Share

Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets
Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets
Author: Mrs Dream Writer

Bab 0001

last update Last Updated: 2023-06-03 08:34:40

“Kau sudah mendapatkan informasinya?” tanya seorang pria dengan kharisma yang sangat luar biasa hebat itu kepada asistennya yang sedari tadi mengiringi langkahnya di pelataran hotel berbintang tujuh tersebut.

“Sudah Tuan, istri Anda … tercatat pernah melahirkan empat bayi kembar yang sangat manis. Tapi …“ Ucapan asistennya itu terhenti seketika seolah bimbang meneruskan kalimatnya.

“Tapi apa?” ucap pria di depannya sambil menghentikan langkah demi mendengar kalimat berikutnya dari sang asisten. Tubuh tegap itu membuat siapapun yang berada di sekelilingnya seolah tengah menghadapi kematiannya.

Desiran angin kemudian menyapu pelataran tersebut dengan sangat kencang, sementara suasana mendadak senyap di sekeliling hotel tersebut. Di luar sana, sejumlah prajurit terbaik negera ini telah merancang agar langkah pria ini tak terganggu lalu lalang lainnya.

“Tapi … tidak ada informasi apapun setelah data kelahiran tersebut. Dan, istri Anda diketahui masih berada di alamat semula,” ucap asisten yang diketahui bernama Bob tersebut akhirnya menyelesaikan kalimatnya.

“Tidak ada informasi setelahnya?” gumam pria dengan mata setajam elang tersebut sambil meneruskan langkahnya.

Bukan hanya koridor dan pelataran hotel yang mendadak lengang, tapi kini jalanan di ibukota Muloz pun mendadak sunyi dan lengang. Padatnya lalu lintas yang biasa terjadi mendadak tak terlihat.

Bugatti Noire yang dikendarai Bob dengan membawa Andrew bersamanya, kini melesat di jalanan dengan tanpa hambatan. Bahkan, setiap persimpangan jalan yang dilaluinya kini tak satupun menyalakan lampu merahnya, sehingga dalam beberapa menit saja mereka sudah tiba di alamat yang ditujunya.

Tetesan air dari daun maple menyambut kedatangan Andrew. Meski awan kelabu masih menggantung, itu tidak menyurutkan niat Andrew untuk pulang ke rumahnya. Rumah sederhana yang tujuh tahun lalu ditinggalkannya.

Sekelebat bayangan wanita cantik memenuhi benaknya, membuat Andrew tersenyum-senyum sendiri.

“Pergilah Bob,” ucap Andrew kepada sopirnya yang segera mengangguk sebelum kemudian membawa pergi Bugatti Noire edisi terbatas yang ditumpanginya itu.

Langkah Andrew sempat terhenti ketika rumah sederhana yang sangat diingatnya itu kini telah berubah jauh lebih baik.

‘Ayunan yang sama,’ batin Andrew saat matanya menangkap sebuah ayunan kayu masih tergantung kokoh di depan rumah tersebut.

“Kau? Menantu tak berguna yang tak becus! Untuk apa kau datang lagi kesini?” teriak seorang wanita paruh baya langsung menyambutnya.

“Ibu, aku … “ ucap Andrew terjeda.

“Ibu? Beraninya kau mengatakan hal itu? Aku bukan ibumu dan tidak akan pernah sudi menjadi ibumu! Dengar Andrew, sebaiknya kau pergi jauh seperti tujuh tahun ini, pergi yang jauh karena pria hina sepertimu tidak akan pernah pantas untuk putriku!” ucap wanita bernama Mathia itu dengan kilatan dingin di wajahnya menatap Andrew dengan penuh kebencian.

Andrew tak bergeming. Di masa lalu pun, hinaan seperti ini adalah makanan sehari-hari untuknya. Andrew yang belum mendapatkan pekerjaan dan hidup menumpang dirumah kedua orang tua Celline setelah pernikahannya ini selalu menjadi bulan-bulanan keluarga tersebut. Tentu saja, semua sikap buruk itu dilakukan secara diam-diam di belakang Celline.

“Ibu, aku datang untuk menemui Celline,” ucap Andrew tanpa memperdulikan tatapan merendahkan dari sang ibu mertua yang sedari tadi menghunusnya.

