Beranda / Horor / Rumah Risa / Penemuan yang Mengubah segalanya

Share

Penemuan yang Mengubah segalanya

Penulis: Tian M Farihin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-13 18:37:56

Setelah penemuan yang mencengangkan di ruang bawah tanah Rumah Keluarga Wijaya, Laras merasa seolah-olah dia menemukan benang merah dari segala hal yang terjadi di rumah tersebut. Namun, rasa takut dan kewaspadaan yang mengganggu pikirannya menyisakan pertanyaan yang belum terjawab.

Nyonya Harper, yang memperhatikan kecemasan Laras, menyarankan agar Laras mencari informasi tambahan di kantor arsip kota. "Ada banyak dokumen lama tentang sejarah rumah ini yang mungkin bisa membantu kita," kata Nyonya Harper. "Mungkin ada catatan tentang eksperimen-eksperimen atau kejadian-kejadian penting di masa lalu yang belum kita ketahui."

Dr. Arif, yang turut mendengarkan, setuju dengan saran tersebut. "Kami mungkin telah menemukan sebagian dari kebenaran di sini, tetapi dokumen tambahan dari arsip kota bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap. Ini bisa membantu kita memahami lebih baik mengenai eksperimen yang dilakukan dan dampaknya."

Mendapatkan dorongan dari Nyonya Harper dan Dr. Arif, Laras setuju untuk mengunjungi kantor arsip kota. Ia berharap bisa menemukan petunjuk tambahan yang bisa mengungkap misteri di balik eksperimen dan efeknya pada rumah.

Setibanya di kantor arsip, Laras dipandu oleh petugas arsip ke area khusus yang menyimpan dokumen lama terkait Rumah Keluarga Wijaya. Setelah menjelaskan tujuannya, Laras mulai meneliti arsip-arsip yang relevan dengan tekun. Dia menemukan beberapa catatan penting tentang eksperimen yang dilakukan di rumah tersebut dan bagaimana bahan kimia yang digunakan dapat memengaruhi persepsi manusia.

Dengan informasi baru ini, Laras kembali ke Rumah Keluarga Wijaya dengan penuh semangat. Dr. Arif dan Nyonya Harper menyambutnya dengan antusiasme. Laras menunjukkan dokumen-dokumen yang baru saja ditemukan, dan Dr. Arif mulai menganalisis detail-detail tersebut.

"Dokumen-dokumen ini mengungkapkan lebih banyak tentang eksperimen yang dilakukan di rumah ini," kata Laras. "Ada catatan tentang bahan kimia dan efek sampingnya. Ini tampaknya menjelaskan banyak dari apa yang kita alami."

Dr. Arif memeriksa dokumen-dokumen tersebut dengan cermat dan mengonfirmasi bahwa informasi baru tersebut sangat penting. "Dengan informasi ini, kita bisa lebih memahami bahaya yang ada dan bagaimana menanganinya."

Dengan pengetahuan baru tersebut, mereka melanjutkan pencarian di ruang bawah tanah rumah, memastikan bahwa semua sisa zat kimia yang berbahaya telah dikendalikan. Mereka menutup kembali ruang bawah tanah dan memastikan bahwa tidak ada lagi bahaya yang bisa mempengaruhi rumah.

"Yang terpenting sekarang adalah menonaktifkan zat kimia ini dan memastikan seluruh rumah telah diperiksa dengan teliti," kata Dr. Arif.

Keesokan harinya, Dr. Arif mengirimkan sampel zat kimia ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut, sementara Laras mulai merencanakan cara terbaik untuk menjelaskan situasi ini kepada Dewi dan Riko. Meski telah mengungkap banyak hal, Laras masih merasa ada misteri yang lebih dalam yang harus dipecahkan.

Dengan dukungan dari Nyonya Harper dan Dr. Arif, Laras melanjutkan pencariannya untuk mengungkap seluruh kebenaran di Rumah Keluarga Wijaya, bertekad untuk melindungi Dewi dan Riko serta menemukan jawaban atas rahasia yang masih tersembunyi.

