Home / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 75. Pencarian yang Sesungguhnya

Share

75. Pencarian yang Sesungguhnya

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2025-04-04 16:24:14

Ben seketika memutar otak, memikirkan cara yang tepat untuk membuat James tenang.

Tetapi, sebelum dia sempat menemukan susunan kata-kata yang bagus, dia sudah mendengar James berkata lagi, “Atau … dia marah karena aku mengambil posisinya saat ini? Tapi, ….”

James menggelengkan kepala dengan lemah, “Tidak mungkin dia marah karena itu kan? Apalagi … dia tahu dengan benar kalau aku tidak pernah menginginkan jabatannya. Dia pasti-”

“Berhentilah berpikir seperti itu, James! Apa kau bodoh?” Ben berujar dengan nada kesal.

James hendak menanggapi, tapi Ben mengangkat tangan kanannya seakan meminta James diam selama beberapa saat.

Tampaknya James mengerti arti gerakan Ben tersebut dan dia pun menghela napas panjang.

Ben menelan ludah sebelum menjelaskan, “James, kau tahu Riley pun tidak peduli dengan jabatan ‘Jenderal Perang’. Pada dasarnya kalian berdua ini sama-sama tidak gila akan jabatan.”

James lunglai.

Ben benar. Mana mungkin Riley kecewa dan marah padaku hanya karena masalah jabatan s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    76. Melawan Kawanan Singa

    Lory Blackwell terdiam, mencoba menenangkan diri.Menurut yang dia ketahui, hutan yang terletak di daerah perbatasan yang dekat dengan Kerajaan Mecco itu adalah hutan yang tidak berpenghuni. Hutan lebat itu merupakan hutan liar yang hanya dihuni oleh para binatang. Meskipun memang sejumlah prajurit dari dua kerajaan, yakni Kerajaan Ans De Lou dan Kerajaan Mecco melakukan pengecekan secara berkala, tapi tetap saja hal itu sangat jarang terjadi.Maka, tidak mengherankan jika Lory mengira dia telah salah mendengar. “Mungkin hanya halusinasi.” Pemuda itu berkata pelan dan mengangguk, meyakinkan dirinya sendiri.Namun, selang beberapa detik dia kembali mendengar sebuah suara yang sama, “Hei, aku di sebelah sini.”Mata Lory pun melebar. Dia menjadi sangat waspada.Di malam gelap seperti itu, tentu saja dia tidak bisa melihat dengan sangat jelas sehingga dia hanya bisa menyipitkan mata dan memegang senjatanya erat-erat. Tapi, dari suara orang itu, Lory menebak bila suara tersebut bersumbe

    Last Updated : 2025-04-05
  • Sang Dewa Perang Terkuat    77. Jenderal Perang yang Menghilang

    Lory Blackwell telah melihat wajah pemimpin prajurit tertinggi di Kerajaan Ans De Lou tersebut, tapi dia tidak pernah berada sedekat itu dengan pria yang rambutnya terlihat sedikit agak memanjang itu.Dia hanyalah seorang prajurit kelas tiga, prajurit yang berasal dari sebuah kelas paling rendah yang tentunya sangat jarang berinteraksi dengan jenderal perang. Bahkan, dia juga belum pernah berbicara dengan Reiner Anderson, sang komandan perang darat. Posisinya yang hanya merupakan prajurit biasa dan tidak memiliki satupun prestasi atau keunggulan membuatnya sangat jarang bisa berdekatan dengan para prajurit hebat. “Jenderal Mackenzie. Ini benar-benar Anda,” ucap Lory sekali lagi. Oh, dia masih sulit mempercayai apa yang sedang terjadi. Baginya pertemuannya dengan orang yang berdiri tidak jauh darinya seperti sebuah mimpi yang sangat langka.Dia benar-benar Riley Mackenzie, jenderal perang yang menghilang tanpa kabar yang saat ini sedang dicari, Lory berkata dalam hati. Riley Macken

    Last Updated : 2025-04-06
  • Sang Dewa Perang Terkuat    78. Itu Hanya Alasan Saja!

