SKANDAL PUTRI SAH PRESIDEN

SKANDAL PUTRI SAH PRESIDEN

last updateLast Updated : 2023-03-20
By:  Hwali  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
113Chapters
7.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Saat ulang tahun ke 17. Bora Zanitha Rukmasara harus menyaksikan anjing kesayangannya dibakar hidup-hidup oleh kedua saudara tiri. Satu tahun kemudian, anjing kesayangannya datang ke dalam mimpi dan menunjukkan masa depan selama satu bulan berturut-turut. Untuk mengubah masa depan, Bora harus merubah semua sifat jahat dan melindungi ayahnya yang merupakan presiden Indonesia yang dicintai rakyat dari orang-orang jahat. Diantaranya adalah menjadi simpanan dari suami salah satu aktivis ham yang terkenal menyerang kegiatan para dokter hewan di Kalimantan dengan bantuan berkah yang diberikan Bern. Bora yang dulunya lemah, mulai bangkit melawan orang-orang yang bersikap jahat kepadanya selama ini.

View More

Latest chapter

Free Preview

SATU

"Tidak! Kenapa kalian melukai Bern?!" "Hanya seekor anjing, mati pun tidak akan masuk surga atau neraka!" teriak kakak tiri laki-laki Bora.Pesta yang tadinya meriah dan tenang menjadi ribut karena kelakuan kakak tiri laki-laki Bora yang mengambil anjing golden kesayangannya, Bern. Diikat di taman lalu dibakar hidup-hidup.Bern menggonggong kesakitan sambil menangis, menatap Bora.Bora yang ditahan teman-teman kakak tirinya menangis. "BERN!""Bora, kamu harus bisa belajar. Papa berencana menjadi presiden, kita sekeluarga harus bisa menjadi contoh masyarakat Indonesia, memelihara anjing untuk agama kita sangat, sangat dilarang," ucap kakak tiri perempuan Bora. "Dosanya setinggi gunung.""TAPI JANGAN SAKITI BERN!" jerit Bora."Bora, berhentilah bersikap manja!" tegur ibu tiri Bora.Bora baru menyadari kedua temannya hanya menonton dan kebanyakan tamu dari teman-teman kedua kakak tiri serta ibu tiri.Bora mendengar raungan kesakitan Bern bersamaan dengan isakannya, semakin ingin memberon

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
D6ta
ceritanya bagussss bangett
2023-07-14 12:10:35
0
113 Chapters

SATU

"Tidak! Kenapa kalian melukai Bern?!" "Hanya seekor anjing, mati pun tidak akan masuk surga atau neraka!" teriak kakak tiri laki-laki Bora.Pesta yang tadinya meriah dan tenang menjadi ribut karena kelakuan kakak tiri laki-laki Bora yang mengambil anjing golden kesayangannya, Bern. Diikat di taman lalu dibakar hidup-hidup.Bern menggonggong kesakitan sambil menangis, menatap Bora.Bora yang ditahan teman-teman kakak tirinya menangis. "BERN!""Bora, kamu harus bisa belajar. Papa berencana menjadi presiden, kita sekeluarga harus bisa menjadi contoh masyarakat Indonesia, memelihara anjing untuk agama kita sangat, sangat dilarang," ucap kakak tiri perempuan Bora. "Dosanya setinggi gunung.""TAPI JANGAN SAKITI BERN!" jerit Bora."Bora, berhentilah bersikap manja!" tegur ibu tiri Bora.Bora baru menyadari kedua temannya hanya menonton dan kebanyakan tamu dari teman-teman kedua kakak tiri serta ibu tiri.Bora mendengar raungan kesakitan Bern bersamaan dengan isakannya, semakin ingin memberon
Read more

DUA

Adik laki-laki Bora, Harsa Bimasena Rukmasara menderita narkolepsi. Serangan tidur mendadak saat melakukan kegiatan sehari-hari, tugas anjing terapinya adalah membangunkan Harsa dengan cara apa pun kecuali menjilat.Adik laki-laki Bora paling kecil, Gentamas Luhung Rukmasara menderita epilepsi. Kehadiran anjing sangat dibutuhkan karena bisa beritahu empat puluh menit sebelum terjadi sehingga Genta memiliki waktu untuk minum obat atau minta tolong ke sekitar.Harsa menderita depresi yang sama dengan Bora karena kekerasan rumah tangga sehingga muncul auto imun yang menyebabkan penyakitnya muncul, ditambah dengan sejarah dari keluarga papa mereka termasuk penyakit Genta."Apa mungkin papa hanya mengambil anak sehat saja untuk diurus? Kedua adikku menderita penyakit dan harus bergantung pada anjing terapi." Bora menghela napas dengan sedih.Ditya menatap prihatin Bora lalu mengacak rambutnya untuk menghibur. "Kalau begitu kamu harus berubah, jangan suka membolos hanya karena Bern. Aku ras
Read more

