Share

Bab 34

“Tak ada yang perlu dipikirkan. Aku tak akan pernah menikah dengan Viola.”

Kami menoleh ke arah suara, tampak Mas Laksa menatap dengan pandangan mata yang entah. Ada rasa menghangat mendengar ketegasan jawabannya.

“Laksa … dengerin Mama …,” tukas Bu Rosye, tampak masih berusaha bernegosiasi.

“Mama, mungkin Mama yang harus dengerin Aku, Ma. Apakah masih kurang jelas penolakanku pada Om Wisnu semalam?” Mas Laksa menatap tajam kali ini.

Bu Rosye menghela napas kasar, lantas menoleh padaku dan menepuk lembut pundakku. “Nanti kita ngobrol lagi ya, Ra.”

Aku bergeming, tak menjawab sepatah kata pun. Membiarkan Bu Rosye pergi dan meninggalkan kami.

Hening, beberapa detik tak ada yang membuka suara, hingga pada akhirnya titah Mas Laksa membuatku tersadar kalau aku sedang tenggelam dalam pikiranku sendiri.

“Bawa sarapannya ke kamar, Ra.” Dia bangkit dan lantas berjalan mendahuluiku tanpa menungguku menjawab.

Aku pun gegas ke dapur dan membawa dua porsi sarapan ke lantai atas, lengkap de
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status