Beranda / Romansa / Safe Haven / Bad Impression

Share

Bad Impression

Penulis: Monchelle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-20 14:58:45

Beberapa saat setelah Valen dan rekan-rekannya sampai di lokasi kampanye, mereka langsung bergegas menuju samping panggung agar bisa mendapatkan tempat yang lebih bagus untuk merekam kegiatan kampanye hari ini.

Tak lama setelah itu, terdengar suara pengisi acara yang mengumumkan bahwa acara akan segera dimulai. Valen mengeluarkan notes nya untuk mencatat poin-poin penting apa saja yang akan disampaikan Pak Prasetyo beserta Mas Jabran di acara hari ini, dan mungkin ini bisa jadi bahan yang menarik untuk artikel nya. Di satu sisi, Donny sedang menyiapkan kameranya untuk merekam kegiatan ini.

Acara dimulai dengan penampilan salah satu musisi ternama Indonesia, Denny Caknan. Terlihat penonton menari-nari sambil menyanyikan lagu-lagu populer milik sang musisi. Valen ikut bernyanyi sedikit menikmati musik dan agar mengurangi rasa tegangnya. Ia lalu memperhatikan sekeliling dan tatapannya terhenti saat ia melihat ke arah belakang panggung.

"Don, tuh idola Lo tuh." ucap Valen sambil mencolek lengan Donny, Donny menoleh ke arah yang dimaksud Valen.

"Iya, tapi dulu." sahut Donny sambil kembali fokus melihat Denny Caknan yang masih menyanyi di atas panggung. Valen mengalihkan perhatiannya ke arah Donny dan memandangnya dengan heran.

"Loh, udah pindah haluan emangnya?" tanya Valen, Donny mengangguk kecil.

"Kayaknya iya, kebanyakan kontroversi nih paslon." jawab Donny, Valen tertawa kecil.

"Yang kayak gitu malah yang seru, Don. Kalo datar-datar aja nggak menarik," sahut Valen masih sambil tertawa kecil,

"Sebelum Prasetyo kasih tau siapa cawapres nya, Gue jujur masih dukung dia. Tapi waktu Gue tahu wakilnya orang ini, Gue kayak yang.. ya udahlah." ujar Donny sambil menghela nafas kecewa,

"Kenapa sih?? Keren loh dia masih muda gitu udah jadi Walikota Surabaya, jarang-jarang loh." sahut Valen, Donny mendengus kesal.

"Gue kalo jadi anak presiden juga auto jadi Walikota, sayang aja bapak Gue cuma PNS." ucap Donny dengan nada pahit, Valen tersenyum kecil.

"At least Lo masih punya bapak, Don" sahut Valen dengan pelan, Donny langsung menoleh ke arah Valen dengan tatapan tidak enak.

"Eh sorry Len, Gue nggak maksud gitu..." suara Donny terpotong dengan adanya suara pengisi acara yang memberitahukan bahwa sebentar lagi Pak Prasetyo akan naik ke panggung dan menyapa warga Yogyakarta. Valen hanya diam sambil tersenyum menenangkan dan mencoba fokus kembali ke panggung.

Gemuruh suara para penonton menggelegar sesaat setelah Pak Prasetyo hadir di atas panggung, Valen dan Donny saling berpandangan dan merasa kagum dengan antusias para pendukung Paslon 04 ini. Ternyata dibalik semua kontroversi yang mereka buat, masih banyak sekali orang yang mempercayakan mereka untuk menjadi pemimpin negara ini.

Pak Prasetyo kemudian memberikan sambutan kepada seluruh seluruh tim dan koalisinya serta menyapa para penonton yang hadir, keadaan menjadi semakin bergemuruh. Setelah itu ia menyampaikan visi misi nya dalam mencalonkan diri sebagai calon presiden Indonesia 2024.

Valen mencatat satu persatu dengan seksama, sedangkan Donny tetap fokus dengan kamera nya. Tak terasa waktu berlalu dan Pak Prasetyo mengucapkan terima kasih dengan kedatangan semua yang hadir, serta mengucapkan terima kasih kepada media yang saat ini ikut meliput dan bertugas. Acara lalu diakhiri dengan doa bersama dan menari-nari bersama dengan lagu ciri khas paslon 04 ini.

