Pendekatan tuan Sutanta dengan tuan Sanjaya berjalan dengan baik.
Tuan Sanjaya berterima kasih kepada kakak tirinya yang akan membantu mencari cucunya.Cucunya harus ditemukan. Uji DNA, dan jika benar, ia akan membesarkan anak itu sebagai pewaris Dinasti Sanjaya Corporation.
Jika tidak, garis keturunan tuan Sanjaya terputus. Tak ada lagi usaha yang dilakukannya.
Mungkin menjadi sebuah yayasan cukup cocok atau diwariskan kepada keluarga jauh.
Tak berani tuan Sanjaya membayangkan perusahaan yang dibangun oleh ayahnya dan diwariskan kepadanya menjadi perusahaan besar lenyap ketika dia sudah meninggal.
Usia tua dan penyakit yang menggerogotinya, diluar tampak sehat sehat saja. Namun ia mendapat perawatan dari penyakit sejenis kelainan darah, dimana ia tergantung dari obat obatan.
Penyakit yang diagnosa sebagai
gangguan produksi darah merah yang bisa meningkat ke kanker. Dalam istilah kedokteran Polysitemia vera.Ia harus mendapat perawatan dari dokter Onkologie yang setiap bulan memberikan resep obat.
Penyakit yang disembunyikannya kesetiap orang. Tuan Sutanta juga tidak tahu. Dia sendiri Tuan Sanjaya yang mencemaskan penyakitnya itu.
Sampai saat ini tidak ada hal hal serius dengan penyakitnya. Masih belum ganas menjadi kanker.
***
Dari hasil pembicaraannya dengan tuan Sanjaya, maka tuan Sutanta memanggil anaknya Andika. Putra lelaki satu satunya. Ada 3 orang anak tuan Sutanta. Dua orang lagi perempuan yang sudah menikah.Kini ,Tuan Sutanta menggantungkan harapan kepada anaknya Andika .
"Ayah sudah melakukan pendekatan dengan Tuan Sanjaya. Engkau berkesempatan membantunya untuk menemukan cucunya. Ingat, beritahu ayahmu lebih dahulu, apa yang terjadi dan dengar pengarahan ayah."
Andika mendengarkan, meski ia tak selalu sependapat dengan ayahnya. Baginya, cara yang licik bukanlah hal yang elegan .
"Apa yang harus saya lakukan ayah? " Tanyanya.
"Kau temui saja tuan Sanjaya, sebuah perjalanan mungkin baik untuk kamu lakukan."
"Kenapa saya harus menemui beliau.? Dan perjalanan apa?"
"Menemukan seseorang, karena dia merasa menemukan cucunya. Pewaris atau anak dari Jayadi Sanjaya."
"Apa mungkin?"
"Mungkin sekali, Tuan Sanjaya akan bercerita banyak."
Tuan Sutanta menjelaskan sedikit pertemuannya dengan tuan Sanjaya.
"Belum tahu juga, apa dia bisa mempercayai kamu, mudah mudahan saja."
***
Andika tiba dirumah tuan Sanjaya siang itu, ia bahkan harus menunggu tuan Sanjaya sedang keluar dan belum pulang.
Ia mengaggumi rumah konglomerat itu. Ada beberapa bangunan yang indah. Meski ia sudah sering kesana masih juga ia terpesona.
Rumah itu memiliki warna kalem yang serba cream. Di tengah-tengah terdapat kolam renang yang sangat luas menjadi pemisah antara bangunan satu dengan bangunan yang lain.
Kehadirannya yang sudah dikenal oleh pembantu membuat ia dapat bebas dirumah yang sepi tanpa adanya keluarga tuan Sanjaya.Hanyalah pembantu, yang mengurus rumah tersebut dengan baik.
Andika juga melihat mobil sport Jayadi Sanjaya, yang telah tewas disebuah Tol. Ini mobil lain, karena mobil sport yang dikendarai itu sudah hancur dan ditangani polisi.
Bukan untuk pertama kalinya kecelakan yang melibatkan mobil sport.
Mobil sport memiliki respon tenaga spontan yang tinggi ketika ngebut membuat rasa badan tertarik ke belakang. Itulah mungkin kealpaan Jayadi, pikir Andika yang juga menggemari mobil sport. Namun mobil sportnya tidak semewah mobil Jayadi.
Andika melihat Porsche 718. Mobil 2 pintu, salah satu dari milik Jayadi terparkir di garase dengan pandangan kagum. Mobil yang hebat, kata Andika dalam hati.
Menjelang sore tuan Sanjaya pulang. Andika merasa capek menunggu, namun rasa capek nya itu segera hilang ketika tuan Sanjaya menyambutnya dengan ramah.
