Share

Bab 0005

last update Last Updated: 2023-06-06 10:04:17

"A-ku? A-ku hanya seorang penggemarmu, aku melihatmu tadi.Sangat keren!" ucap Andrew dengan sedikit terbata-bata mengatakannya.

Andrew kemudian berjongkok di depan anak kecil yang tengah menatapnya intens tersebut.

"Siapa namamu?" tanya Andrew sambil memandangi wajah Celline yang tergariskan begitu kuat di wajah mungil tersebut.

Perpaduan kelopak mata Celline yang dihiasi bulu mata nan lentik berpadu sempurna dengan manik mata legam dan alis tebal yang menyerupai alisnya sendiri ini membuat Andrew sangat gugup.

"Namaku Adrian S," ucap anak lelaki tersebut.

"Adrian S? Boleh paman tahu S itu untuk apa?" tanya Andrew lagi.

Jantung sang dewa perang itu semakin berdegup kencang, menunggu jawaban Adrian kecil.

"Ibu bilang, S itu tidak harus diucapkan, sudah ya Paman sepertinya kelas sudah akan dimulai," ucap Adrian kecil itu sambil melepaskan tangan Andrew yang memegangi pundaknya sambil langsung berlari kencang ke arah pintu kelasnya.

Andrew tersenyum, ada gejolak bahagia yang mendadak muncul dengan ulah Adrian yang mengejutkannya itu. Baru saja Andrew hendak memutar haluan tubuhnya, kepala Adrian kembali melongok dari balik pintu.

"Paman sangat tampan, aku harap paman akan menjadi ayahku nantinya," ucapnya sambil mengusapkan tangan kanannya di kening seraya tersenyum kepada Andrew.

"Degg!"

Jantung Andrew semakin bertabuh kencang, cara itu ... adalah jargon miliknya. Ya, mengusap tangan di kening adalah ritualnya selama ini yang sudah menjadi kebiasaan dan juga ciri khasnya.

"Apa kita terlambat Bob?" tanya Andrew seolah tahu jika asistennya itu selalu berada di dekatnya.

"Belum Tuan," jawab Bob yang memang hanya berjarak sekitar tiga langkah dibelakangnya.

"Kita ke rumah Abellard sekarang juga," ucap Andrew sambil melangkah menuju mobil.

Bob kemudian menghubungi seseorang melalui ponselnya, lalu segera membukakan pintu mobil untuk Tuannya itu.

Mobil perlahan melaju meninggalkan area sekolah, dan tak lama kemudian, sebuah telepon masuk ke ponselnya Bob.

"Tuan, informasi dari Utara," ucap Bob dengan wajah sedikit ketakutan mengatakannya seraya membungkukkan tubuh.

Andrew menatapnya melalui kaca tengah mobil, lalu mengambil sebuah headset khusus untuknya yang berada di dalam meja kecil di sebelahnya.

"Apa yang terjadi di Utara?" tanya Andrew.

"Jenderal, kami kehilangan mobil yang membawa Mayor Zuka, sebuah surat ditemukan. Mereka... "

"Zuka?" Suara Andrew bergetar hebat karena menahan amarah.

Mayor Zuka adalah keramat untuk Andrew, Mayor sepuh itu adalah ayah angkat yang membawa Andrew masuk ke dalam militer tujuh tahun yang lalu.

"Temukan Zuka! Sisir semua wilayah! Aku tidak akan mengampuni siapapun yang melakukannya!" Suara barithon Andrew terdengar begitu dingin dan juga berat.

Andrew melepaskan headset setelahnya, panggilan pun terhenti dan perintah sudah diberikan.

Bola mata Andrew berkaca-kaca, amarah dan kecemasan kini menjadi semakin berlipat-lipat di dalam batinnya. Gemuruh jiwa Sang Dewa Perang semakin menguat.

"Percepat laju mobilnya Bob!" perintah Andrew.

Bob yang patuh langsung menambah kecepatan mobilnya sekaligus menekan tombol bertuliskan VVIP pada dashboard mobil tersebut.

Jalanan kota yang cukup ramai pada hari yang menjelang siang ini, di tengah mendung yang masih juga memayungi, Bob menjadikan jalan ini seperti sebuah lintasan di arena balap. Tanpa ragu, Bob menyalip satu per satu kendaraan di depannya. Dan saat ini, semua lampu hijau di jalan raya akan menyala hijau setiap kali mobil yang membawa Andrew melintasinya.

