Share

Bab 24

Penulis: Abimana
Tamael bergegas masuk dari halaman belakang. Ketika dia melihat si pembuat onar, dia langsung santai.

Dia pikir bandit.

Dalam situasi yang buruk, bandit lebih sulit dihadapi dibandingkan pejabat.

"Kupikir siapa, ternyata kamu, pecundang!" Tamael makan kacang dengan ekspresi mencemooh.

Kemarin dia kurang persiapan, hari ini mereka ada di wilayahnya.

Dia akan membuat Arjuna membayarnya dengan darah.

"Baguslah, kamu datang sendiri, jadi aku tidak perlu repot-repot lagi."

Tamael melemparkan kulit kacang ke lantai. "Pengawal!"

Begitu dia berteriak, puluhan preman kekar bergegas ke lobi, mengepung Tamael.

"Arjuna, kalau kamu berlutut untuk memohon, kemudian memanggilku bos sekarang, aku akan berbaik hati menyuruh mereka menghajarmu lebih pelan."

"Ternyata dia datang untuk membuat onar karena tidak bisa membayar utang."

"Tapi, apakah dia tidak takut dirinya mati dengan mengenaskan sehingga dia berani datang ke sini untuk membuat masalah?"

"Kudengar orang itu punya sedikit keahlian, dia mungki
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 25

    Melihat niat membunuh dalam mata Tamael, Arjuna mengangkat sudut bibirnya. "Hm, bisa sedikit."Setelah itu, dia membalikkan sisi botol dengan karakter di atasnya ke Tamael dan bertanya kepadanya, "Apakah yang terakhir adalah karakter obat?"Oh!Tanpa menunggu jawaban Tamael, Arjuna segera bertindak seolah-olah dia telah menemukan sesuatu yang besar. Dia memandang Tamael dan berkata, "Saya tahu mengapa bisnis Anda di Pengadilan Rumah Bordil Prianka begitu bagus. Anda pasti diam-diam menambahkan barang selundupan kepada para tamu. ' minuman. , hukum Bratajaya kami memiliki peraturan..."Sejak pemerintahan Kaisar Ganida dari Dinasti Bratajaya, rumah pelacuran dilarang keras menggunakan obat-obatan seperti narkotika dan cinta untuk menarik pelanggan.Pelanggar dapat dikenakan larangan, atau dalam kasus yang serius, rumahnya dapat disita.Tamael tidak berniat mendengarkan apa yang dikatakan Arjuna selanjutnya.Anak ini tidak hanya bisa membaca tapi juga mengerti hukum?Tidak seperti ini saa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 26

    Saat pintu halaman barat didobrak oleh pejabat, Tamael keluar, lalu melihat pemimpin dari pejabat. Dia segera mendekat, kemudian berkata, "Kapten Lingga, kami beroperasi secara legal, tidak melakukan hal-hal ilegal."Lingga dengan cepat berujar, "Aku tahu kalau Tuan Tamael selalu mematuhi aturan. Hari ini, aku datang karena menerima laporan bahwa kamu mengalami perampokan. Di luar kacau balau, para pelanggan bilang mereka melihat perampok, bawahanmu memberitahuku kalau perampoknya masuk ke sini.""Aish!" Tamael membungkuk kepada Lingga, kemudian dia berkata sambil tersenyum. "Salah paham, salah paham! Orang itu adalah sepupu jauh saya. Dia minum terlalu banyak hari ini, jadi membuat keributan. Sekarang dia sudah sadar dan pulang.""Hanya begitu?""Hanya begitu. Kalau dia benar-benar perampok, saya pasti sudah membawanya ke tempat Anda, mana perlu menunggu Anda repot-repot datang.""Baiklah kalau tidak ada masalah." Lingga berbalik, lalu berteriak, "Kembali!""Maaf sudah merepotkan Kapt

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 27

    Setelah Arjuna selesai berbicara, dia menarik Daisha, menciumnya, kemudian menarik tangan Disa dan Daisha untuk pergi."Tuan!"Disa dan Daisha protes bersamaan, mereka tidak mengikuti langkah Arjuna.Arjuna berbalik. "Kenapa tidak jalan? Apakah kalian tidak lapar?""Ini di jalanan!"Terdengar keluhan dari Daisha. Ketika Arjuna menatapnya, dia segera menundukkan kepalanya, tampak malu.Disa yang ada di sebelahnya juga sama. Dia berpura-pura biasa saja, tetapi sebenarnya dia merasa canggung.Tangan Arjuna selalu hangat, membuatnya ...."Memangnya kenapa kalau di jalanan?""Lepas!" Disa memelototi Arjuna, setengah marah dan setengah malu. "Semua orang melihat.""Kalau begitu biarkan mereka melihat." Arjuna mengencangkan cengkeramannya pada kedua saudari itu. "Aku memegang tangan istriku, tidak melanggar hukum Bratajaya.""..."Kedua perempuan itu terdiam.Setelah Arjuna siuman dari jatuh ke jurang, meski dia tidak lagi memukul atau memarahi mereka, terkadang dia bertingkah genit.Sesekali

