Share

8. Ini Perintah!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-14 11:07:11

Kata-kata Bill terdengar seperti sebuah ancaman, tetapi sebenarnya bukan itu maksud Bill. Ia hanya tidak ingin bermasalah dengan Jody Gardner.

Sang raja pun dengan segera menjawab, "Tentu saja aku lebih memilih kau ada di sisiku, Jenderal. Baiklah, jadi posisi apa yang kau inginkan?"

Bill tersenyum puas, "Jadikan aku penasihat Jody Gardner."

Andrew terbengong-bengong mendengar jawaban Bill, sementara mulut Amanda Clark bahkan terbuka lebar.

Raja Keannu berkedip tidak percaya, "Penasihat Jody Gardner? Bagaimana mungkin? Mana bisa?"

"Bisa, Yang Mulia. Saya akan memberikan saran terbaik untuk Jody, sama saja saya juga ikut melindungi Anda dan kerajaan ini, bukan?"

"Tapi, Jenderal. Ini ...."

William Mackenzie membungkuk hormat, seakan ingin Keannu segera menyetujui keinginannya.

Melihat sikap Bill, Keannu sadar ia tidak memiliki pilihan, maka ia pun dengan berat berujar, "Baiklah, kau bisa mengambil tempat sebagai penasihatnya. Kapan kau ingin memulai?"

"Besok tidak masalah, Yang Mulia."

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    9. Ayo Bertarung!

    "Tutup mulutmu, Harry!" bentak Andrew sudah dipenuhi amarah yang dengan cepat mengaliri nadi-nadinya usai mendengar perkataan-perkataan bernada merendahkan yang dilontarkan dua orang rekannya itu pada jenderal besar yang sangat ia hormati. Ia sama sekali tidak bisa menerimanya.Harry menatap heran, "Kenapa kau marah? Bukankah yang kau bawa ini pengemis? Lihatlah pakaian yang dia kenakan! Pakaian sopir taksi di luar saja masih lebih bagus dibanding miliknya.""Diamlah, kau brengsek!" ujar Andrew sambil menunjuk Harry dengan jari telunjuknya."Apa? Kau berani memakiku? Kau lupa siapa aku?" balas Harry, kini menatap sengit pada Andrew."Ayo bertarung!" ujar Andrew kesal."Reece, maksudku Andrew. Ini tidak perlu," ujar Bill, yang anehnya tidak merasa tersinggung atas ucapan dua orang itu. Hal ini mungkin juga karena ia sudah begitu terbiasa dihina, dicaci maki oleh orang-orang, sehingga perkataan orang itu hanya ia anggap sebagai angin lalu saja."Mereka sudah berani menghina Anda, Jen-"

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Sang Dewa Perang Terkuat    10. Bill Stewart

    "Wah! Jangan buru-buru memikirkan hadiahnya, kawan!" ucap Harry dengan tatapan meremehkan."Tapi tidak masalah. Toh dia juga akan kalah, Harry, berikan saja apa yang dia mau!" ujar Drake.Harry mendesah malas tapi kemudian ia berkata, "Oke. Setuju. Tapi jika kau yang kalah, kau yang harus menjadi pelayan kami. Mengerti?"Bill tersenyum tipis dan mengangguk.Drake pun mulai melancarkan serangan tapi dengan mudah bisa dihindari oleh Bill. Hingga pukulan yang keempat, Drake masih juga belum berhasil hingga membuat Harry gemas. "Biarkan aku menggantikanmu!" Drake dengan kesal menyingkir dan kini giliran Harry yang mulai menyerang Bill. Andrew yang diam sambil menyaksikan itu luar biasa senang. Ia sekarang mengerti. Gerakan bela diri yang ditunjukkan oleh Bill bisa dikatakan merupakan gerakan bertahan, bukan menyerang. Selama ini, ia memang lebih pandai dalam menyerang dibandingkan dengan bertahan. Maka, kali ini ia merasa penuh antusias saat mendapatkan ilmu lain."Sial! Dari mana kau b

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Sang Dewa Perang Terkuat    11. Penasihat Perang

