Share

SIAPA?

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2024-09-27 23:59:57
325

Mentari duduk di tepi ranjang, gelisah dengan pikiran yang berputar-putar tak menentu. Bayangan wajah Nuri yang penuh air mata, tubuhnya yang gemetar dalam pelukannya, terus menghantui dirinya. Terlebih pernyataannya yang ingin bercerai dari Bastian.

Mentari pernah berada di posisi ini. Hancur dan menjadi korban. Karenanya empatinya sangat tinggi pada orang yang bernasib serupa. Mentari tahu jauh di dalam, Nuri mengalami tekanan yang luar biasa. Rumah tangganya bersama Bastian terancam bubar.

Samudra berjalan mendekat setelah keluar dari kamar mandi. Wajahnya segar dan tenang, seolah tak ada hal serius. Pria itu langsung duduk di tepi ranjang yang berbeda dengan sang istri.

Jam sudah menunjuk angka sepuluh, dan mereka seharusnya sudah bersiap tidur. Terlebih seharian ini Samudra sangat sibuk. Selain harus mengurus perusahaan, ia juga sibuk ke sana kemari mengurus kasus yang menimpa Bastian dan Nuri. Namun, tentu saja Mentari tidak ingin mereka langsung pergi ke alam mimpi. Ia ingin
Rosemala

yang dapat GA sudah saya rekomen di komentarya ya, yang belum DM silakan DM IG saya

| 71
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (27)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Wah samudra bikin masalah aja pake bawa nenek lampir ke rumahnya lagi,bakalan perang dunia dengan Mentari
goodnovel comment avatar
Rafa Azka Putra
wiiih samudra nutupin keberadaan yulia ke mentari. apa G perang bangkat nantinya
goodnovel comment avatar
Siti Nur Yulaikah
GA tuh apa ya kak....??
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   NIAT BAIK YANG TAK BAIK

    326Mentari langsung berjalan keluar melalui pintu yang terdapat di dapur di mana pelayan tadi juga lewat. Ia langsung menuju bangunan paviliun di belakang bangunan utama kediaman Hanggara ini. Ada beberapa kamar yang berderet memanjang seperti sebuah kost yang ia lewati. Kamar-kamar para pekerja. Kakinya terus bergerak lumayan cepat menuju paviliun. Ia curiga suaminya menempatkan Yulia di sana. Namun, saat melihat pelayan yang tadi membawa makanan keluar dari salah satu kamar yang berderet, ia menghentikan langkah. Di sana rupanya Yulia berada.Pelayan yang baru menutup pintu, tampak kaget melihat Nyonya rumah sudah berada di hadapan tanpa ia sadari. Wanita seusia Mentari itu langsung mengangguk hormat. Setelahnya, menunduk dalam. “Yulianya ada?” tanya Mentari langsung. Tak peduli pelayan yang ketakutan. “Permisi, aku mau lihat.” Walaupun datar ucapan itu, nyatanya sang pelayan malah bergeming. Tak bergeser dari tempatnya seolah ingin menghalangi Mentari untuk masuk. “Mbak, maa

    Last Updated : 2024-09-28
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   LULUH

    327“Nur, sekarang kamu makan dulu, ya. Jangan khawatir, semua akan segera membaik.” Mentari melerai pelukan. Lalu menghadiahkan senyum manis. “Lihat aku, berkali-kali aku mengalami keterpurukan dalam hidup. Tapi Tuhan selalu memberi pertolongan. Yang penting kita harus kuat. Jangan menyerah, jangan terpuruk, apalagi kalah oleh makar yang dibuat orang lain. Kamu tunjukkan kalau kamu bisa menghadapi ini semua. Kita tidak tumbuh dalam keluarga yang harmonis. Kita sudah terbiasa hidup keras kan, sejak kecil. Jadi, jangan karena masalah yang kini mendera, kita kalah. Aku yakin kamu bisa, Nur. Aku bersamamu.”Setelah mengatakan itu dengan penuh effort, sambil mengusap lengan Nuri, Mentari pamit. Tak sabar ingin menemui Yulia di belakang sana. Wanita itu tersenyum, lalu mengingatkan Nuri agar makan, sebelum benar-benar keluar dari kamarnya. Dengan tergesa-gesa, ia kembali ke belakang. Kali ini harus berhasil menemui Yulia. Mumpung Samudra tidak di rumah. Nuri sendiri tidak ia beri tahu k