Semua orang terlihat bersenang-senang, termasuk Valen dan Donny. Tapi selang beberapa saat, salah satu tim dari paslon ini mendatangi para rekan media dan memberitahu bahwa jika ingin wawancara Pak Prasetyo bisa langsung ke belakang panggung sebelum Pak Prasetyo meninggalkan lokasi.

Valen, Donny, serta rekan media lain bergegas menuju belakang panggung. Terlihat Pak Prasetyo sedang berjalan meninggalkan lokasi, media langsung mengerumuninya termasuk Valen dan Donny. Terlihat para ajudan sedang menjaga jarak agar rekan-rekan media tidak terlalu dekat dengan Pak Prasetyo dan Mas Jabran.

Valen pun mendapatkan posisi yang cukup nyaman untuk bisa melontarkan pertanyaan kepada Pak Prasetyo serta Mas Jabran, tepat di samping kanan Pak Prasetyo dan salah satu ajudannya.

Para wartawan pun bergantian melontarkan pertanyaan, mulai dari menanyakan tentang maksud dari visi mereka, tujuan mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres, sampai ke hal-hal random yang membuat beberapa orang bahkan Pak Prasetyo dan Mas Jabran tertawa. Tapi Valen menyadari bahwa tak ada satupun yang menanyakan tentang polemik pencalonan Mas Jabran sebagai calon wakil presiden, Valen akhirnya memberanikan diri untuk menanyakan tersebut.

"Selamat Malam Bapak dan Mas Jabran, kami dari Lingkar Indonesia. Mungkin kalau dari kami, kami hanya ingin menanyakan bagaimana tanggapan bapak dan Mas Jabran tentang gosip yang mengatakan bahwa paslon 04 telah menyalahi konstitusi dengan pencalonan Mas Jabran sebagai cawapres??" tanya Valen dengan nada tegas. Pak Prasetyo menoleh ke arah Valen sambil tersenyum ramah.

"Wah kalau masalah itu biar masyarakat saja yang menilai, tapi intinya tim kami pun punya para pakar hukum dan dari segi hukum sebenarnya nggak ada masalah. Jadi kalau dari pihak kami ya santai saja," jawab Pak Prasetyo dengan tenang, Valen kembali melirik ke buku catatan nya dan bertanya satu hal lagi.

"Kalau misalkan nanti ada masalah dengan hal itu dan mengharuskan bapak untuk mengganti cawapres bapak, apa bapak sudah menyiapkan nama lain??" tanya Valen lagi, kali ini pandangan Valen tertuju ke arah ajudan di samping Pak Prasetyo. Dia pun sedang memandangi Valen dengan garis wajah kaku, tidak ada senyum, tidak ada ekspresi apapun di wajahnya kecuali ekspresi serius. Valen memalingkan pandangannya kembali kepada Pak Prasetyo.

"Saya tidak pernah memikirkan nama lain, bagi saya untuk saat ini Mas Jabran yang terbaik untuk mendampingi saya." jawab Pak Prasetyo dengan tegas, disambut dengan tepuk tangan dari tim sukses nya. Valen tersenyum puas dengan jawaban itu dan mengucapkan terima kasih, ia lalu memutar badannya untuk menjauh dari Pak Prasetyo yang saat ini sedang berusaha berjalan melintasi kerumunan wartawan dan juga pendukung paslon 04 tersebut.

Sesaat setelah Valen memutar badannya, seorang wanita yang sudah agak tua berlari mencoba untuk masuk ke kerumunan dan meminta foto bersama Pak Prasetyo dan itu membuat tubuh Valen terdorong kembali masuk ke arah Pak Prasetyo.

Sebelum Valen mengenai Pak Prasetyo, ajudannya dengan sigap mendorong tubuh Valen dengan keras sampai Valen tersungkur jatuh di antara kerumunan. Saat Valen jatuh, tangannya terinjak oleh salah satu wartawan disana dan itu membuat Valen meringis kesakitan.

Valen melirik ke arah ajudan yang mendorong nya, dan lelaki itu hanya memandangi Valen tanpa berusaha menolongnya. Tetapi terlihat raut khawatir dari wajahnya, ia mencoba menolong Valen tapi sebuah suara menghentikannya.