    Lory seketika melihat ke arah sekelilingnya dan langsung sadar bila saat itu dirinya sedang ditatap oleh belasan prajurit yang secara kebetulan mendengarkan percakapannya dengan Jensen Clown.Lory sontak menggertakkan gigi, “Ada apa denganmu?”Jensen langsung tergagap menyadari bila suaranya berhasil membuat semua prajurit di sekitar area itu tertarik kepada mereka. Dia pun langsung meringis seraya mengusap tengkuknya karena malu. “Aku hanya kaget.”Lory memutar bola matanya dan lanjut berjalan.Sementara Jensen masih mengikutinya. Dia kembali berbicara, “Kau hanya bercanda kan?”“Tentu saja kau pasti hanya bergurau. Mana mungkin kau bertemu dengan Jenderal Mackenzie. Kau-”“Aku sungguh-sungguh bertemu dengannya,” Lory memotong karena kesal luar biasa.Dia membalikkan badan dan menatap Jensen dengan tatapan jengkel. “Kenapa kau tidak percaya?”“Kau yakin? Lalu … di mana Jenderal Mackenzie berada sekarang?” Jensen bertanya lebih lanjut.Dengan ekspresi luar biasa bangga, Lory pun menj

    Last Updated : 2025-04-09
  • Sang Dewa Perang Terkuat    79. Wajah yang Serupa?

    Ben mengedipkan mata.Ah, dia sama sekali tidak tersinggung sedikitpun atas perkataan James. Dia malah takjub pada cara berpikir James yang menurutnya sangat cepat.“Lantas, apa yang harus kita lakukan?” Ben bertanya, masih dengan ekspresi bodohnya.James semakin gemas, tapi tetap menjawab dengan nada jengkel, “Tentu saja mencarinya.”“Tapi … kau bilang dia tidak ingin bertemu denganmu, lalu kenapa kau mau mencarinya?” Ben membalas cepat.“Untuk bertanya kepadanya mengapa dia sampai bertindak bodoh seperti ini,” jawab James kaku.Dia segera memutar kepala dan menatap lurus-lurus pada Lory yang masih terlihat kaku bagai batu, “Tunjukkan di mana kau terakhir bertemu dengan Riley!”“Di sebelah-”“Antar aku ke sana!” James memotong dengan tidak sabar.Lory mengangguk dengan sedikit agak takut. “Ayo, cepat. Kita tidak boleh membuang-buang waktu,” James memberi perintah pada beberapa orang yang diharuskan untuk mengikuti dirinya. Sebelum mulai melakukan perjalanan mereka mencari jejak Ri

    Last Updated : 2025-04-10
  • Sang Dewa Perang Terkuat    80. Kau Terlalu Berimajinasi!

    Benedict Arkitson seketika terdiam membeku seperti sebuah patung seolah tidak berani menggerakkan badannya sedikitpun. Prajurit senior kelas satu yang usianya telah menginjak tiga puluh empat tahun itu hanya bisa terhenyak tanpa bisa mengeluarkan sebuah bantahan apapun terhadap penjelasan prajurit junior itu.Dia berpikir jika dia tidak memiliki alasan lagi untuk meragukan perkataan Lory Blackwell. Sedangkan James Gardner yang anehnya luar biasa terlihat muram itu malah membuang muka ke arah lain, seakan enggan menatap mata Lory Blackwell yang sedang menatap dirinya dengan tatapan polos. Sang jenderal perang muda itu kemudian berkata, “Itu Riley. Itu pasti dia, tidak mungkin salah.”Lory tersenyum puas dan mengangguk dengan penuh kelegaan. Pemuda itu menghela napas panjang setelah pernyataannya tidak diragukan lagi.Akan tetapi, dia justru melihat raut wajah sedih James Gardner yang tidak bisa disembunyikan oleh sang jenderal perang.Dia bahkan mendengar James bergumam pelan, “Itu

