Share

Bab 157

Penulis: Julio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-27 18:00:00
"Gimana mau sembuh kalau nggak mau minum obat?" Valerio menatap wanita yang terbaring lembut di pelukannya. Pada saat ini, Briella adalah wanita kecilnya yang lemah lembut dan cantik.

"Nggak mau pokoknya ...." Briella mencengkeram kerah kemeja Valerio dengan kedua tangannya dan tanpa sadar menggambar lingkaran-lingkaran di dada pria itu. "Aku nggak mau minum obat."

Sikap manja Briella membuat Valerio tergelitik. Walaupun Briella punya permintaan yang berlebihan, Valerio akan tetap melakukannya untuknya.

"Nanti kalau Adrian datang, aku akan minta dia memberikan obat yang bisa dikonsumsi ibu hamil. Yang paling penting sekarang adalah kesehatanmu."

Jarang sekali Valerio bisa membujuk seorang wanita dengan begitu sabar. Dia sendiri tidak tahu apakah Briella yang sedikit tidak sadar ini akan mendengarnya atau tidak.

Telinga Briella sayup-sayup mendengar suara Valerio, tetapi dia merasa kalau semua itu hanya ilusi. Kapan Valerio pernah bersikap lembut kepadanya? Namun, pelukan pria ini sanga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 158

    Valerio memperhatikan serangkaian tindakan Zayden dan bertanya dengan penuh minat, "Di rumah kamu sering kerja?""Mama itu wanita dan tulang punggung keluarga kami. Sudah sepantasnya aku melakukan pekerjaan yang kiranya bisa membantu beban kerja Mama."Zayden memegang pinggiran baskom dengan kedua tangannya, turun dari bangku kecil dan menuju kamar tidur Briella.Pikiran Valerio menjadi campur aduk saat melihat gerakan Zayden yang terampil."Mamamu nggak melakukan pekerjaan rumah?""Mana mungkin. Mama paling hebat dalam melakukan apa pun." Zayden membawa baskom, berbalik dan menatap Valerio dengan wajah serius. "Mama bukan hanya bekerja mencari uang, tapi juga mengurus makan dan semua keperluanku. Selain itu, bosnya selalu memintanya kerja lembur sampai Mama sering nggak pulang ke rumah. Orang-orang memfitnah Mama sebagai wanita simpanan, tapi aku tahu kalau Mama cuma mau cari uang biar kehidupan kita jadi lebih baik."Valerio hanya diam saat mendengarkan ucapan Zayden dan hatinya tera

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 159

    Briella demam, jadi kesadarannya pun samar. Dia berpegangan pada tubuh Valerio seperti anak kucing. Tangan kecilnya menggenggam tangan Valerio yang sedang menyeka tubuhnya, lalu meletakkan telapak tangan Valerio di pipinya yang panas. Tatapan mata Briella seperti orang mabuk, setengah terbuka dan setengah tertutup. Mana ada pria yang bisa menahan godaan seperti itu."Gimana aku mau menyeka tubuhmu kalau kamu memegang tanganku terus?"Wajah Valerio menegang. Pengendalian diri yang dia lakukan sudah mencapai titik kritis."Nggak. Jangan lepaskan tanganku."Seperti anak kucing yang sedang mabuk, Briella mencengkeram tangan Valerio dan tidak mau melepaskannya. Valerio menjatuhkan handuk di tangannya yang lain dan memasukkannya ke dalam baskom.Kobaran hasrat di dalam dirinya terlalu besar untuk bisa ditahan.Lengan pria itu dipeluk erat oleh Briella. Pada saat ini, Briella membuka matanya dan menatap mata Valerio yang membara. Saat itulah dia sedikit sadar, mengedipkan matanya yang lebar s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 160

    Valerio menggigit daun telinga Briella seolah-olah sebagai hukuman. Suaranya yang rendah menyalurkan kelembutan yang tidak ada habisnya. "Masih berani nggak nurut lagi?"Briella menggelengkan kepalanya dan meraih tangan Valerio dengan manja. "Rasanya sangat nggak nyaman."Valerio menghentikan semua gerakannya. Melihat pipi Briella yang memerah, sepertinya wanita ini memang benar-benar sangat menderita. Entah apa yang sedang dilakukan Adrian sampai belum datang. Kalau menunggu lagi, Briella akan makin tersiksa."Ayo pakai baju. Aku bawa kamu ke rumah sakit." Valerio memakaikan Briella baju dan mengancingkannya, lalu menggendongnya dengan satu tangan dan langsung berjalan keluar.Zayden melihat Mamanya berada di pelukan Valerio dan melihat cengkeraman tidak berdaya tangan Mamanya di kemeja Valerio. Sikap Mamanya ini seperti anak kecil yang sedang sakit, yang meminta permen kepada orang tuanya dengan sikap manja.Wajah Valerio terlihat serius dan langkah kakinya sangat terburu-buru."Zayd

