SUKSES SETELAH DIHINA MERTUA

SUKSES SETELAH DIHINA MERTUA

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-28
Oleh:  Kirani senja.Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
24Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Rina terpaksa menikah dengan seorang pemuda yang baru saja dikenalnya beberapa bulan yang lalu. Di awal pernikahan hubungan dengan keluarga suami, segalanya masih terlihat baik-baik saja, namun semua berubah ketika Rina sudah tidak bekerja dan tidak punya simpanan uang sama sekali. Wanita itu selalu dijadikan bahan ghibah oleh mertuanya sendiri, tak jarang hinaan demi hinaan dia dapatkan dari kedua mertuanya. Bagaimana nasib pernikahan nya dengan Arman?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Nenek ... ." Kudengar putri bungsu ku memanggil nama nenek nya, aku yang saat itu sedang sibuk membersihkan rumah hanya diam tanpa menengok keluar. Namun setelah beberapa menit, ibu mertuaku tidak masuk kerumah atau pun memanggil nama ku.

"Kok tumben Ibu nggak masuk kedalam," pikir ku, lalu aku pun bergegas untuk menghampirinya.

"Ibu, kapan ibu datang? Mari masuk," ajak ku pada nya dengan ramah. Namun bukan sesungging senyuman yang aku dapatkan dari wajah ibu mertua ku, melainkan raut wajah yang sudah di penuhi dengan emosi.

"Rina, kenapa kamu tidak bilang kalau Arga lagi sakit, hah!" sentak nya.

Aku cukup terkejut saat ibu mertua tiba-tiba marah padaku. Benar dugaan ku, kalau dia memang marah.

"Bu, tapi kan Arga juga tidak ada di rumah. Dia masih di luar kota, jadi untuk apa aku bilang sama ibu. Lagi pula, tadi pagi aku nggak sempat mampir ke rumah ibu, karena Kirani sakit aku membawa nya ke klinik " jawab ku menjelaskan.

Memang tadi pagi-pagi sekali, sekitar pukul 06:00 Arga adik ipar ku menelpon ku dan meminta aku untuk menelpon suamiku untuk mengantar dirinya ke dokter. Aneh memang, padahal jarak tempat nya bekerja dengan tempat suamiku bekerja tidak terlalu jauh, tapi entah mengapa dia malah menelpon ku yang posisinya ada di kampung halaman.

Pagi itu kebetulan hp ku habis baterai dan nomor suamiku juga sedang tidak aktif. Aku sudah meminta Arga untuk menelpon langsung Kaka nya saja, lagi pula mereka sama-sama tinggalkan di kota yang sama, karena kebetulan suamiku juga bekerja di kota yang sama dengan adik nya.

Namun entah dapat kabar dari mana sehingga mertua ku bisa tahu kalau Arga lagi sakit dan Arga menelpon ku. Entah setan apa yang merasuki ibu mertua ku sore itu, dia marah dan menuduh ku, kalau aku selalu pilih kasih kepada anaknya bungsu nya itu. Padahal tidak sama sekali, aku selalu berusaha menjadi Kaka yang terbaik untuk adik-adik ku, entah itu adik ku atau adik ipar ku. Namun karena rasa benci ibu mertuaku pada ku, sehingga ia meluapkan amarah nya begitu saja tanpa berpikir kalau hati ku akan terluka atau tidak.

"Dasar wanita pelit. Kamu memang dari dulu nggak sayang sama adik ipar mu. Kamu lupa, kalau rumah yang Kamu tempati saat ini adalah aku yang membangun nya. Seumur-umur kamu nggak pernah beli beras, nggak mikir ini itu, seharusnya kamu sadar, Rina! Atau jangan-jangan, uang putra ku Kamu kasih sama keluarga mu? Kamu ini memang istri pembawa sial. Pantas hidup mu tak bergelimang harta, karena kamu tak pernah ibadah! Jadi rejekinya sempit," hardik nya tanpa rasa iba.

"Astagfirullah, astagfirullah." Aku hanya mengelus dada saat ibu mertua ku memakai ku di depan umum dan menjadi tontonan para tetangga rumah ku.

Air mataku menetes, hati ku terasa perih. Baru kali ini aku di hina dan di rendahkan seperti ini dan bahkan yang melakukan itu semua adalah ibu mertuaku sendiri. Ingat rasanya saat itu juga aku menjerit dan angkat kaki dari rumah yang baru saja kami tempati 6 tahun, namun aku tahan karena melihat wajah kedua putri ku.

