan menghasilkan seorang orang hebat yang mampu dalam bidang sastra dan militer. Dalam sepuluh tahun, putranya Shaka masih kecil. Kalau begitu, bukankah itu artinya dirinya?Cendekiawan nomor satu mungkin belum tentu, tetapi Shaka merasa dia tidak punya masalah
Arjuna terpesona.Istri yang begitu lembut, cantik dan pemalu ini ditugaskan oleh pemerintah, bohong bila Arjuna tidak goyah.Akan tetapi, kaki Daisha masih dibalut obat. Selain itu, dia baru berusia 15 tahun tahun lalu, masih sangat muda.Tunggulah sebentar lagi.Setidaknya sampai kakinya sembuh.Menarik napas dalam-dalam, Arjuna berbalik ke pintu lalu berkata, "Disa, kenapa kamu di luar? Cepat masuk dan istirahat."Arjuna hanya fokus dengan rasa tidak tega sehingga dia tidak memperhatikan wajah di balik selimut yang diam-diam tampak terluka.Pada akhirnya, Arjuna masih tidak menyukainya.Setelah Disa masuk, dia melihat ke arah Arjuna dan Daisha, bibirnya bergerak, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya naik ke atas tempat perapian, kemudian tidur di sisi yang jauh dari Arjuna."Tuan, aku sudah menghangatkan selimutnya."Ketika Daisha keluar dari selimut Arjuna, suaranya terdengar rendah dan kurang energi. Dia kembali ke ujung tempat perapian, naik ke tempat tidur untuk tidur,
Dia tidak menyadari bahwa es di bawah kakinya mulai retak.Dalam sekejap, esnya pecah, Arjuna langsung jatuh ke dalam air.Untungnya, dia cukup pandai dalam berenang sehingga dia bangun setelah beberapa saat.Tidak ada es yang terasa di dalam air. Setelah keluar dari air, hembusan angin bertiup, membuat Arjuna menggigil kedinginan.Suhu di pegunungan rendah, jadi dia harus segera pulang. Jika tidak, begitu terjadi hipotermia, dia mungkin akan meninggal seperti Arjuna yang sebelumnya.Karena jatuh ke dalam air, Arjuna menarik keranjangnya sehingga menyebabkan separuh ikan dan cangkulnya pun jatuh ke dalam air.Ya sudahlah kalau hanya setengah keranjang, toh juga tidak sedikit. Sedangkan sekop, Arjuna tinggalkan.Arjuna berlari pulang membawa setengah keranjang ikan di punggungnya, sama seperti dia ketika berlatih bersama tim di kehidupan dulu.Dia tidak boleh berlari terlalu cepat, karena energinya akan cepat habis. Lari pelan tidak hanya bisa membuat Arjuna pulang lebih cepat, tetapi j
"I ... ikan bakar ...."Daisha hendak berbicara tetapi berhenti."Daisha, kalau ada yang ingin kau katakan, katakan saja.""Tuan, ikan bakar yang kamu masak memang enak, tapi kalau menjualnya ... belum tentu lalu. Seandainya laku, harganya juga tidak tinggi."Daisha menjaga kata-katanya serendah mungkin, takut menyinggung Arjuna.Mereka selalu makan sayur-sayuran liar sehingga menyukai ikan."Jangan khawatir, aku sudah memikirkan cara yang lebih baik untuk memanggang ikan."Ketika Arjuna kembali, seluruh tubuhnya basah kuyup, jadi dia tidak mencabut rumput pentium.Ngomong-ngomong, orang di tempat ini menyebut rumput pentium sebagai rumput cincau.Karena Arjuna berada di tempat mereka, dia akan ikut menyebutnya rumput cincau.Arjuna menyuruh Daisha untuk mencabut rumput cincau. Meskipun rumput cincau di musim dingin tidak sebagus di musim panas, itu tidak buruk.Rumput cincau bisa ditemukan di mana-mana. Daisha tidak perlu pergi terlalu jauh, ada di pegunungan belakang desa.Pegunungan
