Home / Horor / Rumah Risa / Ambiguitas Realitas

Share

Ambiguitas Realitas

last update Last Updated: 2024-09-13 18:07:17

Sebagai seorang wanita berusia 30 tahun dengan kemampuan intuitif yang kuat, Laras memiliki latar belakang yang tidak biasa. Sejak kecil, dia telah merasakan kehadiran makhluk atau energi yang tidak terlihat oleh orang lain. Ayahnya adalah seorang ahli sejarah yang tertarik pada benda-benda kuno dan artefak, sementara ibunya adalah seorang dukun lokal dengan keahlian dalam ritual-ritual spiritual. Laras dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan pengetahuan gaib dan eksperimen spiritual.

Meskipun Laras tidak pernah menganggap dirinya seorang paranormal profesional, dia sering membantu ibunya dalam ritual dan memiliki pengetahuan mendalam tentang dunia gaib. Kemampuan ini membawanya untuk bekerja sebagai konsultan dalam kasus-kasus yang melibatkan gangguan paranormal. Namun, situasi di Rumah Keluarga Wijaya jauh lebih menantang daripada yang pernah dia hadapi sebelumnya.

Malam sebelum ritual pembersihan, Laras merasa tertekan dan cemas. Dia duduk di ruang bawah tanah, dikelilingi oleh dokumen-dokumen dan catatan kuno yang dia temukan, sambil mempersiapkan alat-alat ritual. Cermin yang misterius tampak semakin menonjol di ruang tersebut, dan Laras merasa seolah-olah ada sesuatu yang berusaha menarik perhatiannya.

Ketika Laras memulai ritual pembersihan, suasana di sekelilingnya menjadi semakin tegang. Lilin-lilin yang menyala berkedip-kedip, bayangan di cermin bergerak dengan cara yang tidak logis, dan udara terasa berat dengan energi yang tidak bisa dijelaskan. Laras membaca mantra dengan penuh konsentrasi, berusaha untuk tidak terganggu oleh sensasi aneh yang mengelilinginya.

Seiring dengan ritual, Laras mulai merasakan efek-efek yang membingungkan. Suara-suara bisikan terdengar semakin nyaring, tetapi kata-katanya sulit dipahami. Bayangan di cermin tampak membentuk pola yang tidak jelas, seolah-olah entitas di dalamnya sedang berusaha berkomunikasi atau bahkan menipu Laras. Realitas di sekitar Laras mulai terasa kabur, dan dia merasakan seolah-olah dia terjebak dalam mimpi yang tidak stabil.

Laras merasa terasing dari kenyataan saat benda-benda di sekelilingnya tampak bergerak dan berubah bentuk. Perasaan ini semakin diperparah ketika bayangan dalam cermin tampak memperlihatkan gambaran yang berbeda dari yang sebenarnya. Apakah ini benar-benar terjadi, atau hanya ilusi yang dipicu oleh ketegangan emosional Laras?

Keesokan paginya, Laras merasa bingung dan lelah. Dia berusaha untuk memahami apakah pengalaman malam itu adalah manifestasi nyata dari kekuatan gaib atau hanya ilusi. Dia memutuskan untuk berbicara dengan Nyonya Harper tentang apa yang terjadi.

Nyonya Harper, mendengarkan dengan seksama, mengatakan, "Kadang-kadang, ketika berhadapan dengan kekuatan yang melampaui pemahaman kita, batasan antara kenyataan dan ilusi bisa menjadi sangat kabur. Kita harus hati-hati, karena situasi seperti ini bisa mempermainkan pikiran kita."

Nyonya Harper setuju untuk mencari bantuan dari seorang ahli spiritual atau paranormal yang dapat memberikan panduan lebih lanjut. Laras merasa lebih tenang mengetahui bahwa dia tidak sendirian dalam menghadapi masalah ini, tetapi ketidakpastian tentang realitas tetap menghantui pikirannya.