"Mas, ayo mas cepet. Amanin bapak dulu," sahut sebuah suara yang Valen rasa berasal dari ajudan yang lain, Valen masih meringis kesakitan.

"Nggak usah dorong-dorong gitu mas !!!" teriak Donny dengan marah, ia lalu membantu Valen berdiri. "Lo nggak apa-apa?" tanya Donny sambil memperhatikan Valen dari atas ke bawah memastikan kalau tidak ada luka.

"Nggak apa-apa, tangan Gue aja nih agak sakit tadi keinjek orang." jawab Valen sambil berusaha bangun, ia juga dibantu berdiri oleh beberapa wartawan lain yang melihat dia jatuh. "Makasih Mas, Mbak." ucap Valen kepada wartawan-wartawan itu dan mereka pun meninggalkan Valen dan Donny,

"Kurang ajar itu ajudan, main dorong-dorong aja dikira nggak bahaya apa," gerutu Donny yang masih kesal dengan ajudan yang mendorong Valen sampai terjatuh tadi.

"Nggak tahu tuh, seenggaknya liat dulu kan siapa yang salah. Nggak langsung main dorong aja," ucap Valen dengan kesal sambil membersihkan bajunya yang kotor terkena tanah.

"Yaudah mending kita cabut aja nggak sih, biar Lo bersih-bersih juga. Udah kayak apaan tau baju Lo sekarang," sahut Donny, Valen melirik ke arah bajunya yang sangat kotor dan mendengus kesal.

"Kalo Gue ketemu lagi sama orang itu, Gue bakal minta ganti rugi baju baru." ujar Valen dengan kesal, ia lalu berjalan bersama Donny menuju mobil untuk segera kembali ke hotel.

Sesampainya di tempat parkir mobil, Mas Hadi memperhatikan Valen dengan ekspresi horror. "Mbak Valen, habis ngapain ?!?!" tanya Mas Hadi dengan suara melengking kaget, Valen dan Donny saling melihat satu sama lain karena terkejut dengan reaksi Mas Hadi.

"Santai aja, Mas. Nggak usah kaget begitu." Jawab Valen sambil tertawa kecil, "Mending langsung balik hotel aja, yuk. Badan saya sudah sakit semua," tambah Valen, diikuti dengan anggukan cepat dari Mas Hadi. Mereka pun memasuki mobil dan beranjak kembali ke hotel.

**

Valen meringis kesakitan saat ia berusaha memakai baju sehabis mandi, ia memperhatikan tangannya dan menyadari bahwa ada lebam biru di tangannya. Valen berjalan ke tempat tidur dan duduk di sana. Ia membuka laptop nya dan mulai membuat artikel yang akan dia posting malam ini juga, Valen lalu menyibukkan diri dengan pekerjaannya.

Setelah pekerjaannya selesai, Valen menyadari bahwa sudah jam setengah satu pagi dan ia belum sempat istirahat. Valen meregangkan tubuhnya yang saat ini sudah pegal, ia lalu mengambil handphone nya yang sedari tadi dia silent dan memeriksa sosial media nya.

Valen terheran saat ada nomor tidak dikenal mengirimkan pesan via W******p dari tiga jam yang lalu, ia membuka pesan tersebut dan terbelalak saat membaca isi pesan tersebut.

Selamat Malam, saya Teddy., salah satu ajudan dari Pak Prasetyo. Sebelumnya saya minta maaf telah mengganggu waktunya, saya dapat nomor anda setelah saya menghubungi media tempat anda bekerja. Boleh saya telpon sebentar??

Valen masih terdiam memandangi handphone nya dan tidak tahu harus menjawab apa, ia lalu mematikan ponselnya dan menyender di tempat tidurnya.

Ini ajudan yang tadi dorong Gue apa gimana?? Tapi ngapain dia sampe chat Gue?? Siapa juga yang ngasih nomor Gue ke dia.. Aduuh harus gimana Gue !! batin Valen sambil menggigit kukunya, salah satu kebiasaan jika dia panik. Valen melirik ke arah ponselnya dan memutuskan untuk mengabaikan pesan tersebut.

Gue diemin aja kali, ya. Dia juga nggak mungkin yang nge-spam banget kayak orang nggak punya kerjaan kan?? Oke, Gue diemin aja.