    Last Updated : 2025-04-12
  • Sang Dewa Perang Terkuat    81. Dua Perintah

    Ricky tidak langsung menjawab pertanyaan James, dia justru kembali menoleh ke arah Steven, saudara laki-lakinya. Dari tatapan matanya, terlihat sangat jelas laki-laki muda itu meminta persetujuan dari Ricky.Rupanya, kebiasaan itu disadari oleh James Gardner sehingga dengan raut wajah jengkel dia pun berkomentar, “Ayolah! Apa kalian harus berdiskusi terlebih dulu sebelum menjawab pertanyaan sederhana seperti yang aku tanyakan tadi?”“Apa kalian tidak memiliki pendapat kalian sendiri?” James melanjutkan dengan nada dingin.Wajah Ricky dan Steven memerah dengan sempurna.Ben meringis melihat ketegasan James itu tapi dia tidak membuat sebuah interupsi. Tidak ingin membuat James menjadi semakin marah, pada akhirnya Ricky pun menjawab, “Jika itu orang biasa, kemungkinan besar kita masih bisa mengejarnya. Namun, jika itu Jenderal Mackenzie, saya ….”Pria muda itu tidak berani melanjutkan perkataannya. Dari raut wajahnya dia terlihat ragu-ragu hingga James yang melanjutkan perkataannya deng

    Last Updated : 2025-04-13
  • Sang Dewa Perang Terkuat    82. Pilihan yang Sulit

    Ricky Drilon hanya bisa terbengong-bengong saat mendengarkan pertanyaan itu.Oh, dia sering kali mendapati dirinya dalam sebuah situasi yang membingungkan. Tapi, dia tidak pernah merasa tertekan sekalipun.Padahal dia pun sangat sering dihadapkan pada sebuah pilihan yang sulit. Namun, lagi-lagi hal-hal semacam itu bisa diselesaikannya dengan baik tanpa adanya pergolakan batin.Akan tetapi, satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Riley Mackenzie berhasil membuatnya berada di dalam fase tersulitnya. “Kenapa kau diam saja? Siapa yang akan kau patuhi? Aku atau Jenderal Gardner?” Riley mengulang kembali pertanyaannya itu.Ricky menelan ludah dengan kasar, semakin bingung.Dahinya pun berkerut, jelas menunjukkan sebuah kebimbangan yang sangat besar. Berulang kali dia merapikan rambutnya hanya dalam satu menit saja. Hal itu membuat Riley tersenyum aneh, “Jadi, bagaimana? Kau akan memilih untuk mematuhi siapa?” Ricky menggigit giginya sendiri.Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Dan k

    Last Updated : 2025-04-15
  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Ayo Bercerai!

    Saat ini keluarga Wood sedang berkumpul bersama di ruang keluarga mereka setelah melakukan prosesi acara pertunangan antara Shirley, si bungsu dari keluarga Wood dan Peter Green, seorang putra dari pemilik tambang emas di Carlo Hill. Cassandra Wood, istri Bill sedang duduk di bagian pinggir dan terlihat tidak terlalu menyukai berada di sana. Beberapa kali ia melihat suaminya diperintah oleh keluarganya dan hanya menurut. Ia kesal. Sangat kesal. Bagaimana tidak, suaminya itu tidak memiliki wibawa sedikit pun dan kerap menjadi bulan-bulanan keluarganya. Ia begitu ingin sekali melihat suaminya melawan, setidaknya sekali saja. Tapi, nyatanya sampai mereka menikah selama hampir tiga tahun lamanya, Bill masih juga sama. Masih menjadi seorang pencundang yang tidak berguna. "Cepat isi gelas ini, Bill!" perintah Shirley pada kakak iparnya. Bill dengan tenang mengambil botol wine merah dan membukanya dengan cepat lalu mengisi gelas Shirley kembali. Dia lalu berdiri di samping lelaki tua yang

