Share

Bab 0003

last update Last Updated: 2023-06-05 15:05:46

Andrew terus memandangi dengan sangat lekat, gambar wajah empat anak kecil itu.

Bola matanya menyipit seketika saat melihat kalung yang menjuntai di leher Celline adalah kalung yang sangat dikenalnya.

Udara dingin kota Muloz malam ini, nyatanya tak jauh lebih dingin dari jiwa Andrew yang tengah merasakan kebekuan.

“Bob, siapkan uang seratus miliar sebelum jam sepuluh pagi besok. Aku ingin menemui Celline,” ucap Andrew sambil kembali memandangi lembar foto di tangannya.

Melihat raut wajah dingin Andrew, Bob tak lagi berani mengusiknya. Dia melajukan mobil menuju sebuah klub malam bernama Mountana.

Di belakangnya, dalam jarak yang tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh, Bullock mengikuti.

“Kita sudah sampai, Tuan,” ucap Bob sambil membukakan pintu untuknya.

Andrew mengenakan topi baseball lengkap dengan kacamata demi menutupi wajahnya.

“Tuan, aku … “ ucap Bob.

“Tetaplah disini, aku tidak akan lama. Dan katakan pada Bullock untuk tidak terlalu dekat,” ucap Andrew sambil melangkah keluar dari mobil.

Bob terkesiap. Dia mengangguk setelahnya sambil menarik napas dalam-dalam. Dia jelas tak mengira jika diamnya Andrew bisa menebak posisi Bullock saat ini yang emmang mengikuti mereka. Dia lalu menghubungi Bullock dan memintanya untuk menjauhi posisi mereka.

Dengan mengakses pintu utama, Andrew terjegal oleh Dylan yang ternyata ada di sana.

“Hey, bukankah kau yang bertamu ke rumah calon mertuaku? Menyedihkan, karena kau bahkan tidak diijinkan untuk berteduh di hari hujan,” ejek Dylan yang datang ke sana dengan menggandeng seorang wanita muda.

Darah Andrew mendidih seketika, dia tak menggubris ucapan Dylan dan memilih meneruskan langkahnya saja.

Tapi Dylan mendahului.

“Cecunguk sepertimu, aku tidak yakin bisa masuk ke dalam sini. Kau butuh saldo member setidaknya lima ratus juta untuk bisa masuk. Jangan mempermalukan dirimu di sini,” ucap Dylan semakin mengejek.

Dia kemudian mengeluarkan black card miliknya untuk menunjukkan bagaimana sistem ketat di klub ini bekerja pada tamu-nya.

Andrew mendecih, dia tak menggubris sedikit pun ucapan Dylan dan memilih mengeluarkan ponsel bututnya untuk menghubungi seseorang.

“Wah wah wah … kau sangat idealis rupanya ya, bahkan di zaman secanggih ini kau masih menggunakan ponsel seperti itu … Ups, sorry … sepertinya aku lupa jika kau pasti tak sanggup membelinya, ha .. ha … ha … “ucap Dylan terbahak-bahak.

Andrew tak menggubrisnya, dia mendekatkan ponsel bututnya itu ke telinga. “Aku di pintu masuk,” ucap Andrew dengan suara bariton-nya yang sangat khas kepada seseorang di seberang telepon.

Dylan menggeleng-gelengkan kepalanya. Sambil mencoba menghubungi seseorang. Pria itu kemudian menyalakan pelantang suara di ponselnya.

“Ada apa Dylan?” ucap suara di seberang sana terdengar dingin dan ketus.

“Celline sayang, aku hanya kebetulan menemukan mantan suami hina-mu ini. Dia sedang mengemis di pintu masuk Mountana,” ucap Dylan sambil menatap penuh kemenangan kepada Andrew yang berdiri hanya dua meter di depannya.

“Apa maksudmu itu Andrew? Kau bertemu denganya?” ucap Celine terdengar antusias.