Valen lalu merebahkan tubuhnya dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya, Valen masih memikirkan kejadian tadi disaat ajudan itu mendorong tubuhnya dengan keras. Valen mengusap tangannya yang memar dan meringis saat ternyata masih terasa sakit.

What a bad impression for a first meeting, huh??

Bab terkait

  • Safe Haven   Damn.. That Smile !!

    "Lo serius nge diemin dia??" Tanya Donny dengan penasaran setelah Valen memberitahu dia bahwa semalam salah satu ajudan dari Paslon 04 mengirimkan pesan kepadanya."Harus gimana lagi? Gue juga bingung mau bales apa, masa iya Gue langsung minta ganti rugi, kesannya kayak Gue nggak punya uang banget." Jawab Valen sambil memakan Gudeg nya.Mereka memang memutuskan untuk tidak sarapan di hotel dan memilih untuk makan Gudeg legendaris Yu Djum untuk sarapan pagi. Sebenarnya ini ide Donny untuk makan disini karena katanya ini salah satu makanan favoritnya saat berada di Jogja. Tidak hanya Donny, tapi Mas Hadi dan juga Sarah - pacar Donny - yang semalam baru sampai di Jogja juga ikut menemani Valen pagi ini."Tapi sayang banget nggak sih, Len. Siapa tau bisa Lo gebet kan? Ganteng nggak dia?" Goda Sarah sambil tersenyum nakal, Valen hanya diam sambil tertawa kecil. "Oke, walaupun nggak ganteng tapi berpangkat loh, cewek mana yang nggak mau??" Tambah Sarah lagi."Gue nggak mau," sahut Valen den

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Safe Haven   I Like Your Name

    Ding....Terdengar suara pintu lift terbuka dan Valen pun keluar dari lift tersebut. Setelah mengirimkan lokasi hotel nya kepada Teddy siang tadi, Valen sebenarnya agak menyesali keputusannya untuk bertemu lagi dengan Teddy. Seharusnya dia bilang saja ada keperluan mendadak yang mengharuskannya pulang terlebih dahulu ke Jakarta.Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, setidaknya Valen harus menepati janjinya untuk bertemu dengan Teddy. Ia berjanji untuk bertemu Valen tepat jam empat sore, dan sekarang sudah hampir jam empat sore. Tidak mungkin dia akan tepat waktu kan, pasti dia sama saja seperti kebanyakan lelaki, selalu terlambat.Baru saja Valen berpikir seperti itu, ia mendapati Teddy sedang duduk di lobby hotel sambil memainkan handphone nya. Valen pun menghampirinya."Udah lama ya?" Tanya Valen, Teddy menoleh ke arah Valen, ia lalu tersenyum sambil menggeleng."Nggak kok, baru sampai." Jawabnya singkat, Valen hanya diam dan bingung ingin berkata apa. "Mau berangkat sekara

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Safe Haven   Hope I'll See You Again

    Beberapa hari berlalu sejak terakhir kali Valen dan Teddy bertemu dan selama itu Valen sama sekali tidak berkomunikasi dengan Teddy, baik lewat chat maupun telepon. Awalnya Valen bertanya-tanya kenapa Teddy sama sekali tidak menghubunginya, tapi lama-lama Valen mulai melupakan itu dan lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan masalah lain.Setelah Valen selesai memposting artikel yang ia tulis, Valen bersandar di kursinya dan memeriksa jadwal nya minggu ini. Setiap Senin, akan ada pengumuman di grup WhatsApp kantor Valen yang menginfokan kegiatan mingguan yang harus dilakukan para karyawan. Valen lalu menyadari bahwa ada jadwal dirinya untuk kembali meliput kunjungan Paslon 04 yang kali ini akan dilakukan di Solo, rencananya Prasetyo-Jabran akan melakukan nonton bersama Final Piala Dunia U-17 disana.Valen berandai-andai apakah ia akan bertemu dengan Teddy lagi disana, sudah sekitar dua minggu ia tidak bertemu dengan Teddy dan jika boleh jujur Valen merasa sedikit uring-uringan kar