    Last Updated : 2023-04-08

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    82. Pilihan yang Sulit

    Ricky Drilon hanya bisa terbengong-bengong saat mendengarkan pertanyaan itu.Oh, dia sering kali mendapati dirinya dalam sebuah situasi yang membingungkan. Tapi, dia tidak pernah merasa tertekan sekalipun.Padahal dia pun sangat sering dihadapkan pada sebuah pilihan yang sulit. Namun, lagi-lagi hal-hal semacam itu bisa diselesaikannya dengan baik tanpa adanya pergolakan batin.Akan tetapi, satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Riley Mackenzie berhasil membuatnya berada di dalam fase tersulitnya. “Kenapa kau diam saja? Siapa yang akan kau patuhi? Aku atau Jenderal Gardner?” Riley mengulang kembali pertanyaannya itu.Ricky menelan ludah dengan kasar, semakin bingung.Dahinya pun berkerut, jelas menunjukkan sebuah kebimbangan yang sangat besar. Berulang kali dia merapikan rambutnya hanya dalam satu menit saja. Hal itu membuat Riley tersenyum aneh, “Jadi, bagaimana? Kau akan memilih untuk mematuhi siapa?” Ricky menggigit giginya sendiri.Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Dan k

  • Sang Dewa Perang Terkuat    81. Dua Perintah

    Ricky tidak langsung menjawab pertanyaan James, dia justru kembali menoleh ke arah Steven, saudara laki-lakinya. Dari tatapan matanya, terlihat sangat jelas laki-laki muda itu meminta persetujuan dari Ricky.Rupanya, kebiasaan itu disadari oleh James Gardner sehingga dengan raut wajah jengkel dia pun berkomentar, “Ayolah! Apa kalian harus berdiskusi terlebih dulu sebelum menjawab pertanyaan sederhana seperti yang aku tanyakan tadi?”“Apa kalian tidak memiliki pendapat kalian sendiri?” James melanjutkan dengan nada dingin.Wajah Ricky dan Steven memerah dengan sempurna.Ben meringis melihat ketegasan James itu tapi dia tidak membuat sebuah interupsi. Tidak ingin membuat James menjadi semakin marah, pada akhirnya Ricky pun menjawab, “Jika itu orang biasa, kemungkinan besar kita masih bisa mengejarnya. Namun, jika itu Jenderal Mackenzie, saya ….”Pria muda itu tidak berani melanjutkan perkataannya. Dari raut wajahnya dia terlihat ragu-ragu hingga James yang melanjutkan perkataannya deng

  • Sang Dewa Perang Terkuat    80. Kau Terlalu Berimajinasi!

    Benedict Arkitson seketika terdiam membeku seperti sebuah patung seolah tidak berani menggerakkan badannya sedikitpun. Prajurit senior kelas satu yang usianya telah menginjak tiga puluh empat tahun itu hanya bisa terhenyak tanpa bisa mengeluarkan sebuah bantahan apapun terhadap penjelasan prajurit junior itu.Dia berpikir jika dia tidak memiliki alasan lagi untuk meragukan perkataan Lory Blackwell. Sedangkan James Gardner yang anehnya luar biasa terlihat muram itu malah membuang muka ke arah lain, seakan enggan menatap mata Lory Blackwell yang sedang menatap dirinya dengan tatapan polos. Sang jenderal perang muda itu kemudian berkata, “Itu Riley. Itu pasti dia, tidak mungkin salah.”Lory tersenyum puas dan mengangguk dengan penuh kelegaan. Pemuda itu menghela napas panjang setelah pernyataannya tidak diragukan lagi.Akan tetapi, dia justru melihat raut wajah sedih James Gardner yang tidak bisa disembunyikan oleh sang jenderal perang.Dia bahkan mendengar James bergumam pelan, “Itu

  • Sang Dewa Perang Terkuat    79. Wajah yang Serupa?