"Bagaimana pekerjaan kamu? " Tanya Tuan Sanjaya menyuruhnya duduk dan sedikit beramah tamah.
"Baik om, tapi ditangani anak buah papa. Lagi sepi proyek om,: jawab Sanjaya dengan penuh hormat.
"Pernah kekota kecil?" Tanya tuan Sanjaya.
"Dulu papa tinggal dikota kecil', di sebuah propinsi, tidak semegah Jakarta. Pekanbaru cukup lama om."
"Lebih kecil lagi, masih di Riau juga Sebuah Pulau. Apakah kamu mau bantu om?"
"Bantu apa om?"
"Menemukan istri mendiang Jayadi dan anaknya, itu cucu om"
"Menarik juga, om punya cucu."
" Iya begitulah, anak nakal itu rupanya pernah menikah, memiliki dan memiliki anak."
"Apa yang harus saya lakukan om?"
"Cari sampai dapat, jangan pikirkan biayanya. Kau dapat menggunakan uang berapa saja. Kartu kredit dan ATM"
Tuan Sanjaya membeberkan rencananya. Ia membuka sebuah peta didepannya.
"Kepulauan Riau." Ujar tuan Sanjaya. Kamu saya tugaskan mencari cucu saya dan membawanya ke Jakarta .
"Keluarga Sanjaya harus mendapatkan pendidikan terbaik." , Ujar tuan Sanjaya pula.
"Ibunya atau menantu saya. Saya akan menjadikannya pewaris, jika bukti menunjukkan itu cucu saya." Tuan Sanjaya bersemangat.
"Bagaimana saya menemukan ditempat asing, kalau alamatnya tidak tahu?"
Semula Andika bingung. Namun tuan Sanjaya memberikan pencerahan.
"Kau bisa mendapatkan alamatnya di kantor catatan sipil disana."
"Kalau kamu gagal, mencarinya disekitar kantor pos yang dicap dialamat surat ini. Cari di SD berdekatan, karena cucuku diperkirakan berumur saat ini 7 tahun, usia sekolah pastinya bersekokah SD terdekat."
Tuan Sanjaya menunjukan kota yang dituju. Sebuah peta. Kepulauan Riau dan berhenti di posisi yang disebut Tanjung Uban.
Tuan Sanjaya memperlihatkan lagi kota Tanjung Pinang.
Dari situ ia akan memulai tugasnya mencari seorang anak kecil yang bernama Adrian syahputra. Tanggal lahir tertera dan nama ibu, cuma itu yang tertera di akte.
Cucunya itu diumur sekolah. Kelas 1 atau 2. Temukan mereka. Itu perintah Tuan Sanjaya .
***
Tuan Sutanta ayahnya manggut manggut dengan laporan anaknya.
"Lakukanlah, tapi saya ingin usaha ini gagal karena berarti keluarga kita tidak dapat mewarisi kerajaan bisnis Tuan Sanjaya."
Istrinya tuan Sutanta juga ikut bicara.
"Gagal jadi keluarga konglomerat," ujar istrinya .
"Belum tentu, banyak hal bisa terjadi. Itu kalau anak kita patuh dengan arahan kita."
"Peluang kita tetap ada." Tambah Tuan Sutanta pula.
Berangkat lebih awal, Andika menuju bandara. Ia memilih langsung penerbangan ke kota Tanjung Pinang.
Ia tiba di bandara itu ketika hari sudah sore. Dengan taksi ia menuju pusat kota. Mencari hotel terbaik dan besoknya pergi ke alamat kantor yang akan dicarinya.
Ia girang sekali ketika dengan mudah menemukan alamat seperti yang di daftarkan di akte.
Berbekal data alamat kartu keluarga dia menemukan alamat anak itu.
Andika bersemangat untuk menemui ibu dan anak itu.Namun sebuah kekecewaan timbul, karena ibunya sudah pindah.
"Sudah pindah," ujar penghuni rumah"
Dengan teliti, ia menanyakan dimana kepindahan mereka.
Sebuah kota kecil lagi, Karimun. Kabupaten Karimun. Itu sebuah kota kecil di kabupaten.
Namun ibu anak itu bukan Meilani, sebut pemilik rumah itu .
"Meilana," katanya.
"Anak itu dipelihara Meilana!"
Meilana adalah adik dari Meilani yang sudah meninggal, dua tahun yang lalu," 'ujar pemilik rumah yang juga tetangga mereka.
"Saya tahu."
Sangat terkejut Andika mendapat penjelasan itu. Menemukan Meilana dan cucu konglomerat Adrian Syaputra.
Hal itu dilaporkan Andika kepada ayahnya Tuan Sutanta.
