Share

Bab 238

Author: Julio
last update Last Updated: 2024-02-16 18:00:00
"Kenapa kamu ada di sini?" Briella bertanya dengan penasaran.

Wajah pria itu tanpa ekspresi dan suaranya sedikit dingin, "Ini rumah kita."

Briella terdiam sejenak, ragu-ragu dengan kata 'kita'.

"Kenapa? Kamu bersenang-senang sampai-sampai nggak mengenali rumah sendiri?"

Briella tersentak dan menggelengkan kepalanya, lalu menatap pria itu.

"Aku telepon Siska dan dia bilang kamu lembur sama Bu Davira. Aku pikir malam ini kamu nggak akan pulang."

Valerio menatap wajah lembut dan menawan Briella, seketika tidak bisa melampiaskan kemarahannya.

Pria itu mengambil Zayden yang sudah tertidur dari gendongan Briella dan berjalan menuju vila.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?"

Pertanyaan Valerio ini membuat Briella merasa terkejut, apalagi pria ini tidak tertarik dengan urusan pekerjaannya, bahkan merasa kesal. Kenapa tiba-tiba dia menanyakannya?

Briella teringat akan hal-hal buruk yang dia lalui di perusahaan, merasa kalau tidak perlu membicarakannya.

"Baik, semuanya berjalan dengan baik."

Valeri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 239

    "Semua itu bukan masalah." Pak Rinto berkata sambil tersenyum, "Kita bisa mengirimkan makan siang dan makan malam ke tempat Nona bekerja. Singkatnya, apa yang diperintahkan Pak Valerio, kami pasti akan melakukannya. Bukankah belasan pelayan di Galapagos memang ditugaskan untuk melayani Nona dan Tuan Muda Zayden?"Briella ternganga karena terkejut dan melihat ke ruang kerja. Dia tidak bisa memahami jalan pikiran Valerio.Mata Pak Rinto menatap ramah, bahkan wajahnya pun selalu terlihat tersenyum. "Nona Briella, saya lihat Pak Valerio tidak baik-baik saja begitu pulang ke rumah. Apa karena terlalu lelah dengan urusan pekerjaan yang begitu berat akhir-akhir ini? Sup tonik di dapur saja belum dimakan. Gimana kalau Nona sajikan untuk beliau dan membawanya ke ruang kerja?"Briella tahu kalau ini adalah cara Pak Rinto untuk memberi ruang bagi Briella untuk mengalah. Briella pun tidak boleh terus bersikap seperti anak kecil."Kalau begitu, tolong bawakan sup nya ke mari. Tapi jangan terlalu ba

    Last Updated : 2024-02-17
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 240

    Merasakan kemarahan Briella, raut wajah pria itu menjadi dingin. Dia menyipitkan matanya sambil berkata pada Briella, "Kamu benar-benar nggak tahu terima kasih."Briella mengatupkan mulutnya ingin membela diri, tetapi khawatir pembelaannya malah akan membuat pria itu makin marah. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Melihat Briella tidak mengatakan apa-apa, Valerio pun mengangkat tangannya dan meletakkan telapak tangannya di atas perut Briella. Di sini, sebuah kehidupan baru sedang dikandung, anaknya dan Briella.Briella menundukkan kepalanya dan juga terlihat melamun.Suasana tiba-tiba menjadi hangat. Keduanya terdiam dan tidak berbicara hingga telepon genggam Briella berdering.Briella mengambil ponselnya dan melihat kalau Abimana lah yang menelepon. Dia tanpa sadar memutar tubuhnya untuk menyingkirkan tangan Valerio di tubuhnya, baru menjawab panggilan itu."Halo, Nak, apa akhir-akhir ini kamu sibuk?"Suara dalam pria tua itu terdengar di ujung te

    Last Updated : 2024-02-17
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 241

    "Briella." Valerio mencubit pinggang kurus Briella, kata-katanya terdengar sedikit kasar, "Apa kamu sudah memperhitungkan cara untuk pergi dari sini dan menjauh dariku?"Briella menggigit bibirnya, menahan rasa sakit karena cengkeraman di pinggangnya. "Kamu mencubitku seperti itu, nggak takut menyakiti bayi di perutku?"Valerio melepaskan cengkeramannya dan menangkup dagu Briella dengan kedua tangannya. "Terkadang apa yang kamu ucapkan dan apa yang kamu lakukan membuatku ingin mencekikmu sampai mati."Mencekiknya sampai mati agar tidak ada yang bisa memengaruhi suasana hatinya. Mencekiknya sampai mati agar tidak ada yang menentangnya.Briella menghela napas dalam, mata hitamnya menatap pria di depannya. "Kalau mencekikku sampai mati, kamu akan kehilangan alat yang bisa memberimu anak."Valerio mengertakkan gigi, "Alat yang bisa memberiku anak?""Bukankah memang begitu?" Briella tidak takut dengan kemarahan Valerio. "Aku sudah menjadi alat pelampiasan nafsumu selama lima tahun. Aku suda

    Last Updated : 2024-02-17
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 242

    Briella memilih untuk masuk melalui pintu masuk perusahaan yang lain.Dia lebih memilih untuk menghindari Kinan.Lagipula, berbicara dengan seorang pengganggu sangat menguras energi dan stamina.Kinan sangat senang ketika melihat Briella menghindar begitu melihatnya. Dia berpikir kalau Briella takut padanya.Dia mengikuti Briella dengan langkah cepat, lalu meraih tas Briella.Briella menoleh ke belakang dan terlihat sangat lelah. Dia sudah menghindar, tetapi masih saja tidak bisa menyingkirkan pengganggu yang menjengkelkan ini."Kamu bawa apa?"Kinan tersenyum menghina saat melihat kue yang dibawa Briella di tangannya."Wah, ini buat siapa?"Briella melepaskan diri dari Kinan dan menjawab marah, "Kinan, kamu mau apa lagi!""Mau apa lagi! Apa kamu bodoh!" Kinan merapikan pakaiannya dan menatap Briella dengan remeh, seolah-olah dia sedang melihat pelaku kejahatan.Briella menatap Kinan dengan tatapan dingin dan melemparkan kue di tangannya ke tubuh Kinan.Kinan berdiri di atas tumpukan k

