Share

MASIH USAHA

218

[Maaf, Bu, Mbak belum bisa ke sana. Di sini anak Mbak juga lagi sakit.]

Mentari memejam sesaat setelah membaca balasan pesan dari Rumi sang pengasuh. Barra dan Bulan sudah dinyatakan sembuh, sudah boleh pulang. Jika sekarang mereka masih di sana, itu karena kondisi Mentari yang justru menurun. Pasca pingsan kemarin tubuhnya masih lemah. Entahlah apa yang terjadi, yang pasti Mentari merasa ada yang hilang dari hidupnya. Sesuatu yang sangat berarti, karenanya semangat dalam dirinya meredup.

Satu embusan napas kasar keluar dari mulut Mentari. Wanita itu menengadah masih sambil memejam. Punggungnya bersandar di kepala ranjang. Kepergian Bima dari hidupnya telah berpengaruh besar pada semangat hidupnya.a

“Bagaimana, pa Mbak Rumi bisa ke sini?” Sebuah pertanyaan mau tak mau memaksa Mentari membuka matanya. Kemudian wanita itu duduk tegak. Kepalanya menggeleng untuk menanggapi pertanyaan Samudra.

Satu lagi embusan napas kasar terdengar, kali ini dari mulut Samudra.

“Ya, sudah. Kita pulan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (24)
goodnovel comment avatar
Yuli Yuliyuli
dasar baru, batu aja masih bisa terkikis sedikit demi sedikit lha si mentari baru nya minta ampun bikin samudra mati aja lah biar si mentari menyesal
goodnovel comment avatar
Iar Wiarti
Kok kesel ya baca nya,, batu kali c mentari ini
goodnovel comment avatar
Lailatul Adawiyah
mentari emg egois keras kepala kn lom nikah masih bisa batal klow mau rujuk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status