"Itu bagus, tugasmu sudah selesai, temukan surat kematian ibunya dan pulang ke Jakarta. Katakan cucunya tidak diketemukan, sudah diadopsi, " kata tuan Sutanta.
"Tidak bisa begitu ayah, bagaimana kalau tuan Sanjaya mengirim orang lain dan terus mencari dan menemukan cucunya?"
Tuan Sutanta berpikir sebentar.
"Baiklah, jangan laporkan surat kematian itu," ujar Tuan Sutanta.
Pulau Karimun di Kepulauan Riau berbatasan langsung dengan Negara Singapura dan Malaysia.Dapat ditempuh selama 1 jam dengan menggunakan kapal Ferry dari Batam dan dari Tanjung Pinang 3 jam lebih .Andika membutuhkan waktu menuju lokasi tambang tempat Meilana bekerja dengan mobil carteran selama 30 menit.Ia telah menyelesaikan beberapa tahap dari pekerjaannya, Beruntung ia mendapat daftar dari murid murid SD di pulau itu. Sepenuhnya ia mendapat data tentang Meilana.Itu adalah pulau kecil dan tidak susah mendapatkan alamat tempat ibunya bekerja.Andika menatap alamat kantor itu. Sebuah perusahaan kecil, namun sebenarnya besar yang berkantor pusat di Singapura .Menambang batugranit yang diekspor Singapura, untuk pembangunan gedung gedung bertingkat tinggi.Ia minta izin untuk bertemu dan segera mengetahui dengan siapa dia berbicara. Pimpinan kantor mengizinkan dan memberikan tempat yang tenang diruangan tamu.Palin
Meilana bingung. Andika juga. Mungkin kini ia harus membujuknya dengan cara lain dan menawarkan sesuatu."Maaf, mungkin anda dipihak lemah kalau tidak mau bekerjasama. Aku berjanji akan membantu anda.""Itu anakku." Meilana bersikeras. Andika kehilangan kesabaran."Kakak anda mengirimkan copy akte kelahiran, nama ibunya Meilani," tiba tiba saja Andika membuka rahasia itu.Mata Meilana membesar karena terkejut. Perasaannya mulai goyah ketika lelaki itu ternyata tahu banyak. Sesuatu yang tidak diduganya sama sekali."Anda menganggap itu bukan anakku," ia bertanya dan mengulangi dengan suara sedikit keras."Engkau Meilana, kamu adiknya. Mungkin engkau mirip, tapi kamu bukan ibunya," jawaban Andika mengecilkan hatinya membuat dia galau.Peluh memercik di dahi Meilana. Ketika kebohongannya terungkap, apakah dia akan kehilangan Adrian Syaputra, anak yang sudah dianggap anak kandungnya.?"Kamu bisa saja mengadopsinya. Tapi
Bertemu dengan seorang student dari Jakarta dan hura hura mungkin itu hidup yang dilakoninya. Dihamili dan lelaki itu diseretnya untuk bertanggungjawab. Mereka menikah di Singapura sebelum Jayadi Sanjaya pergi dengan suatu alasan yang hanya diketahui lelaki itu. Meilani pulang ke Bintan dan membesarkan anaknya. 3 Tahun yang lalu setelah kakaknya meninggal karena kecelakaan. Andri anaknya dibesarkan di bawah asuhan Meilana. Sekarang sudah 7 tahun umurnya. Ia mengira, lelaki itu penakut, Jayadi sangat takut menjadi seorang ayah. Jadi dia pergi karena masih kuliah. Atau mungkin juga dia sekolah dinegara lain. Inggris atau Amerika. Kakaknya terlalu gengsi untuk mencari minta bantuan; atau mungkin juga ada hal lain yang tidak diketahuinya. Meilana hanya dapat menduga duga. Meilani pintar kuliah dan membiayai hidupnya dari pekerjaan disebuah bar di Singapura. Tapi kuliah itu tidak selesai. Dalam keadaan mabu
Andika tersenyum melihat itu. Melihat mata Andri si bocah yang berbinar binar.Hubungan mereka segera mencair . Meilana menyukai lelaki asing itu, meski ada perdebatan sengit diantara mereka, Meilana mengakui bahwa Andika itu seorang yang simpatik.Apakah dia akan menjadi Meilani dan menjadi ibu bocah itu?Meilana hampir tak dapat memikirkannya. Semuanya itu begitu tiba tiba. Ia hampir tak dapat mencernakannya."Untuk bocah ini, ia memerlukan permainan. Kita bisa berlibur."" Singapura," ujar Andika." Aku bekerja.""Itu tidak penting. Engkau bisa menggunakan uang berapa saja dan selesaikan semuanya. Surat pindah, pekerjaan baru, hidup baru, identitas baru.""Aku tidak punya pasport untuk ke Singapura." kata Meilana."Pasportku sudah kadaluarsa,""Jangan kawatir, semuanya akan diurus. Agen akan menyelesailannya.""Katakan saja, supaya semuanya dapat kita bereskan."Meilana m
