Share

Bab 33

Aidan sudah berulang kali menguap. Mbak Tini memburunya ketika baru saja aku tiba di lantai atas.

“Duh, pasti sudah capek sama ngantuk, ya, Den Aidan.” Dia memburu anak lelaki yang masih nemplok di gendonganku. Namun, Aidan malah memelukku erat dan menyandarkan kepalanya di dadaku. Masih dengan kondisi menguap seperti tadi.

“Iya, Mbak. Sudah ngantuk berat kayaknya. Aidan bobok sama Mbak Tini, ya!” Aku mencium pipinya. Mau gimana pun, Mbak Tini ‘kan masih berstatus sebagai pengasuhnya. Namun, tanpa kusangka dia menggeleng.

“Lah, sudah malem loh, Den. Nanti Mbak bacain cerita gajah dan semut lagi.” Mbak Tini berusaha membujuknya.

Aidan bergeming. Akhirnya aku melangkahkan kaki ke kamarnya. Mbak Tini berdecak dan mengikuti kami dari belakang.

Nuansa kamar dengan cat warna abu-abu yang dominan ini, terasa sekali nuansa anak-anak di dalamnya dengan gambar-gambar kartun pada wall papernya.

Rupanya Aidan tak mau kutinggal. Akhirnya aku menidurkannya dulu. Kucium pipi dan keningnya lama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Harianto Harianto
mahalnya bikin bangjrut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status