Dengan bangga, ibu mertua bilang kalau rumah ini hasil jerit payah nya sendiri. Padahal dia lupa, sebelum membangun rumah ini aku juga ikut menyumbang seluruh tabungan ku selama waktu aku masih gadis, karena aku pikir, rumah itu juga akan menjadi milikku, tapi kenyataannya, saat aku sudah tidak punya apa-apa lagi dan hanya karena masalah sepele, mertua dengan mudah mencaci dan menghinaku, bahkan aku di permalukan sedemikian rupa di depan umum.

Ya Allah, terkadang aku berpikir, di mana hati nuraninya? Seandainya saja, kejadian ini menimpa kepada putri nya.

Aku baru tahu, kalau ibu mertua ku tak menyukai saat kami baru saja menikah. Seandainya saja aku tahu dari awal kalau ibu nya tidak setuju mas Arman menikah dengan ku, mungkin aku memilih untuk mundur dan mengubur dalam-dalam perasan cinta ku untuk mas Arman.

Namun nasi sudah menjadi bubur. Aku terlanjur menikah dengan putra nya dan kini pernikahan kami sudah memiliki dua buah hati. Satu laki-laki dan satu permpuaan, Athalla dan Kirani.

Ibu mertua ku pergi begitu saja setelah puas melupakan emosi pada ku, aku berusaha untuk menenangkan diri ku, lalu menyusul nya ke rumah nya. Kebetulan jarak rumah yang aku tempati tidak terlalu jauh, hanya beda RT saja.

Sore itu juga aku langsung menyusul nya dengan maksud ingin menjelaskan nya kepada bapak mertua ku, tapi tak di sangka setibanya di sana bukan sambutan hangat yang aku terima dari bapak mertuaku, lagi-lagi cacian dan hinaan yang aku dapatkan dari nya.

"Untuk apa kamu datang kesini, hah? Saya sudah tidak sudi melihat wajah mu lagi," ucap nya dengan suara lantang dan lagi-lagi aku di permalukan di depan umum, karena kebetulan sore itu tetangga samping rumah mertua ku mereka sedang duduk di teras rumah nya.

Semua orang diam sambil menatap ku. Aku yang masih bercucur air mata, berusaha untuk menjelaskan nya kepada mereka, namun hati mereka seperti sudah tertutup, mereka tidak mau mendengar penjelasan ku dan menilai kalau aku yang bersalah karena tidak memberi tahu, kalau anak bungsunya sedang sakit, padahal secara logika, salah aku di mana. Walaupun kalau aku memang salah, apa aku pantas di perlakukan seperti itu? Apa itu adil bagi ku? Aku sudah seperti manusia yang tidak punya harga diri lagi di depan mereka, apa karena aku terlahir dari keluarga miskin sedangkan mereka keluarga kaya sehingga aku di pandang sebagai manusia yang hina di matanya. Walaupun seandainya aku memberi tahu kepada mereka kalau putranya sakit, toh tidak ada yang bisa mereka lakukan karena posisi masih berada di luar kota.

"Pergi dari sini. Saya tidak mau mendengar penjelasan apapun lagi dari mulut mu. Untuk kedepannya, kalau kamu masih mau rumah tangga mu langgeng dengan Arman, jangan ulangi hal seperti itu lagi, atau saya akan meminta Arman untuk menceraikan kamu!"

Deg!

Lagi-lagi dada ku nyeri saat mendengar ucapan bapak mertuaku. Namun kali ini aku memilih diam dan menahan air mata ku sebisa mungkin.

Cukup!

Sudah cukup. Orang-orang yang sedang ada di hadapan ku sekarang tidak berhak lagi mengatai ku sesuka hati mereka.

Aku lalu mengusap air mata ku dan menatap kedua wajah mereka secara bergantian dengan tatapan sedikit berani. Aku merasa kalau ini sudah cukup bagi ku. Ibu ku yang telah melahirkan kedunia ini juga tidak pernah memperlakukan aku seperti ini, tapi mereka yang baru saja kenal karena menikah dengan putranya malah memperlakukan aku seperti binatang.

"Kalau kalian ingin mengambil putra mu kembali, silahkan saja! Ingat! Hukum Allah itu adil!" ucap ku dengan lantang, lalu menarik tangan putra sulung ku dan mengajak nya pergi dari rumah mertua itu.