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Safe Haven   The Famous One

    "Len, Len !! Sumpah, Len!!" Suara Donny mengalihkan perhatian Valen dari pekerjaannya yang sedang menumpuk di Senin pagi ini, Valen mendengus kesal mendengar suara Donny."Kenapa sih, Don? Lo nggak liat Gue lagi sibuk?" Bentak Valen saat Donny akhirnya duduk di samping mejanya, Donny mengatur nafasnya sejenak karena sedari tadi ia berlari ke meja kerja Valen."Lo liat ini sekarang!!" Ucap Donny sambil menyodorkan handphone nya ke arah Valen, Valen yang heran dengan kelakuan Donny pun mengambil handphone tersebut dan melihatnya.Terlihat foto Teddy di handphone Donny, Valen semakin heran dengan hal itu. "Lo kenapa simpen foto Teddy, Don? Lu nge gay sama dia apa gimana?" Tanya Valen heran, Donny menepuk kepalanya dan menghela nafas panjang mencoba untuk sabar."Itu TikTok, Len. Lo scroll aja terus kebawah," jawab Donny dengan tidak sabar, walaupun masih bingung Valen pun mengikuti apa yang dikatakan Donny.Valen melihat postingan-postingan tentang Teddy, kebanyakan dari mereka memuji ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Safe Haven   I'm Here For You

    Satu minggu telah berlalu semenjak Valen bertemu dengan Teddy, dan berbanding terbalik dengan apa yang Valen dan Donny pikirkan, Teddy semakin viral di sosial media.Tapi untungnya, kabar tentangnya dan Teddy sudah tidak begitu santer terdengar. Mungkin karena Valen jarang bertemu dengan Teddy sehingga kabar tersebut redup dengan sendirinya. Beberapa teman kantor Valen yang melihat Teddy dengannya sempat menanyakan tentang hubungan mereka, tetapi Valen selalu menjawab bahwa tidak ada apa-apa dan perlahan mereka mulai melupakan peristiwa itu.Hari ini, Valen dan Donny berencana untuk meliput kegiatan Paslon 04 yang akan diadakan di Kantor Kementerian Pertahanan. Rencananya akan ada kunjungan dari tim sukses Prasetyo-Jabran disana dan mereka berdua ditugaskan untuk kesana.Valen dan Donny sudah berada di sana sejak pagi dan kini sedang menunggu kedatangan para tim sukses yang notabene nya adalah artis ibukota, Valen yang memang kurang tidur hanya bersandar di kursi mobil sambil membaca

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Safe Haven   You're Not Ready

    "Kayaknya nggak segitu deh ukurannya," protes Valen saat melihat Teddy menuang satu gelas susu cair ke dalam mangkuk.Saat ini mereka sedang di apartemen Valen dan berencana untuk menonton film bersama disana, dan mereka memutuskan untuk membuat semua makanan nya sendiri.Semenjak hari itu, Valen dan Teddy memang jadi lebih sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Tidak di depan umum, tentu saja. Walaupun sudah beberapa kali Teddy ingin mengajak Valen pergi ke suatu tempat, tapi Valen selalu menolak.Teddy mengelap dahinya yang berkeringat dengan tangan yang berlumuran tepung sambil mengerenyitkan dahi, "Kayaknya lebih baik kita beli aja nggak sih?" Tanya Teddy dengan nada lelah, Valen menggeleng tidak setuju."Udah setengah jalan, sayang bahannya." Tolak Valen sambil mengambil alih adonan cookies yang tadi dibuat oleh Teddy, "Dan siapa yang punya ide susu cair buat adonan cookies? Kan harusnya susu bubuk.""Di resep nya cuma ditulis susu doang, ya aku beli susu cair aja. Kan ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Safe Haven   Past, Present, Future

    Beberapa hari berlalu semenjak Valen bertemu dengan Teddy, setelah itu merekapun kembali sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Tapi mereka masih tetap berkabar melalui WhatsApp dan bisa dibilang komunikasi mereka saat ini jauh lebih intens dibanding sebelumnya.Valen yang sedang duduk di kursi meja riasnya melirik ke arah jam dinding yang kini menunjukkan pukul tujuh malam, beberapa jam lagi menuju tahun baru. Ya, hari ini hari terakhir dari tahun 2023. Tahun yang penuh kejutan bagi Valen.Tahun baru menurut Valen bukanlah hal yang menarik perhatiannya, baginya malam tahun baru sama saja dengan malam-malam lainnya. Disaat orang lain berpesta untuk merayakan tahun baru, Valen cenderung lebih memilih untuk menghabiskan waktu di apartemennya sambil menonton film atau membaca buku. Tapi sepertinya malam ini tidak akan seperti malam tahun baru sebelumnya.Beberapa waktu yang lalu, Teddy menelpon Valen dan mengajaknya untuk ikut merayakan malam tahun baru bersamanya. Ia berkata bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Safe Haven   Rainy Days

