Share

7. Dia Tamuku

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-13 23:58:11

"Yang Mulia," ujar Bill tiba-tiba.

Ia membungkuk di depan rajanya, memberi sebuah penghormatan. "Senang sekali saya mendapat sebuah penghormatan bisa bertemu dengan pemimpin negeri ini."

Raja Keannu mengerutkan dahi, agak bingung. Tapi, saat ia melihat ekspresi Bill yang seakan melempar sebuah kode kepadanya, sang raja pun mengerti.

"Yang Mulia, dia ini-"

"Jenderal Gardner, tidak perlu diperpanjang lagi," potong Keannu tegas.

"Tapi, Yang Mulia. Laki-laki ini-"

"Dia tamuku, Jenderal. Tamuku, berarti dia berada di bawah pengawasanku. Apa kau sekarang mengerti?" tanya Keannu.

Jody ingin sekali berkata sesuatu yang lain tapi secara mendadak sang raja kembali berkata, "Aku ingin berbicara dengan tamuku sebentar saja, Jenderal."

Jelas itu sebuah perintah yang menyuruh Jody menjauh dari sana, pria itu mengerti dengan cepat. Meskipun, rasa penasaran telah menguasi dirinya, Jody memilih untuk mundur.

"Saya undur diri, Yang Mulia," pamit Jody.

Pria itu membungkuk lalu meninggalkan gedung itu d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Reven
,ok,llo,l,ll,l,ll,l,ll,,l,l,l,,l,,ll,lll,ll,kk,,ll,ll,ll
goodnovel comment avatar
Adakah Sedekah
cukup sekian
goodnovel comment avatar
ANurkidam
luar biasa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    8. Ini Perintah!

    Kata-kata Bill terdengar seperti sebuah ancaman, tetapi sebenarnya bukan itu maksud Bill. Ia hanya tidak ingin bermasalah dengan Jody Gardner.Sang raja pun dengan segera menjawab, "Tentu saja aku lebih memilih kau ada di sisiku, Jenderal. Baiklah, jadi posisi apa yang kau inginkan?"Bill tersenyum puas, "Jadikan aku penasihat Jody Gardner."Andrew terbengong-bengong mendengar jawaban Bill, sementara mulut Amanda Clark bahkan terbuka lebar.Raja Keannu berkedip tidak percaya, "Penasihat Jody Gardner? Bagaimana mungkin? Mana bisa?""Bisa, Yang Mulia. Saya akan memberikan saran terbaik untuk Jody, sama saja saya juga ikut melindungi Anda dan kerajaan ini, bukan?""Tapi, Jenderal. Ini ...."William Mackenzie membungkuk hormat, seakan ingin Keannu segera menyetujui keinginannya.Melihat sikap Bill, Keannu sadar ia tidak memiliki pilihan, maka ia pun dengan berat berujar, "Baiklah, kau bisa mengambil tempat sebagai penasihatnya. Kapan kau ingin memulai?""Besok tidak masalah, Yang Mulia."

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Sang Dewa Perang Terkuat    9. Ayo Bertarung!

    "Tutup mulutmu, Harry!" bentak Andrew sudah dipenuhi amarah yang dengan cepat mengaliri nadi-nadinya usai mendengar perkataan-perkataan bernada merendahkan yang dilontarkan dua orang rekannya itu pada jenderal besar yang sangat ia hormati. Ia sama sekali tidak bisa menerimanya.Harry menatap heran, "Kenapa kau marah? Bukankah yang kau bawa ini pengemis? Lihatlah pakaian yang dia kenakan! Pakaian sopir taksi di luar saja masih lebih bagus dibanding miliknya.""Diamlah, kau brengsek!" ujar Andrew sambil menunjuk Harry dengan jari telunjuknya."Apa? Kau berani memakiku? Kau lupa siapa aku?" balas Harry, kini menatap sengit pada Andrew."Ayo bertarung!" ujar Andrew kesal."Reece, maksudku Andrew. Ini tidak perlu," ujar Bill, yang anehnya tidak merasa tersinggung atas ucapan dua orang itu. Hal ini mungkin juga karena ia sudah begitu terbiasa dihina, dicaci maki oleh orang-orang, sehingga perkataan orang itu hanya ia anggap sebagai angin lalu saja."Mereka sudah berani menghina Anda, Jen-"