Aku bersumpah dalam hati, tidak akan ku ijinkan kaki ku di rumah itu lagi. Lalu meninggalkan rumah itu dengan rasa yang begitu perih dan aku tidak akan melupakan kejadian hari ini.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
24 Bab
Bab 1
"Nenek ... ." Kudengar putri bungsu ku memanggil nama nenek nya, aku yang saat itu sedang sibuk membersihkan rumah hanya diam tanpa menengok keluar. Namun setelah beberapa menit, ibu mertuaku tidak masuk kerumah atau pun memanggil nama ku."Kok tumben Ibu nggak masuk kedalam," pikir ku, lalu aku pun bergegas untuk menghampirinya."Ibu, kapan ibu datang? Mari masuk," ajak ku pada nya dengan ramah. Namun bukan sesungging senyuman yang aku dapatkan dari wajah ibu mertua ku, melainkan raut wajah yang sudah di penuhi dengan emosi."Rina, kenapa kamu tidak bilang kalau Arga lagi sakit, hah!" sentak nya.Aku cukup terkejut saat ibu mertua tiba-tiba marah padaku. Benar dugaan ku, kalau dia memang marah."Bu, tapi kan Arga juga tidak ada di rumah. Dia masih di luar kota, jadi untuk apa aku bilang sama ibu. Lagi pula, tadi pagi aku nggak sempat mampir ke rumah ibu, karena Kirani sakit aku membawa nya ke klinik " jawab ku menjelaskan.Memang tadi pagi-pagi sekali, sekitar pukul 06:00 Arga adik i
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-26
Baca selengkapnya
Bab 2
Namaku Rina, usiaku sekarang menginjak tiga puluh tahu dan kini aku sudah dikaruniai dua orang anak dari hasil pernikahan ku dengan mas Arman selama sepuluh tahun, yang pertama Dani, 7 tahun dan yang kedua Kirani 3 tahun.Awal menikah semua nya masih terlihat baik-baik saja. Ibu mertuaku, bu Nani terlihat sayang padaku, namun semua berubah setelah aku dinyatakan hamil dan terpaksa harus berhenti bekerja dan semua uang tabungan ku habis karena ikuti membantu membiayai membangun rumah di tanah yang sebelumnya sudah di belikan oleh orang tua mas Arman.Waktu itu ibu ku pernah bilang, "Nak, kenapa nggak bangun rumah di sini saja? Tanah Ibu masih luas. Itu tanah ibu mertua kamu, kalau nanti ada apa-apa, kamu tidak bisa menggugat nya, apalagi kamu berniat mengeluarkan semua uang tabungan mu demi membangun rumah itu. Kalau ibu boleh kasih saran, sebaiknya jangan, Nak. Kecuali, kalau kamu membangun rumah di atas tanah yang kalian beli selama menikah baru boleh, karena itu termasuk harta Gono-
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-26
Baca selengkapnya
Bab 3
Sudah aku duga. Percuma saja rasanya mengadu kepada mas Arman, toh dia tidak akan mampu berbuat apa-apa karena mereka adalah orang tuanya sedangkan aku? Aku hanya orang lain yang kebetulan masuk ke kehidupan nya karena sebuah ikatan pernikahan.Aku memilih untuk pergi ke kamar dan meninggalkan mas Arman yang masih diam mematung di sana."Rin," ucap nya. Mas Arman ternyata menyusul ku ke kamar dan duduk di samping ku. Namun aku tak peduli, aku masih dengan posisi ku yang semula, tidur sambil miring ke samping dan membelakangi mas Arman."Rina, aku mohon sama kamu, mengalah lah sama ibu jangan seperti ini. Aku jadi bingung harus berbuat apa? Kamu adalah istri ku dan mereka, mereka adalah orang tua ku, bukankah kita harus menghormati orang tua?"Mendengar mas Arman berkata seperti itu, seketika itu aku langsung mendelik menatapnya. "Sudah cukup selama ini aku mengalah sama orang tua kamu, Mas! Aku harus mengalah seperti apa lagi? Apa aku harus diam terus dan membiarkan mereka menyakiti p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-26
Baca selengkapnya
bab 4