Setelah meninggalkan toko besi, Arjuna pergi ke toko kayu bakar untuk membeli sekantong arang.Lalu dia pergi ke toko obat membeli dua ons jintan dan dua ons lada. Dia meminta penjaga toko obat untuk menggiling jintan dan lada menjadi bubuk. Sayangnya, pada zaman ini tidak ada paprika.Harga barang-barang ini sembilan puluh sen.Sekalipun dia menjual semua ikan hari ini, dikurangi modal, Arjuna tidak akan menghasilkan banyak uang. Akan tetapi, hari pertama berbisnis, jika dia tidak merugi artinya sudah untung. Palingan, dia tidak perlu membeli tongkat besi lagi.Dari sembilan puluh sen uang yang dihabiskan, tujuh puluh sennya adalah untuk dua batang besi.Setelah kembali ke pasar, hari sudah gelap.Jika seseorang datang memungut biaya kios. Kios seperti Arjuna harus membayar dua sen.Sulit bagi orang lemah untuk melawan orang kuat. Pada hari pertama jualan, Arjuna tidak ingin menimbulkan masalah jadi dia memberikannya.Pasar pun mulai ramai, Arjuna membawa Disa dan Daisha pergi membuka
Kulit ikan yang ada di atas panggangan sudah mulai berwarna coklat, jadi Arjuna mengoleskan sedikit minyak pada ikan.Tak perlu banyak-banyak, ikan sendiri sudah ada minyak, terutama bagian perut.Aroma ikan bakar mulai menyebar.Para penonton tidak bisa menahan diri untuk tidak mengendus setelah mencium aromanya.Ekspresi mengejek para penonton perlahan berubah.Ada bingung, ada juga terkejut."Ikan yang dimasaknya berbeda dari yang kubayangkan. Sepertinya cukup harum.""Aku juga merasa harum. Entah bagaimana caranya menghilangkan bau amisnya.""Tidak ada bau amis sama sekali, baunya juga enak. Hanya saja entah bagaimana rasanya?"Begitu bahas soal rasa, orang-orang langsung terbangun dari mabuk akan wanginya ikan."Aku sudah pernah makan ikan, rasanya tidak enak.""Aku juga pernah memakannya. Bukan hanya tidak enak, tapi juga banyak duri.""Ngomong-ngomong soal duri, aku pernah tersedak tulang, itu menyakitiku selama beberapa hari.""Aku juga pernah mengalami hal ini. Meskipun diberi
Arjuna tidak mengantar pada hari pertama, jadi dia pikir Arjuna akan mengantarkannya pada hari kedua.Alhasil, pada hari ketiga, keempat, kelima, Arjuna tak kunjung datang.Sebelumnya di rumah Shaka, dia mengatakan Arjuna tidak berguna. Sekarang seingin apa pun, Oki tak bisa menurunkan harga dirinya untuk pergi meminta."Aku cerewet? Memangnya mendidik cucu seperti itu salahku?"Ranjani menjadi lebih marah."Kenapa bukan salahmu? Dulu aku menyuruhmu untuk jangan terlalu jahat padanya.""Jahat? Aku?"Ranjani dan Oki berdebat tanpa henti....Setelah makan malam, Arkana dan keluarganya kembali ke rumah. Disa dan Daisha berada di dapur, bergumam untuk waktu yang lama, tidak kunjung keluar.Wanita banyak bicara, tetapi Arjuna tidak peduli. Dia mengatakan sesuatu kepada dua saudara perempuan di dapur, lalu keluar.Magano bilang, dia menemukan sebuah danau baru dan meminta Arjuna untuk pergi melihat apakah kualitas ikan di danau itu bagus.Ketika Arjuna pulang, rumah sudah sepi. Kedua istrin
Di bawah tekanan kuat dari semua orang, Raditya hanya bisa menundukkan kepalanya, meminta maaf kepada Arjuna, kemudian ...."Guk, guk, guk!""Mirip sekali!""Hahaha! Kurasa Raditya mungkin memang seekor anjing di kehidupan sebelumnya."Ketika Arjuna membawa iga pulang, dia mendengar suara tiruan anjing menggonggong dan suara tawa di belakangnya.Di tengah kerumunan yang tertawa, Raditya melihat punggung Arjuna dengan tatapan tajam.Kamu tunggu saja, Arjuna!'...Daisha tidak tahu cara memasak iga, jadi Arjuna yang menjadi koki untuk malam ini.Aroma yang menggugah selera terus tercium dari dapur.Daisha mencium aroma harum sambil menatap Arjuna yang sedang sibuk di depan kompor. Rasa bahagia muncul di hatinya."Kak Arjuna!"Hari ini Arjuna mengundang keluarga Arkana untuk makan bersama. Begitu mereka tiba di rumah Arjuna, Naya bergegas ke dapur karena mencium aroma makanan lezat. Dia bertanya apa yang sedang Arjuna masak.Melati menggelengkan kepalanya. "Gadis ini makin tidak terkendal