Tak butuh waktu lama, mobil pun masuk ke area jalanan di komplek pemukiman Abellard.

"Berhenti di sini!" ucap Andrew.

Mobil pun segera menepi.

Andrew yang masih mengenakan setelan kasualnya itu, kini melangkah turun. Langkahnya diayunkan menuju sebuah rumah yang telah dipenuhi oleh tamu. Dari ornamen dan dekorasi yang memenuhi seluruh penjuru rumah ini bisa dipastikan jika sedang terdapat sebuah acara saat ini.

"Mohon tunjukan undangannya," ucap seorang penjaga tamu di pintu masuk mencoba menahan langkah Andrew.

Andrew tak menghiraukannya, dia terus melangkah masuk.

Pakaian kasual yang dikenakannya menjadi sangat kontras dengan pakaian formal yang dipakai oleh semua orang di tempat ini sekarang. Tapi Andrew tak memperdulikannya juga.

"Hey, bukankah itu mantan menantu Tom?" ujar salah seorang tamu yang berhasil mengenali Andrew dengan lantangnya.

"Tidak mungkin! Berani sekali dia datang ke tempat ini setelah menceraikan Celline dengan cara tak terhormat! dasar pria payah!" sahut yang lain menimpali.

Di tengah hujatan yang mengarah kepadanya, Andrew terus melangkah masuk. Kini dia berdiri tepat di hadapan Tom dan juga Mathia yang tengah berdiri di bawah tangga menunggu Celline untuk turun.

"Batalkan pernikahannya sekarang juga! Aku membawakan uangnya!" ucap Andrew dengan suara bergetar hebat.

Tubuh Andrew terkesiap oleh emosi yang membara manakala melihat Celline telah mengenakan gaun pengantinnya dan di sebelah istrinya itu ... Dylan dengan sangat bangga tersenyum sinis merayakan kemenangan semu-nya.

"Hehh! Cecunguk! Beraninya kau datang di hari penting Celline! Keluar sekarang juga sebelum aku meminta pengawal calon menantuku itu mengusirmu!" gertak Tom dengan sangat bangga merendahkannya.

"Aku membawa seratus milyarnya! Jika kurang, katakan saja sekarang juga dan aku akan menyiapkannya!" ucap Andrew lagi.

Manik mata Andrew tak lagi selembut sebelumnya, sorot tajam pria itu kini bahkan mampu mengubah atmosfer seluruh ruangan menjadi sangat mencekam dengan seketika.

Ada rasa ngeri yang kembali muncul pada diri Tom saat ini, kharisma kuat Andrew membuatnya cukup tersentak kaget.

"Jangan banyak bicara! Sekali sampah, kau tidak akan menjadi berlian!" ucap Tom mengenyahkan rasa takutnya yang menghinggapi sejak beberapa saat tadi.

Gemuruh suasana pun terdengar, kedatangan Andrew sukses membuat kegaduhan di seluruh rumah ini. Para tamu menjadi sangat tertarik dengan apa yang terjadi sehingga mereka berbondong-bondong menyaksikan lebih dekat apa yang saat ini tengah diperbincangkan oleh Andrew dengan Tim.

"Jangan mengacaukan hidup Celline lagi! enyahlah Andrew!" Kali ini Mathia pun tersulut emosinya karena tertekan oleh perhatian semua orang yang mengarah kepada mereka.

Sementara itu, sebuah limosin terparkir di depan rumah dan seseorang turun dengan tergesa-gesa.

Di belakang mobil itu, sebuah mobil khusus pengangkut uang pun berhenti diikuti oleh sebuah minibus. Enam Polisi berseragam lengkap kemudian mengawal sepuluh staff Bank Central yang mengeluarkan koper khusus lalu menentengnya masuk mengikuti pria dari dalam limosin tadi.

"Tuan, maaf aku terlambat. Ada sedikit gangguan kecil di perjalanan," ucap seorang pria dari arah pintu masuk memecah suasana. Di belakang pria tersebut sepuluh staf menenteng koper dengan kawalan ketat enam petugas Polisi bersenjata lengkap.

"Ada apa ini?"

"Bukankah itu Tuan Anderson? Petinggi di Bank Central?"

"Kau benar, sedang apa dia di sini?"

"Ya, itu Pak Anderson, dia datang juga?"

