Share

Bab 294

Author: Julio
last update Last Updated: 2024-02-21 12:03:33
Adrian menyimpan rambut yang baru saja dia cabut dan menatap Zayden yang perlahan membuka mata dan menatapnya. Zayden merasa cukup asing dengan Adrian, jadi langsung bersikap waspada.

Adrian beranjak dan melangkah mundur, mencoba menjaga jarak aman.

Pria itu bersedekap dan tersenyum sinis seperti biasanya.

"Bagaimana keadaanmu, nak?"

Zayden mengerjapkan matanya yang lebar. Saat akan berbicara, dia merasa kalau tenggorokannya terasa panas dan terasa sakit kalau berbicara.

Adrian membuka tutup botol air mineral dan menyodorkannya ke mulut Zayden. "Kamu lagi demam, jadi wajar kalau tenggorokanmu kering dan serak. Jangan khawatir, minum air ini, nanti juga baikan."

Zayden melakukan apa yang diperintahkan Adrian, mengambil botol air yang pria itu sodorkan dan meminumnya. Zayden yang sedang sakit itu benar-benar seperti anak kecil. Dia patuh dan lucu, memegang botol air minum di tagannya. Tatapan cerah dan jernihnya menatap Adrian lekat.

Adrian juga menatap Zayden yang berbaring di ranjang.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 295

    "Kalau dia nggak menginginkanku lagi, aku juga nggak mau panggil dia Papa. Aku nggak mau tinggal di sini lagi!"Adrian memandangi wajah kecil Zayden lekat-lekat. Meskipun wajah bocah itu mirip dengan Valerio, setelah dilihat lebih dekat, raut wajah di antara kedua alis bocah itu sangat mirip dengan Briella.Makin melihat ini, dia pun makin dibuat penasaran. Adrian termenung dan mencari cara untuk menemukan rambut Valerio agar bisa melakukan tes DNA."Bukan kamu yang menentukan apakah kamu akan tinggal di sini atau nggak." Adrian menepuk pundak Zayden. "Akhir-akhir ini Papa dan Mama mu sangat sibuk dan ada beberapa hal yang perlu diselesaikan. Papa mu juga pasti akan datang menemuimu kalau masalahnya sudah selesai. Sekarang semua orang sedang sangat kacau. Zayden, lebih baik kamu juga patuh dan sekolah dengan benar. Dengarkan apa yang dikatakan orang dewasa."Zayden menjawab, "Biasanya Mama akan bicara padaku tentang apa pun yang terjadi. Kenapa kali ini Mama pergi tanpa bilang apa pun

    Last Updated : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 296

    "Kalau begitu, kuharap kamu ingat apa yang sudah kamu katakan." Rieta memperingatkan, "Jangan sampai membuat kekacauan di acara besok. Kalau nggak, aku punya ratusan cara biar kamu pulang dengan patuh."Adrian menutup telepon dan menggenggamnya dengan erat, mencoba melampiaskan semua kemarahan di dalam hatinya. Dia tidak pernah begitu frustrasi dan tidak berdaya seperti ini sebelumnya.Rieta memang cukup kejam. Jika tidak, tidak mungkin dia bisa berada di posisinya saat ini dan menjadi ibu tiri Valerio."Om, kamu bicara dengan siapa di telepon?"Pintu kamar Zayden terbuka, memunculkan kepala kecil Zayden."Kamu dengar pembicaraanku di telepon?"Zayden mengangguk. "Aku juga dengar kalau kamu sepertinya bicara sama perempuan. Apa Om Valerio mau nikah sama wanita lain?"Adrian berjalan menghampiri Zayden dan memeluknya, memukul pantatnya sambil berjalan menuju ranjang Zayden."Kenapa telingamu tajam sekali, beraninya menguping pembicaraan orang dewasa di telepon.""Om, aku cuma khawatir s

    Last Updated : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 297

    Briella mengernyitkan dahinya, sudah bisa membayangkan topik apa yang akan dibicarakan pria itu kepadanya.Briella terlalu malas untuk menghadapinya.Langkah kaki terdengar mendekat dan Klinton membuka pintu kamar, langsung menghampiri Briella."Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?"Lelaki itu bertanya dan Briella melambaikan tangan. "Terima kasih Pak Klinton atas perhatiannya. Hanya saja, dibandingkan menanyakan kondisiku, aku lebih tertarik untuk mengetahui sampai kapan kamu berencana mengurungku di sini.""Nona Briella, sepertinya kamu salah paham dengan maksudku membawamu ke mari. Aku nggak bermaksud mengurungmu. Justru sebaliknya, aku ingin melindungimu.""Melindungiku?" Briella mencibir dan menatap Klinton, berbicara dengan nada mengejek, "Pak Klinton ternyata orang yang sangat baik. Cuma aku merasa kalau cara melindungi yang seperti ini terlalu istimewa, bukan? Atau ada sesuatu nggak pantas yang kamu lakukan, jadi kamu mengurungku di tempat terpencil ini, nggak ingin aku terhu

    Last Updated : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 298

    "Briella, nggak ada orang yang menyukai wanita yang nggak mencintai dirinya sendiri." Nada bicara Klinton tiba-tiba berubah dingin, "Punya anak tanpa status, tapi masih punya anak lainnya di dalam kandungan. Nona Briella, kelakuanmu yang seperti ini nggak bisa dipahami oleh akal sehat manusia. Selain itu, Nona Briella sudah terlalu banyak melakukan perbuatan tercela. Aku nggak mengatakan apa pun karena aku memikirkan harga diri mu. Tapi kalau kamu nggak menganggap itu sebagai aib, ya sudah. Nggak ada hal yang tabu untuk dibicarakan."Briella menunduk dan menatap pola pada selimut yang menutupi tubuhnya. Matanya tiba-tiba menjadi sedikit kabur saat mendengar kata-kata Klinton yang menusuk hatinya seperti pedang. Gelombang rasa malu dan harga diri membanjiri benak Briella, membuatnya terlihat menyedihkan.Dia seperti pendosa yang melakukan kejahatan keji, jadi pantas menerima semua penderitaan yang dia alami sekarang.Briella merasa sedikit tercekik dan menutupi dadanya untuk bernapas.K

