SKANDAL PUTRI SAH PRESIDEN

SKANDAL PUTRI SAH PRESIDEN

last updateLast Updated : 2023-03-20
By:  HwaliCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
113Chapters
7.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Saat ulang tahun ke 17. Bora Zanitha Rukmasara harus menyaksikan anjing kesayangannya dibakar hidup-hidup oleh kedua saudara tiri. Satu tahun kemudian, anjing kesayangannya datang ke dalam mimpi dan menunjukkan masa depan selama satu bulan berturut-turut. Untuk mengubah masa depan, Bora harus merubah semua sifat jahat dan melindungi ayahnya yang merupakan presiden Indonesia yang dicintai rakyat dari orang-orang jahat. Diantaranya adalah menjadi simpanan dari suami salah satu aktivis ham yang terkenal menyerang kegiatan para dokter hewan di Kalimantan dengan bantuan berkah yang diberikan Bern. Bora yang dulunya lemah, mulai bangkit melawan orang-orang yang bersikap jahat kepadanya selama ini.

View More

Chapter 1

SATU

"Tidak! Kenapa kalian melukai Bern?!"

"Hanya seekor anjing, mati pun tidak akan masuk surga atau neraka!" teriak kakak tiri laki-laki Bora.

Pesta yang tadinya meriah dan tenang menjadi ribut karena kelakuan kakak tiri laki-laki Bora yang mengambil anjing golden kesayangannya, Bern. Diikat di taman lalu dibakar hidup-hidup.

Bern menggonggong kesakitan sambil menangis, menatap Bora.

Bora yang ditahan teman-teman kakak tirinya menangis. "BERN!"

"Bora, kamu harus bisa belajar. Papa berencana menjadi presiden, kita sekeluarga harus bisa menjadi contoh masyarakat Indonesia, memelihara anjing untuk agama kita sangat, sangat dilarang," ucap kakak tiri perempuan Bora. "Dosanya setinggi gunung."

"TAPI JANGAN SAKITI BERN!" jerit Bora.

"Bora, berhentilah bersikap manja!" tegur ibu tiri Bora.

Bora baru menyadari kedua temannya hanya menonton dan kebanyakan tamu dari teman-teman kedua kakak tiri serta ibu tiri.

Bora mendengar raungan kesakitan Bern bersamaan dengan isakannya, semakin ingin memberontak, semakin kencang pegangan mereka.

Hari ini adalah hari ulang tahun terburuk baginya, seolah masa depan yang baik tidak diizinkan untuk Bora.

"AAAAAAAAA!!!!"

Bora menjerit frustasi, memeluk tubuh gosong Bern setelah dipastikan tidak bernyawa oleh kakak tiri laki-laki.

Tidak ada simpati dari para tamu undangan, hanya cemoohan dan tatapan jijik.

Bern tidak menjerit supaya tuannya tidak menangis lagi. Tuan, tidak apa. Hanya sakit sedikit, aku mohon jangan menangis, tolong relakan aku. Ini demi masa depan tuan.

Bora menangis dan berteriak keras, mengecam semua tindakan orang-orang. "KALIAN BUKAN MANUSIA! KALIAN IBLIS! DIA HANYA MENJALANKAN TUGASNYA! KENAPA MALAH KALIAN GANGGU?!"

Karakter service dog tidak akan mengganggu orang lain, mereka hanya menuntun tuannya untuk tidak salah arah, dan sekarang ada seorang tamu yang digigit Bern karena telah mengganggu tugas anjing itu. Tidak akan ada yang mau percaya dengan penjelasan Bora, Semua orang sudah ditanam pikiran anjing itu galak dan suka menggigit.

Hari ini, tepat di ulang tahun Bora ke tujuh belas. Semua tamu undangan menyaksikan kegilaan Bora dan pembalasan kekejaman pada binatang yang suka menggigit.

----------------

Satu tahun kemudian.

Bora, terima kasih sudah menyayangiku sejak kecil. Aku tidak tahu bagaimana caranya membalas budi jadi hanya cara itulah aku membalas budi.

Bora, jangan menangisiku.

Bora, kita akan bertemu tapi tidak sekarang.