Selama beberapa hari berikutnya, Laras terus menyelidiki cermin dan sejarah rumah, sambil berusaha menjaga kesejahteraan Dewi dan Riko. Dia mulai melakukan penelitian lebih lanjut tentang metode kuno dan ritual yang mungkin dapat membantu menetralkan kekuatan cermin. Namun, semakin dalam dia menggali, semakin dia merasa bahwa batas antara kenyataan dan ilusi menjadi semakin kabur.

Laras bertekad untuk mengatasi ketidakpastian ini dan melindungi anak-anak dari pengaruh jahat yang mengganggu rumah. Dengan dukungan dari Nyonya Harper dan pengetahuan yang dia miliki, Laras melanjutkan pencariannya untuk menemukan solusi yang akan membawa kedamaian bagi Rumah Keluarga Wijaya dan melawan kekuatan gaib yang masih menghantui.

Laras merasakan ketegangan yang semakin meningkat seiring dengan usahanya untuk memahami kekuatan cermin dan efeknya pada rumah. Kesehatan mentalnya mulai terganggu oleh ketidakpastian yang membingungkan—apakah semua yang dia alami adalah ilusi atau kenyataan? Setiap kali dia melihat cermin, dia merasa seolah-olah dunia di belakangnya bergetar dan mengancam untuk menyeretnya ke dalam kegelapan.

Dengan dorongan dari Laras dan keprihatinannya yang mendalam, Nyonya Harper memutuskan untuk meminta bantuan dari seorang ahli spiritual yang terkenal, Dr. Arif. Dr. Arif adalah seorang praktisi spiritual dan peneliti paranormal yang memiliki pengalaman luas dalam menangani fenomena gaib dan energi spiritual. Dia dikenal dengan keahliannya dalam mendeteksi dan menilai entitas gaib serta memberikan solusi untuk masalah paranormal yang kompleks.

Saat Dr. Arif tiba di Rumah Keluarga Wijaya, Laras merasa campur aduk antara harapan dan ketegangan. Dr. Arif memeriksa rumah dengan seksama, mengamati cermin dan mencatat berbagai fenomena aneh yang dilaporkan Laras. Dia memperhatikan cara Laras berinteraksi dengan cermin dan menilai reaksi emosionalnya.

"Kadang-kadang," kata Dr. Arif dengan serius, "ketika entitas jahat atau energi kuat terlibat, batas antara kenyataan dan ilusi bisa menjadi sangat kabur. Cermin itu mungkin tidak hanya menjadi medium, tetapi juga pintu masuk untuk energi yang lebih gelap."

Selama kunjungan Dr. Arif, Laras merasakan perasaan aneh—seolah-olah ada sesuatu yang menahan napasnya di dalam cermin, menunggu untuk ditangkap. Laras berusaha keras untuk tetap fokus pada apa yang dikatakan Dr. Arif, tetapi dia merasa pikirannya sering melayang kembali ke bayangan-bayangan di cermin.

Sementara itu, hubungan Laras dengan Dewi dan Riko semakin memburuk. Dewi semakin sering berbicara tentang mimpi buruk dan suara-suara aneh yang dia dengar di malam hari. Riko semakin cemas dan menolak untuk tidur sendirian. Laras merasa terjebak antara tanggung jawabnya sebagai pengasuh dan ketidakpastian yang mengganggu rumah.

Saat malam tiba, Dr. Arif dan Laras memutuskan untuk menjalankan ritual pembersihan tambahan yang disarankan oleh Dr. Arif. Dengan semua alat ritual yang diperlukan, Laras mempersiapkan ruangan dan menyalakan lilin-lilin di sekitar cermin. Suasana di sekelilingnya terasa semakin berat, dan setiap gerakan terasa lebih lambat dan lebih membingungkan.

Laras membaca mantra dengan penuh konsentrasi, mencoba untuk menetralkan energi yang mengganggu. Namun, saat dia melakukan ritual, dia mulai mengalami hal-hal yang semakin tidak dapat dijelaskan. Bayangan di cermin bergerak dengan cara yang semakin tidak logis, dan Laras merasa seolah-olah ada sesuatu yang berusaha untuk menariknya ke dalam dimensi yang berbeda.

