Tempat pemakaman mewah di Timur Jakarta, meski tak pernah lengang kali ini menghadirkan suasana pemakaman yang berbeda.
Tempat yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas menarik itu akan menjadi sebuah makam bagi Jayadi Sanjaya, putra konglomerat Sanjaya Corporation.
Meski sangat indah dan enak dipandang mata, tempat itu tetap sajalah sebuah makam. Tidak akan merubah hati tuan Sanjaya. Tidak akan mengembalikan putranya yang telah tiada.
Penataan makam yang rapi, bersih, dan nyaman, mungkin memberi kesan indah sebagian orang, memberi kenangan bagi orang-orang yang tercinta.
Tapi bagi tuan Sanjaya tidak ada artinya, karena kehilangan tetap kehilangan. Jayadi menjadi harapan pewaris, tapi berakhir dengan kematian.
Putra terakhir yang diharapkan menjadi penerus dari kerajaan bisnis Sanjaya Corporation, pemilik tambang batubara , perkebunan kelapa sawit serta produk makanan instant.
Masih idealkah itu disebut keluarga? Apa arti Keluarga Sanjaya? Sepertinya tidak, tak ada keluarga yang disebut keluarga besar .
Mungkin bisa disebut keluarga kecil di bisnis besar, karena tidak ada urutan yang berhak dari darah dan daging tuan Sanjaya saat ini.
Anak tertuanya telah wafat 10 tahun lalu dan istrinya menyusul 4 tahun kemudian. Tuan Sanjaya sendiri dudah tua. Dengan umur yang sudah 60 tahun, tidak mungkin ada keturunan dan sudah terlalu tua untuk menikah dan punya anak .
Satu satunya ia berharap anak bungsunya itulah pewaris utamanya.
Disekolahkan diluar negeri, dengan berbagai bidang dan prestasi. Dididik untuk bisnis dan ulet untuk bekerja keras, eksis dan berjaya.
Kini Jayadi Sanjaya telah meninggal, dimakamkan yang dikatakan pemakaman mewah diperbukitan timur kota itu. Itulah yang terjadi.
Helikopter tempat mendarat tuan Sanjaya dipojok barat sudah sejak siang terparkir. Berdiri kokoh dengan tulisan Sanjaya Corporation di badan helikopter.
Tuan Sanjaya, pemilik dan yang berduka telah ada di pemakaman itu sejak siang, sementara iringan jenazah saat ini ada di tol menuju pemakaman.
Helikopter pribadi, iringan jenazah dan prosesinya dalam perjalanan.
Kawasan pemakaman 300 hektare tidak berarti apa apa bagi kesedihan tuan Sanjaya yang masih duduk ditemani kakak tirinya disebuah ruangan mewah, nun dipojok dan bangunan mewah yang tersedia bagi orang orang vvip yang berduka.
Puluhan tenda dan ratusan kursi, juga telah terpasang rapi. Karangan bunga belasungkawa sangat banyak, indah seperti tidak ada duka.
Anaknya almarhum Jayadi Sanjaya, makamnya telah digali didekat danau yang ada dikomplek itu.
Danau pemakaman dibangun indah oleh pemilik makam mewah dengan air jernih dan terawat rapi.
Ada juga restoran dengan menu beragam lezat, makanan luar negeri dan lokal.
Bangunan berinterior mewah dinikmati para pelayat. Mereka, mungkin tidak tahu betapa galaunya perasaan konglomerat tuan Sanjaya ketika makan dan minum.
Iring iringan pemakaman sudah tiba.
Seorang staf yang pakai handy talky tapi masih memakai telpon genggam melapor kepada Tuan Sanjaya."Semua sudah disiapkan tuan besar," lapor mereka. Setengah jam lagi jenazah akan tiba."
"Ayo adik! Kita keluar, sudah waktunya." Tuan Sutanta kakak tirinya membimbing adiknya ke luar ruangan vvip.
Diluar, puluhan karangan bunga belasungkawa berjejeran menutup semua tempat. Banyak wartawan yang hadir meliput berita.
Karangan bunga, berkabung dengan tulisan ikut berduka cita atas meninggalnya CEO dari "Sanjaya Corporation "
Tuan Sanjaya bangkit, anak buahnya yang sejak pagi ada dimakam, seperti tawon berkeliaran mengelilingi tuan besar memberi tempat .
Tuan Sanjaya berdiri tegak dengan mata berkaca kaca ketika jenazah putranya dibaringkan di liang lahat. Ia menyaksikan sendiri dan ikut menimbun dengan tanah.
Menaburkan bunga bunga ketika makam diratakan.