    Ben mengedipkan mata.Ah, dia sama sekali tidak tersinggung sedikitpun atas perkataan James. Dia malah takjub pada cara berpikir James yang menurutnya sangat cepat.“Lantas, apa yang harus kita lakukan?” Ben bertanya, masih dengan ekspresi bodohnya.James semakin gemas, tapi tetap menjawab dengan nada jengkel, “Tentu saja mencarinya.”“Tapi … kau bilang dia tidak ingin bertemu denganmu, lalu kenapa kau mau mencarinya?” Ben membalas cepat.“Untuk bertanya kepadanya mengapa dia sampai bertindak bodoh seperti ini,” jawab James kaku.Dia segera memutar kepala dan menatap lurus-lurus pada Lory yang masih terlihat kaku bagai batu, “Tunjukkan di mana kau terakhir bertemu dengan Riley!”“Di sebelah-”“Antar aku ke sana!” James memotong dengan tidak sabar.Lory mengangguk dengan sedikit agak takut. “Ayo, cepat. Kita tidak boleh membuang-buang waktu,” James memberi perintah pada beberapa orang yang diharuskan untuk mengikuti dirinya. Sebelum mulai melakukan perjalanan mereka mencari jejak Ri

  • Sang Dewa Perang Terkuat    78. Itu Hanya Alasan Saja!

    Lory seketika melihat ke arah sekelilingnya dan langsung sadar bila saat itu dirinya sedang ditatap oleh belasan prajurit yang secara kebetulan mendengarkan percakapannya dengan Jensen Clown.Lory sontak menggertakkan gigi, “Ada apa denganmu?”Jensen langsung tergagap menyadari bila suaranya berhasil membuat semua prajurit di sekitar area itu tertarik kepada mereka. Dia pun langsung meringis seraya mengusap tengkuknya karena malu. “Aku hanya kaget.”Lory memutar bola matanya dan lanjut berjalan.Sementara Jensen masih mengikutinya. Dia kembali berbicara, “Kau hanya bercanda kan?”“Tentu saja kau pasti hanya bergurau. Mana mungkin kau bertemu dengan Jenderal Mackenzie. Kau-”“Aku sungguh-sungguh bertemu dengannya,” Lory memotong karena kesal luar biasa.Dia membalikkan badan dan menatap Jensen dengan tatapan jengkel. “Kenapa kau tidak percaya?”“Kau yakin? Lalu … di mana Jenderal Mackenzie berada sekarang?” Jensen bertanya lebih lanjut.Dengan ekspresi luar biasa bangga, Lory pun menj

  • Sang Dewa Perang Terkuat    77. Jenderal Perang yang Menghilang

    Lory Blackwell telah melihat wajah pemimpin prajurit tertinggi di Kerajaan Ans De Lou tersebut, tapi dia tidak pernah berada sedekat itu dengan pria yang rambutnya terlihat sedikit agak memanjang itu.Dia hanyalah seorang prajurit kelas tiga, prajurit yang berasal dari sebuah kelas paling rendah yang tentunya sangat jarang berinteraksi dengan jenderal perang. Bahkan, dia juga belum pernah berbicara dengan Reiner Anderson, sang komandan perang darat. Posisinya yang hanya merupakan prajurit biasa dan tidak memiliki satupun prestasi atau keunggulan membuatnya sangat jarang bisa berdekatan dengan para prajurit hebat. “Jenderal Mackenzie. Ini benar-benar Anda,” ucap Lory sekali lagi. Oh, dia masih sulit mempercayai apa yang sedang terjadi. Baginya pertemuannya dengan orang yang berdiri tidak jauh darinya seperti sebuah mimpi yang sangat langka.Dia benar-benar Riley Mackenzie, jenderal perang yang menghilang tanpa kabar yang saat ini sedang dicari, Lory berkata dalam hati. Riley Macken