    "Jenderal Gardner, apa kau baru saja mempertanyakan keputusanku?" tanya Keannu, terlihat tersinggung. Jody Gardner jelas sekali tidak suka tapi ia mencoba menahan diri, "Tidak, Yang Mulia. Ampun, Yang Mulia. Saya hanya ingin mendapatkan penjelasan saja. Saya berpikir sudah melakukan yang terbaik. Tapi, ternyata Anda malah-" "Tenanglah, Jenderal. Ini bukan berarti aku tidak menghargai usaha dan perjuanganmu. Justru sebaliknya, demi mempermudah tugasmu, aku memberi seorang Penasihat Perang untukmu." Keannu menoleh pada Bill yang terlihat mengangguk. Jody malah semakin kesal, jelas perkataan Keannu hanyalah dusta. Raja muda itu pastilah meragukan kemampuannya sehingga menunjuk orang tidak dikenal sebagai penasihatnya. Sungguh menjengkelkan. "Tapi saya tidak pernah mendengar nama 'Bill Stewart', Yang Mulia," ucap Gardner. Keannu segera berkata, "Tentu saja kau tidak pernah mendengarnya. Dia bukan berasal dari kawasan Eropa sini. Dia berasal dari kawasan jauh." Bill mengernyitkan dah

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Sang Dewa Perang Terkuat    12. Ahli Sejarah

    "Penasihat Perang harus berada di sisi Jenderal Perang, bukan? Tentu dia harus tinggal di dekatmu." Keannu menjelaskan sambil menatap Jody dari singgasananya. Jody tidak bisa membantahnya. Meskipun ia tidak menyetujuinya, tapi itu merupakan sebuah titah raja yang harus ia terima. "Baiklah kalau begitu, Yang Mulia," ucap Jody. Andrew kembali berbisik, "Kenapa Jenderal Gardner terlihat tidak nyaman?" "Siapapun akan merasa begitu, Reece. Raja Keannu mengungkapkannya di publik, lihat saja. Dia pasti akan sangat membenciku," ujar Bill. Andrew menggaruk bagian belakang kepalanya, "Saya tidak-" "Jangan dipikirkan! Tidak masalah dia membenciku, asalkan dia tidak mencurigai identitas asliku." Andrew mengangguk. Bill segera bertanya lagi, "Apakah kau sudah mengirim orang untuk menggagalkan rencana perjodohan istriku dengan pria itu?" "Hari ini anak buah saya tiba di kediaman keluarga Wood, Jenderal. Anda tidak perlu khawatir." "Apa yang akan dilakukan oleh dia?" tanya Bill. "Sedikit me

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Sang Dewa Perang Terkuat    13. Hukuman Kekalahan

    Jody Gardner yang sedang mengenakan jas bulunya membalikkan badan, menatap Anthony dengan raut wajah yang penuh dengan kebingungan."Kenapa bertanya soal hukuman kekalahan?" tanya Jody.Anthony membasahi bibir bawah, terlihat semakin gugup. "Apa sekarang kau mau berkata kalau kau tidak yakin aku menang? Apa strategi perangmu itu payah?" tanya Jody dengan tatapan tajam yang membuat Anthony bergerak mundur karena takut."Ti-tidak, Jenderal. Bukan seperti itu, saya hanya ingin tahu." Jody menatapnya dengan penuh selidik sebelum akhirnya menjawab, "Ah, begitu. Tentu saja hukuman mati."Anthony tercengang, lebih tepatnya ia terlalu kaget. "Hu-kuman mati?""Ya. Kenapa? Kau takut?" tanya Jody.Anthony tidak menjawab tapi ekspres wajahnya seharusnya sudah bisa menunjukkan pada Jody jika ia memang ketakutan setengah mati. Anthony bahkan mengira jika mungkin warna kulitnya telah berubah memutih dengan sempurna. "Ah, seharusnya kau tidak perlu takut."Anthony masih tak bersuara, masih terlalu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Sang Dewa Perang Terkuat    14. Ini Semua Salahku!

    "Tidak. Hukuman tak bisa dibatalkan tapi ...." Bill tidak melanjutkan ucapannya dan malah meninggalkan Andrew. Lelaki bertubuh tinggi besar itu tergesa-gesa berjalan menuju ke bagian istana tempat tinggal Keannu. Andrew yang tadinya tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaanya, dengan begitu setia mengikutinya tanpa kata. Ia tidak berani bertanya apapun dan hanya berdiri tepat di belakangnya. Bill yang juga baru tersadar jika ia tidak mungkin diizinkan masuk ke dalam istana raja itu pun berhenti berjalan, lalu menoleh ke arah Andrew. "Bisakah kau-" "Bisa, Jenderal. Mohon tunggu sebentar!" ucap Andrew dengan cepat mengerti. Pria muda yang perna memiliki cedera cukup berat itu pun segera masuk dan berbicara dengan penjaga di sana. Bill hanya melihatnya tanpa suara. Pikirannya kembali melayang ke waktu di mana ia masih berjaya dulu. Saat itu, semua orang segan kepadanya. Bukan hanya sekedar menghormatinya tapi banyak juga yang menyukainya karena karakternya yang baik. Ia memang dik

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Sang Dewa Perang Terkuat    15. Lepaskan Aku, Sialan!