"Koneksi seorang Dylan Simmone memang tak perlu diragukan lagi, Pak Anderson pasti datang untuk mempelai pria kita," ucap salah seorang menambahkan.

Kegaduhan pun terjadi. Sementara pria yang baru saja datang itu, justru terus melangkah ke arah tengah dimana Andrew dan Tom tengah berhadapan.

"Tunggu saja di sini Celline!" perintah Dylan. Ya, melihat kedatangan Anderson, Dylan segera turun.

"Pak Anderson, kita bisa mengurus masalah keuangannya nanti saja selesai acara ini, silahkan Anda untuk bergabung dengan yang lain," sambut Dylan dengan sangat percaya diri.

Namun yang diajak bicara justru semakin merapatkan langkahnya kepada Andrew.

"Seratus miliar Anda sudah saya bawakan Tuan," ucap Anderson kepada Andrew seraya menundukkan kepalanya. Persis seperti seorang hamba yang tengah melayani tuannya.

"Kau dengar Ayah, seratus miliar nya sudah siap. Jadi, batalkan acaranya sekarang juga!" ucap Andrew dengan intonasi yang ditekannya.

Tom bingung bukan kepalang.

Sementara Anderson, dengan sedikit memutar karena tidak mau melalui Andrew, dia kemudian meminta staf wedding organizer yang berada di sana untuk mengosongkan meja panjang di depan Andrew dan Tom.

"Letakkan semua kopernya!" ucap Anderson.

Andrew sendiri berdiri dengan tenang. Bola matanya kini terus mengarah kepada Celline yang tengah membelakanginya di atas sana. Siluet tubuh sang istri yang bersandar pada pegangan tangga terlihat begitu mendamaikan jiwanya.

"Aku merindukanmu, Celline." batin Andrew.

"Buka!" perintah Andrew.

Sepuluh staf itu segera membuka kopernya.

"Itu? Uang?" ucap Mathia sambil membekap mulutnya sendiri saking terkejutnya melihat sepuluh koper besar didepannya benar-benar berisi gepokan uang tunai bersegel resmi dari Bank Central.

"Uang tunai?"

"Bagaimana bisa?"

"Butuh banyak proses untuk mencairkan uang tunai sebanyak itu!"

"Sebenarnya siapa Andrew hingga seseorang sekelas Pak Anderson pun melayaninya?"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lamium Yellow
up lagi Thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0006

    Keheningan membungkam situasi di kediaman Abellard, kharisma sang Dewa Perang seolah menjadi sebuah daya sihir magis yang membuat semua orang tunduk dan patuh. Tidak ada yang berani lagi bicara kali ini, semua diam menyaksikan bagaimana Anderson dengan sepuluh stafnya tengah mengeluarkan uang tunai

    Last Updated : 2023-06-08
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0007

    "Maafkan aku Tuan Craig, tapi sepertinya aku sangat sibuk untuk undangan Anda, terima kasih atas tawarannya,” ucap Celine sambil melepaskan kain tule yang masih menghiasi rambutnya. Dengan gaun pengantin yang masih dikenakannya, Celline kinibisa bernafas lega karena dia berhasil lolos dari pernikaha

    Last Updated : 2023-06-09
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0008

    Suara Bariton Andrew yang sangat khas terdengar seperti sebuah cemeti yang mencambuk punggung para prajurit negara Muloz. Semua merunduk dan membungkuk dengan sangat takjim menyambut kedatangan sang dewa perang. Salju yang sangat dingin nyatanya tidak mampu membekukan langkah Andrew yang terus saj

    Last Updated : 2023-06-11
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0009

    Di Utara Muloz. Kondisi di Utara semakin mendebarkan. Andrew, yang dikenal kejam dan sangat tak mengampuni sebagai Dewa Perang, telah berhasil menemukan Zuka setelah perjalanan panjang yang melelahkan. Pasukan Phoenix yang dipimpinnya dengan gagah berani berhasil melintasi bukit Quadz, menghadapi r

    Last Updated : 2023-06-13
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0010

    Andrew baru saja turun dari pesawatnya. Saat kabar mengenai Celline dan Allicia didengarnya. Di malam yang mulai mengelam. “Mommy, Adrian sejak tadi tidak menyentuh makan malamnya,” ucap Abella kepada Celline. Celline yang tengah duduk lesu di pinggir ranjang kemudian melangkah menghampiri sang

    Last Updated : 2023-06-13
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0011