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 28

    "Jangan khawatir." Arjuna menepuk kantong yang ada di tubuhnya. "Aku baru saja menghasilkan sepuluh tael perak.""Menghasilkan sepuluh tael perak?" Mata Disa melebar."Ya, aku mendapatkannya dari Tamael.""Bagaimana mungkin Tamael memberikannya kepadamu?""Dalam kondisi seperti itu, dia hanya bisa menyetujuiku." Inilah sebabnya Arjuna bersikeras menyuruh Disa dan Daisha melapor kepada pejabat.Makin banyak uang yang dihasilkan pengusaha, makin dia takut terhadap pemerintah. Fenomena ini tidak berubah.Terlebih lagi, Lingga dan Rumah Bordil Prianka tidak terlalu cocok."Tuan, apakah kamu memiliki kelemahan Rumah Bordil Prianka sehingga aku tidak perlu pergi ke Rumah Bordil Prianka lagi? Sepuluh tael perak yang kamu miliki itu adalah hasil negosiasimu dengan Tamael, ya?"Daisha sangat bijaksana, dia langsung memahami akar permasalahannya.Arjuna menyentuh dahi Daisha dengan jari telunjuknya. "Pintar!""Tapi ...." Daisha tampak khawatir. "Bagaimana kalau Tamael membalas dendam lain hari?"

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 29

    Pakaian Disa dan Daisha sudah compang-camping dan tipis. Arjuna membawa kedua istrinya itu ke toko kain, kemudian menarik dua potong kain.Selimut yang mereka gunakan pada malam hari juga harus diganti. Arjuna membeli empat setengah kilo kapas.Karena membeli begitu banyak barang, mereka bertiga pasti tidak bisa mengangkutnya pulang, jadi Arjuna memesan kereta.Setelah membayar kereta, uang Arjuna sisa tiga ratus perak.Sepuluh tael perak yang baru didapatkan pun sisa sedikit dalam waktu setengah hari.Dua puluh lima kilogram beras, lima kilogram mi dan empat kilogram daging tanpa lemak cukup untuk tiga orang dewasa makan dua kali sehari selama sebulan.Musim dingin akan segera dimulai, jadi mereka perlu menyetok makanan dan kayu bakar, rumah juga perlu diperbaiki. Semuanya membutuhkan uang.Dia harus memikirkan cara untuk menghasilkan uang....Saat kereta memasuki desa, langit sudah gelap gulita.Saat ini, kondisi sedang kurang baik. Membawa begitu banyak sandang dan pangan pulang bi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 30

    Shaka bersekolah selama beberapa tahun dan merupakan wakil kepala desa. Selain kepala desa, Shaka memiliki kewenangan paling besar di desa. Dia juga memiliki gaji dua puluh sen per bulan. Arjuna sama sekali tidak bisa dibandingkan dengannya.Mereka sering dijadikan sebagai contoh saat orang tua mendidik anak.Contohnya, kalian harus bekerja keras dan sukses seperti Shaka. Kalau tidak bekerja keras, kalian akan menjadi seperti Arjuna.Tentu saja, hal yang membuat Shaka makin terkenal bukan hanya karena dia adalah wakil kepala desa.Dia juga bisa melahirkan anak laki-laki, dia memiliki dua anak laki-laki.Shaka menikah lebih awal dari Arjuna. Namun, istrinya kurang beruntung, dia meninggal saat melahirkan anak pertama.Pemerintah kerajaan tidak mungkin membiarkan Shaka yang bisa memiliki anak laki-laki hidup lajang, jadi tahun lalu dia diberi dua istri lagi.Istri yang dia nikahi tahun lalu telah melahirkan seorang anak laki-laki tahun ini.Zaman itu, anak laki-laki bagaikan harta karun.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 31