    Bill tidak sempat menjawabnya lantaran sang raja tiba-tiba memiliki tamu dan terpaksa menyudahi pertemuannya dengan Bill. Bill pun harus merasakan kegagalan membela seseorang.Anthony yang merupakan ahli sejarah itu pada akhirnya dieksekusi dengan tiga tembakan yang diluncurkan kepadanya. Tembakan itu tepat mengenai alat vitalnya dan membawanya pada kematian.Dua hari setelah kejadian itu, Bill secara resmi diangkat menjadi Penasihat Perang di Kerajaan Ans De Low dan mulai berpindah di ke gedung Emas untuk tinggal bersama dengan Jody Gardner."Kau tahu, Stewart. Kau mendapatkan posisi itu setelah menghilangkan nyawa ribuan orang, apa kau senang akan hal itu?" ujar Jody Gardner saat Bill pertama kali menginjakkan kakinya di gedung itu.Bill tersenyum, "Jenderal, saya hanya menuruti perintah Raja Keannu.""Oh iya? Kau pikir aku percaya?" balas Jody, menatap tajam pada Bill. Pria itu jelas tidak bisa menerima Bill dengan suka rela. Dia hanya terpaksa menerima Bill atas perintah raja.Ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • Sang Dewa Perang Terkuat    16. Pernikahan Sang Adik Ipar

    "Kau ... siapa?" tanya Shirley dengan terbata-bata.Pria berbadan tinggi besar dan tegap itu tersenyum lebar, "Kau lupa padaku, Adik Ipar?"Shirley hampir saja pingsan saat mendengar suara itu, menatap tidak percaya. Begitu juga dengan Cassandra yang tampak terkejut, terpaku sekaligus terpana akan perkataan sang pria dengan setelan jas hitam yang tampan elegan itu."Bill?" ucap Cassandra masih sulit percaya."Iya, Sayang. Ini suamimu," ujar Bill sambil tersenyum pada istrinya.Shirley berusaha menyadarkan diri, "Kau ... mana mungkin si pecundang itu?'Bill memutar badan dan menatap adik ipar yang begitu sering menghinanya itu, "Ah, apa aku harus mengatakan apa saja kata-kata hinaan yang kau lempar padaku saat dulu?"Shirley membuang napas dengan kasar. Oh, itu jelas Bill, kakak iparnya yang merupakan orang rendahan. Hanya Bill yang suka melontarkan kata-kata sindiran pedas semacam itu, ia tidak mengenal pria lain yang akan melakukan hal itu.Cassandra berkata dengan emosi yang bercamp

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    40. Tidak Tahu Apapun?

    James sontak Gardner tersenyum miring. Dia tahu ternyata memang tidak mudah menjadi perisai Xylan Wellington. Tapi, dia sungguh-sungguh tidak menyangka bila putra mahkota yang menurutnya sangat pintar itu ternyata juga sangat polos.Kepintarannya rupanya berbanding terbalik dengan pengetahuannya dalam hal memahami dunia sekitarnya.Namun, dia sudah memutuskan untuk menggantikan Riley demi menebus beberapa tahun waktunya yang dia sia-siakan sehingga dia harus mencoba bersabar.Jadi, dengan penuh ketenangan dia menjawab, “Anda harus mulai memikirkan masalah pendapat mereka semua, Yang Mulia.”“Kenapa aku harus?” balas Xylan yang terlihat tidak terima dengan perkataan James.James menggigit bibir bawah, merasa memang harus lebih menekan rasa jengkelnya. Ayolah, James. Jangan mudah menyerah! James membatin.“Karena Anda adalah calon raja dan sebentar lagi akan segera mewarisi tahta negeri ini. Jadi, sudah seharusnya Anda mulai memikirkan apa yang mereka pikirkan tentang Anda,” jawab Jam

  • Sang Dewa Perang Terkuat    39. Pemakaman

    Kebimbangan terlihat begitu nyata di wajah Xylan Wellington. James Gardner yang merasa telah berhasil membuat sang putra mahkota menyadari kesalahan besar yang mungkin akan dilakukan oleh Xylan pun memanggil, “Yang Mulia.”Xylan sedikit agak tersentak ketika mendengar namanya dipanggil oleh James.Pria muda itu pun menoleh ke arah James, tapi masih belum membuka mulut.Di saat seperti itu, James Gardner telah yakin bila Xylan akan mengubah keputusan yang baru saja mereka bicarakan itu.Namun, tiba-tiba dia melihat Xylan tersenyum kepadanya. Hal itu tentu saja membuat James mengedipkan mata lantaran bingung.Akan tetapi, hanya dalam hitungan detik, kebingungannya pun terjawab. Dia mendengar Xylan berkata, “Jenderal Gardner, apa yang kau katakan memang benar. Semuanya benar. Aku … mungkin akan mendapatkan pertentangan karena memilih Gary Davis sebagai penasihat raja.”Dia manggut-manggut. James segera mendapatkan sebuah firasat buruk yang tidak ingin dia bayangkan.“Tapi, Jenderal Gard