Bora membuka mata cepat dan napas tersengal, tubuhnya basah kuyup karena keringat meskipun ac menyala kencang.

Bern.

Bora duduk dan memeluk kedua lutut, dahi bersandar di tengahnya. Sudah hampir satu minggu  Bern datang menasehatinya bahkan menunjukan adegan-adegan yang aneh, Bern-

DOK! DOK! DOK!

"BORA! KALAU KAMU TIDAK BANGUN SEKARANG, AYAH AKAN MENINGGALKAN KAMU!"

Bora turun dari tempat tidur dan membuka pintu kamar. "Ada apa?"

Kakak tiri perempuan, Liz. Menatap rendah saudara tirinya. "Ayah sebentar lagi berangkat kerja dan kamu belum siap sama sekali?"

Bora hendak mengatakan sesuatu lalu teringat dengan nasehat Bern di dalam mimpi.

Jangan menyia-nyiakan waktu, Bora. Jangan menghancurkan masa depan kamu.

Bora keluar dari kamar lalu menuruni tangga dan berlari menuju meja makan. "Papa!"

Papa Bora yang sedang asyik makan, otomatis menoleh. "Bora?"

"Papa bisa menunggu? Hari ini Bora mau ke sekolah."

"Sekolah?" tanya ibu tiri Bora tidak percaya. "Kamu mau ke sekolah?"

Kakak tiri laki-laki Bora juga tidak percaya dengan pendengarannya.

Setelah kejadian anjingnya dibakar hidup-hidup, Bora memberontak. Yang tadinya penurut dan pendiam menjadi pemarah.

Papa Bora juga tidak bisa berbuat apa-apa karena salah satu teman istrinya mengadu sudah digigit Bern, Bora yang berusaha menceritakan kebenarannya tidak dipercaya.

Bora sakit hati sejak itu dan ogah-ogahan sekolah sampai harus mengulang kelas tiga SMA.

Sebenarnya Bora yang dulu sangat suka belajar dan anak pintar, selalu juara sekolah, menjadi kebanggaan kedua orang tuanya. Sayang kedua orang tua harus bercerai dan hak asuh Bora jatuh ke tangan papanya.

"Aku-" Bora memutar otak supaya tidak ketahuan berubah cepat. "Aku hanya ingin ke sekolah."

Papa Bora mengangguk senang. "Bagus, papa tunggu."

Bora loncat kegirangan lalu menaiki tangga, saat melihat kakak tirinya menuruni tangga perlahan dengan tatapan mengejek, mengira Bora sedang memberikan alasan ke papa. Bora melewatinya dan naik tangga dengan tenang.

Tahun ini dirinya harus bisa lulu sekolah seperti nasehat Bern. Bora menggenggam kalung berisikan foto Bern.

Setibanya di sekolah, Bora agak terlambat tapi santai menanggapi hukuman guru kelas dengan berdiri di luar, saat guru mulai menjelaskan. Bora mendengar dengan seksama.

Jam istirahat tiba, Bora bergegas masuk perpustakaan sekolah dan meminjam buku-buku yang dibutuhkan.

Saat menunggu jam istirahat selesai, Bora duduk di bangku depan kelas sambil membaca buku, para siswa yang lewat menatap aneh perubahan Bora.

Satu tahun terakhir Bora yang dikenal pendiam menjadi beringas dan dikenal suka mencari masalah, bahkan Bora masuk ke salah satu geng sekolah anak nakal di luar sekolah yang anggotanya masih SMA.

Kedua teman yang dekat dengan Bora dulu pun memilih menjauh dan tidak menyapanya lagi, saat lulus pun menertawakan kebodohan Bora di belakang.

Bora yang marah, bertengkar dan mencakar wajah mereka berdua hingga polisi harus turun tangan atas kasus perundungan yang dilakukannya.

Bora merasa tidak adil, papa tidak bisa datang dan hanya ibu tiri yang mengomel di sepanjang perjalanan.

Bora sudah tidak peduli lagi.

Bora coba mengingat visi yang diberikan Bern di dalam mimpi, seperti ada pernikahan lalu wajah dirinya yang terlihat bahagia, kedua orang tuanya pun berkumpul.