    Meskipun rumah Shaka dan rumah Arjuna hanya dipisahkan oleh tembok tipis, keluarga mereka sangat beda jauh.Keluarga Arjuna memiliki rumah dengan lima ruangan, tetapi sudah bobrok dan belum direnovasi. Empat ruangan lainnya sudah tidak memiliki atap, hanya ruangan Arjuna yang bisa ditempati.Arjuna khawatir jika terjadi dua atau tiga kali hujan salju lebat pada musim dingin ini, satu-satunya ruangan yang bisa ditempati mereka akan hancur juga.Rumah Shaka juga merupakan rumah lima kamar, tetapi sangat berbeda. Rumah Shaka baru direnovasi. Tahun lalu, Oki yang mengeluarkan uang untuk Shaka merenovasi rumah. Saat itu, uangnya kurang sedikit, lantas Oki meminta Arkana dan Arjuna untuk membantu.Arjuna yang sebelumnya tidak punya uang saat itu, jadi dia menjual semua mahar Disa dan Daisha untuk membantu Shaka merenovasi rumah.Oki dan istrinya awalnya tinggal sendiri. Setelah rumah baru dibangun, mereka pun tinggal bersama keluarga Shaka.Tinggal bersama Shaka terasa bergengsi.Istrinya Sh

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 32

    Naura awalnya berharap ketika Bulan pulang mengunjungi Oki, Shaka bisa mengambil uang pemberian Bulan untuk membeli beberapa kilogram daging tanpa lemak di kota untuk mengisi perutnya yang lapar akan daging.Tak disangka, ketika Bulan kembali bulan lalu, dia hanya membawa dua setengah kilogram beras. Tidak ada daging maupun uang.Bencana alam tidak hanya berdampak pada satu desa, panen keluarga suaminya Bulan tahun ini juga tidak bagus. Saat dia pulang kali ini, dia tidak punya uang untuk diberikan kepada Oki.Saat pergi, dia juga mengatakan bahwa ibu mertuanya sedang kurang sehat sehingga butuh dirawat. Dia tidak akan kembali pada musim dingin ini, musim semi tahun depan baru kembali.Karena itu, Naura marah selama sebulan. Dia juga menjadi sinis ketika berbicara dengan dua mertuanya....Orang yang bisa membeli begitu banyak daging berlemak sekaligus seharusnya Gilang yang berada di seberang rumah mereka.Gilang adalah seorang penjual yang bepergian dari desa ke desa. Dalam beberapa

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 99

    Arjuna tidak mengantar pada hari pertama, jadi dia pikir Arjuna akan mengantarkannya pada hari kedua.Alhasil, pada hari ketiga, keempat, kelima, Arjuna tak kunjung datang.Sebelumnya di rumah Shaka, dia mengatakan Arjuna tidak berguna. Sekarang seingin apa pun, Oki tak bisa menurunkan harga dirinya untuk pergi meminta."Aku cerewet? Memangnya mendidik cucu seperti itu salahku?"Ranjani menjadi lebih marah."Kenapa bukan salahmu? Dulu aku menyuruhmu untuk jangan terlalu jahat padanya.""Jahat? Aku?"Ranjani dan Oki berdebat tanpa henti....Setelah makan malam, Arkana dan keluarganya kembali ke rumah. Disa dan Daisha berada di dapur, bergumam untuk waktu yang lama, tidak kunjung keluar.Wanita banyak bicara, tetapi Arjuna tidak peduli. Dia mengatakan sesuatu kepada dua saudara perempuan di dapur, lalu keluar.Magano bilang, dia menemukan sebuah danau baru dan meminta Arjuna untuk pergi melihat apakah kualitas ikan di danau itu bagus.Ketika Arjuna pulang, rumah sudah sepi. Kedua istrin

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 98

    Di bawah tekanan kuat dari semua orang, Raditya hanya bisa menundukkan kepalanya, meminta maaf kepada Arjuna, kemudian ...."Guk, guk, guk!""Mirip sekali!""Hahaha! Kurasa Raditya mungkin memang seekor anjing di kehidupan sebelumnya."Ketika Arjuna membawa iga pulang, dia mendengar suara tiruan anjing menggonggong dan suara tawa di belakangnya.Di tengah kerumunan yang tertawa, Raditya melihat punggung Arjuna dengan tatapan tajam.Kamu tunggu saja, Arjuna!'...Daisha tidak tahu cara memasak iga, jadi Arjuna yang menjadi koki untuk malam ini.Aroma yang menggugah selera terus tercium dari dapur.Daisha mencium aroma harum sambil menatap Arjuna yang sedang sibuk di depan kompor. Rasa bahagia muncul di hatinya."Kak Arjuna!"Hari ini Arjuna mengundang keluarga Arkana untuk makan bersama. Begitu mereka tiba di rumah Arjuna, Naya bergegas ke dapur karena mencium aroma makanan lezat. Dia bertanya apa yang sedang Arjuna masak.Melati menggelengkan kepalanya. "Gadis ini makin tidak terkendal