    Suara alarm membangunkan Valen di pagi hari yang cerah ini, Valen membuka mata dan melirik ke arah jendela yang tertutup tirai. Walaupun tertutup, Valen bisa melihat sinar matahari mengintip dari balik tirai tersebut. Ia lalu duduk di tempat tidur dan menguap, acara kemarin malam memaksanya untuk bangun cukup larut sehingga saat ini sebenarnya ia masih mengantuk.Saat Valen ingin pamit pulang semalam, Pak Prasetyo memaksanya untuk menginap di rumahnya mengingat jam sudah menunjukkan pukul dua pagi. Awalnya tentu saja Valen menolak, tapi Pak Prabowo serta Teddy memaksa nya untuk tetap tinggal. Valen akhirnya setuju mengingat jalanan pasti akan ramai dan macet, dan itu akan sangat merepotkan Teddy jika harus bolak balik hanya untuk mengantar Valen.Jadi disinilah Valen, di salah satu kamar milik Pak Prasetyo. Valen boleh bilang ini salah satu kamar yang sangat nyaman untuk ditempati. Tidak hanya luas, tapi interior kamar tersebut juga sangatlah nyaman dipandang. Dengan wallpaper dinding

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05

Bab terbaru

  • Safe Haven   Am I Good Enough?

    Valen menatap layar komputer dengan tatapan lelah, akhirnya artikel untuk hari ini selesai. Ia bersandar ke kursi kerjanya dan meregangkan otot-otot tubuhnya dan memeriksa sudah jam berapa saat ini. Ternyata sudah jam lima sore, Valen menghela nafas panjang dan membereskan barang-barangnya untuk bersiap pulang.Valen memeriksa ponselnya dan menemukan bahwa Teddy sedari tadi berusaha menelponnya. Karena Valen selalu mematikan suara ponselnya saat di kantor, tentu saja panggilan Teddy tidak terjawab oleh Valen. Ia pun segera menelpon Teddy untuk mencari tahu mengapa Teddy menelponnya berkali-kali."Halo.." jawab Teddy, Valen baru mau menjawab tapi Teddy langsung memotong perkataannya. "Kamu dari mana aja? Kenapa telpon aku nggak diangkat?""Aku baru selesai kerja, Mas. HP ku tadi aku silent.." sahut Valen dengan nada lelah, "Ngomong-ngomong, ada apa?? Kok tumben sampe telpon berkali-kali gitu?""Oh iya, aku sampe lupa bilang. Kamu capek nggak, Len?" tanya Teddy, Valen bergumam sejenak.

  • Safe Haven   My Wish is... You

    Valen menghela nafas pelan sambil bersandar di kursi mobil penumpang dan mengamati proses Quick Count yang sedang berlangsung, di sampingnya terdapat Donny yang sedang bermain game online dengan serius.Sekembalinya ia dari makam orang tuanya, Teddy mengantarnya ke depan rumah Pak Prasetyo untuk kembali meliput proses pemilu hari ini. Dikabarkan malam harinya, Pak Prasetyo akan melakukan pidato mengenai hasil Quick Count hari ini. Entah dia unggul, ataupun kalah dari Paslon lain.Jadi disinilah ia, menunggu kabar dari pihak Pak Prasetyo tentang kapan ia akan melakukan pidato tersebut sambil memantau proses Quick Count yang membosankan dan mendengarkan celotehan kesal Donny di sampingnya yang sepertinya sedang kesulitan memenangkan game nya.Ia memeriksa jam tangannya dan waktu menunjukkan pukul lima sore, waktu berjalan sangat lama dan membosankan. Valen mengerang kesal dan keluar dari mobil untuk mencari udara segar, meninggalkan Donny sendirian yang sepertinya tidak peduli kemana Va

  • Safe Haven   Happy Val's Day !!