Ya Tuhan, bagaimana dia bisa tinggal di apartemen yang sama dengan pria asing yang bukan suaminya ini?"Tapi apa bedanya?" dia bangkit, terus memeriksa kamar. Dia mengingatkan dirinya sendiri lagi bahwa dia berhak menikmati menjadi Konglomerat karena secara status dia adalah ibunya, menantu konglomerat tuan Sanjaya. Dia adalah Meilani kakak kandungnya yang tercinta.Mungkin dialam lain, kakaknya itu akan menyetujui hal ini karena dilekatkan dengan nama keluarga besarnya Sanjaya.Suara Andika, yang menjelaskan sesuatu padanya, mengalihkan perhatian dari pikiran ."Hotel ini memiliki gym dan kolam renang di lantai dasar dan juga diatas. Dekat taman, tempat yang indah dan anda bisa berjalan bersama Andri " kata Andika.Semuanya disediakan di sini, Anda dapat memesan makanan di restoran - seperti di hotel, dan jika Anda membutuhkan sesuatu dari toko, ada mall yang bersatu dengan hotel ini. Anda dapat me
Seluruh gaya yang dilakukan stylish itu adalah ujian baginya. Dia sudah menghabiskan dua jam dengan penata rias dan penata rambut, agak lelah dengan prosedur berturut-turut, dan sekarang saatnya memilih pakaian.Gaun yang dijahit indah itu meluncur dengan mudah ke seluruh tubuh, pegawai salon itu menutup ritsleting bagian belakang, berjalan mengelilingi Meilana dan mundur selangkah untuk melihat hasilnya.Meilana berdiri dengan kepala tertunduk, tidak berani melihat dirinya di cermin. Dia masih berpikir bahwa dengan pakaian mahal ini dia akan terlihat konyol."Dan sekarang, sepatu. "Stylish itu mengambil sepasang yang cocok dari kotak, gadis penata gaya memasangkannya dan memadu ke gaun itu ." Desain ini mebuat kamu cantik sekali," ujarnya yakin .Dan dia segera membantu memakainya, meskipun kliennya memandangnya dengan ngeri.Sepatu itu dengan hak tinggi yang tidak biasa, tetapi sangat nyaman di kaki yang
Dan untuk dilihat seperti itu. Tidak hanya Andika , tapi juga hampir semua pengunjung resto tersebut.Sama sekali bukan karena mereka datang ke tempat yang begitu mewah dengan seorang anak kecil. Semua orang menatapnya dengan penuh perhatian, ini membuat Meilana merasa sangat canggung..“Kamu tidak terbiasa menjadi cantik,” kata Andika sedikit tertawa." Saya tidak mau menarik perhatian orang." balas Meilana ." Kamu lembut dan anggun." Andika masih ingin terus menatap dan memujinya ." Bersenang senang lah..'" ujar Andika lagi .Tapi itu membuatnya malu. Dia berusaha dan membuang muka.Setidak tidaknya bukan sekarang. Dia hanya ingin merasa nyaman dan menikmati makan yang enak dengan perutnya yang lapar ."Jadi, kamu mau makan siang apa?"" Aku tidak memilih, ini adalah yang terbaik ." ujar Meilana ketika masuk kerestoran yang dipilih Andika. Lelaki itu yang memilih makanan.Makana
Salah satu atraksi yang menjadi daya tarik di Singapura adalah Singapore Flyer.Para turis yang menikmati kawasan sekitarnya dengan berjalan kaki bisa menuju ke Singapore Flyer melalui daerah tepian air melalui jembatan yang terhubung .Pengunjung naik wahana melihat diketinggian di sekitar Marina Bay secara utuh.Bahkan melihat Malaysia dan sebuah pulau Indonesia dari ditinggian 165 meter dari bawah tanah .Lokasinya yang berada pada wilayah lapang juga membuatnya terlihat sangat mencolok ketika disandingkan dengan gedung-gedung pencakar langit yang bertebaran . Mereka ada dalam kapsul-kapsul ber AC .Kebun Binatang Singapura di dalam 11 zona yang berbeda. Taman reptil, Fragile Forest, Wild Africa dan banyak lagi.Andri kecil tertawa senang merasakan pengalaman di Kidzranger Tour, memberi makan binatang binatang yang lucu.Bersebelahan dengan Singapore Zoo adalah binatang mala