“Kau masih bersikeras? Dasar menantu tak berguna! Kau datang dengan tangan kosong seperti itu untuk menemui Celline? Jangan pernah bermimpi!” ucap Mathia sambil langsung menutup pintu rumahnya dan juga semua jendela rumah tersebut.

Andrew tetap berdiri di tempatnya, dia tak akan beranjak sampai bertemu dengan Celline-sang istri.

Hujan mendadak turun dengan lebatnya. Andrew baru saja akan naik ke teras saat sebuah Rubicon masuk ke pelataran rumah tersebut.

Segudang tanya memenuhi benak Andrew saat ini.

“Sayang, masuklah dengan Dylan. Biar Ayah yang mengurus bajingan ini,” ucap seorang pria paruh baya kepada wanita cantik bertubuh sexy yang saat ini baru saja turun dari mobil bersamanya.

“Celline,” panggil Andrew kepada wanita yang tidak lain adalah Celine-sang istri yang lima tahun lalu ditinggalkannya.

“Ayo honey,” ucap seorang pria yang baru saja turun dari kursi kemudi langsung menarik tangan Celine dan menggenggam erat wanita itu sambil melangkah masuk menuju bagian dalam rumah dimana Mathia sudah membuka pintu rumahnya.

Andrew bergeming, dia hendak melangkah menyusul Celline tapi sebuah tangan menariknya.

“Jangan membuatku kehilangan kesabaran! Kalian sudah bercerai, jadi … pergilah jauh-jauh dari putriku. Dia akan segera berbahagia dengan lelaki pilihan kami, akhirnya aku bisa benar-benar mengenyahkanmu dari hidup putriku!” ucap Tom dengan kilatan dingin yang sangat menusuk menatapnya.

“Ayah, aku tidak pernah menceraikan Celline,” ucap Andrew tak mengerti. Keningnya mengkerut sempurna dipenuhi tanya.

“Wah Wah Wah, jadi … selain kau sangat pandai mempermalukan keluargaku dengan pekerjaan serabutanmu itu, kini kau juga sudah pandai memanipulasi rupanya?” kekeh Tom sambil mendengus kesal.

Andrew semakin bingung. Dia memang dia tidak pernah menandatangani surat cerai dengan Celline selama ini meski dia menyadari jika tujuh tahun bukan waktu yang sebentar untuk dia pergi.

Dan sekarang, pertanyaan lain muncul di benaknya mengenai sosok lelaki yang baru saja masuk bersama Celline.

“Tom! Singkirkan saja sampah itu, cepatlah kemari Tom, calon menantu kita sudah menyiapkan empat puluh milyarnya!” teriak Mathia dari dalam rumah terdengar sangat jelas di antara hujan yang masih mengguyur.

“Baik sayang, tunggu sebentar,” ucap Tom kepada Mathia.

Kini dua pasang mata lelaki yang berada di halaman rumah Abellard ini saling bersitegang.

“Enyahlah dari kehidupan kami, lelaki sampah! Kau memang sudah sepatutnya berada di jalanan sebagaimana asalmu sebelumnya. Memakan sampah dan dihina semua orang. Dua hari lagi Celline akan segera menikah dan melupakanmu. Akhirnya dia menyadari jika kau tak lebih dari kutu busuk yang menggerogoti hidupnya. Lihat dirimu, kau semakin berantakan dengan luka-luka di tubuhmu ini … Kau lebih tepat menjadi anjing di jalanan yang berburu bangkai dan kotoran. Sangat jauh berbeda dengan Dylan. Dia adalah sosok yang sangat tepat untuk putriku, dia lelaki terhormat yang mapan dan juga sangat kaya yang sanggup membahagiakan kami semua. Kau dengar tadi, empat puluh milyar saja hanya uang receh untuknya, ha … ha … ha … ini undangan yang sudah kami sebar!“ ucap pria itu sambil terkekeh dengan sangat bangga. Pria itu melenggang melalui Andrew sambil mengibaskan sedikit payungnya hingga membaret kening Andrew dan melukainya.

Tapi Andrew tak bergeming. Luka di keningnya tak seberapa dibandingkan dengan luka di hati akibat hinaan dari ayah mertuanya itu.

'Tidak mungkin,' batin Andrew sambil mengepalkan kedua tangannya. Dia membuka undangan di tangannya diantara derasnya hujan. Nama Celline dan juga Dylan tertera dengan sangat jelas di sana.