    Valen terbangun dari tidurnya saat alarm dari ponselnya mulai berbunyi, ia mengerang dan mengambil ponselnya untuk mematikan alarm dan memeriksa jam. Waktu menunjukkan pukul lima pagi dan Valen meletakkan kembali ponselnya di meja samping tempat tidurnya, ia berbaring telentang dan menatap langit-langit kamar.Damn.. I'm 30 now....Valen merenung tentang dirinya yang hari ini bertambah usia, 14 Februari boleh dibilang bukanlah hari favorit Valen. Banyak orang berkata hari ulang tahun membawa kebahagiaan bagi mereka, tapi sepertinya tidak dengan Valen. Hari ulang tahun nya selama ini sama saja seperti hari biasanya, bedanya mungkin di hari itu ia akan makan bersama teman-temannya dan terkadang mereka juga membelikan Valen kue ulang tahun. Setelah itu mereka akan meminta Valen untuk berdoa dan meminta sesuatu yang ia inginkan, yang menurut Valen sampai sekarang keinginannya belum terwujud. Well.. entah belum terwujud atau memang Valen yang tidak ingin mewujudkannya.Jadi apa keinginan V

  • Safe Haven   Mysterious Girl

    Setelah selesai membeli tiket dan akhirnya film pun akan segera dimulai, Valen dan yang lainnya pun memasuki teater yang tertulis di tiket dan segera menuju kursi masing-masing. Valen memang memilih kursi di paling tengah, mereka duduk di urutan Donny di paling kiri, Sarah, Valen, Teddy, dan dua orang aneh yang sedari tadi mengikuti mereka, Rizki dan Aji yang kini sibuk berebut Popcorn dan minum. Teddy menegur mereka dan mereka pun akhirnya diam, Valen menggeleng heran melihat mereka berdua yang biasanya selalu serius dan tegas saat bertugas ternyata hanyalah anak kecil dibalik semua itu.Film pun dimulai dan mereka mulai menonton dengan serius. Film ini bergenre horor komedi yang cukup ringan untuk disimak, beberapa kali Valen dan yang lainnya dibuat tertawa dengan lelucon yang disampaikan. Valen melirik Teddy yang sedang tertawa dengan mata yang masih terfokus pada layar, tapi tak lama Teddy melirik ke arah Valen dan memandangnya dengan heran. Valen menggeleng pelan dan kembali foku

  • Safe Haven   Cinema Day

    Akhirnya... hari tenang.Valen meregangkan badannya di tempat tidurnya dengan suasana hati yang bagus, ia melihat jam dinding dan waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Akhirnya selama tiga bulan yang sibuk, masa tenang pun tiba. Sebelum hari pemungutan suara yang akan di gelar 14 Februari nanti -tepat di hari ulang tahun Valen-, para pasangan calon presiden dan wakil presiden tidak diperbolehkan untuk melakukan kampanye sampai hari pemungutan suara tiba, tepatnya selama tiga hari. Dan selama tiga hari itu pula, Valen diperbolehkan untuk libur sampai ia haru meliput kembali di hari pemungutan suara. Itulah sebabnya Valen memutuskan untuk bermalas-malasan di apartemennya sambil membaca buku.Setelah kampanye akbar kemarin, hubungan Valen dan Teddy mulai membaik. Memang tidak seperti dulu, tapi setidaknya Valen sekarang mau menanggapi pesan Teddy dan mengangkat telponnya. Valen memeriksa ponselnya dan dia tidak menemukan pesan apapun hari ini, ia bergumam sejenak dan membuka galeri ponse

  • Safe Haven   The Big Day

    "Gila..." Gumam Valen saat turun dari mobil dan melihat ribuan orang memadati stadion Gelora Bung Karno.Terlihat di berbagai penjuru semua orang memenuhi sekitaran stadion mengenakan baju berwarna biru sehingga sekarang stadion Gelora Bung Karno kelihatan bagaikan lautan berwarna biru."Sumpah, Gue nggak nyangka bakal sebanyak ini loh." Sahut Donny yang tak kalah kagumnya dengan pemandangan hari ini, di sekitaran juga banyak penjual makanan yang kabarnya sudah di gratiskan sehingga pengunjung bisa makan sepuasnya disana."Bapak beneran bisa ambil hati masyarakat kayaknya," ucap Valen sambil berdecak kagum, ia lalu memeriksa ponselnya. Beberapa pesan dari Teddy terlihat di notifikasi ponselnya, Valen menghela nafas dan mengabaikannya.Beberapa hari berlalu semenjak terakhir ia bertemu Teddy di rumah sakit, dan semenjak itu pun Teddy selalu berusaha menghubungi nya. Dia selalu menelepon, mengirimkan makan siang, bunga, dan yang lainnya. Tapi tetap saja, sulit untuk Valen bersikap seper