Aku menikah dengan siapa?

---------

"Mungkin ada pesan yang mau disampaikan ke Bora," kata dokter Ditya begitu mendengar curahan hati Bora setibanya di shelter.

Bora dekat dengan dokter Ditya karena waktu itu membantu dirinya evakuasi tubuh Bern, tubuh Bora yang sudah kotor dipeluk perawat hewan wanita yang datang bersama Ditya.

Bora ingat kalimat dokter begitu datang pertama kalinya. "Tenangkan dulu pemiliknya, biar saya yang mengurus anjing ini."

Bora yang menangis, tidak mau mengalihkan tatapannya ketika dokter Ditya bersikap lembut pada Bern padahal saat dibakar, orang-orang menatap jijik Bern.

Bern, apa salah kamu sampai orang-orang bersikap jahat dan menyiksa?

Sambil terisak, Bora mengadu pada Ditya.

"Nama kamu Bora?"

Bora mengangguk kecil.

"Terima kasih sudah sayang sama Bern. Tapi sayang sekali, kita yang bangga karena Indonesia merupakan negara beragama malah menjadi peringkat pertama di dunia tentang konten penyiksaan hewan di media sosial."

Bora tercengang.

Ditya tersenyum sedih sambil menutup Bern dengan kain putih bersih. "Sisi gelap Indonesia, kita tidak bisa berbuat apa pun jika kita tidak kuat."

"Tidak... kuat?" tanya Bora dengan nada lirih.

"Ya, untuk melindungi hewan peliharaan maka pemilik harus kuat mental juga. Tidak semua orang suka hewan, sebagai pemilik- kita harus bisa menjaga hubungan baik dengan manusia sekaligus pelindung hewan kita. Karena hidup mereka bergantung kepada pemilik."

Bora menghapus kedua air mata dengan tekat, tidak akan lemah dan kalah. Dari situlah perubahan Bora.

Kita kembali ke saat ini.

"Bern ingin menunjukkan sesuatu?"

"Sejak kapan mimpi itu?"

Bora baru ingat, Bern muncul tepat di hari kematiannya. Itu berarti ulang tahun yang sudah dilupakan.

"Coba setiap kamu bangun, dicatat. Mimpi apa saja yang ditunjukkan."

"Tapi, bukankah mimpi hanya bunga tidur?"

"Ya, jika siang hari tapi malam hari terutama jam tiga pagi- bisa jadi-" Ditya menunjuk ke atas dengan jari telunjuk. "Tuhan memberitahu melalui Bern."

Bora menggigit bibir bawah dengan cemas. "Bagaimana jika bukan itu?"

"Dicoba saja dulu. Ini Bern, tidak mungkin setan. Setan benci sama anjing."

"Bo- bolehkah kita percaya itu dokter?"

"Kenapa tidak boleh?"

Bora teringat dengan ceramah keluarga tirinya mengenai anjing adalah hewan haram untuk dipelihara, padahal haram itu kan untuk dimakan. Bukankah hewan haram itu juga punya arti buruk di mimpi?

Ditya menghela napas panjang. "Bora, jika mau kamu abaikan tidak masalah. Ikuti kata hati kamu saja, lagi pula apakah keluarga kamu suka makan anjing?"

Bora menggeleng ngeri.

"Habisnya kenapa mereka bahas soal haram, haram? yah memang sih dilarang pelihara dalam rumah tapi bukan berarti mereka harus benci dan menyakiti! Aku masih kesal dengan kasus Bern tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena ditutup dan korban mau memaafkan."

Bora hendak bicara.

"Lagipula anjing jenis golden retriever itu ramah ke siapa pun, yang sangat aku sayangkan- Bern adalah anjing terapi. Jika mereka tidak mau, bisa diberikan ke keluarga lain."

Ya, Bern ada karena Bora sempat mengalami depresi karena kekerasan rumah tangga yang dilakukan papanya. Sejak menikah dengan ibu tiri, papa berubah banyak dan mengambil alih hak asuh Bora karena merasa bersalah dengan masa lalu.