Deg!Ucapan Bu Ida membuat ku monohok tak percaya. Rasanya tidak mungkin kalau bi Murti seperti itu, setaahu aku, bi Murti itu orang nya baik dan sayang padaku dan aku juga sudah menganga nya seperti saudara sendiri karena kebetulan orang tua ku agak jauh dari tempat tinggal ku yang sekarang."Mabk. Mbak Rina!" panggil nya sambil menepuk bahuku."Astagfirullah, maaf Bu Ida. Saya jadi ngelamun. Bu, rasa nya tidak mungkin Bibi ku seperti itu, selama ini dia baik sama saya," ujar ku."Terserah kamu saja, mbak Rina saya hanya menyampaikan apa yang saya dengar dan apa yang saya lihat. Mbak, terkadang apa yang kita lihat belum tentu benar. Kalau begitu saya permisi," ujar Bu Ida.Wanita itu kemudian bangun dari duduknya dan aku pun ikut mengantar nya hingga ke teras rumah. Setelah kepergian Bu Ida, aku terus kepikiran sama ucapan nya tentang bibi dari suamiku itu.Leleh bergulat dengan pikiran ku sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk menemui bibi ku di rumah nya, karena kebetulan rumah kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-26
Baca selengkapnya
bab 5
Pagi itu sekitar pukul 10:00 WIB Arman dan kedua buah hatinya pergi ke rumah orang tuanya untuk menyelesaikan masalah antara istrinya dan kedua orang tuanya.Setibanya di sana, Dani enggan masuk kedalam rumah neneknya dan memilih untuk duduk di motor saja."Kenapa kamu nggak mau ikut masuk, Nak?" tanya Arman kepada bocah laki-laki itu."Tidak Ayah. Dani takut," jawab nya."Takut? Takut kenapa, Nak?""Aku takut Nenek sama kakek marah lagi seperti kemarin," jawab Dani dengan polos nya.Dani yang kini duduk di bangku TK B di usia nya yang masih terbilang sangat kecil untuk mengerti semua nya, tapi sepertinya kejadian dua hari yang lalu masih membekas di dalam ingatan nya.Arman tidak mempermasalahkan Dani yang enggan ikut masuk dengan nya. Lelaki itu kemudian menggendong si kecil Kirani dan membawa nya masuk kedalam rumah yang cukup besar itu."Asalamulikum," ucap Arman seraya masuk bersama putri bungsunya."Waalaikumsalam," jawab Bu Nani dan pak Wahyu serentak.Mereka tersenyum senang s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-26
Baca selengkapnya
Bab 6
Janda? Aku tak pernah membayangkan di umur 30 tahun aku akan menyandang setatus seperti yang disebutkan ibu mertuaku barusan. Tapi kalau memang itu takdir ku akan ku terima dengan ikhlas.Selepas kepergian mertuaku, aku mengedarkan keberadaan mas Arman namun mas Arman sama sekali tak terlihat."Kemana dia?" gumam ku sambil berharap mas Arman segera datang. lelah menunggu, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke pasar seseui rencana ku di awal sebelum kedatangan ibu mertuaku."Bang, kiri bang," pinta ku kepada supir angkot.Lelaki itu kemudian menepikan mobilnya persis di depan pintu masuk pasar. Setelah memastikan mobil itu berhenti, baru aku turun dari pintu belakang."Terimakasih, bang. Berapa ongkosnya?" tanyaku.Sudah lama sekali aku tidak naik kendaraan umum, dan baru hari ini lagi aku naik angkutan umum karena sepeda motor ku di pakai oleh mas Arman. Itu adalah sepeda motor yang di beli oleh uang ku sendiri waktu masih bekerja, tidak bagus memang tapi setidaknya masih layak pakai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-14
Baca selengkapnya
bab 7
Baru juga nyampe rumah, tapi ucapan mas Arman membuat telinga ku sakit. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu padaku?"Mas, jawab! Apa maksud pertanyaan kamu barusan? Dan_ apa saja yang sudah di katakan oleh ibu pada mu, Mas? Aku ingin mendengar nya," tanyaku sembari melangkah masuk kedalam rumah sementara mas Arman terdiam di ambang pintu."Mah, tolong buka ini. Tante tadi baik yah, Mah? Dani sudah lama tidak makan bakso besar kayak gini," ucap nya sambil memberikan mangkuk serta kantong plastik yang tadi di beri oleh Ratan. Melihat bakso itu, aku jadi teringat peristiwa yang sangat tidak mengenakkan yang baru saja terjadi padaku. Ingin rasanya mengadu sama mas Arman, tapi sepertinya dia akan membelah Anita dari pada aku."Sini sayang, Mamah bukain."Aku mengambil kantong plastik itu dan menuangkan nya kedalam wadah lalu meminta Dani untuk makan sendiri sambil menonton TV. Sementara aku bergegas pergi ke dapur untuk menyimpan semua bahan-bahan kue yang tadi di beli di pasar."Rin,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-16
