Share

Bab 32

“Mas, bangun! Sudah sore.” Aku mengguncang bahunya pelan. Aidan yang sejak tadi tak mau lepas, kuletakkan di atas tempat tidur dan langsung dia meringkuk di samping Mas Laksa. Ada hati yang perih melihat Aidan yang tampak kesepian. Mungkin semenjak kepergian Mbak Keysa, dia hanya sering diajak bermain oleh Mbak Tini saja. Faktanya, tadi ketika kuajak dia main, Aidan tampak sangat senang.

Mas Laksa mengerjap, lantas menoleh pada Aidan dan menciumi pipinya.

“Jagoannya Papi, sudah mandi?” seru Mas Laksa sambil menarik tubuh mungil itu ke dalam pangkuannya.

“Cudah, cama Mama.”

Mas Laksa menoleh padaku, “Dia mandi sama kamu, Ra?”

“Iya, Mas.” Aku mengangguk.

“Lah, Mbak Tini gak bantuin?” Tampak Mas Laksa tak suka.

“Bantuin, kok, Mas. Lagi pula, sekarang ini, akulah Mamanya. Selama aku gak ada kesibukan, Aidan akan aku yang urus segalanya. Apa kamu mau, kalau anakmu lebih dekat pada orang lain dari pada sama orang tuanya sendiri, Mas?”

Mas Laksa tertegun, lantas menatapku lekat.

“Apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status