Share

Part 22–Kesal

"Eh, Mas Aldi?"

Lidya, sosok sang mantan yang selama ini menjadi bayang-bayang dalam rumah tangga kami ada di sini. Sosok yang menjadi batu sandungan untuk keharmonisan rumah tangga ini.

Kulirik Mas Aldi. Hati memanas melihatnya tertegun menatap wanita itu tanpa kedip. Membuat kedua tanganku spontan mencengkeram erat lengan sofa ini.

"Kebetulan, ya, kita ketemu di sini," ujar Lidya dengan melempar senyum ramahnya padaku dan Mas Aldi.

Hening. Pria yang belum lama berbaikan denganku itu hanya diam terpaku di tempat.

"Iya. Kebetulan yang sangat enggak terduga." Aku menyahut santai walau ada yang bergejolak di dalam dada. Terpaksa menanggapi perkataan Lidya karena Mas Aldi seolah kehilangan jiwa walau raganya di sini.

"Lagi cari keperluan bayi, ya?" tanya Lidya ramah. Dia beralih menatapku setelah tak mendapatkan respon dari Mas Aldi.

"Iya." Aku tersenyum tipis.

"Udah berapa bulan?" Lidya menatap ke arah perutku.

"Udah masuk bulannya." Aku tetap menjawab ramah walau rasanya ingin segera p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status