Ketika ritual berakhir, Laras merasa kelelahan dan bingung. Dia duduk di ruang utama, mencoba untuk menganalisis apa yang baru saja terjadi. Bayangan dalam cermin tampak lebih jelas, seolah-olah ada sesuatu yang menatapnya dengan penuh intensitas.

Keesokan harinya, Laras duduk dengan Dr. Arif dan Nyonya Harper untuk membahas hasil ritual dan langkah-langkah selanjutnya. Dr. Arif mengungkapkan bahwa proses ini mungkin memerlukan waktu dan kesabaran, dan Laras harus bersiap menghadapi lebih banyak tantangan.

"Kadang-kadang, untuk memahami sepenuhnya apa yang terjadi, kita harus siap menghadapi kenyataan yang lebih gelap dan lebih kompleks dari yang kita bayangkan," kata Dr. Arif. "Kita harus melanjutkan upaya ini dengan hati-hati dan terus waspada."

Laras merasa terinspirasi tetapi juga cemas. Dengan pengetahuan baru yang dia miliki dan dukungan dari Dr. Arif dan Nyonya Harper, Laras melanjutkan pencariannya untuk mengungkap misteri di Rumah Keluarga Wijaya. Dia bertekad untuk melindungi Dewi dan Riko dari pengaruh jahat yang mengganggu rumah dan mencari cara untuk mengatasi kekuatan gaib yang mengancam kedamaian mereka.

Related chapters

  • Rumah Risa   Penemuan yang Mengubah segalanya

    Setelah penemuan yang mencengangkan di ruang bawah tanah Rumah Keluarga Wijaya, Laras merasa seolah-olah dia menemukan benang merah dari segala hal yang terjadi di rumah tersebut. Namun, rasa takut dan kewaspadaan yang mengganggu pikirannya menyisakan pertanyaan yang belum terjawab. Nyonya Harper, yang memperhatikan kecemasan Laras, menyarankan agar Laras mencari informasi tambahan di kantor arsip kota. "Ada banyak dokumen lama tentang sejarah rumah ini yang mungkin bisa membantu kita," kata Nyonya Harper. "Mungkin ada catatan tentang eksperimen-eksperimen atau kejadian-kejadian penting di masa lalu yang belum kita ketahui." Dr. Arif, yang turut mendengarkan, setuju dengan saran tersebut. "Kami mungkin telah menemukan sebagian dari kebenaran di sini, tetapi dokumen tambahan dari arsip kota bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap. Ini bisa membantu kita memahami lebih baik mengenai eksperimen yang dilakukan dan dampaknya." Mendapatkan dorongan dari Nyonya Harper dan Dr. Arif, La

    Last Updated : 2024-09-13
  • Rumah Risa   Taman Bermain

    Setelah menghabiskan waktu di taman, Laras, Dewi, dan Riko berjalan perlahan kembali menuju rumah. Langit mulai berubah warna, menandakan malam yang semakin dekat. Suasana di sekitar mereka mulai hening, hanya terdengar deru angin yang menghembuskan udara dingin sore hari. Dewi yang berjalan di samping Laras tampak tenang, meskipun terlihat lelah setelah seharian bermain. Tiba-tiba, Dewi menoleh ke Laras dengan tatapan polosnya. “Kak Laras capek?” tanya Dewi, suaranya lembut. Laras tersenyum tipis, menahan rasa lelah yang mulai terasa di kakinya. “Sedikit, Dewi. Tapi tidak apa-apa. Kamu capek juga?” Dewi menggeleng dengan pelan, sambil memandang ke tanah seolah-olah ada sesuatu yang sedang dipikirkannya. “Aku nggak capek, Kak. Kalau aku capek... aku bisa tidur. Seperti Ayah dan Mamah,” jawab Dewi dengan nada polos, namun anehnya terasa begitu suram di telinga Laras. Laras menghentikan langkahnya sesaat, bingung dengan perkataan Dewi. “Tidur? Maksudmu... ayah dan mamahmu?” Dewi h