Setelah penemuan mengenai efek berbahaya dari zat kimia di ruang bawah tanah, Laras merasa semakin prihatin terhadap keselamatan Dewi dan Riko. Dengan suasana rumah yang semakin mencekam dan efek yang mungkin memengaruhi anak-anak, Laras memutuskan untuk mengajak Dewi dan Riko keluar dari rumah untuk sementara waktu.

Pada suatu sore yang cerah, Laras memutuskan untuk membawa Dewi dan Riko keluar dari rumah dan menjelajahi area sekitar. Dia merasa bahwa sedikit udara segar dan perubahan suasana bisa membantu mengurangi stres dan ketegangan yang mereka rasakan. Selain itu, Laras berharap bahwa jalan-jalan ini bisa memberikan sedikit kelegaan dan kebahagiaan bagi anak-anak yang sudah cukup terpengaruh oleh keadaan di rumah.

Laras membawa mereka ke sebuah taman yang terletak tidak jauh dari rumah. Taman tersebut memiliki area bermain untuk anak-anak, jalur pejalan kaki yang nyaman, dan pemandangan yang menenangkan. Ketika mereka tiba di taman, Dewi dan Riko tampak sangat antusias dan ceria.

"Ini adalah waktu kita untuk bersantai dan menikmati hari yang indah," kata Laras sambil tersenyum. "Mari kita bermain dan bersenang-senang."

Dewi langsung berlari menuju area bermain, sementara Riko, yang biasanya lebih pendiam, mulai menunjukkan senyum bahagia saat ia bermain di area pasir dan membangun istana pasir. Laras duduk di bangku taman, memantau anak-anak sambil merasakan sedikit kelegaan.

Ketika Laras sedang duduk, Dewi mendekatinya dengan wajah yang tampak serius. "Kak Laras, aku harus memberitahumu sesuatu," kata Dewi sambil mengerutkan dahi.

"Ya, Dewi? Ada apa?" tanya Laras, memperhatikan Dewi dengan penuh perhatian.

"Nyonya Harper... dia seperti nenek sihir," kata Dewi dengan nada yang serius.

Laras terkejut dengan pernyataan itu. "Apa maksudmu?"

Namun, sebelum Dewi bisa menjelaskan lebih lanjut, dia kembali berlari ke area bermain dan mulai sibuk bermain dengan Riko. Laras merasa bingung dan khawatir dengan pernyataan singkat Dewi, tetapi dia memutuskan untuk fokus pada kebahagiaan anak-anak dan melanjutkan hari mereka di taman.

Bab terkait

  • Rumah Risa   Taman Bermain

    Setelah menghabiskan waktu di taman, Laras, Dewi, dan Riko berjalan perlahan kembali menuju rumah. Langit mulai berubah warna, menandakan malam yang semakin dekat. Suasana di sekitar mereka mulai hening, hanya terdengar deru angin yang menghembuskan udara dingin sore hari. Dewi yang berjalan di samping Laras tampak tenang, meskipun terlihat lelah setelah seharian bermain. Tiba-tiba, Dewi menoleh ke Laras dengan tatapan polosnya. “Kak Laras capek?” tanya Dewi, suaranya lembut. Laras tersenyum tipis, menahan rasa lelah yang mulai terasa di kakinya. “Sedikit, Dewi. Tapi tidak apa-apa. Kamu capek juga?” Dewi menggeleng dengan pelan, sambil memandang ke tanah seolah-olah ada sesuatu yang sedang dipikirkannya. “Aku nggak capek, Kak. Kalau aku capek... aku bisa tidur. Seperti Ayah dan Mamah,” jawab Dewi dengan nada polos, namun anehnya terasa begitu suram di telinga Laras. Laras menghentikan langkahnya sesaat, bingung dengan perkataan Dewi. “Tidur? Maksudmu... ayah dan mamahmu?” Dewi h

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Rumah Risa   Misteri dibalik Cermin