Dylan tersenyum meremehkan. Sementara dari arah dalam, seorang pria botak dengan kacamata berjalan tergesa-gesa ke arah pintu masuk. Membuat Dylan kian melebarkan senyumannya. Pria itu adalah Jhon Mountana si pemilik klub malam termewah di kota ini.

“Paman Jhon, aku sangat tersanjung karena kau datang untuk menyambutku seperti ini,” ucap Dylan sambil mengulurkan tangannya kepada Jhon.

“Oh, kau Dylan.” Jawab Jhon sambil meneruskan langkahnya ke arah Andrew.

“Tuan Yang … Maafkan aku, aku telah membuat Anda menunggu,” ucap Jhon sambil membungkuk di hadapan Andrew.

Pria botak berkacamata itu terus membungkuk menunggu jawaban dari Andrew.

Pemandangan ini,membuat Dylan sangat terkejut. Bola matanya melebar.

“Dylan! Dylan? Kau masih di sana? Apa kau benar-benar bersama Andrew?” ucap Celline terdengar lagi.

“Aku ingin minum,” ucap Andrew sambil melangkah masuk dengan begitu saja.

Mendengar jawaban Andrew, seketika Jhon berdiri tegak dan langsung mengikuti langkah Andrew tanpa memperdulikan lagi keberadaan Dylan.

“Will … Keluarkan semua tamu dari Platinum VVIP sekarang juga, waktumu kurang dari satu menit untuk mengosongkannya!” perintah Jhon melalui telepon kepada asistennya.

Dylan yang menyaksikannya, seketika terkejut.

“Apa-apaan ini? Siapa dia sampai seorang Jhon Mountana harus turun tangan sendiri menyambutnya! Platinum VVIP? Itu bahkan membutuhkan saldo rekening 1 triliun untuk mengaksesnya,” gumam Dylan dengan wajah tak percaya dan tangan yang mengepal.

“Dylan, tunggu aku!” ucap wanita muda yang sedari tadi bersamanya mengekori.

“Ini uangmu, aku sudah malas jadi pergilah sana! Dasar jalang!” umpat Dylan sambil melemparkan lembaran uang kepada wanita itu yang segera saja mengambilnya lalu pergi meninggalkan pria tersebut.

Emosi Dylan terlihat sangat besar. Pria itu terus melangkah ke bagian dalam klub demi mencari tahu keberadaan Andrew.

“Hebat sekali, kita sangat beruntung malam ini. Sekilas saja, aku benar-benar bisa merasakan kharisma Tuan Yang Tak Boleh Disebutkan Namanya itu,” ucap Juda seorang CEO senior di kota ini dengan sangat bangga mengatakannya.

“Siapa yang Anda maksudkan senior Juda?” tanya Dylan dengan penuh rasa penasaran. Matanya terus berkeliling mencari posisi Andrew. Tapi NIHIL, dia tak bisa mendapatkannya.

“Kau ketinggalan peristiwa hebat, Dylan. Tuan Yang Tak Boleh Disebutkan Namanya itu baru saja datang ke sini,” ucap Juda menambahkan.

“Benarkah? Bagaimana bisa aku ketinggalan peristiwa hebat ini?Aku sungguh sangat ingin menemuinya. Aku akan berlutut di depan kakinya. Dia sungguh penyelamat bagi Muloz yang tak bisa tertandingi. Berkat Tuan Yang Tak Boleh Disebutkan Namanya itu, kita masih bisa menikmati hidup dan bersenang-senang bukan?” tutur Dylan.

Sementara Dylan kini tengah menikmati minumannya dengan sejumlah eksekutif kota ini. Di dalam Platinum VVIP Room, Andrew tengah duduk berhadapan dengan Jhon.

“Aku turut prihatin dengan apa yang menimpa pernikahanmu. Tapi … Lima tahun, memang waktu yang cukup lama untuk … “ ucap Jhon menghentikan kalimatnya karena tidak ingin membuat Andrew tersinggung.