"Siapa yang kamu maki, Anan?""Buk!"Tinju Magano menghantam wajah Anan dengan keras.Tadi Anan memperlakukannya dengan buruk dan menghinanya, dia bisa menoleransinya.Namun, Anan mengatai Arjuna.Magano tidak bisa terima.Tanpa Arjuna, bagaimana dia bisa punya uang untuk membeli lemak daging?"Magano, kamu ....""Buk!"Tinju lainnya menghantam wajah Anan dengan keras, kali ini Ravin yang melakukannya."Buk, buk, buk!"Ravin yang muda tidak hanya melontarkan satu pukulan."Bisa-bisanya Anan menghina Kak Arjuna. Kurasa dia minta dihajar. Kawan-kawan, ayo kita hajar!"Ketika Ravin berteriak, seluruh penduduk desa yang menangkap ikan untuk Arjuna pun bergegas maju.Anan dihajar dengan sangat parah hingga wajahnya memar dan bengkak. Dia terus memohon belas kasihan, barulah semua orang dengan berat hati melepaskannya."Buk!"Magano melempar sebuah kantong kain kecil di atas talenan daging Anan. "Dasar manusia sombong! Hitung saja uang di dalamnya dan lihat apakah aku sanggup membeli setenga
Pembeli itu adalah Ravin. Dia memperoleh uang dari membantu Arjuna menangkap ikan hari ini, jadi dia ingin membeli daging paha depan untuk istrinya yang sedang dalam masa nifas setelah melahirkan.Sebelum hari ini, Ravin adalah seorang pria miskin yang terkenal di Desa Embun. Sebagai seorang tukang daging yang berkeliling dari desa ke desa, Anan tentu mengetahui situasi keluarga Ravin.Jangankan daging bagian perut, bagian daging termurah saja, Ravin tak sanggup membelinya."Anan, apakah ada lemak daging?"Orang kedua yang datang ke hadapan Anan adalah Magano. Keluarganya telah makan nasi tanpa minyak selama tiga bulan. Mereka begitu menginginkannya. Lauk apa pun akan terasa enak bila diberi minyak.Anan memandang Ravin dan Magano yang berdiri di depannya.Dia merasa kesal, memandang Ravin dan Magano dengan sinis.Nasib buruk apa yang dialaminya hari ini?Begitu datang, dia bertemu dengan dua orang miskin dari Desa Embun.Selain itu, apa yang dikatakan oleh dua pria miskin ini?Yang sa
Sudahlah. Jangan bawal lagi, kalian berdua. Cepat pulang, lalu bawa tangki air dan gerobak kemari. Aku harus mengantar ikan ke kabupaten.""Oke, oke, kami dengarkanmu.""Kami dengarkan Kak Arjuna."Di bawah tatapan iri semua orang, Magano dan Ravin segera berlari pulang.Ravin dapat memperoleh penghasilan tambahan sepuluh sen sehari, Magano dapat penghasilan tambahan dua puluh sen.Kedua pria ini adalah tulang punggung keluarga, mereka diam-diam menyeka air mata selama dua hari terakhir.Mereka akhirnya membuat kehidupan keluarga mereka lebih baik.Semua penduduk desa yang membantu Arjuna menangkap ikan menerima uang dari rumah Arjuna dan pulang dengan gembira.Orang-orang yang berdiri di luar rumah Arjuna menyaksikan kesenangan itu.Melihat penduduk desa yang menerima uang dan pulang ke rumah, tidak ada seorang pun yang berani mengatakan apa pun. Mereka pulang dengan lesu.Beberapa orang bahkan disalahkan oleh istrinya ketika mereka kembali ke rumah.Katanya, mereka seharusnya tidak m