    Setelah peristiwa misterius yang dialaminya, Laras merasa tergerak untuk menyelidiki lebih lanjut tentang Nyonya Harper dan apa yang sebenarnya terjadi di balik cermin besar itu. Setiap malam, saat suara deru angin berhembus di luar, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan: siapa yang ada di balik cermin, dan mengapa Nyonya Harper terlibat dalam hal-hal yang aneh? Laras memutuskan untuk memulai penyelidikan secara diam-diam. Di siang hari, dia mengamati Nyonya Harper saat menjalankan tugasnya. Laras memperhatikan bagaimana Nyonya Harper selalu menghindari pertanyaan tentang keluarga Wijaya, terutama saat berbicara tentang orang tua Dewi dan Riko. Ada sesuatu yang tidak beres, dan Laras bertekad untuk menemukannya. Suatu malam, saat Riko sedang bermain di luar, Laras memutuskan untuk menghampirinya. Dia ingin menggali informasi lebih dalam tentang keluarganya. "Riko, kamu tahu nggak tentang ayah dan ibumu?" tanya Laras, berusaha terdengar santai. Riko terlihat canggung, wajahnya beru

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Rumah Risa   Penerimaan Pekerjaan

    Di malam yang dingin dan berkabut, Laras duduk di kursi kayu yang sederhana di ruang tamu kontrakannya yang kecil. Ruangan tersebut sederhana dan hanya memiliki perabotan dasar sebuah meja kayu tua, beberapa kursi, dan rak buku kecil. Dia memeriksa tawaran pekerjaan yang baru saja diterimanya melalui pos, sebuah pekerjaan sebagai pengasuh untuk dua anak di sebuah rumah besar di pedesaan. Tawaran ini datang pada saat yang sangat tepat setelah kehilangan pekerjaan di kota dan menghadapi kesulitan finansial yang mendalam. Surat tersebut berisi detail pekerjaan yang tampak seperti janji untuk stabilitas. Rumah yang dimaksud, yang disebut “Rumah Keluarga Wijaya,” terletak di tepi kota yang jauh dari keramaian. Laras, meskipun sedikit merasa cemas, melihat ini sebagai kesempatan yang tak bisa dilewatkan. Dia meneguk secangkir teh hangat sambil memikirkan apa yang akan terjadi jika dia menerima tawaran ini. Keputusan diambil pada malam yang sama. Laras mengirimkan balasan ke alamat yang te

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Rumah Risa   Kamar Misterius

    Pagi berikutnya, Laras bangun dengan rasa kantuk yang membebani. Dia mencoba menenangkan diri dengan mandi dan sarapan sebelum memulai tugas pertamanya. Nyonya Harper telah meninggalkannya dengan instruksi tertulis mengenai rutinitas anak-anak dan jadwal harian rumah. Laras membaca catatan tersebut sambil mengunyah roti panggang, memikirkan bagaimana dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.Dewi dan Riko muncul di ruang makan, Dewi tampak ceria dan energik, sementara Riko hanya tersenyum samar. Laras mulai mengobrol dengan mereka sambil menyajikan sarapan. Percakapan mereka sebagian besar berkisar pada aktivitas sehari-hari, tetapi Laras merasa ada ketegangan yang tidak terucapkan di antara anak-anak.Setelah sarapan, Nyonya Harper memberikan tur singkat tentang bagian-bagian rumah yang tidak sempat dilihat Laras kemarin. Laras diperlihatkan ruang-ruang besar dengan perabotan antik, koridor panjang yang dipenuhi dengan lukisan, dan sebuah perpustakaan yang tampak sangat m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Rumah Risa   Jejak Masa Lalu

    Pagi berikutnya, Laras bangun dengan perasaan tidak nyaman yang masih tersisa dari malam sebelumnya. Dia mengambil jurnal yang dia temukan dan menyimpannya dengan hati-hati di dalam tasnya, berencana untuk mempelajarinya lebih lanjut ketika dia memiliki waktu lebih.Setelah sarapan, Laras melanjutkan rutinitasnya dengan Dewi dan Riko. Meskipun anak-anak tampak lebih ceria pagi ini, Laras tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang sedang menyembunyikan rahasia di rumah ini. Dia mencoba untuk menenangkan pikirannya dan fokus pada pekerjaan, tetapi rasa ingin tahunya tetap membara.Di tengah hari, saat Dewi dan Riko bermain di halaman belakang, Laras menyempatkan diri untuk membaca jurnal yang dia temukan. Jurnal itu ditulis dengan tinta tua, dan halamannya berbau musti. Saat dia membuka halaman pertama, dia menemukan tulisan tangan yang rapi dan teratur:"Hari ini, aku merasa seperti ada yang mengawasi kami. Rumah ini semakin aneh. Cermin di ruang utama tampak hidup—sepert