Agak jauh, tuan Sutanta berdiri didampingi putranya Andika. Tuan Sutanta adalah kakak tiri Tuan Sanjaya. Ibu yang sama, dan mungkin satu satunya keluarga terdekat.
Meski keluarga terdekat, tuan Sutanta dan adik tirinya itu tidak begitu erat. Tuan Sutanta juga punya perusahaan, tapi cuma perusahaan kecil.
Ia tinggal dengan ayahnya ditempat lain, ketika ibunya bercerai. Tuan Sutanta ikut ayahnya dan mereka cuma beberapa kali bertemu waktu menjelang dewasa.
Kini tuan Sutanta lebih sering ketempat tuan Sanjaya bersama anaknya Andika.
"Apakah kamu dekat dengan Jayadi sepupumu yang meninggal itu?" Tanya tuan Sutanta.
"Tidak begitu dekat, tapi kehidupannya mengesankan, suka hura hura tapi juga pintar dalam mengendalikan perusahaan,"jawab anaknya.
"Kamu harus bersiap siap," bisik tuan Sutanta.
"Kenapa ayah?"
"Kau belum mengerti juga, kau adalah pewaris terdekat keluarga Sanjaya."
Andika gugup.
"Aku akan jadi konglomerat ?" tanyanya tak pasti.
"Kalau beliau meninggal, kau adalah pengganti, aku harus mempersiapkan kamu," kata ayahnya.
"Bukan tidak mungkin ada anaknya, jika ada putranya, itu pewaris keluarga Sanjaya."
"Dia belum berkeluarga, bagaimana dia punya anak? Kau mendengar Jayadi sepupumu itu punya anak? " Tanya tuan Sutanta lagi.
Andika menggeleng.
"Dia banyak punya pacar, gonta ganti dan penggemar balap mobil," kenang Andika.
"Iya, aku tahu. Hobby yang membunuhnya. Mobil tabrakan, tewas, kehidupan yang menyedihkan," ujar tuan Sutanta lagi.
"Ayolah, tampaknya sudah selesai, " kata tuan Sutanta pula .
Pemakaman itu memang sudah selesai. Rombongan besar dari Jakarta menyalami tuan Sanjaya mengucapkan belasungkawa. Berangsur angsur rombongan pelayat kubur meninggalkan tempat itu pulang.
Meski masih ramai, tapi itu adalah anak buah atau karyawan Sanjaya Corporation.
***
Media ramai memberitakan pewaris satu satunya, tuan Sanjaya yang bernama Jayadi meninggal dunia.
Dirumahnya juga masih bertebaran karangan bunga ikut berduka cita.
Tuan Sanjaya berjalan dan pergi melihat-lihat ruang besar penthouse yang tertata apik di salah satu lingkungan kantor Apartemen miliknya.
Tempat salah satu ruangan putranya.
Tuan Sanjaya yang putus asa. “Anakku yang sulung sudah meninggal 7 tahun lalu, kini si bungsu juga sudah mati!" Keluhnya.Keluarga Sanjaya yang tidak beruntung. Apakah keluarga Sanjaya akan punah dan untuk apa semua kekayaan yang dikumpulkan ini ?
Orang tua itu menangisi Jayadi sang anak almarhum, terjadi ketika ia menabrakan mobil sport yang dipacu kencang.
Anak yang tercinta, yang tidak pernah bosan dimanjakan.
Kesedihan ayah yang tidak terhibur, kematian tragis memiliki konsekuensi lain juga.
Tanpa ahli waris langsung, kerajaan bisnis besar Sanjaya Utama Corporation akan jatuh ke tangan seorang kerabat jauh, entah siapa, tuan Sanjaya tidak berani memastikan .
Ia masuk keruang kantor anaknya, nanti dia sendiri yang akan turun memimpin perusahaan lagi. Setelah masa berkabung habis.
Berkaca pada nasib menyedihkan yang menunggu Sanjaya Utama Corporation dan karyawannya yang suram barang barang milik Jayadi anaknya dikantor.
Sang ayah membuka laci meja, dan rasa yang biasa mencengkeramnya adalah Jayadi anaknya cukup teratur dan trampil mengelola perusahaan.
Namun ketika didorong untuk menikah dan punya anak, putranya itu belum mau.
Ia masih senang berhura hura, menikmati masa lajangnya.
Jayadi sepertinya tidak peduli tentang seorang istri kecuali hiburan, mobil berkecepatan tinggi, pesta glamor, pergantian pacar tanpa akhir - inilah gaya hidup yang mungkin dia sukai.
Andai saja anaknya menikah, kemudian punya anak, bisa mewarisi bisnisnya Sanjaya Corporation tentu tidak masalah.