"Aku tidak!"Karel biasanya anak yang sangat lincah, tetapi ketika berbicara tentang Vian, dia mulai gagap."Aku ... aku malas bicara dengan kalian. Aku akan membawa uang pulang untuk ibuku beli beras."Usai berbicara, Karel pun berlari keluar.Saat berlari, satu tangan Karel memegang erat sakunya. Ada dua belas sen yang baru saja dia terima di dalam saku."Aku juga mau pulang, istriku sedang menunggu.""Ayahku juga sedang menunggu. Saat aku meninggalkan rumah pagi ini, dia memarahiku, katanya Arjuna pasti menipu kita. Aku akan membawa uang pulang, lihat apa yang bisa dia katakan lagi.""Aku juga. Aku tak hanya memberi tahu keluargaku, tapi aku akan memberi tahu semua orang kalau Arjuna memberi kita uang. Sekarang Arjuna adalah orang yang baik.""Ya, ya, ya!"Penduduk desa yang menerima uang mengucapkan terima kasih kepada Arjuna, kemudian pulang."Kak Magano, Ravin!"Arjuna menghentikan Magano dan Ravin.Setelah ikan dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengantar.Untuk mengurangi
"Hari ini ada sembilan belas orang. Masing-masing dari kalian harus menangkap tiga puluh ekor ikan kap dan enam ekor ikan koan."Artinya ada 570 ekor ikan kap dan 114 ekor koan.Jumlah ikan harus lebih banyak dari kebutuhan sebenarnya. Karena Arjuna memasak ikan hidup, beberapa ikan mungkin saja mati di perjalanan.Selain itu, Tamael bukanlah tipe pengusaha yang tidak akan membayar jika pesanannya sedikit lebih dari yang seharusnya.Begitu Arjuna selesai berbicara, Magano dan yang lainnya langsung menghitung, "Tiga puluh ikan kap, lima ekor satu sen. Enam ikan koan, satu ekor satu sen ...."Orang-orang yang datang pada dasarnya adalah orang-orang miskin di desa yang kurang banyak belajar berhitung. Mereka berhitung bersama dalam waktu yang lama."Aduh, lama sekali," protes Vian."Tiga puluh ikan kap, tiap orang mendapat enam sen. Enam ikan koan, tiap orang juga mendapat enam sen. Kalau ditotal, kalian bisa mendapat dua belas sen sehari.""Dua belas sen?!"Penduduk desa mendongak, menat
Gembira karena Arjuna akan mempekerjakan mereka untuk menangkap ikan.Cemas karena tidak yakin apakah Arjuna benar-benar punya uang untuk membayar mereka."Kenapa kalian datang pagi-pagi sekali? Kenapa tidak mengetuk pintu? Di luar begitu dingin."Banyak orang kedinginan hingga mukanya memerah dan badannya menggigil."Uh ...." Magano menggaruk kepalanya dengan malu. "Karena takut membangunkanmu."Orang-orang ini tidak tidur nyenyak tadi malam. Ketika Arjuna melihat mereka, mereka telah berjongkok di luar selama setidaknya setengah jam."Ya, takut membangunkan kalian." Ravin tersenyum polos, tangannya merah karena kedinginan."Aish, kalian ...."Arjuna buru-buru mendorong pintu rumahnya selebar mungkin."Semuanya, masuklah, di luar dingin."Disa dan Daisha yang mendengar suara pun turun dari tempat perapian, kemudian keluar dari kamar."Disa, Daisha, cepat buat dua api unggun."Tidak ada cukup bangku di rumah, jadi Arjuna ingin meminta Disa dan Daisha untuk memindahkan kayu bakar dari r
Hari ini mereka menerima 208 tael untuk mengajarkan keterampilan memasak ikan, 201 sen untuk menjual 67 ekor ikan bakar. Ditambah sisa 400 sen dari sebelumnya, seharusnya mereka memperoleh 208 tael 601 sen hari ini.Dia membayar keluarga Arkana 50 sen untuk memancing, menghabiskan 30 tael untuk membeli kereta, serta menghabiskan 3 tael untuk membeli gandum, daging, minyak dan kebutuhan sehari-hari lainnya.Saldo di rekening mereka sekarang adalah 175 tael 551 sen."Hm."Arjuna mengangguk puas. "Kita punya cukup uang untuk memperbaiki lima rumah.""Ya!" Daisha juga sangat senang. "Nanti aku dan Kak Disa bisa tidur di kamar lain.""Hm?"Arjuna tiba-tiba membuka matanya.Ada yang salah!"Kenapa? Kalian tidak mau tidur sekamar denganku?"Kalau begitu untuk apa dia merenovasi begitu banyak kamar?Dia harus merenovasi tiga kamar seperti yang direncanakan semula. Satu kamar tidur, satu ruang utilitas dan satu dapur sudah cukup."Bukan, bukan!" Daisha menggelengkan kepalanya berulang kali, kem