TIGA

Bora melihat cermin satu badan di kamar, tangannya menyentuh cermin. Apa yang diberitahu Bern seolah masa depan yang akan terjadi.'Bolehkah aku merubah masa depan?''Tentu, Bora. Aku adalah kunci supaya kamu bisa merubah masa depan.'"Kunci?" Bora tertawa sedih begitu mengingat penglihatan di dalam mimpinya. 'Aku dan papa melarikan diri dari suatu hal yang tidak diketahui lalu mobil oleng dan tanpa sengaja menabrak orang, warga disekitar mengamuk dan mengeluarkan papa lalu memukulinya. Aku yang berusaha melindungi papa juga terseret dan Bern yang berusaha melindungiku dipukul warga dengan balok kayu. Kami bertiga meninggal di sana.'Dada Bora merasakan kesedihan mendalam. "Aku tidak ingin kehilangan papa tapi aku juga tidak ingin kehilangan Bern."Tok! Tok!"Bora! Kamu sudah bangun?! Sebentar lagi papa berangkat!" teriak kakak tiri Bora yang perempuan.Bora menghapus air mata dan segera keluar dari kamar.Aku harus kuat, Bern sudah memberikan visi untukku. Batin Bora lalu mendadak d
Read more

EMPAT

Bora hanyalah anak SMA yang mengandalkan kekayaan kedua orang tuanya, meskipun mereka berdua sudah cerai. Jadi Bora belum memahami kesulitan orang lain.Ditya menjelaskan kepada Bora. "Apakah kamu tahu tentang undang-undang kesejahteraan hewan?""Ya, aku paham.""Undang-undang itu jarang diterapkan oleh orang Indonesia.""Kenapa?""Karena mereka malas membaca. Mereka mengabaikan dan ada beberapa kasus yang masuk, mereka tidak punya mulut untuk berteriak hak mereka untuk hidup. Manusia hanya menganggapnya sebagai hama."Bora mengangguk paham. "Dokter, apakah aku bisa mengubah semuanya jika berusaha keras?"Ditya tersenyum. "Ya, kamu bisa. Kamu bisa menggunakan aku dan aku juga menggunakan kamu."Bora menatap tidak percaya Ditya. "Dokter.""Kamu bisa keluar dari sekolah sekarang dan masuk universitas ini. Aku rasa kamu pasti mampu jika bekerja keras.""Aku mengulang SMA dan belum lulus, bagaimana bisa-""Kamu bisa ikut kelas paket C tapi juga mengejar ujian kelulusan tahun depan. Jika
Read more

LIMA

Bora tersenyum. "Tapi, bukankah sebelum papa maju- kalian berdua harus menikah resmi secara negara?"Ibu Bora berdiri dan berteriak marah. "MEMANGNYA INI SEMUA GARA-GARA SIAPA?!""Bora, masuk ke dalam kamar kamu!" Perintah papa Bora.Bora mengangkat kedua bahu dengan santai lalu masuk ke dalam kamarnya."Kamu bela dia? Kenapa kamu selalu bela dia? Dia selalu menghina aku, hanya karena-""Diam!" Tekan papa Bora.Bora mendengar percakapan itu saat naik tangga dan tidak berani memegang pegangan tangga, dia menaiki tangga dengan hati-hati lalu masuk kamar setelah membuka kunci. Sebelum berangkat sekolah, Bora memang mengunci pintu kamar supaya tidak ada pencuri masuk ke dalam kamarnya. Bora meletakan tas di bawah tempat tidur dan mulai mandi, rasanya melelahkan sekali seharian ini, dan juga keajaiban yang diberikan Bern. Begitu dokter Ditya menyebut tentang sistem, entah kenapa tiba-tiba muncul layar di atas kepala orang-orang lalu menunjukan gambar masa lalu yang mereka lakukan."Besok
Read more

ENAM

Bora bangun pagi setelah berbincang sejenak dengan Bern di dalam mimpi lalu berjanji akan melindungi teman-temannya. Mungkin, cerita yang dialami dirinya sekarang tidak dapat dipercaya, namun alam bekerja secara misterius dan manusia tidak mengetahuinya dengan pasti. Bora menyapa papanya seperti biasa yang membaca koran, semenjak kejadian cairan cat itu, papa Bora menghukum kedua anak tirinya dengan tidak memberikan uang saku selama satu tahun, dan juga melarang mereka mendekati Bora. Ibu tiri duduk sambil mengoles roti untuk sarapan sementara kedua saudara tirinya makan dengan tenang dan wajah cemberut, tidak seperti biasanya.Bora mengintip layar di atas kepala papanya, lalu mengalihkan tatapan dengan wajah merah. Ibu tiri terlihat duduk di bawah dan kepalanya menghadap ke bagian celana papa Bora. Meskipun masih SMA, dia tahu tindakan apa itu. Rupanya ibu tiri merayu sang papa dengan cara begitu.Bora mulai berpikir kembali tentang hubungan kedua orang tua kandungnya. Mama Bora m
Read more

