Share

Safe Haven
Safe Haven
Penulis: Monchelle

Welcome to the Year of Politic !!

"Ini harus banget Gue ikut ngeliput kegiatan Pemilu??" keluh Valen sambil menyender di kursi kerjanya, dia masih tidak habis pikir kenapa bisa dia yang disuruh untuk ikut meliput kegiatan kampanye untuk Pemilu tahun ini.

Donny, si juru kamera yang memang sering dipasangkan dengan Valen hanya diam sambil makan roti bakar yang dibeli dia untuk bekal makan siang. Valen memelototi Donny yang seakan tidak peka dengan keluhannya. Donny yang sadar kalau sedang ditatap dengan galak langsung berhenti makan.

"Ya gimana ya Len, kan Lo juga tahu sendiri kalau Kak Nova lagi cuti hamil. Jadi mau nggak mau harus Lo yang gantiin, emang Lo pikir siapa lagi yang bisa terjun ke lapangan selain Lo??" sahut Donny, Valen kembali diam merenungi nasibnya. Kenapa harus dia ??

"Lagian juga kenapa sih? Lumayan loh bonusnya, bisa lah buat Lo beliin tiket pesawat Gue ke Bali." goda Donny sambil mencolek lengan Valen, Valen yang memang sedang sensi langsung menepis tangan Donny sambil memasang wajah jutek.

"Yang ada Lo yang harus bayar biaya terapi Gue ya," Valen langsung tersadar dengan kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya dan langsung diam, Donny kelihatan bingung dan sebelum Donny bicara, Valen langsung mengalihkan topik "Beli dimana nih roti bakar, enak juga. Mang Edi??" tanya Valen sambil mengambil roti bakar milik Donny, berharap Donny langsung teralihkan dari topik pembicaraan yang baru saja Valen ucapkan.

"Nggak tahu, Gue di GoFood-in sama cewek Gue." jawab Donny, Valen langsung menghela napas lega dan bersyukur Donny tidak melanjutkan topik sebelumnya. "Oke jadi ngomong-ngomong soal Pemilu, dukung siapa Lo?" tanya Donny tiba-tiba,

"Belum tahu sih, kan Lo tahu Gue nggak pernah suka sama yang namanya dunia politik. Lagian tujuan mereka sama juga nggak sih?? Buat bikin Indonesia maju?" sahut Valen, dia memang nggak pernah tertarik dengan politik. Bahkan sampai sekarang pun dia selalu masuk ke dalam kategori orang-orang Golongan Putih (GolPut)

"Sumpah ya, Lo nggak ada asik-asiknya sama sekali. Ya emang tujuan mereka itu bikin Indonesia maju, cuma cara mereka mencapai nya kan beda-beda, nah Lo lebih sreg sama yang mana?" Donny terlihat gemas dengan sahutan Valen, sementara Valen hanya tertawa kecil.

"Kalo Lo sendiri?? Dukung siapa Lo? Pak Prasetyo lagi?" tanya Valen, walaupun dia memang tidak tertarik dengan dunia politik tapi rasanya seru juga untuk mengamati orang-orang lain antusias dengan pilihannya.

"Aduh, agak susah sih tahun ini. Kalo Gue dukung Prasetyo sama aja Gue dukung presiden yang dulu dong, trus Lo kan tau sendiri gimana aktifnya Gue dulu nge hate dia??" Donny meringis mengingat kejadian 5 tahun lalu, 

"Hahaha, lagian sih Lo kalo dukung orang tuh jangan berlebihan. Kalo kalah kan Lo sendiri yang malu," ucap Valen sambil tertawa geli, Donny ikut tertawa kecil sambil melanjutkan memakan makan siangnya. "Jadi agendanya gimana nih?" tanya Valen tiba-tiba, Donny mengambil handphone nya dan membaca agenda yang dikirimkan oleh atasannya via group W******p.