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Rumah Risa   Bayangan di Kegelapan

    Dengan dokumen-dokumen dan jurnal yang dia temukan, Laras merasa lebih dekat dengan memahami rahasia Rumah Keluarga Wijaya. Namun, ketidaknyamanan di sekelilingnya semakin intensif. Suasana rumah itu kian mencekam, dan Laras merasa seolah-olah ada sesuatu yang selalu mengawasinya.Hari berikutnya, Laras mencoba untuk memfokuskan perhatian pada Dewi dan Riko, meskipun pikirannya sering melayang kembali ke misteri yang belum terpecahkan. Dia memperhatikan perubahan kecil pada anak-anak, seperti bagaimana Dewi tampak lebih terjaga dan sering menatap cermin dengan tatapan kosong, sementara Riko tetap pendiam dan cemas.Suatu sore, saat Laras sedang menemani Dewi dan Riko di taman bermain, dia melihat Nyonya Harper berdiri di jendela rumah, memperhatikannya dengan tatapan yang penuh perhatian. Laras merasa canggung, namun dia tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa Nyonya Harper menyembunyikan sesuatu.Setelah anak-anak tidur malam itu, Laras kembali ke ruang bawah tanah untuk meneliti lebih

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Rumah Risa   Ambiguitas Realitas

    Sebagai seorang wanita berusia 30 tahun dengan kemampuan intuitif yang kuat, Laras memiliki latar belakang yang tidak biasa. Sejak kecil, dia telah merasakan kehadiran makhluk atau energi yang tidak terlihat oleh orang lain. Ayahnya adalah seorang ahli sejarah yang tertarik pada benda-benda kuno dan artefak, sementara ibunya adalah seorang dukun lokal dengan keahlian dalam ritual-ritual spiritual. Laras dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan pengetahuan gaib dan eksperimen spiritual. Meskipun Laras tidak pernah menganggap dirinya seorang paranormal profesional, dia sering membantu ibunya dalam ritual dan memiliki pengetahuan mendalam tentang dunia gaib. Kemampuan ini membawanya untuk bekerja sebagai konsultan dalam kasus-kasus yang melibatkan gangguan paranormal. Namun, situasi di Rumah Keluarga Wijaya jauh lebih menantang daripada yang pernah dia hadapi sebelumnya. Malam sebelum ritual pembersihan, Laras merasa tertekan dan cemas. Dia duduk di ruang bawah tanah, dikelilingi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13

Bab terbaru

  • Rumah Risa   Misteri dibalik Cermin

    Setelah peristiwa misterius yang dialaminya, Laras merasa tergerak untuk menyelidiki lebih lanjut tentang Nyonya Harper dan apa yang sebenarnya terjadi di balik cermin besar itu. Setiap malam, saat suara deru angin berhembus di luar, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan: siapa yang ada di balik cermin, dan mengapa Nyonya Harper terlibat dalam hal-hal yang aneh? Laras memutuskan untuk memulai penyelidikan secara diam-diam. Di siang hari, dia mengamati Nyonya Harper saat menjalankan tugasnya. Laras memperhatikan bagaimana Nyonya Harper selalu menghindari pertanyaan tentang keluarga Wijaya, terutama saat berbicara tentang orang tua Dewi dan Riko. Ada sesuatu yang tidak beres, dan Laras bertekad untuk menemukannya. Suatu malam, saat Riko sedang bermain di luar, Laras memutuskan untuk menghampirinya. Dia ingin menggali informasi lebih dalam tentang keluarganya. "Riko, kamu tahu nggak tentang ayah dan ibumu?" tanya Laras, berusaha terdengar santai. Riko terlihat canggung, wajahnya beru