    Last Updated : 2024-09-14
  • Rumah Risa   Misteri dibalik Cermin

    Setelah peristiwa misterius yang dialaminya, Laras merasa tergerak untuk menyelidiki lebih lanjut tentang Nyonya Harper dan apa yang sebenarnya terjadi di balik cermin besar itu. Setiap malam, saat suara deru angin berhembus di luar, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan: siapa yang ada di balik cermin, dan mengapa Nyonya Harper terlibat dalam hal-hal yang aneh? Laras memutuskan untuk memulai penyelidikan secara diam-diam. Di siang hari, dia mengamati Nyonya Harper saat menjalankan tugasnya. Laras memperhatikan bagaimana Nyonya Harper selalu menghindari pertanyaan tentang keluarga Wijaya, terutama saat berbicara tentang orang tua Dewi dan Riko. Ada sesuatu yang tidak beres, dan Laras bertekad untuk menemukannya. Suatu malam, saat Riko sedang bermain di luar, Laras memutuskan untuk menghampirinya. Dia ingin menggali informasi lebih dalam tentang keluarganya. "Riko, kamu tahu nggak tentang ayah dan ibumu?" tanya Laras, berusaha terdengar santai. Riko terlihat canggung, wajahnya beru

    Last Updated : 2024-10-09
  • Rumah Risa   Penerimaan Pekerjaan

    Di malam yang dingin dan berkabut, Laras duduk di kursi kayu yang sederhana di ruang tamu kontrakannya yang kecil. Ruangan tersebut sederhana dan hanya memiliki perabotan dasar sebuah meja kayu tua, beberapa kursi, dan rak buku kecil. Dia memeriksa tawaran pekerjaan yang baru saja diterimanya melalui pos, sebuah pekerjaan sebagai pengasuh untuk dua anak di sebuah rumah besar di pedesaan. Tawaran ini datang pada saat yang sangat tepat setelah kehilangan pekerjaan di kota dan menghadapi kesulitan finansial yang mendalam. Surat tersebut berisi detail pekerjaan yang tampak seperti janji untuk stabilitas. Rumah yang dimaksud, yang disebut “Rumah Keluarga Wijaya,” terletak di tepi kota yang jauh dari keramaian. Laras, meskipun sedikit merasa cemas, melihat ini sebagai kesempatan yang tak bisa dilewatkan. Dia meneguk secangkir teh hangat sambil memikirkan apa yang akan terjadi jika dia menerima tawaran ini. Keputusan diambil pada malam yang sama. Laras mengirimkan balasan ke alamat yang te

    Last Updated : 2024-09-13
  • Rumah Risa   Kamar Misterius

    Pagi berikutnya, Laras bangun dengan rasa kantuk yang membebani. Dia mencoba menenangkan diri dengan mandi dan sarapan sebelum memulai tugas pertamanya. Nyonya Harper telah meninggalkannya dengan instruksi tertulis mengenai rutinitas anak-anak dan jadwal harian rumah. Laras membaca catatan tersebut sambil mengunyah roti panggang, memikirkan bagaimana dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.Dewi dan Riko muncul di ruang makan, Dewi tampak ceria dan energik, sementara Riko hanya tersenyum samar. Laras mulai mengobrol dengan mereka sambil menyajikan sarapan. Percakapan mereka sebagian besar berkisar pada aktivitas sehari-hari, tetapi Laras merasa ada ketegangan yang tidak terucapkan di antara anak-anak.Setelah sarapan, Nyonya Harper memberikan tur singkat tentang bagian-bagian rumah yang tidak sempat dilihat Laras kemarin. Laras diperlihatkan ruang-ruang besar dengan perabotan antik, koridor panjang yang dipenuhi dengan lukisan, dan sebuah perpustakaan yang tampak sangat m