"Ohh jadi kita bagi tugas sih, Gue sama Lo bakal lebih fokus ke paslon 04. Abi sama Putri di 01, Rendi sama Dina di 03, trus Rani sama Daffa di paslon 02." jawab Donny sambil membaca pesan W******p di handphone nya, "Trus besok kita bakal ke Jogja karena kampanye nya disana,"

Valen mengangguk mengerti dan kembali fokus ke komputer di depannya, "Lumayan lah ya hitung-hitung travelling," 

Donny hanya mengedipkan sebelah matanya dan pergi ke meja kerjanya untuk kembali mengedit video yang ia ambil sebelumnya. Setelah memastikan Donny berada jauh darinya, Valen menghela nafas dan menyenderkan punggungnya ke kursi sambil memandang keluar jendela. 

Sejenak pikirannya teralih pada kejadian itu, kejadian yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh Valen. Kejadian 25 tahun silam yang menghantui dirinya, Valen memejamkan mata dan mengatur nafasnya.

It's all gonna be okay, Valen. It's gonna be okay.

**

"Len, bangun Len. Udah mau sampai ini," 

Valen membuka matanya dan ia bisa mendengar suara informasi bahwa kereta yang dinaikinya sekarang akan segera memasuki stasiun Tugu Yogya. Ia lalu memeriksa handphone nya untuk melihat jam berapa sekarang, hampir jam setengah satu siang.

Valen memang sengaja minum obat anti mabuk perjalanan agar bisa tidur saat di kereta, bukan karena Valen gampang mabuk perjalanan tapi karena Valen tidak bisa tidur nyenyak di malam sebelumnya. 

Ia lalu meluruskan kursinya dan membuka tirai jendela yang sebelumnya ia tutup untuk menghalangi sinar matahari pagi yang silau, ia lalu melihat kota Yogyakarta dan tersenyum kecil. Sudah lama sekali sejak ia terakhir kesini,

"Tidurnya enak?" tanya Donny sambil memasukkan beberapa jajanan dan botol air minum ke dalam tas ranselnya, Valen meregangkan badannya sambil menguap. Sepertinya efek obatnya masih terasa di tubuh Valen.

"Lumayan sih, untung minum Antimo tadi Gue." jawab Valen, ia juga ikut membereskan barang-barangnya karena sebentar lagi mereka harus turun dari kereta. "Acaranya habis Ashar kan ya?"

"Iya, kita bisa jalan-jalan sebentar sih atau Lo mau istirahat aja di hotel?" tanya Donny lagi, Valen berpikir sejenak lalu menggeleng.

"Kayaknya Gue mau di hotel aja deh, Gue juga mau riset tentang paslon ini jadi Gue tau nanti bakal tanya apa kalo wawancara." jawab Valen, Donny memandangi Valen dengan kagum dan itu membuat Valen heran. "Kenapa Lo?"

"Semangat banget, Lo. Biasanya udah males banget sama hal-hal kayak gini," Donny tertawa kecil sambil berdiri dari duduknya dan mengambil tas-tas yang diletakkan di kabin atas. 

"Gue mencoba professional, lagian juga ini kan cuma.."

"3 bulan," potong Donny sambil menyeringai, Valen baru sadar bahwa ia akan terjebak dalam pekerjaan ini selama tiga bulan. "6 bulan kalo sama coblosan dan segala hal lainnya."

"Sumpah ya badmood lagi Gue gara-gara Lo," sahut Valen dengan ketus, 

"Hahaha, sorry sorry. Yaudah Gue traktir Gudeg Yu Djum, mau?" ajak Donny, mencoba untuk berdamai dengan Valen. 

"Nggak usah, Gue beneran mau riset nanti di hotel. Kalo Lo mau jalan-jalan ya nggak apa-apa," tolak Valen, ia lalu berdiri dari kursinya dan bersiap untuk turun dari kereta. Donny hanya mengangguk dan beranjak keluar dari kereta.

Setelah sampai di luar stasiun, Donny berkata pada Valen bahwa dia akan jalan-jalan sebentar dan akan kembali ke hotel untuk bersiap-siap meliput kampanya paslon nomor 04 yang akan diadakan nanti sore. Mereka pun berpisah arah.

Sesampainya di hotel, Valen langsung menata tas-tas nya dan duduk di salah satu meja di samping jendela untuk membuka laptopnya dan memulai penelusuran mengenai pasangan calon presiden dan wakil presiden ini. 

