Share

Bab 296

"Kalau begitu, kuharap kamu ingat apa yang sudah kamu katakan." Rieta memperingatkan, "Jangan sampai membuat kekacauan di acara besok. Kalau nggak, aku punya ratusan cara biar kamu pulang dengan patuh."

Adrian menutup telepon dan menggenggamnya dengan erat, mencoba melampiaskan semua kemarahan di dalam hatinya. Dia tidak pernah begitu frustrasi dan tidak berdaya seperti ini sebelumnya.

Rieta memang cukup kejam. Jika tidak, tidak mungkin dia bisa berada di posisinya saat ini dan menjadi ibu tiri Valerio.

"Om, kamu bicara dengan siapa di telepon?"

Pintu kamar Zayden terbuka, memunculkan kepala kecil Zayden.

"Kamu dengar pembicaraanku di telepon?"

Zayden mengangguk. "Aku juga dengar kalau kamu sepertinya bicara sama perempuan. Apa Om Valerio mau nikah sama wanita lain?"

Adrian berjalan menghampiri Zayden dan memeluknya, memukul pantatnya sambil berjalan menuju ranjang Zayden.

"Kenapa telingamu tajam sekali, beraninya menguping pembicaraan orang dewasa di telepon."

"Om, aku cuma khawatir s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status