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 161

    "Om Nathan, kamu terlambat. Om Valerio datang lebih awal darimu, bahkan menyeka tubuh Mama dan menggendongnya ke rumah sakit."Zayden memakan semangka yang dibeli Nathan, sambil menjelaskan situasi saingan cinta Nathan.Ekspresi Nathan berubah serius. Zayden memakan apa yang dia belikan untuk Briella, tetapi malah menceritakan tentang pria lain. Bukankah sikap bocah ini sangat tidak etis?Nathan tidak akan marah pada anak-anak, dia hanya marah pada dirinya sendiri. Dia membiarkan wanita yang dia cintai direnggut berkali-kali darinya. Nathan tidak pernah semarah ini selama ini."Apa semangkanya enak?" Nathan mengambil dua biji semangka yang menempel di sudut mulut Zayden."Enak, sangat manis." Zayden mengambil sepotong semangka dari nampan buah dan memberikannya kepada Nathan. "Om, nih makan juga."Nathan mengambil semangka yang diberikan oleh Zayden dan menggigitnya. Lalu, dia berkata dengan pelan kepada Zayden, "Setelah kamu selesai makan, ayo kita ke rumah sakit.""Ke rumah sakit?" Z

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 162

    "Tunggu sebentar."Valerio memotong apel yang sudah dikupas menjadi beberapa bagian dan meletakkannya di atas piring buah, tidak lupa menusukkan tusuk gigi ke dalam masing-masing bagian. Pandangan Briella fokus pada gerakan pria itu yang memotong buah, karena terlihat seperti sedang mengutak-atik sebuah karya seni.Setelah selesai memotong apel, Valerio menyentuh suhu segelas air di salah satu sisinya, yang ternyata masih sedikit panas.Pria itu mengambil gelas itu dan meniup air di dalamnya, mencoba mendinginkan air di dalam gelas.Sudut bibir Briella terangkat, tiba-tiba merasa ingin tertawa."Kenapa tertawa?" Pria itu bertanya dengan nada serius, "Air ini panas, kalau nggak ditiup dulu, mana bisa diminum?"Briella hanya tersenyum karena tenggorokannya kering dan membuatnya tidak bisa bicara. Ketika dia tertawa, matanya dipenuhi oleh binar cahaya yang hanya menatap mata Valerio. Saat ini, Briella merasa tersentuh.Melalui tatapan ini, Valerio bisa mengetahui isi hati Briella. Ini ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 163

    "Hah apa?" Valerio menggendong Briella masuk ke kamar mandi, tidak lupa menutup pintu.Pria itu meletakkan Briella di atas wastafel dan Briella duduk di atasnya. Posisi Briella hampir sejajar dengan Valerio. Dia menatap Valerio dengan raut wajah bingung. Dia akan mengatakan sesuatu, tetapi Valerio menutup mulutnya dengan tangan pria itu.Mata Briella membelalak, sedikit bingung dengan apa yang dilakukan pria ini.Valerio mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya dan membuka halaman kosong dari memonya. Dia mulai mengetikkan sesuatu di dalamnya. Setelah selesai, dia mendekatkan layar ponselnya ke depan wajah Briella."Davira yang mendatangkan media dan wartawan ke mari."Briella tidak terlalu terkejut saat membaca kalimat itu di ponsel Valerio. Sesuai dengan apa yang dia duga sebelumnya, ternyata ini hanyalah sandiwara yang diatur oleh Davira.Briella mengambil ponsel pria itu dan mengetikkan beberapa kata lain. "Apa yang harus kita lakukan?"Valerio mengerucutkan bibirnya dan ekspresi si

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 164

    Mata Valerio tiba-tiba berubah muram dan dia melepaskan pelukannya pada tubuh Briella."Apa yang kamu mau?" Valerio sedikit bingung dengan Briella. Valerio bersedia memberikan semua yang dia miliki asalkan Briella tetap berada di sisinya dengan tenang, lalu melahirkan bayinya dengan selamat dan sehat.Bukankah wanita ini sangat menyukai uang? Valerio memberikannya, tetapi sepertinya sekarang uang juga tidak mampu menggerakkan hati wanita itu."Aku nggak mau apa pun." Briella menjawab dengan nada dingin, "Kita memiliki jalan hidup sendiri dan harus kembali ke dunia kita masing-masing dan hidup dengan baik."Wajah tampan Valerio terlihat muram. Dulu, wanita ini pernah mengatakan kalau Valerio adalah dunianya.Sandiwara wanita ini benar-benar sangat luar biasa."Kalau kamu ingin aku menikahi Davira, baiklah." Valerio menatap Briella dengan tatapan dingin, lalu melanjutkan dengan sikap angkuh, "Yang penting kamu menjaga dirimu dan anakmu, biar dia lahir dengan sehat dan selamat.""Pak Vale

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 165

    "Rio, aku tahu kamu nggak akan meninggalkanku sendirian."Dari bahu Valerio, tatapan mata Davira melirik ke arah pintu kamar mandi yang tertutup.Briella, bukankah kamu sangat hebat? Sekarang kelihatannya kamu nggak ada apa-apanya. Kalau bukan karena mengandung anak Rio, Rio pasti sudah membuangmu.Raut wajah Davira menunjukkan senyum puas, tetapi dia menyembunyikannya dengan rapi sebelum Valerio menatapnya. Wajahnya terlihat pasrah dan polos."Rio, wartawan itu nanti akan tanya kenapa aku dirawat di rumah sakit." Davira terlihat lemah dan detik berikutnya seperti akan menangis, "Lalu, kenapa kamu bisa ada di bangsal wanita lain? Gimana kalau nanti aku panik dan salah bicara?"Valerio menunduk dan menyapu pandangannya ke arah Davira dengan tatapan dingin. "Jadi bisu. Bisa, 'kan?"Davira terdiam sejenak, setelah beberapa saat baru menyadari apa yang dimaksud Valerio. Jadi, pria ini keberatan karena dia terlalu banyak bicara?"Rio, aku ...." Awalnya Davira memang takut. Sekarang, dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

DMCA.com Protection Status