Bora pun tidak mempermasalahkannya asal bersama Bern, tidak disangka anjing terapinya malah disiksa sampai mati.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
D6ta
ceritanya bagussss bangett
2023-07-14 12:10:35
0
113 Chapters
SATU
"Tidak! Kenapa kalian melukai Bern?!" "Hanya seekor anjing, mati pun tidak akan masuk surga atau neraka!" teriak kakak tiri laki-laki Bora.Pesta yang tadinya meriah dan tenang menjadi ribut karena kelakuan kakak tiri laki-laki Bora yang mengambil anjing golden kesayangannya, Bern. Diikat di taman lalu dibakar hidup-hidup.Bern menggonggong kesakitan sambil menangis, menatap Bora.Bora yang ditahan teman-teman kakak tirinya menangis. "BERN!""Bora, kamu harus bisa belajar. Papa berencana menjadi presiden, kita sekeluarga harus bisa menjadi contoh masyarakat Indonesia, memelihara anjing untuk agama kita sangat, sangat dilarang," ucap kakak tiri perempuan Bora. "Dosanya setinggi gunung.""TAPI JANGAN SAKITI BERN!" jerit Bora."Bora, berhentilah bersikap manja!" tegur ibu tiri Bora.Bora baru menyadari kedua temannya hanya menonton dan kebanyakan tamu dari teman-teman kedua kakak tiri serta ibu tiri.Bora mendengar raungan kesakitan Bern bersamaan dengan isakannya, semakin ingin memberon
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more
DUA
Adik laki-laki Bora, Harsa Bimasena Rukmasara menderita narkolepsi. Serangan tidur mendadak saat melakukan kegiatan sehari-hari, tugas anjing terapinya adalah membangunkan Harsa dengan cara apa pun kecuali menjilat.Adik laki-laki Bora paling kecil, Gentamas Luhung Rukmasara menderita epilepsi. Kehadiran anjing sangat dibutuhkan karena bisa beritahu empat puluh menit sebelum terjadi sehingga Genta memiliki waktu untuk minum obat atau minta tolong ke sekitar.Harsa menderita depresi yang sama dengan Bora karena kekerasan rumah tangga sehingga muncul auto imun yang menyebabkan penyakitnya muncul, ditambah dengan sejarah dari keluarga papa mereka termasuk penyakit Genta."Apa mungkin papa hanya mengambil anak sehat saja untuk diurus? Kedua adikku menderita penyakit dan harus bergantung pada anjing terapi." Bora menghela napas dengan sedih.Ditya menatap prihatin Bora lalu mengacak rambutnya untuk menghibur. "Kalau begitu kamu harus berubah, jangan suka membolos hanya karena Bern. Aku ras
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more
TIGA
Bora melihat cermin satu badan di kamar, tangannya menyentuh cermin. Apa yang diberitahu Bern seolah masa depan yang akan terjadi.'Bolehkah aku merubah masa depan?''Tentu, Bora. Aku adalah kunci supaya kamu bisa merubah masa depan.'"Kunci?" Bora tertawa sedih begitu mengingat penglihatan di dalam mimpinya. 'Aku dan papa melarikan diri dari suatu hal yang tidak diketahui lalu mobil oleng dan tanpa sengaja menabrak orang, warga disekitar mengamuk dan mengeluarkan papa lalu memukulinya. Aku yang berusaha melindungi papa juga terseret dan Bern yang berusaha melindungiku dipukul warga dengan balok kayu. Kami bertiga meninggal di sana.'Dada Bora merasakan kesedihan mendalam. "Aku tidak ingin kehilangan papa tapi aku juga tidak ingin kehilangan Bern."Tok! Tok!"Bora! Kamu sudah bangun?! Sebentar lagi papa berangkat!" teriak kakak tiri Bora yang perempuan.Bora menghapus air mata dan segera keluar dari kamar.Aku harus kuat, Bern sudah memberikan visi untukku. Batin Bora lalu mendadak d
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more
EMPAT