    Last Updated : 2024-09-28
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   BUANG-BUANG WAKTU

    328“Hakmu? Hak apa?” Mentari bertanya dengan nada tak percaya. Suaranya bergetar, meski ia berusaha keras untuk terdengar tenang. Di sana, Yulia duduk dengan ekspresi yang tak terbaca karena wajahnya memang sudah tak berbentuk. Mentari bisa merasakan darahnya mendidih, tapi ia mencoba untuk tidak terpancing lebih jauh. Sungguh rasa kasihan dan tidak tega yang sempat hadir, kini kembali terusik karena ucapan Yulia. "Kamu tahu maksudku, Mentari. Dalam harta peninggalan ayahmu, ada hakku juga sebagai istri yang tidak pernah dicerai sampai dia mati. Apa salah kalah aku menuntut hakku itu?”Sungguh, darah Mentari semakin mendidih. Bagaimana bisa Yulia masih menyinggung hak. Apa selain wajah dan kulit tubuhnya yang rusak, otaknya juga rusak? Mereka sama-sama tahu jika Bumi meninggal tanpa harta. Hanya meninggalkan utang yang tidak terkira jumlahnya. Jika pun ada rumah dan perusahaan, itu juga sudah dijaminkan ke Hanggara Enterprise yang saat itu dikelola Benny. Kalau sekarang semua bi

    Last Updated : 2024-09-29
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   PARANOID

    329“Apa?” Suara Samudra terdengar memekik di telepon, menembus kesunyian koridor rumah sakit. “Yulia menyerang Mentari?” Tangan sang pria mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. "Bagaimana bisa terjadi?" tanyanya lagi, kali ini lebih pelan namun dengan nada penuh kemarahan yang terpendam.Dari seberang telepon, suara pelayan rumah terdengar cemas. “Tuan, Ibu Mentari baik-baik saja, tidak terluka parah karena piring yang dilempar Yulia ditangkis oleh Meli. Tapi … Bu Mentari sangat terkejut dan tadi sempat terjatuh.”Mata Samudra menyipit. Tangannya semakin mengepal. “Apa Yulia keluar dari kamarnya?”“Tidak. Meli menguncinya. Bu Mentari yang mendatangi kamar Yulia.”Samudra memejamkan matanya. Padahal tadi ia sudah menggagalkan aksi Mentari ke sana. Sudah pula meminta pelayan tidak mengizinkan Mentari masuk. Namun, ia sangat tahu watak istrinya.Samudra tidak bisa menyalahkan pelayan yang pastinya tidak berdaya. Tidak pula menyalahkan Mentari yang seharusnya tahu. "Aku akan

    Last Updated : 2024-09-29
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   MASALAH BARU?

    330“Sayang ….”Begitu Samudra tiba di kamar anak kembarnya, ia menghela napas lega. Ketakutan yang tadi menghantui, perlahan sirna. Ketakutan itu tidak terbukti. Di sana, ia melihat Mentari duduk di kursi goyang, sedang menyusui Barra dan Bulan.Samudra mendekati istrinya perlahan, takut mengganggu momen tersebut. Namun, hatinya begitu berat, penuh dengan rasa bersalah yang membara. Terlebih melihat Mentari yang bergeming meski tahu dirinya datang. Padahal, hari-hari biasanya sang istri akan menyambutnya dengan sukacita jika ia pulang dalam waktu apa pun.Samudra langsung bersimpuh di dekat kaki Mentari. Menatap sayu. Tatapan penuh penyesalan menyapu wajah yang luar biasa dingin tanpa kata. Bahkan sedikit lirikan mata pun tidak Mentari berikan padanya.“Sayang, kamu baik-baik saja, kan?” tanyanya khawatir. Meskipun pelayan tadi sudah mengatakan Mentari tidak apa-apa, tetap saja ia khawatir.“Apa ada yang luka?” Samudra meraba kening Mentari yang masih juga membisu.Rumi yang tengah m