Andrew menarik nafasnya dalam-dalam.

Tak lama kemudian, Bullock dan seorang lagi pria dengan mata yang tertutup sebelah datang bergabung.

“Jenderal Red, musuh mulai masuk kembali di Utara Muloz. Mereka melumpuhkan benteng kedua di pesisir Utara hanya dalam satu malam. Kami menunggu perintahmu,” ucap pria bermata satu itu kepada Andrew.

“Beri aku tiga hari. Pergilah lebih dulu ke Utara, aku ada urusan yang tidak bisa aku tinggalkan,” ucap Andrew.

“Kami akan berangkat malam ini juga Jenderal.”

Selesai dengan pertemuannya itu, Andrew keluar dari ruangannya dengan diantar langsung oleh Jhon.

“Nah itu dia … si kampret payah yang berlagak kaya,” ucap Dylan dengan wajah kemerahan karena sangat mabuk itu meracau.

Dylan menyipitkan matanya dengan sangat tajam, memandang penuh kebencian kepada Dylan.

"Lelaki sepertimu tidak akan kubiarkan menyentuh Celline lagi!" batin Andrew sambil melenggang pergi.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lamium Yellow
Seru banget ini cerita
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0004

    “Heyy sampah! Masih bernyali juga dirimu berada di sini ya?” ucap Dylan sengaja dilantangkan. Andrew tak menggubrisnya, dia terus saja melangkah diikuti Jhon. “Tak perlu mengantarku Jhon, kembalilah ke dalam dan urus penguntit itu sebelum aku kesal,” ucap Andrew sambil melanjutkan langkahnya.

    Last Updated : 2023-06-05
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0005

    "A-ku? A-ku hanya seorang penggemarmu, aku melihatmu tadi.Sangat keren!" ucap Andrew dengan sedikit terbata-bata mengatakannya. Andrew kemudian berjongkok di depan anak kecil yang tengah menatapnya intens tersebut. "Siapa namamu?" tanya Andrew sambil memandangi wajah Celline yang tergariskan begit

    Last Updated : 2023-06-06
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0006

    Keheningan membungkam situasi di kediaman Abellard, kharisma sang Dewa Perang seolah menjadi sebuah daya sihir magis yang membuat semua orang tunduk dan patuh. Tidak ada yang berani lagi bicara kali ini, semua diam menyaksikan bagaimana Anderson dengan sepuluh stafnya tengah mengeluarkan uang tunai

    Last Updated : 2023-06-08
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0007

    "Maafkan aku Tuan Craig, tapi sepertinya aku sangat sibuk untuk undangan Anda, terima kasih atas tawarannya,” ucap Celine sambil melepaskan kain tule yang masih menghiasi rambutnya. Dengan gaun pengantin yang masih dikenakannya, Celline kinibisa bernafas lega karena dia berhasil lolos dari pernikaha

    Last Updated : 2023-06-09
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0008

    Suara Bariton Andrew yang sangat khas terdengar seperti sebuah cemeti yang mencambuk punggung para prajurit negara Muloz. Semua merunduk dan membungkuk dengan sangat takjim menyambut kedatangan sang dewa perang. Salju yang sangat dingin nyatanya tidak mampu membekukan langkah Andrew yang terus saj

    Last Updated : 2023-06-11
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0009

    Di Utara Muloz. Kondisi di Utara semakin mendebarkan. Andrew, yang dikenal kejam dan sangat tak mengampuni sebagai Dewa Perang, telah berhasil menemukan Zuka setelah perjalanan panjang yang melelahkan. Pasukan Phoenix yang dipimpinnya dengan gagah berani berhasil melintasi bukit Quadz, menghadapi r

    Last Updated : 2023-06-13
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0010

    Andrew baru saja turun dari pesawatnya. Saat kabar mengenai Celline dan Allicia didengarnya. Di malam yang mulai mengelam. “Mommy, Adrian sejak tadi tidak menyentuh makan malamnya,” ucap Abella kepada Celline. Celline yang tengah duduk lesu di pinggir ranjang kemudian melangkah menghampiri sang