TUJUH

Hannah, Lisa dan Nur. Tiga anak perempuan yang bisa dibilang adik kelas Bora namun sekarang menjadi teman sekelas. Dulu Bora sempat mendapat perundungan saat kelas satu SMA, namun berkurang saat membawa Bern dan sekarang, setelah satu tahun tidak masuk sekolah karena syok, adik-adik kelas yang mengetahui kasus itu semakin meremehkan Bora."Hanya karena anak walikota terkenal, kamu bisa berbuat sesuka hati? Hah!" Hannah memeriksa kukunya yang dikikir dengan indah. "Apakah kamu tidak malu datang ke sekolah setelah membuat kejadian heboh yang memalukan?"Bora melihat layar monitor di atas kepala ketiga anak itu, rupanya mereka dulu adalah bawahan kakak tiri perempuannya. Bora mengambil napas perlahan lalu menghembuskannya, tidak mau cari masalah dengan mereka. Dia berjalan melewati mereka bertiga.Ketiga orang yang tahu Bora nekat berjalan melewati, segera menarik Bora ke belakang hingga membuat tas ranselnya putus.Semua orang yang ada di parkiran terkejut dan melihat apa yang terjadi
Read more

DELAPAN

Bora yang sudah berganti pakaian bersih dan mandi, disuruh makan oleh pemilik rumah. Dua anak pemilik rumah yang masih kecil, menatap Bora dengan kagum. Mereka kenal Bora di media sosial namun tidak menyangka bisa melihat sosok aslinya. "Aku selalu melihat media sosial kakak saat bersama Bern. Sayang sekali Bern meninggal karena sakit."Itu adalah alasan yang dibuat papa Bora ke media sosial, kejadian aslinya hanya diketahui oleh orang terdekat.Bora tersenyum dan makan dengan lahap.Ibu pemilik Husky meletakan air di samping piringnya. "Makan pelan-pelan."Bora mengangguk kecil. "Terima kasih."Ibu pemilik Husky memperkenalkan dirinya. "Nama saya Ratih, yang besar Juno dan yang kecil Justin."Juno dan Justin menyapa Bora bersamaan. "Hallo, kakak."Ratih sudah membaca media sosial Bora. "Saya dulu pengikut media sosial kamu, interaksi dengan Bern sangat bagus terutama saat kamu mendapat serangan panik. Apakah sekarang kamu sudah tidak butuh anjing pendamping lagi?"Bora menghela nap
Read more

SEMBILAN

Bora berhasil mendapat tanda tangan surat kuasa dari sang papa, lalu diberikan ke dokter Ditya.Dokter Ditya menepuk kepala Bora. "Bagus.""Dokter, boleh aku bertanya?""Apa itu?""Kenapa dokter membantu aku sampai sejauh ini? Apakah ada sesuatu yang diinginkan dokter? Atau karena aku adalah anak walikota?"Ditya tersenyum. "Bukankah kita pernah membahas masalah ini?""Itu-"Bora menundukkan kepala, masih penasaran dengan jalan pikiran dokter Ditya yang selalu menolongnya. "Bern yang minta bantuan kepada aku, jadi kamu jangan terlalu memikirkannya." Ditya mengacak rambut Bora. "Kamu sudah selesai membuat makalah?"Bora mengangguk. "Baru garis besar."Ditya mengangguk. "Bagus, tunggu aku di sini. Aku sedang ada operasi."Bora mengangguk lagi lalu duduk di meja kerja Ditya, dia memeriksa garis besar makalah yang akan ditulisnya lalu tidak lama handphone bergetar."Mama?"Nama mama Bora muncul, Bora segera mengangkatnya."Bora?""Mama, aku-""Bora, apakah kamu menjadi anak nakal di sana
Read more

SEPULUH

'Pergilah ke rumah sakit swasta yang dekat dari sini, bilang kamu ada janji bertemu dengan profesor Hendra dan sebut saja nama kamu Bora.'Bora masih mengingat pesan yang diberikan dokter Donny. Setelah diskusi mengenai makalah yang akan diikutkan lomba, dokter Ditya memberikan sedikit saran dan juga perbaikan, besok hari terakhir dia mengumpulkan makalah. Jam sudah menunjukan lima sore dan sekarang Bora sudah berdiri di depan pintu masuk rumah sakit.Bora menyemangati diri sendiri dan masuk ke dalam. "Selamat sore, apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang perawat di lobby."Saya ada janji dengan profesor Hendra."Perawat itu menatap curiga Bora. "Janji untuk?"Bora tahu tatapan curiga perawat tersebut. "Bora, bilang saja saya Bora."Perawat itu mendadak teringat sesuatu. "Ah, kamu kan..."Perawat itu tidak melanjutkan kalimatnya dan bergegas menghubungi seseorang.Bora mendengar percakapan orang-orang di sekitarnya."Bukankah dia anak walikota?""Ah, benar. Anak bermasalah i
Read more
DMCA.com Protection Status