    Last Updated : 2024-09-29
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   TIDAK PERCAYA

    331Nuri berlari tergesa-gesa melewati koridor rumah yang luasnya ia yakin lebih dari dua kali lapangan sepakbola. Namun, ia tidak peduli berapa luas rumah ini, saat ini ia harus segera menemui Mentari. Ia terus berlari untuk mencari Nyonya rumah ini di kamarnya yang terletak di lantai dasar.Kamar Bastian yang Nuri tempati memang berada di lantai dua. Hingga butuh waktu baginya mencapai ruangan yang dituju.Nafas wanita itu tersengal, jantungnya berdebar kencang. Dari balkon kamarnya tadi, ia melihat kerumunan orang yang memenuhi jalanan di sekitar rumah. Ada yang berdiri, ada yang duduk, dan beberapa berbisik-bisik sambil menatap ke arah rumah dengan ekspresi cemas dan penasaran. Suara sirine ambulans dan mobil polisi juga terdengar samar-samar dari kejauhan.Nuri ketakutan, selama tinggal di sini ia jarang keluar kamar hingga tidak tahu apa yang terjadi. Ada perasaan tak nyaman yang tiba-tiba menyeruak begitu saja. Prasangka buruk langsung mengintai. Sesuatu yang serius telah terja

    Last Updated : 2024-09-30
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   TINGKAH SANG PENCINTA

    332Samudra memasuki kamar setelah Rumi membuka pintunya. Suara Nuri dan Mentari langsung terdengar saat kakinya melangkah. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan kegelisahan yang menggantung di dalam dadanya. Di balik senyum tenangnya, ada badai yang siap meledak kapan saja, tapi ia harus menahan semuanya. Ia tak ingin menambah beban pikiran Mentari, Nuri dan siapa pun.Samudra berjalan menghampiri Mentari lebih dulu meski si kembar langsung merangkak berlomba mendekatinya. Dengan wajah yang dibuat setenang mungkin dan senyum tipis yang terukir, ia menyapa.“Kamu di sini, Nur?” tanyanya. Kemudian langsung mengalihkan pandangan ke arah Mentari. Merengkuh pundak sang istri, dan mendaratkan sebuah kecupan dalam di keningnya.Nuri berkedip-kedip menyaksikan pemandangan itu. Ingatannya langsung tertuju suaminya yang beberapa hari ini mereka terpisah. Rasa rindu menyelinap. Melihat Samudra begitu lembut memperlakukan istrinya, mengingatkan Nuri jika Bastian pun selalu melakuk

    Last Updated : 2024-09-30
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   TERLALU BAIK

    333Samudra memangku Barra dan Bulan bersamaan. Ia menciumi pipi keduanya dengan penuh kasih sayang, seolah-olah ingin memastikan bahwa mereka benar-benar ada di sana, aman dan tidak terpengaruh oleh apa pun. Sungguh, sikap Samudra sangat tenang. Sama sekali tidak menunjukkan sedang terjadi sesuatu di luar sana yang sangat serius. Ia terus saja menggoda kedua anaknya dengan ringan. Seperti hari-hari sebelumnya.Mentari menunduk setelah beberapa saat memperhatikan interaksi antara Samudra dan anak-anaknya. Ternyata ia baru sadar jika bagi suaminya, kenyamanan ia dan si kembar di atas segalanya. Pria itu tak ingin memperlihatkan kegundahannya di depan anak istrinya. Semua ia simpan sendiri di kedalaman hati. Terbukti sang pria tidak menyinggung apa pun yang terkait dengan apa yang tengah terjadi. Begitu pintar ia menyimpannya sendiri.“Maafkan Mas, ya,” ucap Samudra sambil menatap sayu. Suaranya lembut, tapi penuh makna. Membuat Mentari mengerjap karena sadar baru saja melamun.“Bagaim