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 97

    "Siapa yang kamu maki, Anan?""Buk!"Tinju Magano menghantam wajah Anan dengan keras.Tadi Anan memperlakukannya dengan buruk dan menghinanya, dia bisa menoleransinya.Namun, Anan mengatai Arjuna.Magano tidak bisa terima.Tanpa Arjuna, bagaimana dia bisa punya uang untuk membeli lemak daging?"Magano, kamu ....""Buk!"Tinju lainnya menghantam wajah Anan dengan keras, kali ini Ravin yang melakukannya."Buk, buk, buk!"Ravin yang muda tidak hanya melontarkan satu pukulan."Bisa-bisanya Anan menghina Kak Arjuna. Kurasa dia minta dihajar. Kawan-kawan, ayo kita hajar!"Ketika Ravin berteriak, seluruh penduduk desa yang menangkap ikan untuk Arjuna pun bergegas maju.Anan dihajar dengan sangat parah hingga wajahnya memar dan bengkak. Dia terus memohon belas kasihan, barulah semua orang dengan berat hati melepaskannya."Buk!"Magano melempar sebuah kantong kain kecil di atas talenan daging Anan. "Dasar manusia sombong! Hitung saja uang di dalamnya dan lihat apakah aku sanggup membeli setenga

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 96

    Pembeli itu adalah Ravin. Dia memperoleh uang dari membantu Arjuna menangkap ikan hari ini, jadi dia ingin membeli daging paha depan untuk istrinya yang sedang dalam masa nifas setelah melahirkan.Sebelum hari ini, Ravin adalah seorang pria miskin yang terkenal di Desa Embun. Sebagai seorang tukang daging yang berkeliling dari desa ke desa, Anan tentu mengetahui situasi keluarga Ravin.Jangankan daging bagian perut, bagian daging termurah saja, Ravin tak sanggup membelinya."Anan, apakah ada lemak daging?"Orang kedua yang datang ke hadapan Anan adalah Magano. Keluarganya telah makan nasi tanpa minyak selama tiga bulan. Mereka begitu menginginkannya. Lauk apa pun akan terasa enak bila diberi minyak.Anan memandang Ravin dan Magano yang berdiri di depannya.Dia merasa kesal, memandang Ravin dan Magano dengan sinis.Nasib buruk apa yang dialaminya hari ini?Begitu datang, dia bertemu dengan dua orang miskin dari Desa Embun.Selain itu, apa yang dikatakan oleh dua pria miskin ini?Yang sa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 95

    Sudahlah. Jangan bawal lagi, kalian berdua. Cepat pulang, lalu bawa tangki air dan gerobak kemari. Aku harus mengantar ikan ke kabupaten.""Oke, oke, kami dengarkanmu.""Kami dengarkan Kak Arjuna."Di bawah tatapan iri semua orang, Magano dan Ravin segera berlari pulang.Ravin dapat memperoleh penghasilan tambahan sepuluh sen sehari, Magano dapat penghasilan tambahan dua puluh sen.Kedua pria ini adalah tulang punggung keluarga, mereka diam-diam menyeka air mata selama dua hari terakhir.Mereka akhirnya membuat kehidupan keluarga mereka lebih baik.Semua penduduk desa yang membantu Arjuna menangkap ikan menerima uang dari rumah Arjuna dan pulang dengan gembira.Orang-orang yang berdiri di luar rumah Arjuna menyaksikan kesenangan itu.Melihat penduduk desa yang menerima uang dan pulang ke rumah, tidak ada seorang pun yang berani mengatakan apa pun. Mereka pulang dengan lesu.Beberapa orang bahkan disalahkan oleh istrinya ketika mereka kembali ke rumah.Katanya, mereka seharusnya tidak m