    Last Updated : 2024-02-17
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 243

    Semua orang menantikan pernyataan yang akan dilontarkan Kinan dan masih menunggu dengan tenang di tempat mereka berdiri.Briella maju selangkah dan berdiri di depan Kinan, membantunya membersihkan sisa-sisa kue dari rambutnya. Wajah Briella memperlihatkan senyum hambar dan sikapnya menunjukkan kepedulian palsu. Briella menatap kerumunan, memperlihatkan sosoknya yang cantik dan sisi lain dalam dirinya yang menyeramkan."Lihatlah, kenapa kamu ceroboh sekali."Briella membantu Kinan merapikan rambutnya yang berantakan, sambil berkata dengan nada dingin di telinganya, "Kinan, apa kamu mau mati?"Ini adalah pertama kalinya Kinan melihat Briella seperti ini. Dia hanya mengatakan satu kalimat saja, tetapi sudah mampu membuat Kinan berkeringat dingin.Briella membersihkan remah-remah di kerah baju Kinan dan melanjutkan dengan wajah tanpa ekspresi, "Kalau kamu mau mati, kamu bisa ceritakan semua yang kamu tahu tentangku."Tubuh Kinan membeku dan menatap Briella dengan linglung. Entah kenapa dia

    Last Updated : 2024-02-18
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 244

    Ini pertama kalinya Briella mendengarkan pernyataan Kinan yang sombong dan angkuh. Dia benar-benar gambaran dari manusia yang sangat tidak tahu malu."Kakak yang kamu maksud itu Davira?" Briella memperjelas, "Dia tunangan presiden Perusahaan Regulus. Kamu nggak tahu tentang itu, 'kan?""Tentu saja aku tahu, tapi sepupuku itu cinta pertamanya. Itulah hubungan mereka."Briella mengernyitkan dahinya, mulai khawatir dengan kecerdasan Kinan.Awalnya dia khawatir Kinan akan membuat masalah untuknya. Namun, dengan kecerdasan Kinan yang seperti ini, Briella tidak perlu menggunakan sepuluh persen kekuatannya untuk melawan."Sudah mau terlambat." Briella mengguncang jam tangan di pergelangan tangannya. "Cepatlah. Aku nggak mau gajiku dipotong."Briella langsung berjalan ke pintu depan setelah mengatakan.Hari itu berjalan dengan baik tanpa Kinan dan kekacauan lain yang mengganggu suasana hati Briella. Jadi, dia bisa memberikan fokus penuh pada pekerjaannya.Di penghujung hari, Briella sudah berk

    Last Updated : 2024-02-18
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 245

    Briella dan Rieta sudah bertemu dua kali sebelumnya. Kesan Rieta terhadap Briella hanya sebatas sekretaris Valerio, wanita yang diperlakukan dengan baik oleh seorang Abimana.Hanya saja, hari ini dia meminta Briella masuk lewat pintu samping. Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah terjadi jika di masa lalu.Kalaupun Rieta tidak menyukai Briella, dia tidak akan membiarkan Briella masuk walaupun harus lewat pintu samping. Bagaimanapun, etika keluarga besar harus tetap diperlihatkan.Pikiran Briella bergerak cepat dan dia bisa menduga kalau Davira mungkin sudah mengatakan sesuatu kepada Rieta, sampai penilaian Rieta terhadap Briella pun berubah.Apa yang sebenarnya Davira dikatakan, Briella juga tidak tahu. Intinya itu bukan sesuatu yang baik."Kakek, Bu Rieta."Briella membungkuk sedikit ke arah keduanya. Dia baru masuk, tetapi sudah memutuskan sesuatu di benaknya. Karena ada Bu Rieta di sini, jadi etiketnya harus sepuluh kali lebih baik. Kalau tidak, dia akan dimarahi.Benar saja, be

    Last Updated : 2024-02-18
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 246

    Abimana mendongak dan melirik Rieta dengan tatapan kesal."Kalau kamu seorang peri pun nggak akan aku terima!" Abimana menepuk tangan Briella. "Nak, hari ini kamu temani Kakek makan kue dan main poker. Jangan takut sama siapa pun. Apa kamu dengar?"Mata Briella terasa perih dan dia pun mengangguk kuat-kuat.Sikap Abimana membuat Rieta marah. Alisnya berkerut tidak senang karena melihat Abimana memperlakukan Briella dengan lebih penuh kasih sayang dibandingkan dengan semua anggota Keluarga Regulus.Namun, dia lebih kesal pada Briella."Ayah itu tetua Keluarga Regulus, aku menghormati setiap keputusan Ayah, melindungi serta menghargai keinginan pribadi Ayah. Tapi, aku nggak bisa setuju dengan pilihan Ayah dalam hal memilih istri untuk Rio."Abimana meremehkan, "Kalau kamu nggak setuju, aku akan memanggil Rio sekarang juga dan memaksanya untuk menikahi Briella walaupun dia nggak mau."Rieta terdiam, tidak menyangka kalau Abimana akan sebegitu melindungi Briella."Kenapa? Kamu mau aku memo

    Last Updated : 2024-02-18

Latest chapter

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

DMCA.com Protection Status