Bora hanyalah anak SMA yang mengandalkan kekayaan kedua orang tuanya, meskipun mereka berdua sudah cerai. Jadi Bora belum memahami kesulitan orang lain.Ditya menjelaskan kepada Bora. "Apakah kamu tahu tentang undang-undang kesejahteraan hewan?""Ya, aku paham.""Undang-undang itu jarang diterapkan oleh orang Indonesia.""Kenapa?""Karena mereka malas membaca. Mereka mengabaikan dan ada beberapa kasus yang masuk, mereka tidak punya mulut untuk berteriak hak mereka untuk hidup. Manusia hanya menganggapnya sebagai hama."Bora mengangguk paham. "Dokter, apakah aku bisa mengubah semuanya jika berusaha keras?"Ditya tersenyum. "Ya, kamu bisa. Kamu bisa menggunakan aku dan aku juga menggunakan kamu."Bora menatap tidak percaya Ditya. "Dokter.""Kamu bisa keluar dari sekolah sekarang dan masuk universitas ini. Aku rasa kamu pasti mampu jika bekerja keras.""Aku mengulang SMA dan belum lulus, bagaimana bisa-""Kamu bisa ikut kelas paket C tapi juga mengejar ujian kelulusan tahun depan. Jika
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more
LIMA
Bora tersenyum. "Tapi, bukankah sebelum papa maju- kalian berdua harus menikah resmi secara negara?"Ibu Bora berdiri dan berteriak marah. "MEMANGNYA INI SEMUA GARA-GARA SIAPA?!""Bora, masuk ke dalam kamar kamu!" Perintah papa Bora.Bora mengangkat kedua bahu dengan santai lalu masuk ke dalam kamarnya."Kamu bela dia? Kenapa kamu selalu bela dia? Dia selalu menghina aku, hanya karena-""Diam!" Tekan papa Bora.Bora mendengar percakapan itu saat naik tangga dan tidak berani memegang pegangan tangga, dia menaiki tangga dengan hati-hati lalu masuk kamar setelah membuka kunci. Sebelum berangkat sekolah, Bora memang mengunci pintu kamar supaya tidak ada pencuri masuk ke dalam kamarnya. Bora meletakan tas di bawah tempat tidur dan mulai mandi, rasanya melelahkan sekali seharian ini, dan juga keajaiban yang diberikan Bern. Begitu dokter Ditya menyebut tentang sistem, entah kenapa tiba-tiba muncul layar di atas kepala orang-orang lalu menunjukan gambar masa lalu yang mereka lakukan."Besok
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more
ENAM
Bora bangun pagi setelah berbincang sejenak dengan Bern di dalam mimpi lalu berjanji akan melindungi teman-temannya. Mungkin, cerita yang dialami dirinya sekarang tidak dapat dipercaya, namun alam bekerja secara misterius dan manusia tidak mengetahuinya dengan pasti. Bora menyapa papanya seperti biasa yang membaca koran, semenjak kejadian cairan cat itu, papa Bora menghukum kedua anak tirinya dengan tidak memberikan uang saku selama satu tahun, dan juga melarang mereka mendekati Bora. Ibu tiri duduk sambil mengoles roti untuk sarapan sementara kedua saudara tirinya makan dengan tenang dan wajah cemberut, tidak seperti biasanya.Bora mengintip layar di atas kepala papanya, lalu mengalihkan tatapan dengan wajah merah. Ibu tiri terlihat duduk di bawah dan kepalanya menghadap ke bagian celana papa Bora. Meskipun masih SMA, dia tahu tindakan apa itu. Rupanya ibu tiri merayu sang papa dengan cara begitu.Bora mulai berpikir kembali tentang hubungan kedua orang tua kandungnya. Mama Bora m
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more
TUJUH
Hannah, Lisa dan Nur. Tiga anak perempuan yang bisa dibilang adik kelas Bora namun sekarang menjadi teman sekelas. Dulu Bora sempat mendapat perundungan saat kelas satu SMA, namun berkurang saat membawa Bern dan sekarang, setelah satu tahun tidak masuk sekolah karena syok, adik-adik kelas yang mengetahui kasus itu semakin meremehkan Bora."Hanya karena anak walikota terkenal, kamu bisa berbuat sesuka hati? Hah!" Hannah memeriksa kukunya yang dikikir dengan indah. "Apakah kamu tidak malu datang ke sekolah setelah membuat kejadian heboh yang memalukan?"Bora melihat layar monitor di atas kepala ketiga anak itu, rupanya mereka dulu adalah bawahan kakak tiri perempuannya. Bora mengambil napas perlahan lalu menghembuskannya, tidak mau cari masalah dengan mereka. Dia berjalan melewati mereka bertiga.Ketiga orang yang tahu Bora nekat berjalan melewati, segera menarik Bora ke belakang hingga membuat tas ranselnya putus.Semua orang yang ada di parkiran terkejut dan melihat apa yang terjadi