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Sang Dewa Perang Terkuat    10. Bill Stewart

    "Wah! Jangan buru-buru memikirkan hadiahnya, kawan!" ucap Harry dengan tatapan meremehkan."Tapi tidak masalah. Toh dia juga akan kalah, Harry, berikan saja apa yang dia mau!" ujar Drake.Harry mendesah malas tapi kemudian ia berkata, "Oke. Setuju. Tapi jika kau yang kalah, kau yang harus menjadi pelayan kami. Mengerti?"Bill tersenyum tipis dan mengangguk.Drake pun mulai melancarkan serangan tapi dengan mudah bisa dihindari oleh Bill. Hingga pukulan yang keempat, Drake masih juga belum berhasil hingga membuat Harry gemas. "Biarkan aku menggantikanmu!" Drake dengan kesal menyingkir dan kini giliran Harry yang mulai menyerang Bill. Andrew yang diam sambil menyaksikan itu luar biasa senang. Ia sekarang mengerti. Gerakan bela diri yang ditunjukkan oleh Bill bisa dikatakan merupakan gerakan bertahan, bukan menyerang. Selama ini, ia memang lebih pandai dalam menyerang dibandingkan dengan bertahan. Maka, kali ini ia merasa penuh antusias saat mendapatkan ilmu lain."Sial! Dari mana kau b

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Sang Dewa Perang Terkuat    11. Penasihat Perang

    "Jenderal Gardner, apa kau baru saja mempertanyakan keputusanku?" tanya Keannu, terlihat tersinggung. Jody Gardner jelas sekali tidak suka tapi ia mencoba menahan diri, "Tidak, Yang Mulia. Ampun, Yang Mulia. Saya hanya ingin mendapatkan penjelasan saja. Saya berpikir sudah melakukan yang terbaik. Tapi, ternyata Anda malah-" "Tenanglah, Jenderal. Ini bukan berarti aku tidak menghargai usaha dan perjuanganmu. Justru sebaliknya, demi mempermudah tugasmu, aku memberi seorang Penasihat Perang untukmu." Keannu menoleh pada Bill yang terlihat mengangguk. Jody malah semakin kesal, jelas perkataan Keannu hanyalah dusta. Raja muda itu pastilah meragukan kemampuannya sehingga menunjuk orang tidak dikenal sebagai penasihatnya. Sungguh menjengkelkan. "Tapi saya tidak pernah mendengar nama 'Bill Stewart', Yang Mulia," ucap Gardner. Keannu segera berkata, "Tentu saja kau tidak pernah mendengarnya. Dia bukan berasal dari kawasan Eropa sini. Dia berasal dari kawasan jauh." Bill mengernyitkan dah

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Sang Dewa Perang Terkuat    12. Ahli Sejarah

    "Penasihat Perang harus berada di sisi Jenderal Perang, bukan? Tentu dia harus tinggal di dekatmu." Keannu menjelaskan sambil menatap Jody dari singgasananya. Jody tidak bisa membantahnya. Meskipun ia tidak menyetujuinya, tapi itu merupakan sebuah titah raja yang harus ia terima. "Baiklah kalau begitu, Yang Mulia," ucap Jody. Andrew kembali berbisik, "Kenapa Jenderal Gardner terlihat tidak nyaman?" "Siapapun akan merasa begitu, Reece. Raja Keannu mengungkapkannya di publik, lihat saja. Dia pasti akan sangat membenciku," ujar Bill. Andrew menggaruk bagian belakang kepalanya, "Saya tidak-" "Jangan dipikirkan! Tidak masalah dia membenciku, asalkan dia tidak mencurigai identitas asliku." Andrew mengangguk. Bill segera bertanya lagi, "Apakah kau sudah mengirim orang untuk menggagalkan rencana perjodohan istriku dengan pria itu?" "Hari ini anak buah saya tiba di kediaman keluarga Wood, Jenderal. Anda tidak perlu khawatir." "Apa yang akan dilakukan oleh dia?" tanya Bill. "Sedikit me