    Last Updated : 2024-09-30

Latest chapter

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEJUTAN

    376Sore hari Nuri dikejutkan dengan kedatangan Rendra yang menjemputnya ke rumah baru mereka. Rendra meminta Nuri segera bersiap karena akan diantar ke suatu tempat. Katanya atas permintaan Bastian. Sementara Bastian sendiri tidak mengatakan apa pun, padahal waktu istirahat siang tadi mereka sempat bicara di telepon.Walaupun heran, tak ayal Nuri menurut karena sudah sangat mengenal orang kepercayaan Samudra yang dulu selalu melindungi dirinya dan Bastian itu.Rendra mengatakan ini kejutan, dan sebenarnya Bastian melarangnya untuk mengatakan lebih dulu, tapi terpaksa ia katakan karena awalnya Nuri menolak ikut. Dan benar saja, pengawal merangkap sopir itu pertama membawanya ke sebuah salon kecantikan. Di sana Nuri didandani sangat cantik. Gaun malam indah berwarna hitam membalut tubuh sintalnya. Nuri sampai pangling melihat bayangan dirinya sendiri di cermin.“Sebenarnya kita mau ke mana, Pak? Aa Bastian di mana?” tanya Nuri saat mereka sudah kembali berada di dalam mobil. Rendra memb

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KERESAHAN NURI

    375Kehidupan kembali berjalan normal setelah mereka pulang ke tanah air. Mereka melanjutkan hidup masing-masing dengan tetap membawa kehangatan keluarga yang semakin terjalin erat. Waktu seminggu liburan seolah menjadi isi ulang energi agar lebih bersemangat dalam menjalani hidup yang sesungguhnya. Antusiasme efek isi ulang itu sangat berdampak dirasakan Mentari dan Samudra. Rasa cinta mereka pun bertambah berkali-kali lipat. Rasanya tidak ada lagi yang mereka inginkan dalam hidup selain tetap bersama.Pagi ini, seperti biasa Mentari mengantar suaminya yang akan berangkat ke kantor, hingga ke mobil yang menunggu di halaman. Tangannya yang mengait erat di lengan Samudra, juga kepalanya yang menyandarm anja selama berjalan hingga halaman, menandakan jika ikatan itu tak akan terpisahkan. Beberapa kecupan di wajah mentari menjadi salam perpisahan setiap kali Samudra akan berangkat ke kantor. Baginya, satu kecupan saja tidak cukup.Mentari melambaikan tangan saat mobil mulai bergerak meni

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEHANGATAN KELUARGA

    374Keesokan paginya, sinar matahari menyelinap melalui celah tirai, menerangi kamar hotel dengan cahaya keemasan. Mentari membuka matanya perlahan dan melihat Samudra masih tertidur lelap di sampingnya. Ia tersenyum kecil, merasa beruntung bisa menikmati momen ini.Perlahan, ia mengulurkan tangan, menyelipkan jemarinya di antara rambut Samudra yang acak-acakan, merasakan kelembutan helai-helainya yang sudah mulai memutih di beberapa bagian. Tanpa sadar, hatinya berdesir melihat wajah damai yang semakin hari semakin menambah kadar cintanya.Ia teringat perjalanan cinta mereka yang penuh liku—berawal dari nikah dadakan karena pergantian mempelai laki-laki, salah paham, kecurigaan, dipisahkan fitnah, hingga akhirnya berlabuh dalam cinta yang mendalam. Sekarang, mereka punya segalanya yang ia impikan: pernikahan yang harmonis, anak kembar yang lucu, dan waktu berharga berdua seperti pagi ini. Ia merasa amat bersyukur."Mas …" bisiknya penuh kelembutan, meski ia tahu suaminya belum benar-b