  • Sang Dewa Perang Terkuat    38. Tekanan

    “Iya, benar. Asisten pribadiku yang … sekarang ini berada di luar pintu kediaman ayahku,” jawab Xylan, terlihat tidak merasa ada yang aneh dengan jawabannya.James masih terlalu kaget hingga dia sampai terdiam, bingung apa yang harus dia katakan untuk menanggapi penjelasan Xylan.“Kenapa, Jenderal Gardner?” Xylan bertanya karena dia melihat James yang tidak kunjung berbicara.James membasahi bibir bawahnya, masih berpikir untuk menyusun kata-kata yang tepat.Namun, Xylan tidak sabar menunggunya sehingga dia berbicara lagi, “Jenderal Gardner, aku tahu apa yang sedang kau pikirkan.”James mengedipkan matanya, tampak terpana.Xylan menghela napas panjang, “Ini pasti status Gary Davis yang merupakan asisten pribadiku, bukan?”Mata James melebar sedikit hingga dia kemudian menatap sang putra mahkota dengan tatapan heran.Itu yang aku maksud, mengapa kau bisa berpikir menjadikan seorang asisten pribadi sebagai seorang penasihat raja? Apakah kau … sudah kehilangan akal, Yang Mulia? James mem

  • Sang Dewa Perang Terkuat    37. Keanehan Xylan

    “Katakan pada saya, agar saya bisa melakukan apa yang seharusnya saya lakukan, Yang Mulia,” James menambahkan.Xylan membalas tatapan sang jenderal perang dengan tatapan yang terlihat begitu sangat serius. Pria muda yang semula telah menetapkan salah satu keputusan besar itu pun akhirnya membuka mulut, “Ini berkaitan dengan … penentuan pejabat istana baru setelah aku menjabat sebagai raja.”James terdiam sejenak, terlihat sedikit terkejut. Sebetulnya sangat wajar bila Xylan Wellington telah memikirkan mengenai pemerintahannya kelak. Akan tetapi, menurutnya saat itu adalah waktu yang kurang tepat.Ayahnya bahkan belum dimakamkan. Mengapa dia sudah berpikir hal lain? Tidakkah dia masih bersedih? James berpikir.Xylan berdeham kecil hingga membuat James menatapnya dengan tatapan aneh. Lantaran tidak mau James berpikir aneh tentangnya atau bahkan malah salah paham terhadapnya, Xylan buru-buru menjelaskan, “Jenderal Gardner, ini tidak seperti apa yang sedang kau pikirkan.”James tidak la

  • Sang Dewa Perang Terkuat    36. Bantuan Seperti Apa?

    Tetapi, sebelum James Gardner bisa berpikir lebih lanjut mengenai hal itu, Monica Wilhelm, sang ratu yang baru saja kehilangan suaminya itu berkata, “Sudahlah, tidak perlu diperpanjang lagi.”Setelahnya, Monica memutar tubuhnya dan menghadap para pejabat istana yang masih berada di istana. Dia menghela napas pelan sebelum berujar, “Seperti yang aku inginkan tadi, apa kalian bersedia membiarkan kami meratapi kepergian raja kalian sebelum kita menyelenggarakan upacara kematian untuknya?”Tanpa ragu semua pejabat istana itu kompak menjawab, “Iya, Yang Mulia.”Satu per satu pejabat istana itu pun meninggalkan area kediaman raja hingga benar-benar hanya menyisakan para prajurit khusus yang melindungi raja, ratu, putri dan putra mahkota. Sementara itu, beberapa anak buah James Gardner juga tetap berada di daerah tersebut sesuai perintah James. “Jenderal Gardner, mohon bantuannya,” kata Monica. James mengangguk dan segera melakukan tugasnya sebagai jenderal perang kerajaan itu untuk menyi

  • Sang Dewa Perang Terkuat    35. Lalu Siapa?