Baca selengkapnya
bab 8
"Bu, kalau menurut Ibu aku nggak becus ngurusin mas Arman, silahkan saja Ibu ambil anak Ibu lagi," ucap ku geram."Rina!" sentak mas Arman menatap ku tajam. Mungkin dia tidak percaya kalau aku akan berkata seperti itu."Kamu lihat sendiri kan Arman? Bagaimana kelakuan istri mu itu pada Ibu?" tanya nya sambil melirik kearah ku dengan tatapan tidak suka. Namun aku sudah tak peduli. Cukup! Rasanya sudah cukup aku di perlukan seperti ini. Telinga ku sudah tidak mampu lagi untuk mendengar kata-kata buruk yang keluar dari mulut ibu mertuaku. Terserah! Aku sudah tak peduli mas Arman mau menilai ku seperti apa."Oh! Jadi seperti ini kelakuan kamu sama ibu? Pantas saja ibu tidak pernah suka sama kamu kalau kelakuan kamu seperti ini sama dia!" sentak nya."Maaf, Mas. Aku tidak akan bicara seperti itu kalau ibu tidak memulai nya!""Tuh kan! Istri kamu itu keras kepala, Arman. Jadi menurut mu, Ibu yang salah dan kamu yang benar, begitu? Kalau orang tua memberikan nasihat itu di dengar! Bukan ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-19
Baca selengkapnya
bab 9
Aku sudah tidak tahan lagi untuk hidup bersama mas Arman. Apalagi ibu nya mas Arman selalu ikut campur rumah tangga ku dengan mas Arman. Hari ini sepertinya keputusan ku sudah bulat. Pergi dari rumah itu adalah yang terbaik walaupun sebenarnya berat tapi aku harus kuat.Setelah mengantar kue pesanan Mbak Santi dan mengantar Dani ke sekolah, aku langsung pergi kerumah orang tuaku. Kebetulan sekolah Dani tidak terlalu jauh dari rumah orangtua ku."Asalamulikum," sapa ku saat tiba di depan rumah ibu. Tidak terlalu bagus memang, tapi rumah ini terasa lebih nyaman dari rumah mas Arman, atau lebih tepatnya rumah orangtuanya mas Arman!"Waalaikumsalam ... Eh, Kirani cucu ku ... ." Ibu ku langsung meriah Kirani dari gendongan ku. Dengan wajah yang sumringah, ibu ku langsung mengajakku masuk dan aku patuh, lalu duduk di sofa."Suami kamu mana, Rin?" tanya bapak.Deg!Aku terkejut saat bapak bertanya seperti itu padaku. Baru saja tiba, tapi sudah ditanya soal mas Amran. Males sebenarnya untuk m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-21
Baca selengkapnya
bab 10
"Ratan?" Aku cukup terkejut saat melihat Ratna sudah ada di belakang ku. Wanita itu langsung berlari menghampiriku dengan wajah yang ceria."Rina, kamu kemana saja sih? Tadi aku kesini kata suamimu, kamu lagi pergi kerumah orangtuamu. Aku samperin kesana, eh kamu nya malah pergi kesini. Jadi aku buntutin kamu kesini deh. Oh iya, Rina. Aku mau pesan kue buatan mu untuk acara syukuran di rumah ku, kamu bisa kan? Dan ada lagi yang pengen aku obrolin sama kamu, Rina. Apa kamu ada waktu?" tanya nya."Rat, maaf banget. Bisa nggak? Kita bahas soal itu nya nanti dulu. Aku lagi bingung, Dani hilang," ujar ku."Apa? Dani hilang? Kok bisa? Gimana ceritanya?" tanya nya."Cerita nya panjang, Rat. Nanti aku ceritain sama kamu. Soal kue, nanti kalau Dani sudah ketemu, aku kabarin yah bisa atau enggak nya," jawab ku."Itu bisa di atur. Yang terpenting sekarang Dani ketemu dan mudah-mudahan dalam keadaan baik-baik saja.""Mabk, apa nggak sebaiknya kita pergi kerumah orangtuanya mas Amran saja? Siapa t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-23
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status