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   MENGENANG

    373“Akhirnya ….” Samudra menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk berukuran besar di kamar hotelnya. Pria itu telentang dengan kedua tangan terbuka lebar dan kedua kaki menjuntai ke lantai. Entah ada keajaiban apa, tiba-tiba saja Bastian memaksa membawa si kembar ke kamarnya, katanya ingin mengajak mereka menginap di sana.Seperti mendapat durian runtuh, tentu saja Samudra merasa lega. Bagaimana tidak? Dua anaknya ingin bermain naik kuda-kudaan di punggungnya. Dua sekaligus.“Makanya, nikah jangan terlalu tua. Biar anak pas aktif-aktifnya, papanya masih strong ngajak mainnya,” ledek Mentari sambil melihat Samudra yang ngos-ngosan melayani kedua anaknya.“Kalau Mas nikah muda, pasti bukan sama kamu.”Mentari mengernyitkan keningnya.“Iya, kan? Kalau Mas nikah umur dua puluhan, pasti bukan sama kamu, karena saat itu kamu masih bau kencur. Mungkin masih ingusan. Belum bisa dinikahi.”Mentari memutar bola mata, tapi ucapan Samudra ada benarnya. Selisih usia mereka cukup jauh. Kalau Samudr

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEBAHAGIAAN SEMPURNA

    372Pagi itu, matahari Paris menyentuh lembut jendela kamar hotel tempat Nuri dan Bastian menginap. Begitu Nuri membuka jendela, aroma bunga musim semi menyeruak ke dalam kamar, membawa sensasi kebahagiaan yang sempurna.Paris di musim semi adalah lukisan hidup: pohon-pohon sakura bermekaran di taman-taman kota, bunga-bunga aneka warna menghiasi jalanan, dan angin yang sejuk membelai wajahnya, membuat wanita itu tersenyum.Nuri berbalik menghadap ranjang tempat Bastian masih terlelap. Pertarungan panas mereka tadi malam memang menyisakan kelelahan yang teramat. Pantas jika sang suami masih nyenyak. Namun, agenda hari ini padat, dan Nuri tidak mau melewatkannya.Terlebih, hari ini mereka akan menikmatinya bersama keluarga Samudra.Nuri berjalan menuju pintu, lalu keluar dan mendatangi kamar sebelah tempat Samudra dan keluarganya menginap.Ia langsung mengetuk pintu. Tidak menunggu lama, Mentari membukanya.“Hai, Nur. Sudah cantik aja, nih. Sepertinya kamu sudah siap ya, jalan-jalan.” M

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEINDAHAN

    371Panik, Bastian berjalan ke arah kios tempat terakhir kali ia melihat Nuri. Ia menanyakan pada beberapa orang di sekitarnya dengan menyebutkan ciri-ciri Nuri, namun tak seorang pun mengetahui istrinya.Aneh, dalam sekejap saja, Nuri hilang seolah ditelan bumi.Pikiran Bastian mulai dipenuhi kekhawatiran. Ini negara orang, dan Nuri baru ke sini. Tidak bisa bahasa Prancis maupun Inggris. Bagaimana kalau ia tersesat?Bastian memutuskan untuk menghubungi Nuri melalui ponsel, tapi panggilannya tak tersambung.“Nomornya tidak aktif,” gumamnya, merasakan kekhawatiran yang semakin besar. Ia terus mencoba, namun hasilnya tetap sama. Napasnya mulai tak beraturan, bayangan buruk terus menghantui pikirannya.Bagaimana jika Nuri diculik? Atau tersesat jauh? Ini Paris, negara yang asing bagi istrinya.Tanpa berpikir panjang, ia mulai menyusuri setiap sudut jalan, berharap bisa menemukan sosok Nuri yang entah kenapa bisa hilang secepat ini.Langkah Bastian semakin cepat, dadanya mulai terasa sesa