Sejurus kemudian, tatapan Andrew berujung pada empat sepeda anak berwarna-warni yang terparkir dengan ditutupi terpal pada sudut garasi.

'Empat sepeda anak kecil?’ batinnya.

Andrew kemudian mengangkat wajahnya memandang ke arah lantai atas rumah dimana seharusnya kamar Celline berada.

Tepat disaat yang bersamaan, tirai jendela menutup dengan sangat cepat, seseorang di sana menutupnya mendadak karena tak ingin ketahuan oleh Andrew.

‘Celline,’ batin Andrew sambil terus memandangi ke arah atas di mana siluet tubuh sang istri terlihat jelas di balik tirai yang menutup tadi.

“Apakah seratus miliar cukup untuk membuatmu menghentikan pernikahan Celline?” ucap Andrew sambil meremas undangan di tangannya. Tapi Tom tak menggubrisnya, pria itu terus melangkah meninggalkannya.

“Apakah seratus miliar cukup?” ucap Andrew mengulangnya dengan suara yang semakin menggelegar.

Suara bariton Andrew terdengar sangat menyentak membuat langkah Tom terhenti seketika.

Tom mendecih.

“Menantu sampah! Jangan membuang waktuku dengan bualanmu! Kau kira aku bercanda? Darimana lelaki miskin sepertimu akan mendapatkan uang sebanyak itu, Hahh?” ucap Tom dengan rahang mengeras balik menyentak.

Hujan yang mulai reda membuat suara keduanya semakin jelas terdengar.

Dinginnya udara tak terasa lagi berkat atmosfer panas yang tercipta dari keruhnya emosi kedua lelaki tersebut.

“Aku akan membawakan seratus milyarnya padamu, tapi jika pernikahan itu tetap digelar … kau akan menanggung konsekuensinya Tom!” ucap Andrew sambil melenggang pergi meninggalkan pria tersebut yang kini berdiri mematung diliputi hawa dingin yang aneh yang membuatnya bergidik ngeri ketakutan.

Tom terus memandangi sang menantu yang entah kenapa aura tubuhnya terasa sangat berbeda sekali. Sesuatu di dalam diri Andrew terasa begitu menciutkan nyalinya.

Related chapters

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0002

    Angin menderu lebih kencang dari biasanya, tapi udara dingin yang terpancar dari tubuh Andrew jauh lebih menggentarkan seorang Tom Abellard. ‘Dia sudah mulai tak waras rupanya!’ batin Tom sambil melangkah masuk menemui Dylan yang sudah menunggunya. “Di mana Celline?” tanya Tim mendadak mencemaska

    Last Updated : 2023-06-03
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0003

    Andrew terus memandangi dengan sangat lekat, gambar wajah empat anak kecil itu. Bola matanya menyipit seketika saat melihat kalung yang menjuntai di leher Celline adalah kalung yang sangat dikenalnya. Udara dingin kota Muloz malam ini, nyatanya tak jauh lebih dingin dari jiwa Andrew yang tengah m

    Last Updated : 2023-06-05
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0004

    “Heyy sampah! Masih bernyali juga dirimu berada di sini ya?” ucap Dylan sengaja dilantangkan. Andrew tak menggubrisnya, dia terus saja melangkah diikuti Jhon. “Tak perlu mengantarku Jhon, kembalilah ke dalam dan urus penguntit itu sebelum aku kesal,” ucap Andrew sambil melanjutkan langkahnya.

    Last Updated : 2023-06-05
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0005

    "A-ku? A-ku hanya seorang penggemarmu, aku melihatmu tadi.Sangat keren!" ucap Andrew dengan sedikit terbata-bata mengatakannya. Andrew kemudian berjongkok di depan anak kecil yang tengah menatapnya intens tersebut. "Siapa namamu?" tanya Andrew sambil memandangi wajah Celline yang tergariskan begit

    Last Updated : 2023-06-06
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0006

    Keheningan membungkam situasi di kediaman Abellard, kharisma sang Dewa Perang seolah menjadi sebuah daya sihir magis yang membuat semua orang tunduk dan patuh. Tidak ada yang berani lagi bicara kali ini, semua diam menyaksikan bagaimana Anderson dengan sepuluh stafnya tengah mengeluarkan uang tunai

    Last Updated : 2023-06-08
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0007