  • Safe Haven   Get Her Back

    Teddy menatap layar ponsel Rizki dengan seksama, pikirannya berkecamuk. Untuk apa dia melakukan ini? Bukankah dia sudah mendapatkan apa yang dia mau?Teddy mengembalikan ponsel Rizki dan menghela nafas pelan, Donny yang sedari tadi tidak diberitahu siapa sebenarnya yang mereka maksud pun mulai gemas. Ia lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya, setumpuk kertas yang telah ia susun menyerupai buku. Tidak begitu tebal, tapi tidak juga terlalu tipis.Teddy, Rizki, dan Aji memandangi kumpulan kertas tersebut dengan bingung. Donny menarik napas panjang dan mulai menjelaskan."Setelah malam dimana Lo dan Valen berantem, Valen terus nangis di mobil dan bilang ke Gue kalo dia nggak tau apa-apa. Jadinya, Gue berusaha untuk cari tau sendiri awalnya siapa yang udah bikin Valen kayak gini." Jelas Donny, ia diam sesaat dan menyodorkan kertas tersebut kepada Teddy. "Gue nekat masuk ke ruangan Pak Imam dan buka komputernya untuk periksa email masuk, dan Gue nemu ini."Teddy terdiam dan mulai memb

  • Safe Haven   Work the Plan

    Donny menunggu di depan kantornya dengan tidak sabar, dimana kedua orang itu?? Mereka bilang akan kesini jam delapan pagi. Donny melirik jam tangannya dan waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, apa mereka tidak datang??Donny bersandar ke dinding dengan kesal sambil memeriksa ponselnya, ada satu pesan dari Valen yang menanyakan keadaan Sarah dan satu pesan dari Sarah yang mengabarkan pada Donny kalau dia sudah sarapan pagi ini. Tapi tidak ada pesan dari Rizki maupun Aji yang katanya akan datang ke kantor lagi ini untuk memulai 'rencana' mereka.Untungnya ia sudah izin kepada Pak Imam bahwa ia baru bisa masuk kantor setelah jam makan siang karena ada urusan, dan Pak Imam mengizinkannya dengan syarat pekerjaan semalam harus selesai malam ini. Ya, walaupun harus membuat repot Valen, tapi sepertinya semua ini akan sesuai.Saat Donny sedang melamun, sebuah tepukan di pundaknya mengagetkannya. Donny tersentak dan mendapati Rizki dan Aji berdiri di hadapannya, Donny mendengus

  • Safe Haven   Not Like We Used To

    Seminggu telah berlalu sejak kejadian itu, dan selama seminggu itu pula Teddy kehilangan kabar akan Valen. Setelah kejadian tersebut Teddy berusaha menghubungi Valen dan juga mengiriminya pesan, tapi sampai saat ini tidak ada balasan maupun panggilan telpon dari Valen untuk menanggapi Teddy.Teddy masih marah, tentu. Tapi sebagai lelaki, ia sadar apa yang dikatakannya pada Valen tempo hari sudah berlebihan. Walaupun mungkin benar Valen yang menyebarkan berita itu, membicarakan hal sensitif tentang hubungan mereka di depan orang lain dan menjadikan hal tersebut senjata dalam argumen Teddy benar-benar diluar batasan.Teddy memandangi ponselnya sambil menghela nafas pelan, dalam hatinya ia berharap akan ada sebuah pesan dari Valen. Walau hanya membalas dengan singkat, Teddy sangat ingin tahu kabar Valen. Sebuah tepukan di pundak Teddy mengejutkannya, Teddy menoleh dan mendapati Rajif yang menepuk pundaknya dan ia lalu duduk di samping Teddy."Murung banget, mas? Belum gajian?" Tanya Aji

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status