    “Ah, kalau kau tidak siap melepas jabatan penting itu, bukankah kau seharusnya berhati-hati ketika berbicara, Perdana Menteri? Ingatlah, yang kau bicarakan itu bukanlah hal yang pantas,” kata James dengan nada tajam.Siapapun yang mendengar suara James yang penuh ancaman itu pastilah akan takut.Dan tidak disangka-sangka, ancaman James Gardner ternyata berhasil membungkam si tua Philip. Philip tak lagi berani berbicara dan hanya diam saja. Tetapi, tatapannya yang penuh kekesalan itu masih bisa dilihat oleh James.Tentu saja, kau pasti sangat kesal padaku, Perdana Menteri. Namun, kau sudah pasti tidak mau kehilangan jabatanmu hanya karena tuduhan konyol itu, James membatin.Hal tersebut membuat Monica Wilhelm dan kedua anak-anaknya merasa sedikit lebih tenang.“Y-Yang Mulia, saya … saya ….” Philip berusaha berbicara lagi, tapi kegugupannya terlihat sangat jelas sehingga James pun tahu orang tua itu tidak mungkin berani berkata hal ngawur lagi. James pun segera menanggapi, “Kenapa, Per

  • Sang Dewa Perang Terkuat    34. Perdana Menteri

    Philip Crawford terbatuk-batuk begitu mendengar perkataan James Gardner.James menaikkan alis kanan, tampak menanti penjelasan Philip.Philip pun berdeham kecil dan membalas tanpa berani melihat ke arah James, “Bukan saya yang menuduh Anda, Jenderal Gardner. Hanya saja … seluruh penghuni Kerajaan Ans De Lou membicarakan hal ini. Anggap saja saya hanya menyampaikan apa yang sedang dipikirkan oleh mereka.”James tertawa pelan, membuat Philip seketika menoleh ke arah dirinya. Begitu juga dengan Monica dan kedua anaknya yang tampak terkejut melihat reaksi sang jenderal perang.“A-apa yang lucu dari perkataan saya sampai Anda tertawa, Jenderal Gardner?” Philip berkata dengan nada tersinggung.James menghentikan tawanya dan mendesah pelan sebelum berkata, “Tidak ada yang lucu. Hanya saja aku merasa kau sangat pengecut sekali, Perdana Menteri.”“Pe-pengecut? Apa maksudmu, Jenderal?” Philip membelalakkan mata, jelas semakin tersinggung.“Benar. Tentu saja kau hanyalah seorang pengecut. Kau m

  • Sang Dewa Perang Terkuat    33. Penyebab

    “Jadi, kalian bisa memberi kami waktu untuk meratapi anggota keluarga kami, bukan? Kalian tidak lupa bukan bahwa Keannu Wellington bukan hanya seorang raja negeri ini, tapi dia adalah kepala keluarga kami. Dia suamiku, ayah dari kedua anakku dan seorang kakek dari cucuku,” kata Monica dengan nada datar tapi tegas.Perkataan sang ratu rupanya berhasil membuat para pejabat istana itu saling lirik dan akhirnya terbungkam.Beberapa di antara mereka tampak mundur beberapa langkah seakan memang benar-benar tidak ingin mengganggu lagi anggota keluarga kerajaan. James Gardner sendiri tersenyum melihat para pejabat istana yang sebagian merupakan jajaran menteri penting itu tidak berkutik di hadapan sang ratu. James tidak bisa tidak terkesan pada kemampuan sang ratu yang mampu membuat orang-orang tunduk atas perintahnya. Hal itu karena menurut James sangatlah langka dan jarang terjadi.Sebelum dia melepaskan jabatannya sebagai seorang wakil jenderal perang, dia telah bertemu dengan begitu ba

  • Sang Dewa Perang Terkuat    32. Bukankah Kami Berhak?

    Dikarenakan James tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri dan malah terdiam seperti sebuah patung, Rowena langsung melirik ke arah Xylan.Xylan tentu saja mengerti maksud dari kakak perempuannya itu sehingga dia cepat-cepat berkata, “Jenderal Gardner, apa … kau baik-baik saja?”James sontak tersadar dari lamunannya dan mengangguk pada Xylan. Dengan kebingungan yang sedang menguasai pikirannya, dia tetap melangkah masuk ke dalam kamar sang raja.Begitu dia memasuki area itu untuk pertama kalinya, James bisa melihat jasad raja Kerajaan Ans De Lou yang terbaring kaku di atas tempat tidur mewah itu. Dia hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat orang yang pernah bertanggung jawab atas kerumitan hubungan antara ayahnya dan juga ayah Riley itu. Akibat kesalahan raja yang telah wafat itu, hubungannya dengan Riley pun meregang.Akan tetapi, sang raja telah meminta maaf kepadanya dan dia pun telah memaafkan segala kesalahannya sehingga saat itu sudah tidak ada rasa amarah ataupun dend

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status