    Last Updated : 2024-09-13
  • Rumah Risa   Jejak Masa Lalu

    Pagi berikutnya, Laras bangun dengan perasaan tidak nyaman yang masih tersisa dari malam sebelumnya. Dia mengambil jurnal yang dia temukan dan menyimpannya dengan hati-hati di dalam tasnya, berencana untuk mempelajarinya lebih lanjut ketika dia memiliki waktu lebih.Setelah sarapan, Laras melanjutkan rutinitasnya dengan Dewi dan Riko. Meskipun anak-anak tampak lebih ceria pagi ini, Laras tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang sedang menyembunyikan rahasia di rumah ini. Dia mencoba untuk menenangkan pikirannya dan fokus pada pekerjaan, tetapi rasa ingin tahunya tetap membara.Di tengah hari, saat Dewi dan Riko bermain di halaman belakang, Laras menyempatkan diri untuk membaca jurnal yang dia temukan. Jurnal itu ditulis dengan tinta tua, dan halamannya berbau musti. Saat dia membuka halaman pertama, dia menemukan tulisan tangan yang rapi dan teratur:"Hari ini, aku merasa seperti ada yang mengawasi kami. Rumah ini semakin aneh. Cermin di ruang utama tampak hidup—sepert

    Last Updated : 2024-09-13
  • Rumah Risa   Bayangan di Kegelapan

    Dengan dokumen-dokumen dan jurnal yang dia temukan, Laras merasa lebih dekat dengan memahami rahasia Rumah Keluarga Wijaya. Namun, ketidaknyamanan di sekelilingnya semakin intensif. Suasana rumah itu kian mencekam, dan Laras merasa seolah-olah ada sesuatu yang selalu mengawasinya.Hari berikutnya, Laras mencoba untuk memfokuskan perhatian pada Dewi dan Riko, meskipun pikirannya sering melayang kembali ke misteri yang belum terpecahkan. Dia memperhatikan perubahan kecil pada anak-anak, seperti bagaimana Dewi tampak lebih terjaga dan sering menatap cermin dengan tatapan kosong, sementara Riko tetap pendiam dan cemas.Suatu sore, saat Laras sedang menemani Dewi dan Riko di taman bermain, dia melihat Nyonya Harper berdiri di jendela rumah, memperhatikannya dengan tatapan yang penuh perhatian. Laras merasa canggung, namun dia tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa Nyonya Harper menyembunyikan sesuatu.Setelah anak-anak tidur malam itu, Laras kembali ke ruang bawah tanah untuk meneliti lebih

    Last Updated : 2024-09-13

Latest chapter

  • Rumah Risa   Misteri dibalik Cermin

    Setelah peristiwa misterius yang dialaminya, Laras merasa tergerak untuk menyelidiki lebih lanjut tentang Nyonya Harper dan apa yang sebenarnya terjadi di balik cermin besar itu. Setiap malam, saat suara deru angin berhembus di luar, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan: siapa yang ada di balik cermin, dan mengapa Nyonya Harper terlibat dalam hal-hal yang aneh? Laras memutuskan untuk memulai penyelidikan secara diam-diam. Di siang hari, dia mengamati Nyonya Harper saat menjalankan tugasnya. Laras memperhatikan bagaimana Nyonya Harper selalu menghindari pertanyaan tentang keluarga Wijaya, terutama saat berbicara tentang orang tua Dewi dan Riko. Ada sesuatu yang tidak beres, dan Laras bertekad untuk menemukannya. Suatu malam, saat Riko sedang bermain di luar, Laras memutuskan untuk menghampirinya. Dia ingin menggali informasi lebih dalam tentang keluarganya. "Riko, kamu tahu nggak tentang ayah dan ibumu?" tanya Laras, berusaha terdengar santai. Riko terlihat canggung, wajahnya beru

