Share

PUSING

217

Mentari memejamkam matanya dengan perih. Punggungnya bersandar lemas di belakang pintu ruangan. Beberapa saat lalu ia mendorong tubuh Samudra agar keluar dari sana setelah sebelumnya Ratri keluar lebih dulu.

“Silakan kalian bicara di mana pun asal tidak di sini!” desisnya tadi di depan dua manusia yang membuat kepalanya berdenyut nyeri.

“Mbak Ratri tenang saja. Jangan merasa terancam. Aku tidak akan merebut calon suamimu, Mbak. Kalian bisa menjalankan amanat ibunya Pak Samudra sesegera mungkin. Aku dan anak-anakku … tidak akan menjadi penghalang rencana kalian. Jadi, aku tekankan jangan pernah datang lagi dengan alasan apa pun hanya untuk mengingatkanku jika kalian akan menikah. Aku … tidak akan pernah lupa.” Kalimat itu ia ucapkan dengan lantang dan lancar meskipun tetap pelan karena takut mengganggu anak-anaknya.

Mentari tak ingin terlihat lemah dan kalah. Ia harus tetap terlihat kuat meski hatinya sebenarnya hancur. Tak akan ia biarkan siapa pun memperlakukannya secara buruk la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (25)
goodnovel comment avatar
Lailatul Adawiyah
kasian mentari semoga kembali rujuk
goodnovel comment avatar
Almaheera Bellamy
samudra lembek skrg ga kyk dlu tegas SM wanita MN pun kecuali mentari SM nek Widiya
goodnovel comment avatar
Aisyah rajab
Kenapa si Mentari pingsan sih thor haruz jd wanita kuatlah..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status