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   PARIS

    370Paris menyambut dua keluarga itu dengan segala pesonanya yang melegenda. Bastian, Nuri, Samudra beserta Mentari dan juga si kembar, turun dari taksi di depan hotel bergaya klasik yang berada di jantung kota.Gedung hotel itu berarsitektur ala Eropa kuno dengan detail balkon berornamen besi tempa dan jendela besar berbingkai kayu putih. Setiap sudutnya tampak seperti lukisan, begitu indah dan romantis. Paris memang terkenal dengan pesona abadinya, dan hari itu, senyum tak pernah lepas dari bibir Nuri.Wanita mungil itu langsung membulatkan mulutnya. Tak henti-henti ia mengagumi kota mode itu semenjak menginjakkan kaki di bandara Charles de Gaulle tadi.“Aa….” Nuri memekik seraya menyatukan kedua tangannya yang terkepal di depan dada. Tubuhnya sedikit membungkuk. “Kita benar-benar di Paris, ya?” tanyanya polos tanpa melihat Bastian karena pandangannya terus menyapu seluruh sudut kota.Bastian tersenyum. Pun dengan Samudra dan Mentari yang ikut mendengar. Antara bahagia yang Bastian

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   RUMAH BARU

    369Bastian mengusap wajahnya setelah mengembuskan napas berkali-kali. Laki-laki itu duduk di sofa dengan wajah menunduk, kedua siku bertumpu di atas pahanya.Suara langkah ayah dan adiknya semakin memudar di kejauhan, membawa kelegaan sekaligus kepedihan yang menyatu dalam dadanya. Rasa lelah dan berat di dadanya mulai bergulir. Ia tahu, sejak saat ini, hubungan dengan keluarga tidak akan sama lagi.Ia yakin, meski tadi sudah menjabat tangannya karena paksaan sang ayah, Andra tidak akan begitu saja melupakan semua ini. Dan Richard? Bastian sangat yakin bahwa mulai saat ini pria itu akan membatasi diri dalam memberikan kasih sayang dan perhatian padanya karena khawatir menimbulkan kecemburuan dari anaknya yang lain.Padahal Bastian sudah sangat bahagia memiliki keluarga. Siapa sangka kebahagiaannya harus diwarnai dengan drama kecemburuan dari adiknya yang berlanjut dengan percobaan merebut istrinya.Sebuah tepukan mampir di pundak Bastian. Sentuhan itu seperti jangkar yang membawanya

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   DILEMA AYAH

    368Kedua tangan Bastian kembali mengepal kuat. Wajahnya yang sempat tenang kini kembali memerah dan tegang. Andai bukan karena gelengan Nuri yang menunjukkan ketakutan dan tatapan memohon dari Samudra agar ia tetap tenang, wajah Andra yang sudah babak-belur itu mungkin akan dibuatnya semakin tak berwujud.Bastian menahan napas, padahal dadanya sudah naik-turun dengan cepat."Aa..." Nuri mendekat. "Jangan dengarkan dia. Dia hanya mengada-ngada. Itu sama sekali tidak benar. Aa tahu saya hanya menyukai Aa." Wajah Nuri pucat, sorot ketakutan terpancar jelas. Tangannya meraih tangan Bastian."Saya hanya menganggapnya sebagai adik. Tidak lebih," lanjut Nuri mengiba. "Kalaupun tadi saya menemuinya, itu karena dia bilang mau pamitan sebelum ke Yogya. Kami tidak sempat bertemu sebelum kita kembali ke sini." Suara Nuri terdengar lirih dan bergetar."Sungguh, kalau saya tahu akan seperti ini, saya akan membangunkan Aa saat dia menelepon dari depan pintu. Aa, percayalah pada saya. Dia gila kalau

DMCA.com Protection Status