  • Sang Dewa Perang Terkuat    76. Melawan Kawanan Singa

    Lory Blackwell terdiam, mencoba menenangkan diri.Menurut yang dia ketahui, hutan yang terletak di daerah perbatasan yang dekat dengan Kerajaan Mecco itu adalah hutan yang tidak berpenghuni. Hutan lebat itu merupakan hutan liar yang hanya dihuni oleh para binatang. Meskipun memang sejumlah prajurit dari dua kerajaan, yakni Kerajaan Ans De Lou dan Kerajaan Mecco melakukan pengecekan secara berkala, tapi tetap saja hal itu sangat jarang terjadi.Maka, tidak mengherankan jika Lory mengira dia telah salah mendengar. “Mungkin hanya halusinasi.” Pemuda itu berkata pelan dan mengangguk, meyakinkan dirinya sendiri.Namun, selang beberapa detik dia kembali mendengar sebuah suara yang sama, “Hei, aku di sebelah sini.”Mata Lory pun melebar. Dia menjadi sangat waspada.Di malam gelap seperti itu, tentu saja dia tidak bisa melihat dengan sangat jelas sehingga dia hanya bisa menyipitkan mata dan memegang senjatanya erat-erat. Tapi, dari suara orang itu, Lory menebak bila suara tersebut bersumbe

  • Sang Dewa Perang Terkuat    75. Pencarian yang Sesungguhnya

    Ben seketika memutar otak, memikirkan cara yang tepat untuk membuat James tenang. Tetapi, sebelum dia sempat menemukan susunan kata-kata yang bagus, dia sudah mendengar James berkata lagi, “Atau … dia marah karena aku mengambil posisinya saat ini? Tapi, ….”James menggelengkan kepala dengan lemah, “Tidak mungkin dia marah karena itu kan? Apalagi … dia tahu dengan benar kalau aku tidak pernah menginginkan jabatannya. Dia pasti-”“Berhentilah berpikir seperti itu, James! Apa kau bodoh?” Ben berujar dengan nada kesal.James hendak menanggapi, tapi Ben mengangkat tangan kanannya seakan meminta James diam selama beberapa saat.Tampaknya James mengerti arti gerakan Ben tersebut dan dia pun menghela napas panjang.Ben menelan ludah sebelum menjelaskan, “James, kau tahu Riley pun tidak peduli dengan jabatan ‘Jenderal Perang’. Pada dasarnya kalian berdua ini sama-sama tidak gila akan jabatan.”James lunglai. Ben benar. Mana mungkin Riley kecewa dan marah padaku hanya karena masalah jabatan s

  • Sang Dewa Perang Terkuat    74. Sapu Tangan

    Tanpa mengalihkan arah pandangnya, Ben berpikir keras. James pun tidak hanya berdiam diri, menunggu jawaban Ben. Dia sendiri berulang kali menyentuh sapu tangan itu untuk meneliti. Tidak hanya itu, jenderal perang Kerajaan Ans De Lou saat itu juga mengendus sapu tangan berwarna abu-abu itu seolah sedang mencari sesuatu.Melihat apa yang dilakukan oleh James, Ben tidak sabar berkomentar, “Kau bukan anjing. Mana bisa kau melacak keberadaan seseorang dari mengendus benda itu?”James seketika memberi tatapan jengkel pada Ben, “Bukan begitu. Aku hanya mencoba mencium aroma sapu tangan ini. Siapa tahu … ternyata ada sebuah petunjuk.”“Lalu … apa kau mendapatkan petunjuk setelah mengendus kain itu?” Ben bertanya dengan tatapan santai.Dengan ekspresi penuh kekecewaan James pun menjawab, “Tidak. Aku hanya mencium aroma tanah.”Kalau saja saat itu mereka tidak berada di dalam situasi yang serius, tawa Ben pasti sudah meledak. Akan tetapi, saat itu mereka sedang mengerjakan misi penting sehin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status