    Last Updated : 2023-06-13
  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0011

    Celline yang baru saja datang sangat terkejut mendengar nama Mitchell Thompson? “Dia .. Bagaimana dia dia akan terlibat dalam masalah ini? Apa yang harus kita lakukan sekarang?” ucap Celline dengan wajah bergurat cemas. “Kau mengenalinya? Siapa dia?” tanya Andrew dengan sangat lembut. Diraihnya je

    Last Updated : 2023-06-13

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0157

    Allicia, dengan semangatnya yang berani dan tekad untuk mengikuti impian, menjadi seorang wirausaha sukses. Dia mendirikan perusahaan teknologi yang inovatif dan berkontribusi pada kemajuan teknologi di dunia. Keberaniannya dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian membuatnya menjadi panutan bag

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0156

    Pada suatu pagi yang cerah di Negara Muloz, Adrian, Abella, Audrey, dan Allicia, yang dikenal sebagai quadruplet yang sangat istimewa, berkumpul di ruang keluarga. Mereka duduk bersama di sekitar meja makan yang besar, dengan senyum bahagia di wajah mereka. Hari itu adalah hari yang sangat spesial,

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0155

    Andrew dan Odez juga membangun hubungan diplomatik yang kuat antara kedua negara, dengan harapan dapat menghindari konflik dan bekerja sama dalam menjawab tantangan global. Mereka mengundang pemimpin-pemimpin negara lain untuk berpartisipasi dalam dialog dan inisiatif bersama yang bertujuan untuk pe

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0154

    Setelah bertahun-tahun konflik yang sengit dan berdarah, Andrew dan Odez, dua pemimpin negara yang pernah berseteru, akhirnya duduk bersama untuk mencari jalan keluar dari situasi tersebut. Mereka telah melihat terlalu banyak penderitaan, terlalu banyak nyawa yang hilang, dan terlalu banyak puing-pu

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0153

    Andrew memulai percakapan dengan hati-hati, "Odez, saya tahu kita punya perbedaan yang dalam, tapi saat ini kita harus bersatu. Wabah ini mengancam kedua negara kita, dan kita harus mengambil alih kendali untuk mengatasi masalah ini."Odez mengangguk setuju, ekspresinya serius. "Saya juga merasa beg

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0152

    Matahari terbenam dengan gemilang, menyisakan langit senja yang memancarkan warna oranye dan ungu di balik pepohonan yang menghiasi kota Muloz. Andrew duduk di bangku taman yang sepi, merenung dalam-dalam. Hatinya berdebar-debar karena kejutan tak terduga yang baru saja terjadi. Dia, yang selama ini

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0151

    Andrew mendengarkan dengan serius dan kemudian berkata, "Saya menghargai perhatian dan keprihatinan Anda semua. Ini adalah keputusan sulit bagi saya juga. Namun, kita harus ingat bahwa Phoenix selalu berpegang pada nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Ini adalah yang membedakan kita dari musuh kita

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0150

    Ruangan Sang Dewa Perang (Andrew) terasa tegang, seolah-olah udara di dalamnya telah terkompresi oleh ketegangan yang begitu kuat. Para prajurit Phoenix yang setia telah menjaga ruangan ini dengan ketat, senjata-senjata mereka siap sedia dalam genggaman mereka. Markas utama Phoenix di ibukota Muloz

  • Sang Dewa Perang, Ayah Tampan Quadruplets   Bab 0149

    Andrew memutuskan untuk pulang. Dia merasa bahwa semua kejanggalan di Kabhie harus segera dihentikan, meskipun dia tahu bahwa option terakhir yang dimiliki bisa menghanguskan seluruh isi kota."Dokter Sarah, aku tidak tahan lagi dengan semua yang terjadi di Kabhie. Semua kejanggalan itu harus berakh

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status