  • Rumah Risa   Taman Bermain

    Setelah menghabiskan waktu di taman, Laras, Dewi, dan Riko berjalan perlahan kembali menuju rumah. Langit mulai berubah warna, menandakan malam yang semakin dekat. Suasana di sekitar mereka mulai hening, hanya terdengar deru angin yang menghembuskan udara dingin sore hari. Dewi yang berjalan di samping Laras tampak tenang, meskipun terlihat lelah setelah seharian bermain. Tiba-tiba, Dewi menoleh ke Laras dengan tatapan polosnya. “Kak Laras capek?” tanya Dewi, suaranya lembut. Laras tersenyum tipis, menahan rasa lelah yang mulai terasa di kakinya. “Sedikit, Dewi. Tapi tidak apa-apa. Kamu capek juga?” Dewi menggeleng dengan pelan, sambil memandang ke tanah seolah-olah ada sesuatu yang sedang dipikirkannya. “Aku nggak capek, Kak. Kalau aku capek... aku bisa tidur. Seperti Ayah dan Mamah,” jawab Dewi dengan nada polos, namun anehnya terasa begitu suram di telinga Laras. Laras menghentikan langkahnya sesaat, bingung dengan perkataan Dewi. “Tidur? Maksudmu... ayah dan mamahmu?” Dewi h

  • Rumah Risa   Penemuan yang Mengubah segalanya

    Setelah penemuan yang mencengangkan di ruang bawah tanah Rumah Keluarga Wijaya, Laras merasa seolah-olah dia menemukan benang merah dari segala hal yang terjadi di rumah tersebut. Namun, rasa takut dan kewaspadaan yang mengganggu pikirannya menyisakan pertanyaan yang belum terjawab. Nyonya Harper, yang memperhatikan kecemasan Laras, menyarankan agar Laras mencari informasi tambahan di kantor arsip kota. "Ada banyak dokumen lama tentang sejarah rumah ini yang mungkin bisa membantu kita," kata Nyonya Harper. "Mungkin ada catatan tentang eksperimen-eksperimen atau kejadian-kejadian penting di masa lalu yang belum kita ketahui." Dr. Arif, yang turut mendengarkan, setuju dengan saran tersebut. "Kami mungkin telah menemukan sebagian dari kebenaran di sini, tetapi dokumen tambahan dari arsip kota bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap. Ini bisa membantu kita memahami lebih baik mengenai eksperimen yang dilakukan dan dampaknya." Mendapatkan dorongan dari Nyonya Harper dan Dr. Arif, La

  • Rumah Risa   Ambiguitas Realitas

    Sebagai seorang wanita berusia 30 tahun dengan kemampuan intuitif yang kuat, Laras memiliki latar belakang yang tidak biasa. Sejak kecil, dia telah merasakan kehadiran makhluk atau energi yang tidak terlihat oleh orang lain. Ayahnya adalah seorang ahli sejarah yang tertarik pada benda-benda kuno dan artefak, sementara ibunya adalah seorang dukun lokal dengan keahlian dalam ritual-ritual spiritual. Laras dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan pengetahuan gaib dan eksperimen spiritual. Meskipun Laras tidak pernah menganggap dirinya seorang paranormal profesional, dia sering membantu ibunya dalam ritual dan memiliki pengetahuan mendalam tentang dunia gaib. Kemampuan ini membawanya untuk bekerja sebagai konsultan dalam kasus-kasus yang melibatkan gangguan paranormal. Namun, situasi di Rumah Keluarga Wijaya jauh lebih menantang daripada yang pernah dia hadapi sebelumnya. Malam sebelum ritual pembersihan, Laras merasa tertekan dan cemas. Dia duduk di ruang bawah tanah, dikelilingi

  • Rumah Risa   Bayangan di Kegelapan

    Dengan dokumen-dokumen dan jurnal yang dia temukan, Laras merasa lebih dekat dengan memahami rahasia Rumah Keluarga Wijaya. Namun, ketidaknyamanan di sekelilingnya semakin intensif. Suasana rumah itu kian mencekam, dan Laras merasa seolah-olah ada sesuatu yang selalu mengawasinya.Hari berikutnya, Laras mencoba untuk memfokuskan perhatian pada Dewi dan Riko, meskipun pikirannya sering melayang kembali ke misteri yang belum terpecahkan. Dia memperhatikan perubahan kecil pada anak-anak, seperti bagaimana Dewi tampak lebih terjaga dan sering menatap cermin dengan tatapan kosong, sementara Riko tetap pendiam dan cemas.Suatu sore, saat Laras sedang menemani Dewi dan Riko di taman bermain, dia melihat Nyonya Harper berdiri di jendela rumah, memperhatikannya dengan tatapan yang penuh perhatian. Laras merasa canggung, namun dia tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa Nyonya Harper menyembunyikan sesuatu.Setelah anak-anak tidur malam itu, Laras kembali ke ruang bawah tanah untuk meneliti lebih