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Sang Dewa Perang Terkuat    13. Hukuman Kekalahan

    Jody Gardner yang sedang mengenakan jas bulunya membalikkan badan, menatap Anthony dengan raut wajah yang penuh dengan kebingungan."Kenapa bertanya soal hukuman kekalahan?" tanya Jody.Anthony membasahi bibir bawah, terlihat semakin gugup. "Apa sekarang kau mau berkata kalau kau tidak yakin aku menang? Apa strategi perangmu itu payah?" tanya Jody dengan tatapan tajam yang membuat Anthony bergerak mundur karena takut."Ti-tidak, Jenderal. Bukan seperti itu, saya hanya ingin tahu." Jody menatapnya dengan penuh selidik sebelum akhirnya menjawab, "Ah, begitu. Tentu saja hukuman mati."Anthony tercengang, lebih tepatnya ia terlalu kaget. "Hu-kuman mati?""Ya. Kenapa? Kau takut?" tanya Jody.Anthony tidak menjawab tapi ekspres wajahnya seharusnya sudah bisa menunjukkan pada Jody jika ia memang ketakutan setengah mati. Anthony bahkan mengira jika mungkin warna kulitnya telah berubah memutih dengan sempurna. "Ah, seharusnya kau tidak perlu takut."Anthony masih tak bersuara, masih terlalu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Sang Dewa Perang Terkuat    14. Ini Semua Salahku!

    "Tidak. Hukuman tak bisa dibatalkan tapi ...." Bill tidak melanjutkan ucapannya dan malah meninggalkan Andrew. Lelaki bertubuh tinggi besar itu tergesa-gesa berjalan menuju ke bagian istana tempat tinggal Keannu. Andrew yang tadinya tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaanya, dengan begitu setia mengikutinya tanpa kata. Ia tidak berani bertanya apapun dan hanya berdiri tepat di belakangnya. Bill yang juga baru tersadar jika ia tidak mungkin diizinkan masuk ke dalam istana raja itu pun berhenti berjalan, lalu menoleh ke arah Andrew. "Bisakah kau-" "Bisa, Jenderal. Mohon tunggu sebentar!" ucap Andrew dengan cepat mengerti. Pria muda yang perna memiliki cedera cukup berat itu pun segera masuk dan berbicara dengan penjaga di sana. Bill hanya melihatnya tanpa suara. Pikirannya kembali melayang ke waktu di mana ia masih berjaya dulu. Saat itu, semua orang segan kepadanya. Bukan hanya sekedar menghormatinya tapi banyak juga yang menyukainya karena karakternya yang baik. Ia memang dik

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Sang Dewa Perang Terkuat    15. Lepaskan Aku, Sialan!

    Bill tidak sempat menjawabnya lantaran sang raja tiba-tiba memiliki tamu dan terpaksa menyudahi pertemuannya dengan Bill. Bill pun harus merasakan kegagalan membela seseorang.Anthony yang merupakan ahli sejarah itu pada akhirnya dieksekusi dengan tiga tembakan yang diluncurkan kepadanya. Tembakan itu tepat mengenai alat vitalnya dan membawanya pada kematian.Dua hari setelah kejadian itu, Bill secara resmi diangkat menjadi Penasihat Perang di Kerajaan Ans De Low dan mulai berpindah di ke gedung Emas untuk tinggal bersama dengan Jody Gardner."Kau tahu, Stewart. Kau mendapatkan posisi itu setelah menghilangkan nyawa ribuan orang, apa kau senang akan hal itu?" ujar Jody Gardner saat Bill pertama kali menginjakkan kakinya di gedung itu.Bill tersenyum, "Jenderal, saya hanya menuruti perintah Raja Keannu.""Oh iya? Kau pikir aku percaya?" balas Jody, menatap tajam pada Bill. Pria itu jelas tidak bisa menerima Bill dengan suka rela. Dia hanya terpaksa menerima Bill atas perintah raja.Ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    79. Wajah yang Serupa?