Tapi bagi Jayadi, yang selalu mencari hiburan, pernikahan hanyalah sebuah pengekangan.
Wanita hanya untuk hubungan sesaat, masih ada waktu untuk menikah - jadi dia meyakinkan dirinya sendiri. Sampai semuanya sudah terlambat .
Karena ia meninggal selagi masih muda.
Tidak ada yang berubah dari ruangan kantor besar tuan Sanjaya. Masih seperti empat tahun yang lalu saat dia menyerahkan kendali kepada anaknya Jayadi. Satu satunya perubahan mungkin cat dan ruangan itu lebih mewah dan lebih keren.Peti besi tahan api dan kuat itu masih di tempatnya yang sama. Hanya mereka berdua yang tahu kombinasi kunci besi itu. Tuan Sanjaya hapal betul dan diwariskan kepada putranya, tapi ia tidak tahu apakah kombinasi kuncinya masih sama.Membuka brankas ini dengan sistem kombinasi manual dengan standar empat roda yang dimiliki tuan Jayadi sanjaya dengan enam angka dan kunci utama.Ia lalu melakukan putaran dari angka nol, mencoba menggeser putaran kombinasi sampai angka 7 di posisi indeks atau garis pembuka.Memutar nomor kombinasi ke arah kiri lagi sebanyak tiga kali hitungan melewati nomor pertama. Berhenti saat hitungan masuk ke hitungan keempat.Lalu tuan Sanjaya memutar kombinasi ke arah kana
Pendekatan tuan Sutanta dengan tuan Sanjaya berjalan dengan baik.Tuan Sanjaya berterima kasih kepada kakak tirinya yang akan membantu mencari cucunya.Cucunya harus ditemukan. Uji DNA, dan jika benar, ia akan membesarkan anak itu sebagai pewaris Dinasti Sanjaya Corporation.Jika tidak, garis keturunan tuan Sanjaya terputus. Tak ada lagi usaha yang dilakukannya.Mungkin menjadi sebuah yayasan cukup cocok atau diwariskan kepada keluarga jauh.Tak berani tuan Sanjaya membayangkan perusahaan yang dibangun oleh ayahnya dan diwariskan kepadanya menjadi perusahaan besar lenyap ketika dia sudah meninggal.Usia tua dan penyakit yang menggerogotinya, diluar tampak sehat sehat saja. Namun ia mendapat perawatan dari penyakit sejenis kelainan darah, dimana ia tergantung dari obat obatan.Penyakit yang diagnosa sebagaigangguan produksi darah merah yang bisa meningkat ke kanker. Dalam istilah kedokteran Polysitemia vera.
Pulau Karimun di Kepulauan Riau berbatasan langsung dengan Negara Singapura dan Malaysia.Dapat ditempuh selama 1 jam dengan menggunakan kapal Ferry dari Batam dan dari Tanjung Pinang 3 jam lebih .Andika membutuhkan waktu menuju lokasi tambang tempat Meilana bekerja dengan mobil carteran selama 30 menit.Ia telah menyelesaikan beberapa tahap dari pekerjaannya, Beruntung ia mendapat daftar dari murid murid SD di pulau itu. Sepenuhnya ia mendapat data tentang Meilana.Itu adalah pulau kecil dan tidak susah mendapatkan alamat tempat ibunya bekerja.Andika menatap alamat kantor itu. Sebuah perusahaan kecil, namun sebenarnya besar yang berkantor pusat di Singapura .Menambang batugranit yang diekspor Singapura, untuk pembangunan gedung gedung bertingkat tinggi.Ia minta izin untuk bertemu dan segera mengetahui dengan siapa dia berbicara. Pimpinan kantor mengizinkan dan memberikan tempat yang tenang diruangan tamu.Palin
Meilana bingung. Andika juga. Mungkin kini ia harus membujuknya dengan cara lain dan menawarkan sesuatu."Maaf, mungkin anda dipihak lemah kalau tidak mau bekerjasama. Aku berjanji akan membantu anda.""Itu anakku." Meilana bersikeras. Andika kehilangan kesabaran."Kakak anda mengirimkan copy akte kelahiran, nama ibunya Meilani," tiba tiba saja Andika membuka rahasia itu.Mata Meilana membesar karena terkejut. Perasaannya mulai goyah ketika lelaki itu ternyata tahu banyak. Sesuatu yang tidak diduganya sama sekali."Anda menganggap itu bukan anakku," ia bertanya dan mengulangi dengan suara sedikit keras."Engkau Meilana, kamu adiknya. Mungkin engkau mirip, tapi kamu bukan ibunya," jawaban Andika mengecilkan hatinya membuat dia galau.Peluh memercik di dahi Meilana. Ketika kebohongannya terungkap, apakah dia akan kehilangan Adrian Syaputra, anak yang sudah dianggap anak kandungnya.?"Kamu bisa saja mengadopsinya. Tapi
