Share

Bab 39

Hanya sebatas tanya dalam hati. Aku belum berani kalau harus ngelihat isi chatnya langsung. Aku gegas beringsut bangun dan menghampiri Mas Laksa, menyerahkan ponselnya. Gak berani juga nanya langsung.

“Tadi ada telepon.”

“Oh iya.”

Hanya itu. Dia melihat sekilas pada layar HP, tetapi kemudian abai. Aku kembali ke dalam kamar.

Duh kok dia malah cuek-cuek saja, sih. Aku ‘kan pengen lihat ekspresinya pas baca WA dari nomor baru itu.

Aku mematung di dekat pintu yang menghubungkan ke balkon. Menunggu agak lama, tetapi Mas Laksa masih tak acuh dengan gawainya. Dia masih fokus pada laptopnya.

Aku saja yang berlebihan kayaknya. Bisa jadi itu ‘kan WA penipuan yang minta-minta transferan. Duh, kenapa jadi baperan kayak gini, sih?

Sampai Mas Laksa kembali ke dalam kamar. Dia tak membicarakan apa-apa lagi. Bahkan tak ada sedikit pun perubahan sikapnya.

“Mas sudah minta pengcara urus pencabutan berkas laporan, Sayang.” Mas Laksa memberitahuku seraya menyimpan laptopnya.

“Makasih, Mas.” Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status