    Ben mengedipkan mata.Ah, dia sama sekali tidak tersinggung sedikitpun atas perkataan James. Dia malah takjub pada cara berpikir James yang menurutnya sangat cepat.“Lantas, apa yang harus kita lakukan?” Ben bertanya, masih dengan ekspresi bodohnya.James semakin gemas, tapi tetap menjawab dengan nada jengkel, “Tentu saja mencarinya.”“Tapi … kau bilang dia tidak ingin bertemu denganmu, lalu kenapa kau mau mencarinya?” Ben membalas cepat.“Untuk bertanya kepadanya mengapa dia sampai bertindak bodoh seperti ini,” jawab James kaku.Dia segera memutar kepala dan menatap lurus-lurus pada Lory yang masih terlihat kaku bagai batu, “Tunjukkan di mana kau terakhir bertemu dengan Riley!”“Di sebelah-”“Antar aku ke sana!” James memotong dengan tidak sabar.Lory mengangguk dengan sedikit agak takut. “Ayo, cepat. Kita tidak boleh membuang-buang waktu,” James memberi perintah pada beberapa orang yang diharuskan untuk mengikuti dirinya. Sebelum mulai melakukan perjalanan mereka mencari jejak Ri

  • Sang Dewa Perang Terkuat    78. Itu Hanya Alasan Saja!

    Lory seketika melihat ke arah sekelilingnya dan langsung sadar bila saat itu dirinya sedang ditatap oleh belasan prajurit yang secara kebetulan mendengarkan percakapannya dengan Jensen Clown.Lory sontak menggertakkan gigi, “Ada apa denganmu?”Jensen langsung tergagap menyadari bila suaranya berhasil membuat semua prajurit di sekitar area itu tertarik kepada mereka. Dia pun langsung meringis seraya mengusap tengkuknya karena malu. “Aku hanya kaget.”Lory memutar bola matanya dan lanjut berjalan.Sementara Jensen masih mengikutinya. Dia kembali berbicara, “Kau hanya bercanda kan?”“Tentu saja kau pasti hanya bergurau. Mana mungkin kau bertemu dengan Jenderal Mackenzie. Kau-”“Aku sungguh-sungguh bertemu dengannya,” Lory memotong karena kesal luar biasa.Dia membalikkan badan dan menatap Jensen dengan tatapan jengkel. “Kenapa kau tidak percaya?”“Kau yakin? Lalu … di mana Jenderal Mackenzie berada sekarang?” Jensen bertanya lebih lanjut.Dengan ekspresi luar biasa bangga, Lory pun menj

  • Sang Dewa Perang Terkuat    77. Jenderal Perang yang Menghilang

    Lory Blackwell telah melihat wajah pemimpin prajurit tertinggi di Kerajaan Ans De Lou tersebut, tapi dia tidak pernah berada sedekat itu dengan pria yang rambutnya terlihat sedikit agak memanjang itu.Dia hanyalah seorang prajurit kelas tiga, prajurit yang berasal dari sebuah kelas paling rendah yang tentunya sangat jarang berinteraksi dengan jenderal perang. Bahkan, dia juga belum pernah berbicara dengan Reiner Anderson, sang komandan perang darat. Posisinya yang hanya merupakan prajurit biasa dan tidak memiliki satupun prestasi atau keunggulan membuatnya sangat jarang bisa berdekatan dengan para prajurit hebat. “Jenderal Mackenzie. Ini benar-benar Anda,” ucap Lory sekali lagi. Oh, dia masih sulit mempercayai apa yang sedang terjadi. Baginya pertemuannya dengan orang yang berdiri tidak jauh darinya seperti sebuah mimpi yang sangat langka.Dia benar-benar Riley Mackenzie, jenderal perang yang menghilang tanpa kabar yang saat ini sedang dicari, Lory berkata dalam hati. Riley Macken