Dia membaca satu per satu artikel dan ia banyak menemukan hal menarik tentang pasangan ini.  Penuh kontroversi, ya.. Dia rasa itu kata-kata yang pantas untuk menggambarkan pasangan ini. Mantan rival presiden saat ini beserta anak presiden itu sendiri akan mencalonkan diri menjadi calon presiden dan wakil presiden. Valen tersenyum sinis, walaupun ia tidak terlalu mengikuti perkembangan politik tapi ia sangat menyukai teori konspirasi. Valen lalu melanjutkan penelusuran nya dengan serius.

Selang beberapa waktu berjalan, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar pintu kamar Valen. Ia pun berdiri dan berjalan menuju pintu untuk mencari tahu siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Saat dibuka, terlihat Donny yang sudah berpakaian rapi lengkap membawa peralatan kameranya dan ia memperhatikan Valen dengan bingung.

"Lo belum siap-siap?" tanya Donny dengan heran, Valen menatapnya dengan lebih heran.

"Kan Gue udah bilang nggak ikut," jawab Valen kemudian, Donny menghela nafas panjang seperti mencoba untuk bersabar.

"Len, Lo liat jam nggak sih??" tanya Donny, kali ini dengan nada yang tidak sabar. Valen menggeleng polos, "Ini udah jam setengah 3 Len, acaranya mulai jam 4." tambah Donny, Valen terbelalak dan langsung berlari menuju meja dimana laptop nya diletakkan. Ia menyadari bahwa benar sekarang sudah pukul setengah tiga sore.

"Ya ampun, Don. Sorry tadi Gue terlalu sibuk, Gue ga merhatiin jam." Valen terlihat frustasi, dan berputar-putar ditengah kamar mencari dimana koper pakaian nya. "Lo tunggu ya, 10 menit deh 10 menit." tanpa basa basi lagi Valen langsung bergegas ke kamar mandi.

**

"Aduh.. aduuh.." Valen mengaduh saat maskara yang ia gunakan mengenai bola matanya saat ia merasakan mobil yang ditumpanginya melaju secara ugal-ugalan, "Pelan-pelan dong mas," protes Valen dengan kesal.

Mas Hadi, supir yang bertugas mengantar mereka selama di Yogyakarta, menoleh ke arah Valen sebentar sambil melengos. "Ya gimana mau pelan Mbak Valen, ini disuruh cepet-cepet terus sama mas Donny."

"Udah Len, nggak usah protes. Ini kita hampir telat gara-gara Lo," sahut Donny masih dengan tampang yang kesal, "Katanya Lo bakal profesional, tapi baru hari pertama aja Lo udah nggak fokus kayak gini."

"Don, Gue udah minta maaf. Dan ini masih sempet kok, iya kan Mas Hadi?" tanya Valen ke Mas Hadi, Donny memelototi Mas Hadi dan itu membuat Mas Hadi tidak berani menjawab. "Don, udah ya. Nggak enak lah kita lagi se tim gini trus Lo marah sama Gue,"

"Iya Mas Donny, mending baikan dulu aja. Nanti kalo tugasnya udah selesai, marahan lagi nggak apa-apa." sahut Mas Hadi, Donny diam sejenak lalu menoleh ke arah Valen.

"Gue delay dulu nih marahnya, kecuali kalo Lo nanti bisa dapet info bagus dan menarik baru Gue selesai marahnya," ucap Donny, Valen tersenyum manis sambil mengulurkan tangannya untuk mengajak berbaikan.

"Maaf ya Mas Donny," ujar Valen dengan nada dan logat yang dibuat-buat agar mirip seperti cara bicara Mas Hadi. Itu berhasil membuat Donny dan Mas Hadi tertawa kecil, akhirnya suasana cair kembali.

Tak lama kemudian mereka sampai di tempat kampanye paslon 04, Mas Hadi memarkir mobilnya dan setelah itu mereka turun dari mobil. Terlihat banyak sekali orang dengan atribut bertulisan Prasetyo-Jabran atau tulisan 04 berlalu lalang di sekitaran mereka. Sementara Donny mengambil perlengkapannya, Valen mengeluarkan tape recorder miliknya.

Don't mess up, Valen. Batin Valen sambil menghela nafas. Ia lalu berjalan perlahan dan melihat ke arah baliho besar bergambarkan foto pasangan nomor urut 04 tersebut.

Well... Welcome to the Year of Politic !!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status