  • Rumah Risa   Taman Bermain

    Setelah menghabiskan waktu di taman, Laras, Dewi, dan Riko berjalan perlahan kembali menuju rumah. Langit mulai berubah warna, menandakan malam yang semakin dekat. Suasana di sekitar mereka mulai hening, hanya terdengar deru angin yang menghembuskan udara dingin sore hari. Dewi yang berjalan di samping Laras tampak tenang, meskipun terlihat lelah setelah seharian bermain. Tiba-tiba, Dewi menoleh ke Laras dengan tatapan polosnya. “Kak Laras capek?” tanya Dewi, suaranya lembut. Laras tersenyum tipis, menahan rasa lelah yang mulai terasa di kakinya. “Sedikit, Dewi. Tapi tidak apa-apa. Kamu capek juga?” Dewi menggeleng dengan pelan, sambil memandang ke tanah seolah-olah ada sesuatu yang sedang dipikirkannya. “Aku nggak capek, Kak. Kalau aku capek... aku bisa tidur. Seperti Ayah dan Mamah,” jawab Dewi dengan nada polos, namun anehnya terasa begitu suram di telinga Laras. Laras menghentikan langkahnya sesaat, bingung dengan perkataan Dewi. “Tidur? Maksudmu... ayah dan mamahmu?” Dewi h

  • Rumah Risa   Penemuan yang Mengubah segalanya

    Setelah penemuan yang mencengangkan di ruang bawah tanah Rumah Keluarga Wijaya, Laras merasa seolah-olah dia menemukan benang merah dari segala hal yang terjadi di rumah tersebut. Namun, rasa takut dan kewaspadaan yang mengganggu pikirannya menyisakan pertanyaan yang belum terjawab. Nyonya Harper, yang memperhatikan kecemasan Laras, menyarankan agar Laras mencari informasi tambahan di kantor arsip kota. "Ada banyak dokumen lama tentang sejarah rumah ini yang mungkin bisa membantu kita," kata Nyonya Harper. "Mungkin ada catatan tentang eksperimen-eksperimen atau kejadian-kejadian penting di masa lalu yang belum kita ketahui." Dr. Arif, yang turut mendengarkan, setuju dengan saran tersebut. "Kami mungkin telah menemukan sebagian dari kebenaran di sini, tetapi dokumen tambahan dari arsip kota bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap. Ini bisa membantu kita memahami lebih baik mengenai eksperimen yang dilakukan dan dampaknya." Mendapatkan dorongan dari Nyonya Harper dan Dr. Arif, La

  • Rumah Risa   Ambiguitas Realitas

    Sebagai seorang wanita berusia 30 tahun dengan kemampuan intuitif yang kuat, Laras memiliki latar belakang yang tidak biasa. Sejak kecil, dia telah merasakan kehadiran makhluk atau energi yang tidak terlihat oleh orang lain. Ayahnya adalah seorang ahli sejarah yang tertarik pada benda-benda kuno dan artefak, sementara ibunya adalah seorang dukun lokal dengan keahlian dalam ritual-ritual spiritual. Laras dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan pengetahuan gaib dan eksperimen spiritual. Meskipun Laras tidak pernah menganggap dirinya seorang paranormal profesional, dia sering membantu ibunya dalam ritual dan memiliki pengetahuan mendalam tentang dunia gaib. Kemampuan ini membawanya untuk bekerja sebagai konsultan dalam kasus-kasus yang melibatkan gangguan paranormal. Namun, situasi di Rumah Keluarga Wijaya jauh lebih menantang daripada yang pernah dia hadapi sebelumnya. Malam sebelum ritual pembersihan, Laras merasa tertekan dan cemas. Dia duduk di ruang bawah tanah, dikelilingi

  • Rumah Risa   Bayangan di Kegelapan

    Dengan dokumen-dokumen dan jurnal yang dia temukan, Laras merasa lebih dekat dengan memahami rahasia Rumah Keluarga Wijaya. Namun, ketidaknyamanan di sekelilingnya semakin intensif. Suasana rumah itu kian mencekam, dan Laras merasa seolah-olah ada sesuatu yang selalu mengawasinya.Hari berikutnya, Laras mencoba untuk memfokuskan perhatian pada Dewi dan Riko, meskipun pikirannya sering melayang kembali ke misteri yang belum terpecahkan. Dia memperhatikan perubahan kecil pada anak-anak, seperti bagaimana Dewi tampak lebih terjaga dan sering menatap cermin dengan tatapan kosong, sementara Riko tetap pendiam dan cemas.Suatu sore, saat Laras sedang menemani Dewi dan Riko di taman bermain, dia melihat Nyonya Harper berdiri di jendela rumah, memperhatikannya dengan tatapan yang penuh perhatian. Laras merasa canggung, namun dia tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa Nyonya Harper menyembunyikan sesuatu.Setelah anak-anak tidur malam itu, Laras kembali ke ruang bawah tanah untuk meneliti lebih