  • Sang Dewa Perang Terkuat    76. Melawan Kawanan Singa

    Lory Blackwell terdiam, mencoba menenangkan diri.Menurut yang dia ketahui, hutan yang terletak di daerah perbatasan yang dekat dengan Kerajaan Mecco itu adalah hutan yang tidak berpenghuni. Hutan lebat itu merupakan hutan liar yang hanya dihuni oleh para binatang. Meskipun memang sejumlah prajurit dari dua kerajaan, yakni Kerajaan Ans De Lou dan Kerajaan Mecco melakukan pengecekan secara berkala, tapi tetap saja hal itu sangat jarang terjadi.Maka, tidak mengherankan jika Lory mengira dia telah salah mendengar. “Mungkin hanya halusinasi.” Pemuda itu berkata pelan dan mengangguk, meyakinkan dirinya sendiri.Namun, selang beberapa detik dia kembali mendengar sebuah suara yang sama, “Hei, aku di sebelah sini.”Mata Lory pun melebar. Dia menjadi sangat waspada.Di malam gelap seperti itu, tentu saja dia tidak bisa melihat dengan sangat jelas sehingga dia hanya bisa menyipitkan mata dan memegang senjatanya erat-erat. Tapi, dari suara orang itu, Lory menebak bila suara tersebut bersumbe

  • Sang Dewa Perang Terkuat    75. Pencarian yang Sesungguhnya

    Ben seketika memutar otak, memikirkan cara yang tepat untuk membuat James tenang. Tetapi, sebelum dia sempat menemukan susunan kata-kata yang bagus, dia sudah mendengar James berkata lagi, “Atau … dia marah karena aku mengambil posisinya saat ini? Tapi, ….”James menggelengkan kepala dengan lemah, “Tidak mungkin dia marah karena itu kan? Apalagi … dia tahu dengan benar kalau aku tidak pernah menginginkan jabatannya. Dia pasti-”“Berhentilah berpikir seperti itu, James! Apa kau bodoh?” Ben berujar dengan nada kesal.James hendak menanggapi, tapi Ben mengangkat tangan kanannya seakan meminta James diam selama beberapa saat.Tampaknya James mengerti arti gerakan Ben tersebut dan dia pun menghela napas panjang.Ben menelan ludah sebelum menjelaskan, “James, kau tahu Riley pun tidak peduli dengan jabatan ‘Jenderal Perang’. Pada dasarnya kalian berdua ini sama-sama tidak gila akan jabatan.”James lunglai. Ben benar. Mana mungkin Riley kecewa dan marah padaku hanya karena masalah jabatan s

  • Sang Dewa Perang Terkuat    74. Sapu Tangan

    Tanpa mengalihkan arah pandangnya, Ben berpikir keras. James pun tidak hanya berdiam diri, menunggu jawaban Ben. Dia sendiri berulang kali menyentuh sapu tangan itu untuk meneliti. Tidak hanya itu, jenderal perang Kerajaan Ans De Lou saat itu juga mengendus sapu tangan berwarna abu-abu itu seolah sedang mencari sesuatu.Melihat apa yang dilakukan oleh James, Ben tidak sabar berkomentar, “Kau bukan anjing. Mana bisa kau melacak keberadaan seseorang dari mengendus benda itu?”James seketika memberi tatapan jengkel pada Ben, “Bukan begitu. Aku hanya mencoba mencium aroma sapu tangan ini. Siapa tahu … ternyata ada sebuah petunjuk.”“Lalu … apa kau mendapatkan petunjuk setelah mengendus kain itu?” Ben bertanya dengan tatapan santai.Dengan ekspresi penuh kekecewaan James pun menjawab, “Tidak. Aku hanya mencium aroma tanah.”Kalau saja saat itu mereka tidak berada di dalam situasi yang serius, tawa Ben pasti sudah meledak. Akan tetapi, saat itu mereka sedang mengerjakan misi penting sehin

  • Sang Dewa Perang Terkuat    73. Ada Sesuatu di Sini!