Bertemu dengan seorang student dari Jakarta dan hura hura mungkin itu hidup yang dilakoninya. Dihamili dan lelaki itu diseretnya untuk bertanggungjawab. Mereka menikah di Singapura sebelum Jayadi Sanjaya pergi dengan suatu alasan yang hanya diketahui lelaki itu. Meilani pulang ke Bintan dan membesarkan anaknya. 3 Tahun yang lalu setelah kakaknya meninggal karena kecelakaan. Andri anaknya dibesarkan di bawah asuhan Meilana. Sekarang sudah 7 tahun umurnya. Ia mengira, lelaki itu penakut, Jayadi sangat takut menjadi seorang ayah. Jadi dia pergi karena masih kuliah. Atau mungkin juga dia sekolah dinegara lain. Inggris atau Amerika. Kakaknya terlalu gengsi untuk mencari minta bantuan; atau mungkin juga ada hal lain yang tidak diketahuinya. Meilana hanya dapat menduga duga. Meilani pintar kuliah dan membiayai hidupnya dari pekerjaan disebuah bar di Singapura. Tapi kuliah itu tidak selesai. Dalam keadaan mabu
Andika tersenyum melihat itu. Melihat mata Andri si bocah yang berbinar binar.Hubungan mereka segera mencair . Meilana menyukai lelaki asing itu, meski ada perdebatan sengit diantara mereka, Meilana mengakui bahwa Andika itu seorang yang simpatik.Apakah dia akan menjadi Meilani dan menjadi ibu bocah itu?Meilana hampir tak dapat memikirkannya. Semuanya itu begitu tiba tiba. Ia hampir tak dapat mencernakannya."Untuk bocah ini, ia memerlukan permainan. Kita bisa berlibur."" Singapura," ujar Andika." Aku bekerja.""Itu tidak penting. Engkau bisa menggunakan uang berapa saja dan selesaikan semuanya. Surat pindah, pekerjaan baru, hidup baru, identitas baru.""Aku tidak punya pasport untuk ke Singapura." kata Meilana."Pasportku sudah kadaluarsa,""Jangan kawatir, semuanya akan diurus. Agen akan menyelesailannya.""Katakan saja, supaya semuanya dapat kita bereskan."Meilana m
Ya Tuhan, bagaimana dia bisa tinggal di apartemen yang sama dengan pria asing yang bukan suaminya ini?"Tapi apa bedanya?" dia bangkit, terus memeriksa kamar. Dia mengingatkan dirinya sendiri lagi bahwa dia berhak menikmati menjadi Konglomerat karena secara status dia adalah ibunya, menantu konglomerat tuan Sanjaya. Dia adalah Meilani kakak kandungnya yang tercinta.Mungkin dialam lain, kakaknya itu akan menyetujui hal ini karena dilekatkan dengan nama keluarga besarnya Sanjaya.Suara Andika, yang menjelaskan sesuatu padanya, mengalihkan perhatian dari pikiran ."Hotel ini memiliki gym dan kolam renang di lantai dasar dan juga diatas. Dekat taman, tempat yang indah dan anda bisa berjalan bersama Andri " kata Andika.Semuanya disediakan di sini, Anda dapat memesan makanan di restoran - seperti di hotel, dan jika Anda membutuhkan sesuatu dari toko, ada mall yang bersatu dengan hotel ini. Anda dapat me
Seluruh gaya yang dilakukan stylish itu adalah ujian baginya. Dia sudah menghabiskan dua jam dengan penata rias dan penata rambut, agak lelah dengan prosedur berturut-turut, dan sekarang saatnya memilih pakaian.Gaun yang dijahit indah itu meluncur dengan mudah ke seluruh tubuh, pegawai salon itu menutup ritsleting bagian belakang, berjalan mengelilingi Meilana dan mundur selangkah untuk melihat hasilnya.Meilana berdiri dengan kepala tertunduk, tidak berani melihat dirinya di cermin. Dia masih berpikir bahwa dengan pakaian mahal ini dia akan terlihat konyol."Dan sekarang, sepatu. "Stylish itu mengambil sepasang yang cocok dari kotak, gadis penata gaya memasangkannya dan memadu ke gaun itu ." Desain ini mebuat kamu cantik sekali," ujarnya yakin .Dan dia segera membantu memakainya, meskipun kliennya memandangnya dengan ngeri.Sepatu itu dengan hak tinggi yang tidak biasa, tetapi sangat nyaman di kaki yang