  • Rumah Risa   Jejak Masa Lalu

    Pagi berikutnya, Laras bangun dengan perasaan tidak nyaman yang masih tersisa dari malam sebelumnya. Dia mengambil jurnal yang dia temukan dan menyimpannya dengan hati-hati di dalam tasnya, berencana untuk mempelajarinya lebih lanjut ketika dia memiliki waktu lebih.Setelah sarapan, Laras melanjutkan rutinitasnya dengan Dewi dan Riko. Meskipun anak-anak tampak lebih ceria pagi ini, Laras tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang sedang menyembunyikan rahasia di rumah ini. Dia mencoba untuk menenangkan pikirannya dan fokus pada pekerjaan, tetapi rasa ingin tahunya tetap membara.Di tengah hari, saat Dewi dan Riko bermain di halaman belakang, Laras menyempatkan diri untuk membaca jurnal yang dia temukan. Jurnal itu ditulis dengan tinta tua, dan halamannya berbau musti. Saat dia membuka halaman pertama, dia menemukan tulisan tangan yang rapi dan teratur:"Hari ini, aku merasa seperti ada yang mengawasi kami. Rumah ini semakin aneh. Cermin di ruang utama tampak hidup—sepert

  • Rumah Risa   Kamar Misterius

    Pagi berikutnya, Laras bangun dengan rasa kantuk yang membebani. Dia mencoba menenangkan diri dengan mandi dan sarapan sebelum memulai tugas pertamanya. Nyonya Harper telah meninggalkannya dengan instruksi tertulis mengenai rutinitas anak-anak dan jadwal harian rumah. Laras membaca catatan tersebut sambil mengunyah roti panggang, memikirkan bagaimana dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.Dewi dan Riko muncul di ruang makan, Dewi tampak ceria dan energik, sementara Riko hanya tersenyum samar. Laras mulai mengobrol dengan mereka sambil menyajikan sarapan. Percakapan mereka sebagian besar berkisar pada aktivitas sehari-hari, tetapi Laras merasa ada ketegangan yang tidak terucapkan di antara anak-anak.Setelah sarapan, Nyonya Harper memberikan tur singkat tentang bagian-bagian rumah yang tidak sempat dilihat Laras kemarin. Laras diperlihatkan ruang-ruang besar dengan perabotan antik, koridor panjang yang dipenuhi dengan lukisan, dan sebuah perpustakaan yang tampak sangat m

  • Rumah Risa   Penerimaan Pekerjaan

    Di malam yang dingin dan berkabut, Laras duduk di kursi kayu yang sederhana di ruang tamu kontrakannya yang kecil. Ruangan tersebut sederhana dan hanya memiliki perabotan dasar sebuah meja kayu tua, beberapa kursi, dan rak buku kecil. Dia memeriksa tawaran pekerjaan yang baru saja diterimanya melalui pos, sebuah pekerjaan sebagai pengasuh untuk dua anak di sebuah rumah besar di pedesaan. Tawaran ini datang pada saat yang sangat tepat setelah kehilangan pekerjaan di kota dan menghadapi kesulitan finansial yang mendalam. Surat tersebut berisi detail pekerjaan yang tampak seperti janji untuk stabilitas. Rumah yang dimaksud, yang disebut “Rumah Keluarga Wijaya,” terletak di tepi kota yang jauh dari keramaian. Laras, meskipun sedikit merasa cemas, melihat ini sebagai kesempatan yang tak bisa dilewatkan. Dia meneguk secangkir teh hangat sambil memikirkan apa yang akan terjadi jika dia menerima tawaran ini. Keputusan diambil pada malam yang sama. Laras mengirimkan balasan ke alamat yang te

DMCA.com Protection Status