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more
DELAPAN
Bora yang sudah berganti pakaian bersih dan mandi, disuruh makan oleh pemilik rumah. Dua anak pemilik rumah yang masih kecil, menatap Bora dengan kagum. Mereka kenal Bora di media sosial namun tidak menyangka bisa melihat sosok aslinya. "Aku selalu melihat media sosial kakak saat bersama Bern. Sayang sekali Bern meninggal karena sakit."Itu adalah alasan yang dibuat papa Bora ke media sosial, kejadian aslinya hanya diketahui oleh orang terdekat.Bora tersenyum dan makan dengan lahap.Ibu pemilik Husky meletakan air di samping piringnya. "Makan pelan-pelan."Bora mengangguk kecil. "Terima kasih."Ibu pemilik Husky memperkenalkan dirinya. "Nama saya Ratih, yang besar Juno dan yang kecil Justin."Juno dan Justin menyapa Bora bersamaan. "Hallo, kakak."Ratih sudah membaca media sosial Bora. "Saya dulu pengikut media sosial kamu, interaksi dengan Bern sangat bagus terutama saat kamu mendapat serangan panik. Apakah sekarang kamu sudah tidak butuh anjing pendamping lagi?"Bora menghela nap
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more
SEMBILAN
Bora berhasil mendapat tanda tangan surat kuasa dari sang papa, lalu diberikan ke dokter Ditya.Dokter Ditya menepuk kepala Bora. "Bagus.""Dokter, boleh aku bertanya?""Apa itu?""Kenapa dokter membantu aku sampai sejauh ini? Apakah ada sesuatu yang diinginkan dokter? Atau karena aku adalah anak walikota?"Ditya tersenyum. "Bukankah kita pernah membahas masalah ini?""Itu-"Bora menundukkan kepala, masih penasaran dengan jalan pikiran dokter Ditya yang selalu menolongnya. "Bern yang minta bantuan kepada aku, jadi kamu jangan terlalu memikirkannya." Ditya mengacak rambut Bora. "Kamu sudah selesai membuat makalah?"Bora mengangguk. "Baru garis besar."Ditya mengangguk. "Bagus, tunggu aku di sini. Aku sedang ada operasi."Bora mengangguk lagi lalu duduk di meja kerja Ditya, dia memeriksa garis besar makalah yang akan ditulisnya lalu tidak lama handphone bergetar."Mama?"Nama mama Bora muncul, Bora segera mengangkatnya."Bora?""Mama, aku-""Bora, apakah kamu menjadi anak nakal di sana
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more
SEPULUH
'Pergilah ke rumah sakit swasta yang dekat dari sini, bilang kamu ada janji bertemu dengan profesor Hendra dan sebut saja nama kamu Bora.'Bora masih mengingat pesan yang diberikan dokter Donny. Setelah diskusi mengenai makalah yang akan diikutkan lomba, dokter Ditya memberikan sedikit saran dan juga perbaikan, besok hari terakhir dia mengumpulkan makalah. Jam sudah menunjukan lima sore dan sekarang Bora sudah berdiri di depan pintu masuk rumah sakit.Bora menyemangati diri sendiri dan masuk ke dalam. "Selamat sore, apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang perawat di lobby."Saya ada janji dengan profesor Hendra."Perawat itu menatap curiga Bora. "Janji untuk?"Bora tahu tatapan curiga perawat tersebut. "Bora, bilang saja saya Bora."Perawat itu mendadak teringat sesuatu. "Ah, kamu kan..."Perawat itu tidak melanjutkan kalimatnya dan bergegas menghubungi seseorang.Bora mendengar percakapan orang-orang di sekitarnya."Bukankah dia anak walikota?""Ah, benar. Anak bermasalah i
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status