    Foei Maccray membalikkan badan dan menatap sinis ke arah sang junior.Ketika dia melihat kepatuhan Lory Blackwell, Foei Maccray pun tersenyum miring seolah puas telah berhasil membuat salah satu juniornya tersebut tunduk terhadap perintahnya.Tentu saja hal itu membuat dirinya menjadi besar kepala. Oleh karena itu, dengan begitu angkuhnya Foei berujar kembali, “Tetaplah berdiri di sini sampai kami tidak terlihat oleh matamu. Setelah itu … baru kau bisa berjalan.”Lory Blackwell tidak menjawabnya. Tetapi Foei menganggap diamnya Lory itu sebagai sebuah kepatuhan sehingga dia kembali berkata, “Bagus! Memang seharusnya kau patuh pada perintah seniormu.”Lory hanya menelan ludah tanpa berani mengeluarkan sepatah katapun. Akan tetapi, Foei memang tidak membutuhkan jawaban sehingga dia hanya lanjut berjalan bersama dengan teman baiknya, Derrick Weybe yang terlihat mulai bosan berada di daerah sekitar Lory. Para prajurit lain pun mengikuti dua orang prajurit senior itu dengan perasaan yang c

  • Sang Dewa Perang Terkuat    72. Berhenti di Sana!

    Derrick mendecih sebal, sementara Foei langsung menanggapi, “Oh, kau ini rupanya sangat penakut ya!” Foei melempar arah pandangnya pada Derrick dan kemudian melempar sebuah senyum dengan ekspresi mengejek. Derrick menggelengkan kepalanya, ikut tersenyum mengejek.“Kalau kau takut, mengapa kau mau ikut dalam misi penting ini?” ucap Foei.Lory cepat-cepat menggelengkan kepala, “Saya tidak takut … saya-”“Hah? Tidak takut? Lalu, mengapa kau tadi berkata demikian?” Derrick memotong perkataan Lory, seolah sengaja memang tidak ingin mendengarkan Lory berbicara.“Jelas-jelas kau ini penakut! Astaga! Seharusnya kau tetap saja berada di istana dan tidak perlu ikut dalam pencarian Jenderal Mackenzie,” jelas Foei dengan senyuman miring. “Dasar pengecut!” ejek Derrick lagi. “Prajurit yang menyedihkan sepertimu tapi berani mengatai kami kalau kami lamban? Cih! Kau pikir kau ini siapa? Atasanku?” Foei berkata dengan nada dingin serta ekspresi meremehkan.Ah, dia memang benar-benar sangat puas m

  • Sang Dewa Perang Terkuat    71. Ini Menakutkan!

    Melihat senyuman James yang penuh keyakinan itu, Ben seketika sadar bila sahabatnya itu memang tidak bisa ditebak. Tapi, saat dia kembali mengingat bagaimana hubungan antara James dan Riley di masa lalu, dia merasa bila semua yang dikatakan oleh James memang benar adanya. Riley selalu terbuka sepenuhnya pada James. Pemuda itu hanya menyembunyikan satu hal, yakni fakta mengenai dirinya yang merupakan putra William Mackenzie. Selain itu, Riley tidak memiliki rahasia lain dari James. Sementara itu, Riley pun menjadi satu-satunya orang yang bisa memahami James dengan sangat baik. Hanya Riley yang mampu mengerti setiap tindakan yang dilakukan oleh James dan James pun hanya mau membicarakan banyak hal dengan Riley.Maka, dengan melihat semua fakta itu Ben akhirnya mengangguk, “Baiklah, kalau begitu. Aku harus melakukan apa?”James mendengus dan langsung memasang wajah cemberut, “Ayolah, Ben! Aku tadi sudah memberitahumu.”Ben memutar bola mata, “Aku masih tidak mengerti. Tolong jelaskan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status