  • Rumah Risa   Jejak Masa Lalu

    Pagi berikutnya, Laras bangun dengan perasaan tidak nyaman yang masih tersisa dari malam sebelumnya. Dia mengambil jurnal yang dia temukan dan menyimpannya dengan hati-hati di dalam tasnya, berencana untuk mempelajarinya lebih lanjut ketika dia memiliki waktu lebih.Setelah sarapan, Laras melanjutkan rutinitasnya dengan Dewi dan Riko. Meskipun anak-anak tampak lebih ceria pagi ini, Laras tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang sedang menyembunyikan rahasia di rumah ini. Dia mencoba untuk menenangkan pikirannya dan fokus pada pekerjaan, tetapi rasa ingin tahunya tetap membara.Di tengah hari, saat Dewi dan Riko bermain di halaman belakang, Laras menyempatkan diri untuk membaca jurnal yang dia temukan. Jurnal itu ditulis dengan tinta tua, dan halamannya berbau musti. Saat dia membuka halaman pertama, dia menemukan tulisan tangan yang rapi dan teratur:"Hari ini, aku merasa seperti ada yang mengawasi kami. Rumah ini semakin aneh. Cermin di ruang utama tampak hidup—sepert

  • Rumah Risa   Kamar Misterius

    Pagi berikutnya, Laras bangun dengan rasa kantuk yang membebani. Dia mencoba menenangkan diri dengan mandi dan sarapan sebelum memulai tugas pertamanya. Nyonya Harper telah meninggalkannya dengan instruksi tertulis mengenai rutinitas anak-anak dan jadwal harian rumah. Laras membaca catatan tersebut sambil mengunyah roti panggang, memikirkan bagaimana dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.Dewi dan Riko muncul di ruang makan, Dewi tampak ceria dan energik, sementara Riko hanya tersenyum samar. Laras mulai mengobrol dengan mereka sambil menyajikan sarapan. Percakapan mereka sebagian besar berkisar pada aktivitas sehari-hari, tetapi Laras merasa ada ketegangan yang tidak terucapkan di antara anak-anak.Setelah sarapan, Nyonya Harper memberikan tur singkat tentang bagian-bagian rumah yang tidak sempat dilihat Laras kemarin. Laras diperlihatkan ruang-ruang besar dengan perabotan antik, koridor panjang yang dipenuhi dengan lukisan, dan sebuah perpustakaan yang tampak sangat m

  • Rumah Risa   Penerimaan Pekerjaan

    Di malam yang dingin dan berkabut, Laras duduk di kursi kayu yang sederhana di ruang tamu kontrakannya yang kecil. Ruangan tersebut sederhana dan hanya memiliki perabotan dasar sebuah meja kayu tua, beberapa kursi, dan rak buku kecil. Dia memeriksa tawaran pekerjaan yang baru saja diterimanya melalui pos, sebuah pekerjaan sebagai pengasuh untuk dua anak di sebuah rumah besar di pedesaan. Tawaran ini datang pada saat yang sangat tepat setelah kehilangan pekerjaan di kota dan menghadapi kesulitan finansial yang mendalam. Surat tersebut berisi detail pekerjaan yang tampak seperti janji untuk stabilitas. Rumah yang dimaksud, yang disebut “Rumah Keluarga Wijaya,” terletak di tepi kota yang jauh dari keramaian. Laras, meskipun sedikit merasa cemas, melihat ini sebagai kesempatan yang tak bisa dilewatkan. Dia meneguk secangkir teh hangat sambil memikirkan apa yang akan terjadi jika dia menerima tawaran ini. Keputusan diambil pada malam yang sama. Laras mengirimkan balasan ke alamat yang te

DMCA.com Protection Status