    Last Updated : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 299

    Suara mobil terdengar menusuk karena rem yang diinjak, membuat roda ban bergesekan dengan tanah.Mobil itu berhenti di depan kediaman Keluarga Regulus dan berhenti di depan gerbang utama. Pak Rinto bergegas turun dari mobil.Menatap rumah tua yang megah di depannya, Pak Rinto menepuk-nepuk debu yang menempel di tubuhnya dan berjalan masuk ke dalam dengan langkah cepat.Di ambang pintu ada pelayan rumah yang berjejer. Melihat kedatangan Pak Rinto, mereka pun menyambutnya. Pak Rinto bertanya, "Apa tuan besar ada di dalam?""Baru saja selesai sarapan dan mendengarkan lagu di kursi malas. Sekarang, beliau tertidur."Pak Rinto memelankan suaranya, bahkan langkah kakinya pun tanpa sadar menjadi pelan."Buat kebisingan dan buat tuan besar bangun. Ada hal mendesak yang ingin aku sampaikan.""Nggak bisa. Kalau tuan besar marah dan menyalahkanku, aku akan dimarahi lagi.""Urusanku lebih penting daripada urusanmu. Dimarahi tuan besar atau dibunuh Pak Valerio, mana yang kamu pilih?"Pelayan itu te

    Last Updated : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 300

    Valerio melirik dokumen yang diserahkan Rieta. Dia bahkan tidak repot-repot membacanya dan langsung membuangnya."Aku tahu persis apa yang harus kukatakan, jadi nggak perlu membuatkan jawaban untukku."Valerio tahu kalau apa yang Rieta ingin Valerio jawab adalah semua jawaban yang sudah dia susun dan semuanya bertentangan dengan apa yang ada di dalam hati Valerio."Aku nggak mengizinkanmu membuat jawaban sendiri." Rieta memungut dokumen yang dibuang oleh Valerio, lalu melemparkan ke pelukan Valerio. "Kamu mewakili Perusahaan Regulus. Sebagai ketua dewan direksi Perusahaan Regulus, kamu harus membela kepentingan perusahaan dan para pemegang saham dan berbicara. Ingat, sikap impulsifmu bisa membuat kerugian dan masalah yang sangat besar. Sadar dan bersikap dewasalah.""Gimana kalau aku nggak mau?" Valerio melipat kakinya, lalu melanjutkan, "Gimana kalau aku malah bilang akan membatalkan pertunangan dan menikahi Briella?""Valerio! Jangan main-main!""Siapa yang main-main, aku atau kamu,

    Last Updated : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 301

    Valerio menatap layar ponselnya dan melihat foto Briella yang tengah berbaring di atas ranjang."Di mana?""Sebuah vila di hutan pinggiran kota."Valerio mengangkat alisnya heran. "Milik Keluarga Atmaja?""Ya. Ada Klinton yang menjaga Briella. Dia baik-baik saja.""Kenapa?" Valerio kembali bertanya karena tidak mengerti, "Kenapa kamu melakukan ini? Briella nggak salah, dia bahkan sedang mengandung anakku! Jangan melibatkannya ke dalam masalah di antara kita.""Kamu harusnya merenungkan kesalahanmu." Rieta menyimpan kembali ponselnya, lalu melanjutkan, "Aku janji Briella dan bayi dalam kandungannya akan baik-baik saja. Kami bahkan akan melindunginya. Yang penting kamu mau bekerja sama dan bersikap patuh di depan media untuk menstabilkan citra perusahaan dan para pemegang saham perusahaan. Setelah itu, aku akan mempertemukan kalian lagi.""Bersikap patuh di depan media katamu?""Aku nggak punya permintaan lain kepadamu selama kamu dan Davira bertindak layaknya pasangan yang saling mencin

    Last Updated : 2024-02-21
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 302

    Abimana memahami sesuatu begitu mendengar Valerio mengatakan ini. Dia melirik Rieta dan menghela napas dalam hati.Sama seperti dulu, dia tidak bisa menghentikan perceraian orang tua kandung Valerio. Sekarang, dia pun dia tidak bisa menghentikan Rieta yang mengandalkan status sebagai ibu Valerio untuk mengatur pernikahan Valerio demi kepentingan perusahaan.Tidak ada kebebasan bagi seorang anak dalam keluarga besar seperti mereka, terutama kalau sudah terkait ahli waris.Abimana sangat menyayangi Briella, tetapi aturan semacam ini sudah ditetapkan oleh leluhur keluarga mereka. Abimana mengakui kalau aturan ini kurang sesuai. Jadi, kalau Valerio berani melanggarnya demi Briella, tentu saja dia akan sangat mendukung. Hanya saja, Valerio memilih untuk tetap berpegang teguh pada peraturan dan menjaga bisnis keluarga di saat-saat genting seperti ini."Lakukan saja apa yang sudah kamu putuskan. Nggak ada lagi yang bisa aku lakukan."Abimana berdiri dan menghormati pilihan Valerio meskipun wa

    Last Updated : 2024-02-21

Latest chapter

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status