    "Maafkan aku Tuan Craig, tapi sepertinya aku sangat sibuk untuk undangan Anda, terima kasih atas tawarannya,” ucap Celine sambil melepaskan kain tule yang masih menghiasi rambutnya. Dengan gaun pengantin yang masih dikenakannya, Celline kinibisa bernafas lega karena dia berhasil lolos dari pernikaha

    Last Updated : 2023-06-09
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0008

    Suara Bariton Andrew yang sangat khas terdengar seperti sebuah cemeti yang mencambuk punggung para prajurit negara Muloz. Semua merunduk dan membungkuk dengan sangat takjim menyambut kedatangan sang dewa perang. Salju yang sangat dingin nyatanya tidak mampu membekukan langkah Andrew yang terus saj

    Last Updated : 2023-06-11
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0009

    Di Utara Muloz. Kondisi di Utara semakin mendebarkan. Andrew, yang dikenal kejam dan sangat tak mengampuni sebagai Dewa Perang, telah berhasil menemukan Zuka setelah perjalanan panjang yang melelahkan. Pasukan Phoenix yang dipimpinnya dengan gagah berani berhasil melintasi bukit Quadz, menghadapi r

    Last Updated : 2023-06-13

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0157

    Allicia, dengan semangatnya yang berani dan tekad untuk mengikuti impian, menjadi seorang wirausaha sukses. Dia mendirikan perusahaan teknologi yang inovatif dan berkontribusi pada kemajuan teknologi di dunia. Keberaniannya dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian membuatnya menjadi panutan bag

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0156

    Pada suatu pagi yang cerah di Negara Muloz, Adrian, Abella, Audrey, dan Allicia, yang dikenal sebagai quadruplet yang sangat istimewa, berkumpul di ruang keluarga. Mereka duduk bersama di sekitar meja makan yang besar, dengan senyum bahagia di wajah mereka. Hari itu adalah hari yang sangat spesial,

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0155

    Andrew dan Odez juga membangun hubungan diplomatik yang kuat antara kedua negara, dengan harapan dapat menghindari konflik dan bekerja sama dalam menjawab tantangan global. Mereka mengundang pemimpin-pemimpin negara lain untuk berpartisipasi dalam dialog dan inisiatif bersama yang bertujuan untuk pe

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0154

    Setelah bertahun-tahun konflik yang sengit dan berdarah, Andrew dan Odez, dua pemimpin negara yang pernah berseteru, akhirnya duduk bersama untuk mencari jalan keluar dari situasi tersebut. Mereka telah melihat terlalu banyak penderitaan, terlalu banyak nyawa yang hilang, dan terlalu banyak puing-pu

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0153

    Andrew memulai percakapan dengan hati-hati, "Odez, saya tahu kita punya perbedaan yang dalam, tapi saat ini kita harus bersatu. Wabah ini mengancam kedua negara kita, dan kita harus mengambil alih kendali untuk mengatasi masalah ini."Odez mengangguk setuju, ekspresinya serius. "Saya juga merasa beg

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0152

    Matahari terbenam dengan gemilang, menyisakan langit senja yang memancarkan warna oranye dan ungu di balik pepohonan yang menghiasi kota Muloz. Andrew duduk di bangku taman yang sepi, merenung dalam-dalam. Hatinya berdebar-debar karena kejutan tak terduga yang baru saja terjadi. Dia, yang selama ini

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0151

    Andrew mendengarkan dengan serius dan kemudian berkata, "Saya menghargai perhatian dan keprihatinan Anda semua. Ini adalah keputusan sulit bagi saya juga. Namun, kita harus ingat bahwa Phoenix selalu berpegang pada nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Ini adalah yang membedakan kita dari musuh kita

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0150

    Ruangan Sang Dewa Perang (Andrew) terasa tegang, seolah-olah udara di dalamnya telah terkompresi oleh ketegangan yang begitu kuat. Para prajurit Phoenix yang setia telah menjaga ruangan ini dengan ketat, senjata-senjata mereka siap sedia dalam genggaman mereka. Markas utama Phoenix di ibukota Muloz

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0149

    Andrew memutuskan untuk pulang. Dia merasa bahwa semua kejanggalan di Kabhie harus segera dihentikan, meskipun dia tahu bahwa option terakhir yang dimiliki bisa menghanguskan seluruh isi kota."Dokter Sarah, aku tidak tahan lagi dengan semua yang terjadi di Kabhie. Semua kejanggalan itu harus berakh

DMCA.com Protection Status