    Celline yang baru saja datang sangat terkejut mendengar nama Mitchell Thompson? “Dia .. Bagaimana dia dia akan terlibat dalam masalah ini? Apa yang harus kita lakukan sekarang?” ucap Celline dengan wajah bergurat cemas. “Kau mengenalinya? Siapa dia?” tanya Andrew dengan sangat lembut. Diraihnya je

    Last Updated : 2023-06-13
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0012

    “Bagus,kita mendapatkannya.” Bullock kemudian menghubungi Bob. Dan tak berselang lama, Andrew pun datang. Sementara itu, di kediaman Abellard. Tom dan Mathia sedang duduk di teras. Kecurigaan Tom terhadap hilangnya Alice justru mengarah kepada Andrew, menantunya sendiri. Tom telah memperhatika

    Last Updated : 2023-06-15
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0013

    Di tengah sisa trauma akibat penculikan terhadap Allicia ini, keluarga Abellard saling menguatkan satu sama lain. Sementara itu, dalam pencarian yang semakin intensif, dan setelah interogasi terhadap Mitchelle Thompson, sebuah nama dari keluarga Simmone mulai terungkap. Nama itu adalah Freya Abell

    Last Updated : 2023-06-15

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0157

    Allicia, dengan semangatnya yang berani dan tekad untuk mengikuti impian, menjadi seorang wirausaha sukses. Dia mendirikan perusahaan teknologi yang inovatif dan berkontribusi pada kemajuan teknologi di dunia. Keberaniannya dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian membuatnya menjadi panutan bag

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0156

    Pada suatu pagi yang cerah di Negara Muloz, Adrian, Abella, Audrey, dan Allicia, yang dikenal sebagai quadruplet yang sangat istimewa, berkumpul di ruang keluarga. Mereka duduk bersama di sekitar meja makan yang besar, dengan senyum bahagia di wajah mereka. Hari itu adalah hari yang sangat spesial,

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0155

    Andrew dan Odez juga membangun hubungan diplomatik yang kuat antara kedua negara, dengan harapan dapat menghindari konflik dan bekerja sama dalam menjawab tantangan global. Mereka mengundang pemimpin-pemimpin negara lain untuk berpartisipasi dalam dialog dan inisiatif bersama yang bertujuan untuk pe

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0154

    Setelah bertahun-tahun konflik yang sengit dan berdarah, Andrew dan Odez, dua pemimpin negara yang pernah berseteru, akhirnya duduk bersama untuk mencari jalan keluar dari situasi tersebut. Mereka telah melihat terlalu banyak penderitaan, terlalu banyak nyawa yang hilang, dan terlalu banyak puing-pu

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0153

    Andrew memulai percakapan dengan hati-hati, "Odez, saya tahu kita punya perbedaan yang dalam, tapi saat ini kita harus bersatu. Wabah ini mengancam kedua negara kita, dan kita harus mengambil alih kendali untuk mengatasi masalah ini."Odez mengangguk setuju, ekspresinya serius. "Saya juga merasa beg

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0152

    Matahari terbenam dengan gemilang, menyisakan langit senja yang memancarkan warna oranye dan ungu di balik pepohonan yang menghiasi kota Muloz. Andrew duduk di bangku taman yang sepi, merenung dalam-dalam. Hatinya berdebar-debar karena kejutan tak terduga yang baru saja terjadi. Dia, yang selama ini

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0151

    Andrew mendengarkan dengan serius dan kemudian berkata, "Saya menghargai perhatian dan keprihatinan Anda semua. Ini adalah keputusan sulit bagi saya juga. Namun, kita harus ingat bahwa Phoenix selalu berpegang pada nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Ini adalah yang membedakan kita dari musuh kita

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0150

    Ruangan Sang Dewa Perang (Andrew) terasa tegang, seolah-olah udara di dalamnya telah terkompresi oleh ketegangan yang begitu kuat. Para prajurit Phoenix yang setia telah menjaga ruangan ini dengan ketat, senjata-senjata mereka siap sedia dalam genggaman mereka. Markas utama Phoenix di ibukota Muloz

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0149

    Andrew memutuskan untuk pulang. Dia merasa bahwa semua kejanggalan di Kabhie harus segera dihentikan, meskipun dia tahu bahwa option terakhir yang dimiliki bisa menghanguskan seluruh isi kota."Dokter Sarah, aku tidak tahan lagi dengan semua yang terjadi di Kabhie. Semua kejanggalan itu harus berakh

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status