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 94

    "Aku tidak!"Karel biasanya anak yang sangat lincah, tetapi ketika berbicara tentang Vian, dia mulai gagap."Aku ... aku malas bicara dengan kalian. Aku akan membawa uang pulang untuk ibuku beli beras."Usai berbicara, Karel pun berlari keluar.Saat berlari, satu tangan Karel memegang erat sakunya. Ada dua belas sen yang baru saja dia terima di dalam saku."Aku juga mau pulang, istriku sedang menunggu.""Ayahku juga sedang menunggu. Saat aku meninggalkan rumah pagi ini, dia memarahiku, katanya Arjuna pasti menipu kita. Aku akan membawa uang pulang, lihat apa yang bisa dia katakan lagi.""Aku juga. Aku tak hanya memberi tahu keluargaku, tapi aku akan memberi tahu semua orang kalau Arjuna memberi kita uang. Sekarang Arjuna adalah orang yang baik.""Ya, ya, ya!"Penduduk desa yang menerima uang mengucapkan terima kasih kepada Arjuna, kemudian pulang."Kak Magano, Ravin!"Arjuna menghentikan Magano dan Ravin.Setelah ikan dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengantar.Untuk mengurangi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 93

    "Hari ini ada sembilan belas orang. Masing-masing dari kalian harus menangkap tiga puluh ekor ikan kap dan enam ekor ikan koan."Artinya ada 570 ekor ikan kap dan 114 ekor koan.Jumlah ikan harus lebih banyak dari kebutuhan sebenarnya. Karena Arjuna memasak ikan hidup, beberapa ikan mungkin saja mati di perjalanan.Selain itu, Tamael bukanlah tipe pengusaha yang tidak akan membayar jika pesanannya sedikit lebih dari yang seharusnya.Begitu Arjuna selesai berbicara, Magano dan yang lainnya langsung menghitung, "Tiga puluh ikan kap, lima ekor satu sen. Enam ikan koan, satu ekor satu sen ...."Orang-orang yang datang pada dasarnya adalah orang-orang miskin di desa yang kurang banyak belajar berhitung. Mereka berhitung bersama dalam waktu yang lama."Aduh, lama sekali," protes Vian."Tiga puluh ikan kap, tiap orang mendapat enam sen. Enam ikan koan, tiap orang juga mendapat enam sen. Kalau ditotal, kalian bisa mendapat dua belas sen sehari.""Dua belas sen?!"Penduduk desa mendongak, menat

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 92

    Gembira karena Arjuna akan mempekerjakan mereka untuk menangkap ikan.Cemas karena tidak yakin apakah Arjuna benar-benar punya uang untuk membayar mereka."Kenapa kalian datang pagi-pagi sekali? Kenapa tidak mengetuk pintu? Di luar begitu dingin."Banyak orang kedinginan hingga mukanya memerah dan badannya menggigil."Uh ...." Magano menggaruk kepalanya dengan malu. "Karena takut membangunkanmu."Orang-orang ini tidak tidur nyenyak tadi malam. Ketika Arjuna melihat mereka, mereka telah berjongkok di luar selama setidaknya setengah jam."Ya, takut membangunkan kalian." Ravin tersenyum polos, tangannya merah karena kedinginan."Aish, kalian ...."Arjuna buru-buru mendorong pintu rumahnya selebar mungkin."Semuanya, masuklah, di luar dingin."Disa dan Daisha yang mendengar suara pun turun dari tempat perapian, kemudian keluar dari kamar."Disa, Daisha, cepat buat dua api unggun."Tidak ada cukup bangku di rumah, jadi Arjuna ingin meminta Disa dan Daisha untuk memindahkan kayu bakar dari r

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 91

    Hari ini mereka menerima 208 tael untuk mengajarkan keterampilan memasak ikan, 201 sen untuk menjual 67 ekor ikan bakar. Ditambah sisa 400 sen dari sebelumnya, seharusnya mereka memperoleh 208 tael 601 sen hari ini.Dia membayar keluarga Arkana 50 sen untuk memancing, menghabiskan 30 tael untuk membeli kereta, serta menghabiskan 3 tael untuk membeli gandum, daging, minyak dan kebutuhan sehari-hari lainnya.Saldo di rekening mereka sekarang adalah 175 tael 551 sen."Hm."Arjuna mengangguk puas. "Kita punya cukup uang untuk memperbaiki lima rumah.""Ya!" Daisha juga sangat senang. "Nanti aku dan Kak Disa bisa tidur di kamar lain.""Hm?"Arjuna tiba-tiba membuka matanya.Ada yang salah!"Kenapa? Kalian tidak mau tidur sekamar denganku?"Kalau begitu untuk apa dia merenovasi begitu banyak kamar?Dia harus merenovasi tiga kamar seperti yang direncanakan semula. Satu kamar tidur, satu ruang utilitas dan satu dapur sudah cukup."Bukan, bukan!" Daisha menggelengkan kepalanya berulang kali, kem

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status